Anda di halaman 1dari 2

BUKAN PEMBANTU SEKSI TETAPI PELAYAN SEJATI

Ini adalah esai ke-5 saya dalam proses menyelesaikan pembacaan Purpose Driven Life.
Saya sangat meminta maaf kepada LDP Specialist, khususnya kepada Kak Feratina
Immawati atas keterlambatan esai saya. Keterlambatan ini disebabkan adanya beberapa
hal yang menyita waktu saya sehingga saya tidak sempat menyelesaikan esai ke-5 dan ke6 saya tepat pada waktunya. Saya juga minta maaf atas ketidakprofesionalan saya dalam
mengatur waktu dengan baik (sekali lagi saya minta maaf jika kata-kata saya ini sedikit
lebay).
Minggu ke-5 pembacaan Purpose Driven Life, saya membaca dan merenungkan tujuan
hidup saya yang selanjutnya, yaitu menjadi seorang pelayan. Bukan sembarang pelayan,
tetapi Pelayan Allah. Yeah, Im the servant of The Creator. Akan tetapi, banyak hal yang
tersirat maupun tersurat dibalik kata pelayan.
Tuhan sendiri yang menciptakan kita sehingga kita wajib menuruti semua keinginan-Nya.
Tidak mungkin songgok tanah liat memerintah seorang penjunan untuk membentuk sesuai
keinginan tanah liat itu. Penjunan lah yang berhak atas masa depan tanah liat tersebut.
Begitu juga dengan hubungan kita dan Pencipta yang merupakan Bapa kita. Suka-suka
Tuhan. Ia ternyata juga membentuk kita menjadi seorang pemimpin dengan hati pelayan.
Itu lah tugas kita untuk menjadi pelayan Allah. Menjadi pelayan Allah berarti Ia menyadari
bahwa dirinya telah diselamatkan. Oleh karena itu, dengan hidup yang telah dibebaskan
dari belenggu dosa, maka kita seharusnya rindu untuk melayani-Nya dengan penuh ucapan
syukur. Menjadi seorang Kristen berarti berkomitmen untuk menjadi pelayan Allah.
Sayangnya, kita bertumbuh di dunia yang haus untuk dilayani ini. Kita tumbuh dalam
lingkungan yang ingin dilayani oleh orang lain. Menerima tugas menjadi seorang pelayan
allah berarti kita siap untuk memberikan makna kehidupan kita untuk sesuatu yang kekal.
Bukan jangka waktu yang terpenting, melainkan sumbangsih pelayanan kita.
Saya mendapatkan peneguhan dari Allah bahwa menjadi pelayan Allah adalah panggilan
hidup kepada semua orang, tak terkecuali kepada saya sehingga saya tidak perlu repotrepot menolaknya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya saya menerima panggilan Tuhan
untuk melayani itu sebagai bentuk ucapan syukur, terima kasih, dan cinta saya kepada
Tuhan.
Kejadian kita dahsyat dan ajaib. Ia memberikan kombinasi genetik yang berbeda satu sama
lain. Ia tahu mengapa iris mata kita berwarna atau gelap. Ia tahu mengapa Ia memberi gen
rambut yang keriting atau lurus. Secara fisik, kita diciptakan berbeda dan unik. Maka,
secara jiwa dan roh, Ia juga membentuk kita berbeda. Tuhan memperlengkapai kita dengan
karunia rohani, hati, kemampuan, kepribadian, dan pengalaman yang berbeda. Karunia
rohani merupakan ekspresi kasih karunia Allah bagi masing-masing kita. Ia memberi
karunia yang berbeda supaya kita masing-masing saling membutuhkan. Hati yang Ia
berikan mewakili sumber segala motivasi kita dalam melayani Dia. Hati kita menunjukkan
siapa diri kita yang sesungguhnya. Hati merupakan sinonim dari hasrat. Hati memiliki minta
yang berasal dari Allah. Kita wajib menjaga hati kita supaya kita bisa melayani Allah benarbenar dari hati kita yang terdalam. Ketika kita benar-benar melayani dengan segenap hati
kita, maka kita akan benar-benar memiliki antusiasme tanpa butuh orang lain untuk
memotivasi dan melakukan pelayanan itu dengan baik.
Saya menerima beberapa hal baru melalui pembacaan bab ini. Saya merenungkan bahwa
jika saya benar-benar melayani Allah, maka saya tidak membutuhkan orang lain memaksa
saya untuk melakukan suatu pelayanan. Saya akan merasa damai sejahtera ketika saya
melayani Allah dengan landasan syukur dan ekspresi terima kasih atas karunia dan hati
yang telah diberikan-Nya.
Spiritual gifts. Heart. Ability. Personality. Experiences. Sekali lagi Allah menghendaki
kesatuan dan keberagaman bukannya keseragaman. Oleh karena itu, Ia juga memberikan
masing-masing kita keunikan. Baik melalui karunia rohani, hati, kemampuan, kepribadian,
maupun pengalaman kita. Ia memberi kemampuan yang tumbuh dalam diri kita sebagai
bakat alami kita. Semuanya itu berasal dari Allah dan wajib dipkai untuk memuliakan Allah.

DNA dalam tubuh kita saling tergabung oleh jutaan bahkan milyaran ikatan fosfodiester.
Tuhan pun sangat memperhatikan hingga detail yang begitu mendalam. Allah sanggup
memakai semua jenis kepribadian. Entah itu sanguin, melankolik, flegmatis, maupun
kolerik. Semua kepribadian itu sanggup dipakai oleh Tuhan dan personality itulah yang akan
mempengaruhi bagaimana kita menggunakan karunia rohani dan kemampuan kita. Selain
itu, Allah juga membentuk kita dari pengalaman yang berbeda-beda. Berbeda-beda
pengalaman, tetapi satu tujuan Allah, yaitu untuk melayani-Nya dan menggenapi tujuanNya. Baik pengalaman keluarga, pendidikan, pekerjaan, kerohanian, pelayananan, maupun
pengalaman yang menyakitkan sekalipun, Allah tidak akan membiarkan sesuatu terjadi
tanpa suatu tujuan yang jelas. Ia memberikan pengalaman yang menimbulkan luka hati
yang paling menyakitkan untuk suatu pelayanan terbesar bagi kita. Saya adalah saya
dengan segala SHAPE yang ada pada saya untuk melayani Tuhan dengan memberi yang
terbaik.
Allah sangat layak menerima yang terbaik dari kita. Pemberian terbaik untuk Allah adalah
dengan melayani-Nya dengan SHAPE yang ada pada kita.Kita tidak akan pernah
menemukan pelayanan terbaik kita sebelum kita mencoba berbagai pelayanan. Kita butuh
menerima dan menikmati SHAPE kita karena dengan mengenali keterbatasan kita, maka
kita dapat mengerti peran kita di dunia ini. Kita harus senang dengan apa pun SHAPE
kita. Kurangnya pengertian kita akan SHAPE kita akan membuat kita bersikap bodoh
dengan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Layanilah Tuhan dengan
style kita sendiri karena pelayanan kita di dunia ini untuk Allah adalah persiapan kita untuk
melayani-Nya dalam kehidupan yang kekal. Melalui bab ini, saya menganggap bahwa saya
adalah atlet yang harus mempersiapkan diri saya sebaik mungkin untuk hari besar nanti.
Melayani Allah juga berarti melayani orang lain. Allah lebih mengutamakan kita untuk
memiliki hati seorang pelayan. Seorang pelayan yang sejati adalah seorang yang mau
bertindak. Tuhan butuh pemimpin yang melayani. Allah senang dengan pelayan yang
memberikan dirinya. Pelayan yang memperhatikan kebutuhan orang lain, mau melakukan
yang terbaik, memiliki motivasi untuk mendedikasikan diri dengan benar sebagai pelayan
Allah. Tuhan juga merindukan pelayan yang setia, Ia juga ingin menciptakan Abraham,
Musa, Samuel, Daud, Daniel, Timotius, dan Paulus dengan SHAPE yang berbeda dan di era
yang lebih modern. Pelayan sejati yang dikehendaki Tuhan adalah yang memiliki hineni.
Biarlah hidup kita dikenal bukan dari penampilan kita melainkan dari pelayanan kita baik
kepada Allah maupun sesama. Sekecil apa pun pelayanan kita, Allah memperhatikan. Hal
yang menjadi bahan perenungan saya dalam membaca bab ini bahwa pemimpin itu adalah
pelayan yang harus diperlengkapi oleh karakter ilahi dari Allah. Saya sendiri menyadari
bahwa saya jarang memperhatikan kebutuhan orang lain, terkadang memiliki motivasi yang
salah, dan cenderung berfokus pada pujian dari orang lain. Mau tidak mau, saya wajib
mendahulukan keinginan TUhan sebagai seorang pelayan yang mau memperhatikan orang
lain.
Pelayanan kita diawali oleh pikiran dan cara pandang kita mengenai pelayan Allah.
Menjadi seorang pelayan Allah bukanlah suatu hal yang mudah karena pelayan
membutuhkan kerendahan hati yang sejati dengan lebih banyak memikirkan orang lain
daripada dirinya sendiri. Terkadang kita melayani untuk mendapat sanjungan dari orang
lain. Pelayan Allah yang benar adalah mereka yang membiarkan Allah memakai mereka
untuk tujuan-Nya dan membrikan seluruh waktunya untuk Allah. Kita tidak perlu menilai
pelayanan orang lain dan tidak bertugas membela diri ttterhadap setiap kritikan pelayanan
yang kita kerjakan. Asalkan pelayanan kita merupakan panggilan dari Allah dan kita benarbenar melakukan dengan sukacita, maka kita sudah mendasarkan identitas kita di dalam
Kristus. Saya mengerti bahwa saya harus menjadi setiap pelayanan saya sebagai sebuah
kesempatan yang bisa saya pergunakan selama saya masih hidup di dunia ini. Semakin
saya mempergunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, maka saya akan menjadi semakin

dekat dengan Kristus. Ya, saya harus berhenti untuk lebih suka dilayani, tetapi saya harus
mau melayani.
Sebenarnya pada dasarnya kita adalah makhluk yang lemah. Hanya Tuhan sajalah yang
sanggup menguatkan kita. Mungkin sebagai manusia kita memandang kelemahan kita
sebagai sesuatu yang sangat merugikan kita. Akan tetapi, justru Allah sang Pencipta
memiliki pandangan yang unik mengenai kelemahan kita. Kelemahan adalah sesuatu yang
memang sudah melekat pada kita sejak kita lahir dan kita tidak akan pernah bisa
mengubahnya. Ketika kita mengakui kelemahan kita dan mengenal peibadi Allah yang
sebenarnya maka Ia akan mulai memakai kelemahan kita untuk menunjukkan kuasa-Nya.
Allah sengaja menempelkan kelemahan dalam pribadi kita karena Ia tahu bahwa kita
adalah makhluk yang lemah daging. Ia menuntut kita untuk bersikap rendah hati sebagai

pelayan-Nya. Kerendahan hati yang Ia maksudkan adalah jujur dengan segala kelemahan
kita. Saya semakin percaya bahwa kemuliaan Tuhan dapat dinyatakan melalui kelemahan
saya. Saya merasa ketika saya mengakui bahwa saya terbatas dan lemah maka Tuhan akan
turun tangan untuk menyatakan kuasa-Nya melalui hidup saya.
Selama minggu kelima ini, Tuhan sudah sangat banyak memberi hikmat dan pembelajaran
yang luar biasa. Pemimpin bukanlah orang yang dengan seenaknya memerintah dan
mengatur, tetapi pemimpin adalah orang yang mau merendahkan hatinya sebagai pelayan
Allah.
Tuhan memberkati!

Anda mungkin juga menyukai