Anda di halaman 1dari 5

Pengendalian penyakit tungro pada tanaman padi dengan menggunakan

cara cara yang harus melihat aspek ekonomis maupun ekologis maka konsep
pengedalian hama terpadu harus diterapkan. Konsep pengendalian yang dapat
diterapkan secara terpadu yaitu :
1. Sanitasi
Tujuan sanitasi untuk menghilangkan sumber penyakit. Tanaman sakit yang
berumur kurang dari 2 bulan sisa-sisa tanaman sakit dan tanaman inang pengganti
harus dimusnahkan. Apabila serangan terjadi pada tanaman yang sudah keluar
malainya, sanitasi dilakukan dengan cara selektif yaitu ditujukan pada tanaman
yang terserang. Cara pemusnahannya (sanitasi) dengan membakar atau
membenamkan seluruh bagian tanaman, sisa-sisa tanaman dan rerumputan
kedalam Lumpur, kemudian diikuti dengan pengolahan tanah dan lahan dibiarkan
dalam keadaan terolah sampai dengan saat mulai bertanam secara bersamaan.
Inang pengganti yang ada disekitar areal pertanaman padi juga dimusnahkan.
2. Penggunaan varietas tahan
Pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan varietas tahan
merupakan cara paling aman dan murah bagi petani. Penanaman varietas padi
tahan terhadap tungro dan wereng hijau telah lama dilakukan, namun demikian
pelaksanaannya di lapangan masih terus diadakan perbaikan. Hasil evaluasi
ketahanan varietas dari tahun ke tahun ternyata bervariasi, artinya varietas yang
semula tahan setelah ditanam beberapa musim menjadi tidak tahan. Usaha untuk
memantapkan ketahanan varietas dilakukan dengan cara
- memilih varietas yang mempunyai resistensi horisontal
- pergiliran tanaman dengan non padi
- menanam tanaman peka sebagai perangkap, kemudian diperlukan dengan
pestisida
- pergiliran varietas
- menanam beberapa varietas yang mempunyai gentahan beraneka ragam
( Praptana dan Yasin, 2008).

Gambar 1. Varietas padi tahan penyakit tungro


3. Pola tanam
Pola tanam padi yang ditanam setahun sebanyak sekali atau dua kali
mendorong virus tungro berkembang dengan cepat dan sukar untuk kendalikan.
Untuk mengatasi masalah dapat di lakukan langkah langkah sebagai berikut :
a) Penerapan pola tanam
Pergiliran tanaman bukan padi. Penanaman padi paling banyak dilakukan dua kali
dalam satu tahun dengan bila memungkinkan agar ada mesa tidak ada tanaman
(masa bero) dengan harapan dapat memutuskan daun hidup atau rantai makanan
serangga penular.
b) Pergiliran varietas padi
Pada musim hujan (MH) ke musim kemarau seperti dijelaskan pada
gambar tersebut :

Keterangan
T 0 : Tidak memiliki ketahanan
T 1 : Memiliki tetua/gen tahan
T 2 : Memiliki tetua/gen tahan
T 3 : Memiliki tetua/gen tahan
: Arah pergiliran varietas dari musim hujan ke musim kemarau.
Hal yang perlu diperhatikan agar pola pergiliran tanaman dapat berjalan
dengan baik adalah:
- Tidak menanam satu golongan varietas yang sama tetuanya secara terus menerus
selama periode dan tempat tertentu. Contoh tidak di anjurkan penanaman varietas
padi dari musim hujan ke musim kemarau dengan menggunakan pola:
PB 36 - PB 38 atau PB 36 +PB 42 den lain-lain, sebaiknya dengan pole PB 42 PB 54 atau Brantas + Serayu.

- Penanaman dilakukan dengan serentak, paling sedikit mencakup areal satu


wilayah kerja penyuluhan pertanian (WKPP).
- Untuk daerah-daerah yang dikatagorikan sebagai daerah serangan penyakit
tungro disarankan tidak menanam varietas padi yang tidak mempunyai tetua tahan
(TO).
4. Perlakuan dengan Insektisida
Pemberian insektisida adalah untuk mengendalikan serangga penular yaitu
menekan perkembangan populasi wereng hijau.
Tabel : dosis pemberian insketisida butiran untuk mengendalikan penyakit tungro
Tingkat
pertanaman
1. Pesemaian

Waktu

Dosis

1 hari sebelum
sebar

4 kg/500 m2

insektisida

- Furadan 3 G
- Curater 3 G
- Darmafur 3 G
2. Petanaman sesaat-sebelum 17 kg/Ha
- Furadan 3 G
tanam
- Curater 3 G
- Darmafur 3 G
Selain insektisida butiran dapat pula digunakan Insektisida Sevin 85 SP, Azodrin
15 WSC, Durban 20 EC, Lebaycid 50 EC. Sumithion SO EC, den Agrothion SO
EC. Perlakuan dilaksanakan apabila dipertanaman ditemukan populasi wereng
hijau yang melebihi ambang ekonomi.
Dengan kaitannya dengan ambang ekonomi make peran pengamatan di lapangan
sangat panting untuk menentukan kapan penyemprotan insektisida dilakukan.
Adapun ambang ekonomi penyakit tungro den wereng hijau adalah sebagai
berikut:
1. Bila dari 10 ayunan faring diperoleh 10 ekor wereng hijau dilakukan
penyemprotan di pertanaman.
2. Bila ditemukan penyakit tungro den dari 10 ayunan faring diperoleh 1 ekor
wereng hijau, tanaman terserang dimusnahkan den penyemprotan dilakukan di
petak tersebut serta daerah sekelilingnya ( Departemen Pertanian, 1986)
Departemen Pertanian, 1986. Tungro dan Pengendaliannya. Bagian Proyek
Informasi Pertanian Irian Jaya.

Praptana, R H dan M. Yasin. 2008. Peranan Bioteknologi dalam Pengelolaan


Penyakit Tungro. Iptek Tanaman Pangan. 3 (1) : 98-111

Anda mungkin juga menyukai