Paper PENdadaran
Paper PENdadaran
nukman.tsaqib.t@ugm.ac.id
2
kholid@ugm.ac.id
3solli.murtyas@ugm.ac.id
Intisari Saat ini bangunan menjadi salah satu konsumen energi terbesar di dunia. Suatu efisiensi perlu dilakukan untuk
mengurangi penggunaan energi di bangunan. Diperlukan suatu standar yang dapat mengatur penggunaan energi di bangunan
tersebut. Beberapa konsep standar pengaturan konsumsi energi bangunan telah dibuat. Konsep yang banyak digunakan di berbagai
negara adalah konsep Overal Thermal Transfer Value (OTTV). OTTV menunjukkan nilai rata-rata dari perpindahan panas yang
masuk ke dalam bangunan atau dengan kata lain merupakan nilai beban enrgi panas pada bangunan tersebut. Pemerintah Indonesia
telah menentapkan beberapa standar efisiensi konsumsi energi. Salah satu standar tersebut adalah SNI 6389:2011 mengenai
konservasi energi selubung bangunan.
COMSOL Multiphysics adalah perangkat lunak untuk permodelan dan simulasi dalam penyelesaian suatu fenomena fisis. COMSOL
Multiphysics digunakan untuk melakukan simulasi pemvisualisasian persebaran panas yang ada pada suatu bangunan. Dengan
melihat bagaimana persebaran panas pada bangunan dapat diketahui bagaimana pengaruh nilai OTTV terhadap beban energi
panas pada bangunan tersebut.Kata kunci Letakkan 5 6 kata kunci Anda di sini, kata kunci dipisahkan dengan koma.
Abstract This document gives formatting instructions for authors preparing papers for publication in the Teknofisika journal. The
authors must follow the instructions given in the document for the papers to be published. You can use this document as both an
instruction set and as a template into which you can type your own text.
Abstract should be no longer than 400 words. It gives a brief summary of the content of the paper and point out the main objective,
the methods employed, the results obtained and major conclusions.
Keywords Include 5 6 keywords or phrases, keywords are separated by a comma.
I. PENDAHULUAN
Bangunan adalah salah satu konsumen energi terbesar
di dunia dan penyebab seperempat hingga sepertiga
konsumsi penggunan energi [1]. Di Amerika Serikat,
bangunan bertanggung jawab atas sekitar 48% konsumsi
energi [2]. Di Eropa, bangunan bertanggung jawab sekitar
40% konsumsi energi [3]. Di Uni Emirat Arab, 70% dari
energi domestik primer dialokasikan untuk bangunan. Di
Indonesia sendiri, bangunan menggunakan 40,8% dari
keseluruhan konsumsi energi [4].
Melihat data-data yang ada tersebut, saat ini telah
dilakukan berbagai cara untuk pengendalian penggunaan
energi terutama dalam bangunan. Salah satu langkah
pengendalian yang dilakukan adalah dengan membuat
suatu standar penggunaan energi pada bangunan tersebut.
Hal ini digunakan agar pada saat bangunan digunakan
tidak dilakukan pemborosan energi. Standar ini digunakan
sebagai suatu kriteria dasar dalam pembuatan bangunan.
Beberapa konsep standar pengaturan konsumsi energi
bangunan telah dibuat. Konsep yang banyak digunakan di
berbagai negara adalah konsep OTTV yang diperkenalkan
Perpindahan Panas
Panas konduksi yang melalui kaca jendela.
Mekanisme perpindahan panas terjadi karena adanya
perbedaan nilai suhu pada suatu keadaan tertentu. Panas
akan mengalir dari suhu yang lebih tinggi ke tempat yang
memiliki suhu yang lebih rendah. Ada tiga mekanisme
perpindahan panas yang terjadi yaitu secara konduksi,
konveksi ,dan radiasi. Mekanisme perpindahan panas
inilah yang menyebabkan bagaimana panas lingkungan
bisa masuk kedalam bangunan melalui selubung
bangunan tersebut.
Pada perpindahan panas yang terjadi pada bangunan,
radiasi matahari yang diterima oleh selubung nantinya
akan masuk kedalam bangunan melalui tiga mekanisme
utama yaitu :
Qjendela= Uf WWRT
(3)
Panas radiasi sinar matahari yang melalui kaca jendela.
Qradiasi=
SCWWRSF
(4)
Nilai hasil perhitungan ini kemudian digunakan sebagai
parameter untuk simulasi. Simulasi dilakukan untuk
memvisualisasikan bagaimana pengaruh nilai OTTV
terhadap persebaran panas pada bangunan. Dengan
mengetahui visualisasi persebaran panas pada bangunan
+ Lobby
Baca Lantai 3 + Lobby
Ruang Fotocopy
Barat
24,026
34,875
Timur
-
26,238
52,047
20,569
39,190
39,613
41,701
84,514
21,0252
35,495
Persebaran Panas Pada Beban Panas Maksimum
Pukul 15.00
.
Gambar 4 Isothermals Contours Persebaran Panas Pada Mushola dengan
Beban Panas Maksimum Pukul 15.00
a.
OTTV (W/m2)
Utara
Barat
Utara
Barat
Total
0,258 0,213
23,608
34,875
29,242
0,127 0,107
14,576
20,397
17,439
Tabel 5.7 Perbandingan Perubahan Nilai WWR
Terhadap Nilai OTTV
Utara
Barat
Utara
Barat
Total
0,5
0,391
0,5
0,396
23,608
19,955
34,875
29,488
29,242
24,721
Optimalisasi
Barat
Total
Tanpa
23,608
34,875
29,242
Optimalisasi
Dengan
11,258
16,392
14,585
Optimalisasi
Berdasarkan hasil nilai OTTV di atas, optimalisasi
yang dilakukan bisa menurunkan nilai OTTV sebesar 4050%. Untuk melihat bagaimana persebaran panas yang
terjadi pada ruanan dapat dilihat pada gambar 8.
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]