Anda di halaman 1dari 55

METODE KERJA

PEMBANGUNAN JALAN KA BARU

PENDAHULUAN
Pekerjaan Pembangunan Jalan
merupakan pekerjaan yang menerus dari
pekerjaan tubuh baan sampai dengan pemasangan rel Metode kerja yang kami
sampaikan merupakan gambaran dan tahapan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat berjalan lancar dan
tepat waktu dan tepat sasaran. Namun demikian pada pelaksanaan nanti
dilapangan segala masukan serta kritikan dan saran dari Direksi pemberi tugas
dan Konsultan Pengawas akan kami laksanakan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini.
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan menyesuaikan item yg ada di
kontrak sebagai gambaran :
I.

II.

TUBUH BAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
C. PEKERJAAN TANAH
D. PEKERJAAN SANDCAP
E. PEKERJAAN DRAINASE
F. PEKERJAAN PENAHAN TANAH
a. Penahan Tanah Type T
b. Penahan Tanah Type L
G. PEKERJAAN BOX CULVERT
TRACK
A. PENGADAAN BAHAN
B. PEKERJAAN TRACK
C. BONGKAR PASANG PERLINTASAN DAN UTILITAS LAINYA
LX-360 PADA KM 350+450
LX-363 PADA KM 352+062
D. PEKERJAAN PENYELESAIAN

Metode
Ker ja

Hal. 1

I. TUBUH BAAN

A. PEKERJAANPERSIAPAN
1. Membuat dan Memasang Papan Proyek
Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek sebanyak 1 (satu) buah,
dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat sesuai dengan
peraturan dan arahan Direksi serta disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Papan proyek ini akan ditempatkan dilokasi kegiatan dan pada tempat yang
mudah dilihat, misalnya didepan bedeng kerja / direksi keet. Pemasangan
papan nama proyek dimulai pada saat mulainya pekerjaan dan dibongkar
setelah pekerjaan selesai dan sudah diserah terimakan kepada pihak Satuan
Kerja (Satker).
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
.
Paket
:
Pekerjaan :
Kontraktor Pelaksana : PT.
No.kontrak
: .
Tanggal : . 2016
Konsultan Supervisi : PT. .
Waktu Pelaksanaan
: ( .) hari kerja

Gbr. Pembuatan Papan Nama


Proyek
2.

Metode
Ker ja

Pembuatan Direksi Keet

Hal. 2

ATAP SENG BJLS

Teras

ATAP SENG BJLS

Teras

TAMPAK DEPAN

TAMPAK SAMPING kANAN

Teras
Teras

Teras

GUDANG KERJA
TAMPAK ATAS

DIREKSI KEET

Untu
k pembuatan Direksi Keet terlebih dahulu kami akan berkoordinasi dengan SK
setempat untuk menentukan lokasinya agar dekat dengan lokasi kerja
sehingga memudahkan pemantauan pelaksanaan pekerjaan. Adapun ukuran
dari direksi keet ini sesuai dengan gambar kerja dalam hal ini 18 m2. Direksi
keet dibuat dari bahan sederhana yaitu kayu kelas III, dinding dari tripleks t=
4mm, Seng gelombang BJLS 25 , pintu double triplek, Jendela kaca nako/
kawat ram, lantai beton tumbuk spasi 1:3:5 dengan tebal 5 cm. Setelah
selesai bangunan ini akan dicat dengan cat tembok warna putih dan
dilengkapi dengan peralatan meja, kursi tamu, white board, peralatan tulis,
ada gambar kerja, kotak obat , semboyan dan lain sebagainya.

3. Perlengkapan Direksi keet


Setelah selesai pembanguanan Direksi Keet dilengkapi dengan peralatan
meja, kursi tamu, white board, peralatan tulis, ada gambar kerja, kotak obat,
Semboyan dan lain sebagainya untuk mendukung pelaksanaan proyek ini.
Target Penyelesaian = 1 minggu

Metode
Ker ja

Hal. 3

4. Acces Road untuk pelaksanaan pekerjaan dengan sewa lahan


berproduksi
Disini dimaksudkan adalah jalan akses di tubuh baan sepanjang lokasi
pekerjaan yang berfungsi sebagai :
Jalan Kerja untuk pengiriman material dan alat, sehingga memperlancar
jalannya pekerjaan.
Jalan inspeksi dan pengawasan pekerjaan.
Dalam pembuatan acces road jika menyangkut dengan lingkungan
masyarakat harus berkoordinasi dengan masyarakat dan pemerintah
desa setempat.
Berkoordinasi dengan dinas jika acces road tersebut memakai area milik
Dinas.
Membuat kesepakatan dengan dinas terkait sehingga tercapai
kesepakatan yang saling mendukung kelancaran terlaksananya
pekerjaan.
Guna lancarnya pekerjaan diadakan pemeliharaan Acces Road selama
pekerjaan berlangsung.
Setelah selesai pekerjaan, acces road dikembalikan seperti keadaan
awalnya, atau sesuai kesepakatan.
Apabila di lokasi pekerjaan terdapat Utilitas umum sebelum memulai
pekerjaan harus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memindahkan
utilitas tersebut supaya tidak mengganggu kepentingan umum.
5. Pengukuran Gambar Pasang Patok Elevasi dan Termasuk Pembuatan
Shop drawing
Pengukuran adalah pekerjaan awal sebagai dasar pekerjaan selanjutnya. Alat
kerja yang digunakan antara lain :

Auto level lengkap dengan rambunya


Theodolit lengkap dengan rambunya
Meteran baja panjang 100 meter
Patok patok pengukuran
Alat bantu pendukung lainnya

Untuk MC-0, dilakukan joint survey antara Owner, Konsultan dan kontraktor
untuk mendapatkan Data Awal, dan merupakan pengecekan bersama baik
Gambar Desain maupun item pekerjaan yang ada dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Pengukuran dilakukan oleh Kontraktor dengan mengambil referensi data BM
yang ada dan dipakai dalam desain. Pengukuran dilakukan dengan metode
polygon tertutup dengan memakai alat Total Station.
Hasil data ukur, baik data situasi, elevasi, long profil dan cross profil
kemudian di plot sebagai dasar dalam pembuatan gambar kerja. Dalam
Metode
Ker ja

Hal. 4

pelaksanaan pengukuran dan pematokan, semua dukumen hasil data ukur


akan diperiksa konsultan pengawas dan Owner.
Marking dilokasi digunakan patok dari kayu kaso 5/7 dengan ditandai Cat.
pada beberapa lokasi dibuat patok koordinat referensi yang permanen
sebagai cadangan apabila patok dibadan jalan yang memakai kayu rusak /
hilang.

Dok. Pekerjaan
pengukuran
6. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi merupakan pekerjaan persiapan dengan mendatangkan tenaga
kerja, peralatan dan bahan ke lokasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
dalam pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek.
Adapun alat yang dipakai pada proyek ini antara lain:

Excavator untuk loading dan pembersihan lokasi


Buldozer untuk pekerjaan timbunan tanah
Vibro Roller untuk Pemadatan tanah
Genset berikut lampu dan kabel yang mencukupi
Alat pengukuran ( Total Station dan Theodolith)
Peralatan dan bahan Pekerjaan Sipil
Dump truck untuk angkutan Batu Kali, Pasir,Tanah dan lain sebagainya
HT (Radio Komunikasi)
Gerobak dorong
Alat alat tukang
Meteran baja, dll.
a. Mobilisasi
Mobilisasi peralatan dan material dilaksanakan melalui Jalan Darat,
menggunakan kendaraan truck.
Jadwal kedatangan tenaga kerja, Peralatan dan material direncanakan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah dibuat juga
memperhatikan kondisi stock yard yang ada sehingga, tidak ada
penumpukkan tenaga, Peralatan dan material.

Metode
Ker ja

Hal. 5

Penempatan material dan peralatan disesuaikan dengan schedule


pekerjaan, sehingga tidak terjadi penumpukan yang dapat
mengakibatkan pekerjan tidak lancer.

Dok. Mobilisasi

b. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan setelah semua pekerjaan dinyatakan
selesai.
Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan,
personil atau lainnya telah dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan
persyaratan-persyaratan penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur
dalam perjanjian telah dipenuhi.
Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan perubahan pekerjaan yang
diperlukan sebelum pengakhiran pekerjaan.
PENGIRIMAN BAHAN DAN PRODUK
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan bahan yang akan digunakan ,
Bahan bahan untuk pekerjaan tersebut antara lain :

Metode
Ker ja

Pengadaan Tanah Urug


Pengadaan Sub ballas Sirtu
Hal. 6

Pengadaan Batu Pecah


Geotextile
Pengadaan Beton untuk Pekerjaan Box-Culvert
Pengadaan Besi untuk Pekerjaan Box-Culvert
Pengadaan Pasir pasangan batu belah
Bantalan beton beserta penambet
Rel R 54
Aspal untuk perlintasan
Material perlintasan.
Serta alat dan bahan pendukung lainya
METODE PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN MATERIAL

Metode pengiriman material dikirim secara bertahap yang sebelum


didikirim terlebih dahulu dipersiapkan lokasi serta tempat penyimpanan
material supaya material terjaga mutu serta keamanannya dan tidak
mengganggu perjalanan kereta api.
Sebelum material dikirim ke lokasi harus dicek dahulu mutu serta
kwantitas yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang diijinkan.
Waktu pelaksanaan 4 Bulan : 2 bulan mobilisasi di awal pekerjaan dan
Demobilisasi 2 bulan di akhir pekerjaan

7.

Membuat Gudang dan Los Kerja


Fungsi gudang dan los kerja adalah tempat untuk penyimpanan material dan
peralatan kecil yang ada dilapangan supaya tidak rusak maupun hilang.
sedang kan los kerja berfungsi sebagai tempat bekerjanya tukang tukang
untuk pengerjaan pekerjaab yang dapat dikerjakan di los kerja antara lain
pekerjaan pembesian dan lain lain, Adapun ukuran dari gudang dan los kerja
ini sesuai dengan gambar kerja dalam hal ini 27 m2. Gudang dan los kerja
dibuat dari bahan sederhana yaitu kayu kelas III, dinding dari tripleks t=
4mm, Seng gelombang BJLS 25, pintu double triplek, Jendela kaca nako/kawat
ram, lantai beton tumbuk spasi 1:3:5 dengan tebal 5 cm. Setelah selesai
bangunan ini akan dicat dengan cat tembok warna putih dan dilengkapi
dengan penerangan dan peralatan kerja.

8.

Jaga Malam/Keamanan Peralatan Kerja dan Mesin-Mesin


Agar kelancaran pekerjaan terjamin maka bahan-bahan dan peralatan kerja
harus dijaga secara rutin terutama pada malam hari dan harus dilakukan
dengan terus menerus secara bergiliran, hal itu akan menghindari barangbarang yang hilang yang biasa dilakukan oleh tangan-tangan jahil.
Sedangkan untuk keamanan operasional kereta api dan keamanan para
pekerja maka kami akan menetapkan tenaga train watcher yang dilengkapi
alat komunikasi, bendera (merah dan hijau) lampu penerangan, helm, sepatu
kerja serta pluit pada lokasi-lokasi tertentu, seperti perlintasan, mengawal
pelaksanaan pekerjaan maupun alat berat.

Metode
Ker ja

Hal. 7

Penjagaan Lapangan /Train Watcher


Untuk keamanan operasional kereta api dan keamanan para pekerja maka
kami akan menetapkan tenaga train watcher yang dilengkapi alat
komunikasi, bendera (merah dan hijau) lampu penerangan, helm, sepatu
kerja serta peluit pada lokasi-lokasi tertentu terutama pada posisi lengkung
dan di perlintasan.
Pada lokasi pekerjaan dipasang Safety line untuk membatasi ruang gerak alat
dan pekerja supaya tidak mengganggu perjalanan KA.
9. Pengadaan Alat Semboyan
Alat semboyan/rambu rambu dibuat dua set yaitu terdiri dari semboyan 2A,
semboyan 2B, Semboyan 2C serta semboyan 3 dan diletakkan di direksi keet
dan dapat digunakan pada keadaan keadaan tertentu dan mendapat
persetujuan direksi serta pejabat PT KAI.
Semboyan 2A dan 2B dibuat dari plat seng berbentuk lingkaran diameter 60
cm. sebelah tepi dicat warna Putih lebar 5 cm bagian tengah dicat warna
Hijau dipasang pada tiang setinggi 3m dan penempatannya dengan jarak 3 m
dari as sepur. Sedang semboyan 2C dibuat dari kain (bendera) warna hijau
dan semboyan 3 berwarna merah pada siang hari dan lampu hand sein pada
malam hari. Semboyan dipersiapkan digudang material, dan pemasangannya
harus dikoordinasikan dengan penguasa wilayah (SK) sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Tiang semboyan tiang tertanam sedalam 1 m.
Jarak pemasangan semboyan dari As Jalan KA 3 m.
Semboyan :

merah

2A : Terdiri dari satu lingkaran


2B : Terdiri dari dua lingkaran
2C : Bendera warna hijau (untuk siang hari)
3
: Bendera warna merah (siang hari)
Malam hari menggunakan lampu hand sein

Jarak pemasangan semboyan :


2 C : Ditempat yang diamankan
2 B : 100 m dari titik yang diamankan
2 A : 200 m dari semboyan 2B dan dapat dilihat masinis
pada jarak minimal
300 m
Penjagaan semboyan dilaksanakan oleh tenaga dari Dinas yang mengerti
peraturan PT. KAI.

kuning

Metode
Ker ja

Hal. 8

2A

2B

2C

Gbr. Contoh Semboyan

10.

Pembuatan Rambu - Rambu Jalan Rel


a. Pembuatan Patok KM
Pekerjaan pembuatan tanda-tanda lintas Patok KM/HM bertujuan
untuk memberikan informasi kepada petugas KA untuk dapat
menentukan lokasi pada jalur lalu lintas KA sehingga bila ada kejadian
pada lalu lintas KA dapat segera dilakukan tindakan untuk menuju
kelokasi yang telah diinformasikan.
Patok KM dan HM dibuat dari beton uk. 15 x 15 x 100 cm, patok
tersebut dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan dimensi sesuai
dengan gambar kerja. Adapun peletakan patok KM/HM yang baru
mengikuti posisi letak patok KM/HM yang lama, jumlah patok KM/HM
yang akan dipasang disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Pengecatan :
Sebelum pengecatan, bersihkan dahulu patok dan merek teken
yang akan dicat dari kotoran (karat).
Warna cat harus sesuai dengan warna cat sebelumnya.
Apabila dalam pengecatan terdapat data yang hilang (seperti data
lengkung) maka kami akan segera berkoordinasi dengan dinas
terkait untuk melengkapi data tersebut.
Pada kaki patok merek teken dibersihkan dari rumput kemudian
ditata balas.

Gbr. Patok KM
b. Pembuatan Papan Lengkung (Semboyan 10 L)
Pembuatan papan lengkung :

Metode
Ker ja

Hal. 9

Terbuat dari bahan plat baja, dengan ukuran yang sudah ditentukan
sesuai dengan gambar.
Tiang papan tersebut dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan
dimensi
sesuai
dengan
gambar
kerja.
Adapun
peletakan
papanlengkung yang baru, mengikuti posisi papanlengkung yang
lama, jumlah papanlengkung yang akan dipasang disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.
Pada kaki papan lengkung ditata balas supaya kuat.
Semboyan 10L adalah semboyan tetap berupa papan informasi lengkung
yang dipancang di atas tanah dan berisi data-data lengkap mengenai
informasi lengkung berikut batas kecepatan yang diizinkan. Informasi
yang dimaksud umumnya berupa lebar sepur, panjang, tinggi, besar sudut
lengkung, nomor lengkung, jari-jari, maupun batas kecepatan yang
diizinkan.

Gbr. Papan
Lengkung
c. Pembuatan Pintu Perlintasan (Level Crossing)
Pembuatan pintu perlintasan sebidang :
Terbuat dari bahan kayu, alumunium, dan atau fiber.
Harus dicat dengan cat yang dapat memantulkan cahaya dengan
warna merah dan putih sesuai gambar.
Penggerak palang pintu dapat berupa mekanik atau motor listrik DC.
Silang andreas pada jalur tunggal dipasang silang andreas jenis -1dan untuk jalur ganda atau lebih dipasang silang andreas jenis -2sesuai gambar.
Silang andres dicat dengan cat yang dapat memantulkan cahaya.
Pemasangan :

Metode
Ker ja

Hal. 10

Peralatan pengaman perlintasan sebidang harus dipasang di luar


batas profil ruang bebas jalan rel.
Hendel pelayanan atau meja pelayanan pulang pintu pada
pengamanan perlintasan sebidang terlayan setempat harus
ditempatkan di gardu penjaga atau ruang PPKA untuk terlayan
terpusat.
Alat pendeteksi kedatangan kereta api pada pengaman perlintasan
sebidang elektrik otomatik harus dipasang sedemikian sehingga :
- Interval waktu antara alarm mulai berbunyi sampai dengan
kereta api berada di perlintasan sebidang adalah 45 detik.
- Interval waktu antara alarm mulai berbunyi sampai dengan pintu
mulai menutup 5 detik.

Fungsi :
Untuk mengamankan perjalanan kereta api pada waktu melewati
perlintasan sebidang dari pengguna jalan raya.

Gbr. Pintu
Perlintasan
11.

Pemindahan Tiang Telepon Dan Listrik

Pada lokasi pekerjaan yang terdapat tiang telepon dan listrik segera di ukur
jarak aman/prepal
antara tiang dengan Kereta Api dan dihitung jumlah tiangnya. Hasil
pengukuran ternyata tidak
aman maka segera berkoordinasi dengan pihak PT. TELKOM dan PLN untuk
memidahkan tiang
ke lokasi yang aman atas persetujuan Pihak Direksi dan Konsultan Supervisi.
Membuat Surat Permohonan untuk Pemindahan tiang telepon dan listrik ke
pihak Direksi dan
Tembusannya ke pihak Konsultan Supervisi. Setelah mendapat persetujuan
dari Pihak Direksi,
PT. TELKOM dan PLN maka kita persiapkan Tenaga Kerja dan peralatan yang
mendukung.
Pemindahan tiang telepon dan listrik dikerjakan dengan cara berurutan mulai
dari batas pekerjaan sampai akhir, tiap antar 3 tiang dibuatkan tiang
pengganti dan tiang lama dibongkar kabel telepon/listrik bisa dipindahkan ke
Metode
Ker ja

Hal. 11

tiang yang baru, pekerjaan tersebut secara menerus sampai selesai Tiang
yang akan dipindahkan.Pengawasan dari pihak PT. KA, PT. TELKOM dan PLN
harus berkoordinasi dengan baik karenapada saat pekerjaan pemindahan
tiang telepon dan listrik Kereta Api tidak berhenti.

B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pembongkaran Penahan Tanah Pasangan Batu Kali
Pembongkaran Penahan Tanah Pasangan Batu Kali harus disesuaikan dengan
gambar kerja dan keamanan Jalan KA eksisting, sebelum pembongkaran
disurvai lokasinya apakah akan membahayakan atau lokasi datar. Seandainya
posisi curam perlu perkuatan dengan crucuk dolken pada penahan tanah
yang akan dibongkar. Hasil material bongkaran dibuang/dikumpulkan pada
lokasi yang aman dan diserahkan ke benmat dan dibuatkan berita acara
serah terima material.
Pembongkaran harus hati hati dan tidak boleh terganggu dari perjalanan KA
ataupun lalulintas kendaraan proyek.

2. Pembongkaran Drainase pasangan batu kali


Drainase pasangan batu kali yang akan dibongkar terlebih dahulu
diukur, bagian mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.
Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang
dipakai adalah dengan Exavator dengan memperhatikan kondisi
drainase. Misalnya dengan mengalihkan aliran air terlebih dahulu.
Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada
pelaksana dan diteruskan kepada operator dan pekerja.
Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor
dan diawasi oleh pelaksana.
Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm
proyek, sepatu boot, dan sarung tangan untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan (kecelakaan).
Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses
pengerjaan.
Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung,
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
Setelah pekerjaan drainase selesai, bersihkan lokasi kerja dari bekas
puing-puing/sisa-sisa pekerjaan bongkaran. Kemudian Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengecekan

Metode
Ker ja

Hal. 12

pekerjaan pembongkaran apakah sudah sesuai dengan rencana kerja,


spesifikasi dan RAB.
Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja,
spesifikasi dan RAB, maka bias langsung melanjutkan ke pekerjaan
selanjutnya.
C. PEKERJAAN TANAH
1. Pembersihan/Striping
Sebelum pekerjaan ini dilakukan akan kami lakukan pengukuran
dilapangan untuk mengetahui data eksisting pekerjaan dan selanjutnya
akan kami pasang patok sebagai rambu bantu batas pekerjaan dan
elevasi pekerjaan yang dibutuhkan.
Pengupasan permukaan tanah dilaksanakan tidak kurang setebal 20 cm,
dimaksudkan untuk membuang tanaman beserta akar-akarnya sehingga
permukaan tanah menjadi bersih dari bahan-bahan yang tidak berguna
seperti akar-akar rumput dan sampah, sedang Pada daerah timbunan
pembersihan ini dilakukan sampai kedalaman 20 cm dibawah
permukaan timbunan akhir.
Estimasi peralatan yang akan digunakan :

No
1
2
3

Nama Alat
Dump Truck
Vibro Roller
Excavator PC 200

Kapasitas

Jumlah
Alat

6 m3
12 ton
1.8 m3

5-10
1
1

Stripping tanah dasar


meliputi
pekerjaan
pembersihan
pada
lokasi pekerjaan dari
rumput, sampah dan kotoran-kotoran lain yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan. Selanjutnya sampah atau bekas hasil pekerjaan stripping ini akan kami
angkut keluar area pekerjaan dengan menggunakan Dump truck kelokasi yang
telah ditentukan oleh Direksi Pemberi Tugas.

Dok.
Waktu pelaksanaan = 4 bulan Stripping

Metode
Ker ja

Hal. 13

2. Menggali Tanah Untuk Tubuh Jalan KA


Sebelum dilakukan pekerjaan galian terlebih dahulu dilakukan pekerjaan
striping tanah untuk memisahkan antara sampah, lumpur, serta tanah bagus.
setelah kelihatan struktur tanah aslinya. Untuk membentuk tubuh baan
sesuai yang direncanakan, maka perlu dilakukan pekerjaan galian tanah.
Karena area proyek adalah areal persawahan maka lokasi rencana timbunan
tubuh jalan kereta api digali sampai ketemu tanah keras, kemudian galiannya
secara bertahap dibuang keluar lokasi proyek sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas dan Direksi.
Pelaksanaan pekerjaan galian seperti gambar berikut:

Langkah - langkah :
a. Pengukuran akan kami lakukan kembali setelah pekerjaan stripping selesai
dikerjakan, selanjutnya dipasang patok-patok pada lokasi area galian
untuk menentukan elevasi galian dan posisi As jalan KA yang baru.
b. Untuk menghindari longsor maka galian akan kami buat kemiringan
lerengnya 1 : 1 sehingga memudahkan manufer alat berat.
c. Sebelum dilakukan pekerjaan galilan kami akan melakan test pit untuk
memastikan bahwa tidak ada jaringan dibawah lokasi area galian.
d. Karena area proyek adalah persawahan maka lokasi rencana tubuh jalan
kereta api digali sampai ketemu tanah keras, kemudian galiannya secara
bertahap dibuang keluar lokasi proyek sesuai dengan petunjuk Direksi dan
konsultan Pengawas
e. Galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan excavator setelah
pekerjaan pengukuran selesai. Hasil pekerjaan galian dipisahkan menjadi
2 bagian :
Material Terbuang.

Metode
Ker ja

Material yang berupa sampah dan kotoran-kotoran organik akan kami


buang dengan menggunakan Dump Truck ke lokasi pembuangan yang
telah ditunjuk oleh Direksi.
Material Terpakai.
Hal. 14

Material yang berupa tanah asli yang baik akan kami gunakan sebagai
material timbunan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari
Direksi.
f. Penggalian yang bersebelahan dengan fasilitas umum atau pribadi harus
dilindungi oleh Konstruksi dinding penahan tanah.
g. Kondisi air yang ada akan kami pelihara agar tidak merusak struktur tanah
dasar hasil pekerjaan galian.
h. Sebelum dan sesudah selesai pelaksanaan galian Penerima Tugas harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, hal mana
penting dalam pengukuran hasil kerja serta pemeriksaan terhadap hasil
galian sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya

Gbr. Proses
Penggalian
3. Timbunan Tanah Tubuh Jalan KA
Pengadaan Tanah Urug
Tanah Urug yang akan didatangkan dari Quary disekitar lokasi proyek
sehingga dalam pengirimannya berjalan lancar dan cepat , sebelumnya
diambil sampel untuk dites dilaboratorium yang ditunjuk konsultan supervisi
apabila hasil dari tes Tanah urug tersebut sesuai spesifikasi teknis yang
disyaratkan oleh pemberi tugas, pengiriman material menggunakan Dump
Truck disimpan atau ditempatkan didekat lokasi pekerjaan dan tidak
mengganggu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Timbunan Tanah Tubuh jalan KA dan Pemadatan
Setelah Quary tanah urug disetujui dan lolos tes maka segera didatangkan
kelokasi pekerjaan yang terlebih dahulu disiapkan lokasi timbunan yang
sudah distriping dan dipadatkan tanah dasarnya yang diangkut menggunakan
dump truck diratakan dengan bulldozer serta dipadatkan lapis demi lapis
( per 30 cm ) menggunakan vibro roller.
Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan. alat berat yang digunakan antara lain : Dump
Truck untuk mengangkut tanah, Bulldozer untuk meratakan permukaan tubuh
baan dan Vibro roller untuk memadatkan lapisan tanah hingga mencapai
kepadatan tanah yang telah ditentukan.
Metode
Ker ja

Hal. 15

Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm dibawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan, Lapisan tanah yang dalam dari 30 cm atau kurang dari elevasi
tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan. Sepanjang tidak ditentukan lain bahwa
pemadatan tanah urugan tidak boleh mengandung air lebih dari 15%.
Setelah selesai maka hasil pekerjaan timbunan ini ditest dengan metode
yang telah ditentukan oleh Direksi pemberi tugas biasanya menggunakan
test CBR (california bearing ratio) untuk mengetahui tingkat kepadatan tanah
yang harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Tahapan pengerjaannya yaitu tubuh baan dipasang profil dari kayu tiap jarak
25 m, kemudian dibuat trap - trapan sedalam 30 cm untuk pengikat antara
tanah asli dan tanah urugan yang akan ditimbun nantinya, setelah itu tubuh
baan yang telah ditrap diurug tanah merah pilihan, kemudian dipadatkan
dengan handy stamper, setelah kepadatannya sudah sesuai dengan yang
diinginkan.

Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, kami akan melakukan pengukuran dan


memasang profil sebagai acuan begitu juga meneliti kondisi existing didalam
tanah kemungkinan ada utilitas seperti kabel-kabel atau yang lain agar
diamankan /dilindungi selama pekerjaan berlangsung.

Gbr. Timbunan tanah untuk tubuh jalan KA dan


dipadatkan

Metode
Ker ja

Hal. 16

4. Penanaman Rumput Pada Lereng Timbunan


Pekerjaan penanaman gebalan rumput dapat dilakukan setelah pekerjaan
tanah selesai atau setelah pengurugan sirtu selesai.
Adapun langkah-langkah pengerjaannya :
a. Kami siapkan gebalan rumput yang dibutuhkan, yaitu dari jenis rumput
gajah atau sejenisnya dari pemasok lokal.
b. Penanaman dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
c. Banyaknya gebalan dalam 1 meter tidak boleh kurang dari 11 buah dan
ukuran gebalan minimum 20 x 20 cm.
d. Pemasangan gebalan rumput harus diproteksi dengan bambu agar tidak
lepas sebelum rumputnya berakar dan menempel kuat pada lereng
timbunan.
e. Seluruh area penanaman rumput harus diairi secukupnya dan ditekan
untuk mendapatkan permukaan yang rata.

Gbr. Menanam Gebalan


rumput
5. Pemasangan block zoden
Pekerjaan pembuatan blok zoden dilakukan memanjang sepanjang timbunan
tubuh jalan kereta sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Direksi.
6. Pengujian tanah

Metode
Ker ja

Test terhadap material urugan tersebut antara lain meliputi :


Berat jenis
Kadar air
Analisis pembagian butir
Hidrometer
Batas plastis
Batas Cair
Pemadatan (Standart Proctor)
Tes-tes lain yang dianggap perlu

Hal. 17

Biaya tes ditanggung oleh Rekanan. Direksi/Pengawas berhak menolak


material yang tidak memenuhi persyaratan :
a. Persyaratan bagi lokasi yang akan diurug
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari Lumpur, kotoran-kotoran dan
air. Bila ada genangan air, maka Rekanan harus mengeringkannya
terlebih dahulu misalnya dengan bantuan pompa air, agar pengurugan
bisa dilakukan dalam keadaan kering.
b. Pemadatan
Pekerjaan pemadatan tiap lapis urugan dilakukan dengan kadar air yang
diusahakan selalu mendekati kadar air optimum. Kadar air optimum
ditetapkan melalui percobaan laboratorium.
c. Persyaratan kepadatan :

Setelah urugan tanah selesai dipadatkan, dilakukan tes


kepadatan di lapangan (yang disaksikan oleh Direksi/Pengawas
maupun di laboratorium.

Untuk tes dilapangan, dapat digunakan sand cone method


atau cara lain yang disetujui oleh Direksi/Pengawas. Alat yang
digunakan telah ditera dan disediakan oleh Rekanan.

Lokasi dan jumlah titik yang di tes ditentukan oleh


Direksi/Pengawas.

Hasil tes harus tertulis dan diserahkan kepada


Direksi/Pengawas untuk memperoleh persetujuan.
Bila tes menunjukkan tingkat kepadatan yang belum memuaskan,
maka dengan atau tanpa perintah Direksi/Pengawas, Rekanan harus
melakukan langkah-langkah perbaikkan atas biaya Rekanan sendiri.
d. Tingkat Kepadatan
Tingkat kepadatan yang disyaratkan adalah :

95% dari kepadatan kering maksimum menurut ketentuan


ASTM D-698 atau Peraturan Bina Marga BPB-0111-76 yang berlaku
untuk semua urugan umum, urugan di bawah pondasi, di belakang
pangkal jembatan, pembuatan badan jalan dan lain-lain.

100% kepadatan kering maksimum untuk lapisan tanah


setebal 15 cm dari subgrade/ dasar balas pada pembuatan jembatan
kereta api.
Test kepadatan tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode tergantung
keinginan konsultan antara lain yaitu :

Metode
Ker ja

Hal. 18

7. Soil Improvement
a.

Soil Replecement
Pada lokasi tertetu perlu adanya perbaikan tanah dasar yaitu pada
keadaan tanah dasar yang jelek dan banyak lumpur dan berair perlu
adanya perbaikan tanah dasar. Adapun urutannya perbaikan tanah dasar
sebagai berikut :
Membuang lumpur sampai kedalaman tertentu dan dibuang keluar
lokasi pekerjaan.
Menimbun galian dengan limestone (batu kapur) dan dipadatkan
dengan ketebalan tertentu.
Diatas limestone ditimbun pasir yang dilapisi geotextile berfungsi
supaya lumpur tidak bisa naik ke permukaan tanah timbunan maupun
sirtu.
Setelah timbunan pasir yang dilapisi Geotextile langkah selanjutnya
adalah timbunan tanah bagus sampai level tertentu
Pemasangan Geotextile Sebagai separator
Setelah timbunan tanah selesai dikerjakan dan pengetesan tanah selesai
dikerjakan tahapan berikutnya pekerjaan geotextile sebagai separator
Yaitu pemasangan geotextile diatas urugan tanah sebelum di timbun sirtu.
Berfungsi untuk timbunan tanah tidak tercampur dengan timbunan sirtu.

D. PEKERJAAN SANDCAP
Metode
Ker ja

Hal. 19

1. Pengadaan Sub Ballas Sampai kelokasi pekerjaan dan Menghampar,


Meratakan Sub balas Termasuk pemadatkan
Bab ini mencangkup kebutuhan material dan pelaksanaan untuk pengadaan
sirtu (subbalas) yang harus di persiapkan sampai dengan tempat
penampungan sirtu (depo) seperti yang direncanakan.
Pekerjaan ini mencangkup penyediaan, pengangkutan, persiapan,
penyimpanan, sebagaimana yang direncanakan.
Karakteristik material.
Material subbalas
Material subbalas harus mencangkup pencampuran gravel dan kumpulan
aggregate pecah dengan spesifik gravity yang merata bersama pasir, bersih
dan bebas dari material organik atau tanah liat.
Material harus berbutir baik, tahan lama dan bebas dari ekses penurunan,
memanjang, perlunakan, atau pemecahan.
Lapisan pasir
Subbalas untuk tubuh jalan harus di tempatkan di atas lapisan pasir pada
daerah galian maupun timbunan.
Pemadatan
Subbalas dan lapisan pasir harus di padatkan untuk mencapai density sama
atau lebih besar dari 98 % maximum dry density yang di ukur dengan
modified proctor test.
Pelaksanaan.
Percobaan pemadatan
Sebelum pelaksanaan konstruksi tubuh jalan yang permanent membuat
lapisan percobaan pengujian pemadatan masing-masing tipe material yang
akan digunakan seperti yang di tentukan dalam Spesifikasi umum.
Material untuk contoh pemadatan harus bertipe sama dengan yang
digunakan dalam pekerjaan sebenarnya dan peralatan pemadatan harus
sesuai dengan program kerja kontraktor yang telah disetujui.
Lapisan percobaan yang tidak menunjukan hasil yang dapat diterima harus
di buang, dan percobaan di lakukan kembali sampai hasil yang sesuai.
Subgrade
Subgrade harus sesuai spesifikasi pemadatan dan toleransi ketinggian yang
di tentukan, harus bebas dari material yang lepas atau material lain, dan
harus sesuai dengan ketentuan pada persiapan subgrade.
Bongkar/muat material subbalas harus di lakukan dengan truck atau
peralatan pemindah tanah mekanis sedemikian hingga bekas roda
Metode
Ker ja

Hal. 20

kendaraan atau gangguan pada subgrade yang telah selesai tidak terjadi
sama sekali.
Tanah dasar yang rusak atau material yang lepas pada sugrade harus
dibuang dan dipadatkan kembali.

E.
PEKERJAAN DRAINASE
1. Pembuatan Drainase Permukaan (Open U-Ditch)
Setelah pekerjaan tubuh baan selesai dikerjakan dan sudah memenuhi
syarat serta sesuai gambar pekerjaan selanjutnya pembuatan drainase
permukaan ada beberapa jenis drainase permukaan antara lain :
U-Ditch terbuat dari pasangan batu belah dengan perbandingan spesi
1pc : 4ps tahap pengerjaannya penentuan ukuran serta dimensi UDitch arah aliran air. Pemasangannya menggunakan batu yang
dipasang secara rapi dengan spesi 1pc : 4ps dengan material sesuai
spesifikasi teknis yang ditentukan.
U-Ditch terbuat dari beton bertulang pracetak yang dicetak dipabrik,
pemasangan dengan terlebih dahulu membuat lantaiu kerja dan
meletakkan U-Ditch secara rapi. sehingga air mengalir dengan lancar.
kelebihannya pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat.
U-Ditch terbuat dari beton bertulang dicetak ditempat. Setelah
pengukuran selesai diukur dan dasar saluran rata terus di lakukan
pembesian sesuai gambar kerja kemudian pekerjaan begesting
dikerjakan dengan rapi supaya hasilnya memuaskan. selanjutnya
pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari direksi. U-Ditch
jenis ini memakan banyak waktu dalam pengerjaannya.
Penentuan jenis U-Ditch harus mendapat persetujuan dari direksi dan
konsultan supervisi.
2. Beton K-175 untuk Lantai Kerja
Beton K-175 untuk lantai kerja bertujuan untuk meratakan dan pondasi U-

Metode
Ker ja

Hal. 21

Ditch supaya elevasi U-Ditch sesuai rencana sehingga air dapat mengalir
kearah yang ditentukan. Adapun tahapan pembuatan lantai kerja sebagai
berikut :
Setelah pekerjaan galian tanah untuk drainase permukaan selesai dan
sesuai elevasi yang direncanakan tahapan berikutnya adalah pengecoran
beton K-175 sebagai lantai kerja dengan ketebalan dan level yang sudah
ditentukan sebagai dasar dari lantai penahan tanah.

F.
PEKERJAAN PENAHAN TANAH
a. Penahan Tanah Tipe T
1. Batu Kosong Untuk Pondasi
Setelah pekerjaan Urugan pasir dibawah pondasi selesai dikerjakan dan
sudah padat dan rata maka tahapan berikutnya adalah dipasang pasangan
batu kosong sebagai perkuatan dasar pondasi penahan tanah tersebut
sampai ketebalan tertentu dan rata.
2. Beton K-175 untuk Lean Concrete
Setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dan rata maka tahapan
berikutnya adalah pengecoran beton k-175 sebagai lantai kerja dengan
ketebalan dan level yang sudah ditentukan sebagai dasar dari lantai
penahan tanah.

3. Beton K-350 Untuk Kontruksi Penahan


Pekerjaan beton K-350 digunakan untuk Kontruksi Penahan Tanah,Pekerjaan
beton dilakukan setelah Lantai kerja selesai, pembesian selesai dan
bekisting selesai. Apabila lokasinya susah dilewati mobil ready-mix maka
ngecor memakai manual/site mix dengan persetujuan konsultan supervisi
dan direksi.
Paska pengecoran beton harus dirawat agar mutunya baik sesuai dengan
spek yang ditentukan. Pada setiap pengecoran seharusnya beton harus di
diambil sampel untuk test beton sesuai dengan umur beton.
Setelah umur beton cukup maka bekisting dilepas dan lokasi proyek
dirapihkan.
4. Bekisting
Kayu yang dipergunakan untuk bekisting harus kering, rata, tidak bermata
kayu yang lepas, tidak pecah atau rusak pada permukaannya dan sama
tebal.
Metode
Ker ja

Hal. 22

Pekerjaan pemasangan bekisting adalah termasuk pula peralatan bantunya


seperti rangka-rangka penguat, stut-stut penunjang, pengikat dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting.
Bekisting harus dibuat sedemikian kuat dan rapat sehingga tidak akan
terjadi kebocoran air semen pada waktu pengecoran dan pula harus cukup
kaku untuk mencegah perubahan pada bekisting yang mungkin akan
terjadi pada waktu pengecoran beton dan dari getaran-getaran vibrator
dan lain sebagainya.
Untuk membuat ketepatan perletakan pada bekisting seperti pada angkur
baud, dan bahan-bahan penyambung lainnya harus direncanakan dan
dipersiapkan dengan sebaik dan sekuat mungkin.
Semua pekerjaan bekisting beton exposed, pada sudutnya harus dipasang
penutup celah berbentuk segi tiga yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dengan
maksud untuk memudahkan pembongkaran bekisting dan sebagainya.
Bekisting harus dipasang dengan kuat tapi mudah pula pembongkarannya,
dan bila dipasang untuk menyambung pekerjaan beton selanjutnya, maka
bekisting tersebut harus dipasang overlapping dengan sisi beton paling
sedikit 5 cm, dan bila berlobang maka lobang tersebut ditutup dengan
adukan kuat, diratakan dan dibuat sama warna.
Pipa Drainase/suling-suling
Pipa drainase/suling-suling dipasang untuk mengalirkan serapan air dari
tanah untuk menjaga kestabilan gaya guling ataupun gaya geser pada
beton dinding penahan tanah. Pemasangan sulin-suling pada Dinding
Penahan Tanah dari pipa pvc dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
petunjuk dari konsultan.

Beton Siap Pakai / Ready Mixed Concrete


Beton siap pakai (Ready Mixed Concrete) dari Batching Plant yang disetujui
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas boleh digunakan untuk pekerjaan
ini sepanjang dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai pula dengan
spesifikasi ini dengan memperhatikan hal-hal seperti:
Bahan-bahan yang digunakan
Perbandingan campuran
Air semen ratio
Slump test, dan
Kekuatan tekan hancur
Pengecoran
Methode pengecoran beton harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas. Pada pelaksanaan pengecoran ini harus diusahakan agar beton
tidak tercemar oleh kotoran atau bahan lain yang dapat merusak mutu
beton, pemisahan bahan sehingga beton tidak homogin, dan tidak boleh
berceceran dari masing-masing unsure bahan tersebut.
Semua besi beton dan bagian dalam bekisting harus segera dibersihkan
dari puing-puing dan dari genangan air sebelum pengecoran beton
dilakukan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas mengijinkan. Bila pengecoran tidak dilakukan 24 jam setelah ijin
diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, maka untuk

Metode
Ker ja

Hal. 23

pengecoran tersebut harus mendapat ijin lagi dari Pemberi Tugas/Konsultan


Pengawas.
Methode Pengecoran
Pengecoran harus dilaksanakan dengan cara terus menerus dari titik
tumpuan ke satu sampai dengan titik tumpuan berikutnya. Beton
berikutnya tidak boleh ditempatkan pada tempat yang berlawanan dengan
beton yang sudah dicorkan 30 menit lebih dahulu, jika tidak maka bentuk
sambungan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis ini.
Bila beton sudah dituangkan/dicorkan selama 4 jam maka beton
selanjutnya tidak akan dituangkan dari arah berlawanan dengan pekerjaan
yang tadi selama 20 jam berikutnya.
Beton harus dipadatkan dalam waktu 30 menit sejak beton dituangkan dari
mixer, jika beton yang dituangkan tidak sampai habis dituangkan, maka
agitator tersebut harus berputar terus menerus, dan bila waktu
pengantaran sampai ke pengecoran memakan waktu s/d dua jam, maka
semen dituangkan kedalam mixer 30 menit sebelum dicorkan.
Jangan sampai ada beton yang bermutu rendah atau terlalu encer dsb. Jika
pengecoran tidak dapat dilakukan dengan terus menerus, maka siar
sambungan dibuat sebagaimana mestinya sesuai spesifikasi atau seperti
yang dijelaskan pada gambar yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Pemadatan
Semua beton harus dipadatkan hingga menghasilkan beton yang benarbenar padat. Sepanjang tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, maka pemadatan menggunakan mesin pemadat/vibrator serta
tenaga mekanik yang cukup berpengalaman dan cakap dalam
mengoperasikan mesin tersebut.
Mesin vibrator tidak boleh diletakkan langsung diatas bekisting atau diatas
bagian besi beton yang akan dicor, atau diatas bagian beton yang baru
selesai dicor, melainkan harus dialasi dengan alas papan yang dialasi pula
dengan plastik.
Penggunaan vibrator dihentikan apabila kondisi beton telah benar-benar
pada dilihat secara visual. Pencurahan beton dari mixer dihentikan dahulu,
sementara mesin pemadat dipindahkan. Vibrator jangan digunakan pada
beton yang tercecer atau beton yang bukan pada tempatnya.

Metode
Ker ja

Pengambilan, Perawatan dan Pengetesan benda uji


Pengambilan benda uji dilakukan sebelum pengecoran dimulai dengan cara
dituang pada dolak yang sudah disediakan dan dilakukan pengetesan
slump kalau sudah disetujui nilai slumpnya kemudian diambil benda uji
sebanyak 3 cetakan berbentuk kubus, ditulis tanggal serta lokasi
pengecoran yang kemudian dirawat serta ditest dilaboratorium.
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman dengan waktu
minimal 7 hari.
Pengetesan benda uji dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui
bersama dengan perincian sebagai berikut :
1 buah ditest pada umur 7 hari.
1 buah ditest pada umur 14 hari.
1 buah ditest pada umur 28 hari.
Hal. 24

5. Pembesian

Pembesian merupakan komponen utama pada pekerjaan Struktur beton


karena bila dikerjakansesuai petunjuk dan gambar rencana diharapkan
struktur beton mampu menahan gaya tarik dan gaya desak.
Langkah - langkah Pekerjaan Pembesian antara lain :
Menyortir material besi yang akan di kerjakan.
Mempersiapkan alat bantu yang di perlukan antara lain : gunting, gergaji,
mesin Cut Off, tumpuan dimensi pembengkokan, kunci besi, mesin las dan
lain-lain.
Mempelajari dan memahami cara kerja pembesian berdasarkan gambar
kerja dan bar bending schedule.
Memotong besi sesuai kebutuhan dan membentuknya sesuai bar bending
schedulle.
Melakukan perakitan pembesian sesuai gambar kerja.
Pemasangan
Semua besi beton agar dipasang pada posisi yang tepat, kokoh/kuat sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar. Semua besi beton dipasang dengan
menggunakan pengikat kawat beton dengan kuat.
Kami akan bertanggung jawab atas peletakan besi beton, baik sebelum
maupun selama pengecoran sehingga letak besi beton tersebut tidak
berubah dari tempatnya.

6. Galian Tanah Biasa Termasuk Urug


Sebelum melakukan pembuatan Penahan Tanah harus terlebih dahulu
dikerjakan pengukuran untuk mengetahui posisi serta leveling penahan
Tanah tersebut sehingga bila penahan tanah sudah selesai dikerjakandapat
berfungsi maksimal. Setelah pengukuran sudah selesai dan disetujui
konsultan serta pemberi tugas lalu dilakukan galian tanah pada dasar
Penahan Tanah di angkat sampai ketemu tanah keras dan dibuang keluar
lokasi pekerjaan dan bila terdapat air harus dialihkan alirannya supaya
tidak mengganggu pekerjaan.
Setelah Penahan Tanah
selesai dibuat pengurukan tanah kembali
dilakukan di sisi Penahan Tanah tersebut dengan pemadatan tahap demi
tahap menggunankan stamper sampai level sesuai ukuran.
b. Penahan Tanah Tipe L
1. Batu Kosong Untuk Pondasi
Setelah pekerjaan Urugan pasir dibawah pondasi selesai dikerjakan dan
sudah padat dan rata maka tahapan berikutnya adalah dipasang pasangan
batu kosong sebagai perkuatan dasar pondasi penahan tanah tersebut
sampai ketebalan tertentu dan rata.
Metode
Ker ja

Hal. 25

2. Beton K-175 untuk Lean Concrete


Setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dan rata maka tahapan
berikutnya adalah pengecoran beton k-175 sebagai lantai kerja dengan
ketebalan dan level yang sudah ditentukan sebagai dasar dari lantai
penahan tanah.

3. Beton K-350 Untuk Kontruksi Penahan


Pekerjaan beton K-350 digunakan untuk Kontruksi Penahan Tanah,
Pekerjaan beton dilakukan setelah Lantai kerja selesai, pembesian selesai
dan bekisting selesai. Apabila lokasinya susah dilewati mobil ready-mix
maka ngecor memakai manual/site mix dengan persetujuan konsultan
supervisi dan direksi.
Paska pengecoran beton harus dirawat agar mutunya baik sesuai dengan
spek yang ditentukan. Pada setiap pengecoran seharusnya beton harus di
diambil sampel untuk test beton sesuai dengan umur beton.
Setelah umur beton cukup maka bekisting dilepas dan lokasi proyek
dirapihkan.
4. Bekisting
Kayu yang dipergunakan untuk bekisting harus kering, rata, tidak bermata
kayu yang lepas, tidak pecah atau rusak pada permukaannya dan sama
tebal.
Pekerjaan pemasangan bekisting adalah termasuk pula peralatan bantunya
seperti rangka-rangka penguat, stut-stut penunjang, pengikat dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting.
Bekisting harus dibuat sedemikian kuat dan rapat sehingga tidak akan
terjadi kebocoran air semen pada waktu pengecoran dan pula harus cukup
kaku untuk mencegah perubahan pada bekisting yang mungkin akan
terjadi pada waktu pengecoran beton dan dari getaran-getaran vibrator
dan lain sebagainya.
Untuk membuat ketepatan perletakan pada bekisting seperti pada angkur
baud, dan bahan-bahan penyambung lainnya harus direncanakan dan
dipersiapkan dengan sebaik dan sekuat mungkin.
Semua pekerjaan bekisting beton exposed, pada sudutnya harus dipasang
penutup celah berbentuk segi tiga yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dengan
maksud untuk memudahkan pembongkaran bekisting dan sebagainya.
Bekisting harus dipasang dengan kuat tapi mudah pula pembongkarannya,
dan bila dipasang untuk menyambung pekerjaan beton selanjutnya, maka
bekisting tersebut harus dipasang overlapping dengan sisi beton paling
sedikit 5 cm, dan bila berlobang maka lobang tersebut ditutup dengan
adukan kuat, diratakan dan dibuat sama warna.

Metode
Ker ja

Hal. 26

Pipa Drainase/suling-suling
Pipa drainase/suling-suling dipasang untuk mengalirkan serapan air dari
tanah untuk menjaga kestabilan gaya guling ataupun gaya geser pada
beton dinding penahan tanah. Pemasangan sulin-suling pada Dinding
Penahan Tanah dari pipa pvc dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
petunjuk dari konsultan.

Beton Siap Pakai / Ready Mixed Concrete


Beton siap pakai (Ready Mixed Concrete) dari Batching Plant yang disetujui
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas boleh digunakan untuk pekerjaan
ini sepanjang dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai pula dengan
spesifikasi ini dengan memperhatikan hal-hal seperti :
Bahan-bahan yang digunakan
Perbandingan campuran
Air semen ratio
Slump test, dan
Kekuatan tekan hancur
Pengecoran
Methode pengecoran beton harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas. Pada pelaksanaan pengecoran ini harus diusahakan agar beton
tidak tercemar oleh kotoran atau bahan lain yang dapat merusak mutu
beton, pemisahan bahan sehingga beton tidak homogin, dan tidak boleh
berceceran dari masing-masing unsure bahan tersebut.
Semua besi beton dan bagian dalam bekisting harus segera dibersihkan
dari puing-puing dan dari genangan air sebelum pengecoran beton
dilakukan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas mengijinkan. Bila pengecoran tidak dilakukan 24 jam setelah ijin
diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, maka untuk
pengecoran tersebut harus mendapat ijin lagi dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Methode Pengecoran
Pengecoran harus dilaksanakan dengan cara terus menerus dari titik
tumpuan ke satu sampai dengan titik tumpuan berikutnya. Beton
berikutnya tidak boleh ditempatkan pada tempat yang berlawanan dengan
beton yang sudah dicorkan 30 menit lebih dahulu, jika tidak maka bentuk
sambungan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis ini.
Bila beton sudah dituangkan/dicorkan selama 4 jam maka beton
selanjutnya tidak akan dituangkan dari arah berlawanan dengan pekerjaan
yang tadi selama 20 jam berikutnya.
Beton harus dipadatkan dalam waktu 30 menit sejak beton dituangkan dari
mixer, jika beton yang dituangkan tidak sampai habis dituangkan, maka
agitator tersebut harus berputar terus menerus, dan bila waktu
pengantaran sampai ke pengecoran memakan waktu s/d dua jam, maka
semen dituangkan kedalam mixer 30 menit sebelum dicorkan.
Jangan sampai ada beton yang bermutu rendah atau terlalu encer dsb. Jika
pengecoran tidak dapat dilakukan dengan terus menerus, maka siar
sambungan dibuat sebagaimana mestinya sesuai spesifikasi atau seperti

Metode
Ker ja

Hal. 27

yang dijelaskan pada gambar yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan


Pengawas.
Pemadatan
Semua beton harus dipadatkan hingga menghasilkan beton yang benarbenar padat. Sepanjang tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, maka pemadatan menggunakan mesin pemadat/vibrator serta
tenaga mekanik yang cukup berpengalaman dan cakap dalam
mengoperasikan mesin tersebut.
Mesin vibrator tidak boleh diletakkan langsung diatas bekisting atau diatas
bagian besi beton yang akan dicor, atau diatas bagian beton yang baru
selesai dicor, melainkan harus dialasi dengan alas papan yang dialasi pula
dengan plastik.
Penggunaan vibrator dihentikan apabila kondisi beton telah benar-benar
pada dilihat secara visual. Pencurahan beton dari mixer dihentikan dahulu,
sementara mesin pemadat dipindahkan. Vibrator jangan digunakan pada
beton yang tercecer atau beton yang bukan pada tempatnya.

Pengambilan, Perawatan dan Pengetesan benda uji


Pengambilan benda uji dilakukan sebelum pengecoran dimulai dengan cara
dituang pada dolak yang sudah disediakan dan dilakukan pengetesan
slump kalau sudah disetujui nilai slumpnya kemudian diambil benda uji
sebanyak 3 cetakan berbentuk kubus, ditulis tanggal serta lokasi
pengecoran yang kemudian dirawat serta ditest dilaboratorium.
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman dengan waktu
minimal 7 hari.
Pengetesan benda uji dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui
bersama dengan perincian sebagai berikut :
1 buah ditest pada umur 7 hari.
1 buah ditest pada umur 14 hari.
1 buah ditest pada umur 28 hari.

5. Pembesian

Pembesian merupakan komponen utama pada pekerjaan Struktur beton


karena bila dikerjakansesuai petunjuk dan gambar rencana diharapkan
struktur beton mampu menahan gaya tarik dan gaya desak.
Langkah - langkah Pekerjaan Pembesian antara lain :
Menyortir material besi yang akan di kerjakan.
Mempersiapkan alat bantu yang di perlukan antara lain : gunting, gergaji,
mesin Cut Off, tumpuan dimensi pembengkokan, kunci besi, mesin las dan
lain-lain.
Mempelajari dan memahami cara kerja pembesian berdasarkan gambar
kerja dan bar bending schedule.
Memotong besi sesuai kebutuhan dan membentuknya sesuai bar bending
schedulle.
Melakukan perakitan pembesian sesuai gambar kerja.
Pemasangan

Metode
Ker ja

Hal. 28

Semua besi beton agar dipasang pada posisi yang tepat, kokoh/kuat sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar. Semua besi beton dipasang dengan
menggunakan pengikat kawat beton dengan kuat.
Kami akan bertanggung jawab atas peletakan besi beton, baik sebelum
maupun selama pengecoran sehingga letak besi beton tersebut tidak
berubah dari tempatnya.

6. Galian Tanah Biasa Termasuk Urug


Sebelum melakukan pembuatan Penahan Tanah harus terlebih dahulu
dikerjakan pengukuran untuk mengetahui posisi serta leveling penahan
Tanah tersebut sehingga bila penahan tanah sudah selesai dikerjakan
dapat berfungsi maksimal. Setelah pengukuran sudah selesai dan disetujui
konsultan serta pemberi tugas lalu dilakukan galian tanah pada dasar
Penahan Tanah di angkat sampai ketemu tanah keras dan dibuang keluar
lokasi pekerjaan dan bila terdapat air harus dialihkan alirannya supaya
tidak mengganggu pekerjaan.
Setelah Penahan Tanah
selesai dibuat pengurukan tanah kembali
dilakukan di sisi Penahan Tanah tersebut dengan pemadatan tahap demi
tahap menggunankan stamper sampai level sesuai ukuran.
G.

PEKERJAAN BOX CULVERT


1. Galian tanah biasa termasuk urug
a. Galian tanah biasa
Pengukuran akan kami lakukan kembali pada lokasi pekerjaan
galian Box Culvert ini, selanjutnya dipasang patok-patok pada
lokasi area galian untuk menentukan elevasi galian sesuai dengan
gambar kerja yang telah disetujui Direksi.
Sebelum dilakukan pekerjaan galilan kami akan melakan test pit
untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan dibawah lokasi area
galian.
Galian tanah dilaksanakan secara manual setelah pekerjaan
pengukuran selesai.
Penggalian yang bersebelahan dengan fasilitas umum atau pribadi
harus dilindungi oleh Konstruksi dinding penahan tanah.
Kondisi air yang ada akan kami pelihara agar tidak merusak
struktur tanah dasar hasil pekerjaan galian.
b. Urugan tanah kembali dan dipadatkan
Setelah pekerjaan Box Culvert selesai, untuk menutup lobang bekas
galian maka dilakukan pengurugan tanah dan hingga mencapai elevasi
permukaan sesuai gambar dengan menggunakan stamper loncat atau
Vibrator Roller.
c. Pembuangan sisa galian tanah

Metode
Ker ja

Hal. 29

Material hasil pekerjaan galian yang tidak dapat dipakai kembali


dibuang kelokasi yang telah ditentukan oleh Direksi.

2. Batu Kosong Untuk Pondasi


Setelah pekerjaan Urugan pasir dibawah pondasi selesai dikerjakan dan
sudah padat dan rata maka tahapan berikutnya adalah dipasang pasangan
batu kosong sebagai perkuatan dasar pondasi penahan tanah tersebut
sampai ketebalan tertentu dan rata.

Beton K-175 untuk Lantai Kerja


Setelah pekerjaan urugan pasir untuk lantai kerja selesai dikerjakan maka
pekerjaan berikutnya pengecoran lantai kerja dengan beton K-175 dengan
memperhatikan ukuran dan kwalitas beton yang sudah ditentukan. Lantai
kerja harus rata dan ketebalan yang mendapat persetujuan konsultan.
Setelah rata dan kering beton lantai kerja dirawat dengan merendam
dengan air atau ditutup karung basah.
Metode
Ker ja

Hal. 30

3. Beton Bertulang K-300 untuk Box Culvert


Setelah pekerjaan lantai kerja selesai maka kami akan melakukan
pekerjaan pembesian pada lantai dan dinding dari Box Culvert sesuai
dengan gambar kerja. Adapun penggunaan material besi telah
disetujui oleh Direksi, dan pemasangannya mengikuti dari gambar
kerja yang telah disetujui oleh Direksi.
Pengecekan internal untuk mengontrol kondisi dan kelengkapannya.
Setelah sesuai, kita lakukan pengecekan bersama Konsultan dan
Direksi.
Setelah pengecekan bersama dilanjutkan dengan pembuatan bekisting
sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan support dan stut untuk dinding dan dag atas.
Pasang bekisting dinding dan dag.
Pasang pembesian dinding, lantai atas dan dinding bak balas.
Pasang pipa paralon D. 1 + wheephole pada beton bertulang
wingwall.
Pengecekan internal untuk mengontrol kondisi dan kelengkapannya.
Sebelum dilakukan pengecoran maka kami akan terlebih dulu
menyiapkan tenaga serta alat yang akan digunakan dan
memastikannya dalam keadaan baik.
Selanjutnya dilakukan pengecoran dengan menggunakan beton K-300
dan dibuatkan sample kubus beton tiap 5 m3 untuk uji pengetesan
material beton baik kekuatannya maupun mutu beton yang kami
gunakan.
Kontrol mutu Pekerjaan Beton :
Semua dimensi bangunan box culvert yang terpasang telah sesuai
dengan gambar kerja yang disetujui oleh Direksi.
Permukaan beton diexpos hingga mulus
Beton bertulang K-300 digunakan untuk :
Box culvert
Plat injak
Wingwall termasuk pipa drain D 1" + weephle

Metode
Ker ja

Hal. 31

4. Bekisting
Kayu yang dipergunakan untuk bekisting harus kering, rata, tidak bermata
kayu yang lepas, tidak pecah atau rusak pada permukaannya dan sama
tebal.
Pekerjaan pemasangan bekisting adalah termasuk pula peralatan bantunya
seperti rangka-rangka penguat, stut-stut penunjang, pengikat dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting.
Bekisting harus dibuat sedemikian kuat dan rapat sehingga tidak akan
terjadi kebocoran air semen pada waktu pengecoran dan pula harus cukup
kaku untuk mencegah perubahan pada bekisting yang mungkin akan
terjadi pada waktu pengecoran beton dan dari getaran-getaran vibrator
dan lain sebagainya.
Untuk membuat ketepatan perletakan pada bekisting seperti pada angkur
baud, dan bahan-bahan penyambung lainnya harus direncanakan dan
dipersiapkan dengan sebaik dan sekuat mungkin.
Semua pekerjaan bekisting beton exposed, pada sudutnya harus dipasang
penutup celah berbentuk segi tiga yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dengan
maksud untuk memudahkan pembongkaran bekisting dan sebagainya.
Bekisting harus dipasang dengan kuat tapi mudah pula pembongkarannya,
dan bila dipasang untuk menyambung pekerjaan beton selanjutnya, maka
bekisting tersebut harus dipasang overlapping dengan sisi beton paling
sedikit 5 cm, dan bila berlobang maka lobang tersebut ditutup dengan
adukan kuat, diratakan dan dibuat sama warna.
Pipa Drainase/suling-suling
Pipa drainase/suling-suling dipasang untuk mengalirkan serapan air dari
tanah untuk menjaga kestabilan gaya guling ataupun gaya geser pada
beton dinding penahan tanah. Pemasangan sulin-suling pada Dinding
Penahan Tanah dari pipa pvc dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
petunjuk dari konsultan.
Beton Siap Pakai / Ready Mixed Concrete

Metode
Ker ja

Hal. 32

Beton siap pakai (Ready Mixed Concrete) dari Batching Plant yang disetujui
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas boleh digunakan untuk pekerjaan
ini sepanjang dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai pula dengan
spesifikasi ini dengan memperhatikan hal-hal seperti :
Bahan-bahan yang digunakan
Perbandingan campuran
Air semen ratio
Slump test, dan
Kekuatan tekan hancur
Pengecoran
Methode pengecoran beton harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas. Pada pelaksanaan pengecoran ini harus diusahakan agar beton
tidak tercemar oleh kotoran atau bahan lain yang dapat merusak mutu
beton, pemisahan bahan sehingga beton tidak homogin, dan tidak boleh
berceceran dari masing-masing unsure bahan tersebut.
Semua besi beton dan bagian dalam bekisting harus segera dibersihkan
dari puing-puing dan dari genangan air sebelum pengecoran beton
dilakukan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas mengijinkan. Bila pengecoran tidak dilakukan 24 jam setelah ijin
diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, maka untuk
pengecoran tersebut harus mendapat ijin lagi dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Methode Pengecoran
Pengecoran harus dilaksanakan dengan cara terus menerus dari titik
tumpuan ke satu sampai dengan titik tumpuan berikutnya. Beton
berikutnya tidak boleh ditempatkan pada tempat yang berlawanan dengan
beton yang sudah dicorkan 30 menit lebih dahulu, jika tidak maka bentuk
sambungan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis ini.
Bila beton sudah dituangkan/dicorkan selama 4 jam maka beton
selanjutnya tidak akan dituangkan dari arah berlawanan dengan pekerjaan
yang tadi selama 20 jam berikutnya.
Beton harus dipadatkan dalam waktu 30 menit sejak beton dituangkan dari
mixer, jika beton yang dituangkan tidak sampai habis dituangkan, maka
agitator tersebut harus berputar terus menerus, dan bila waktu
pengantaran sampai ke pengecoran memakan waktu s/d dua jam, maka
semen dituangkan kedalam mixer 30 menit sebelum dicorkan.
Jangan sampai ada beton yang bermutu rendah atau terlalu encer dsb. Jika
pengecoran tidak dapat dilakukan dengan terus menerus, maka siar
sambungan dibuat sebagaimana mestinya sesuai spesifikasi atau seperti
yang dijelaskan pada gambar yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Pemadatan
Semua beton harus dipadatkan hingga menghasilkan beton yang benarbenar padat. Sepanjang tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, maka pemadatan menggunakan mesin pemadat/vibrator serta
tenaga mekanik yang cukup berpengalaman dan cakap dalam
mengoperasikan mesin tersebut.
Metode
Ker ja

Hal. 33

Mesin vibrator tidak boleh diletakkan langsung diatas bekisting atau diatas
bagian besi beton yang akan dicor, atau diatas bagian beton yang baru
selesai dicor, melainkan harus dialasi dengan alas papan yang dialasi pula
dengan plastik.
Penggunaan vibrator dihentikan apabila kondisi beton telah benar-benar
pada dilihat secara visual. Pencurahan beton dari mixer dihentikan dahulu,
sementara mesin pemadat dipindahkan. Vibrator jangan digunakan pada
beton yang tercecer atau beton yang bukan pada tempatnya.
Pengambilan, Perawatan dan Pengetesan benda uji
Pengambilan benda uji dilakukan sebelum pengecoran dimulai dengan cara
dituang pada dolak yang sudah disediakan dan dilakukan pengetesan
slump kalau sudah disetujui nilai slumpnya kemudian diambil benda uji
sebanyak 3 cetakan berbentuk kubus, ditulis tanggal serta lokasi
pengecoran yang kemudian dirawat serta ditest dilaboratorium.
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman dengan waktu
minimal 7 hari.
Pengetesan benda uji dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui
bersama dengan perincian sebagai berikut :
1 buah ditest pada umur 7 hari
1 buah ditest pada umur 14 hari
1 buah ditest pada umur 28 har

5. Pembesian
Pembesian merupakan komponen utama pada pekerjaan Struktur beton
karena bila dikerjakansesuai petunjuk dan gambar rencana diharapkan
struktur beton mampu menahan gaya tarik dan gaya desak.
Langkah - langkah Pekerjaan Pembesian antara lain :
Menyortir material besi yang akan di kerjakan.
Mempersiapkan alat bantu yang di perlukan antara lain : gunting,
gergaji, mesin Cut Off, tumpuan dimensi pembengkokan, kunci besi,
mesin las dan lain-lain.
Mempelajari dan memahami cara kerja pembesian berdasarkan
gambar kerja dan bar bending schedule.
Memotong besi sesuai kebutuhan dan membentuknya sesuai bar bending
schedulle.
Melakukan perakitan pembesian sesuai gambar kerja.
Pemasangan
Semua besi beton agar dipasang pada posisi yang tepat, kokoh/kuat sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar. Semua besi beton dipasang dengan
menggunakan pengikat kawat beton dengan kuat.
Kami akan bertanggung jawab atas peletakan besi beton, baik sebelum
maupun selama pengecoran sehingga letak besi beton tersebut tidak
berubah dari tempatnya.

Metode
Ker ja

Hal. 34

III.

TRACK

A. PENGADAAN BAHAN.
1. Ballas batu pecah 2/6 cm dan pemasukan ballast
a.

Balas batu pecah yang dipakai dipilih dari batu kali/gunung, berwarna
abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang pecah dengan
mesin pemecah batu berukuran 2- 6 cm.
b. Bersih dari kotoran tanah, Lumpur, rumput dan bahan-bahan ikutan
yang merugikan.
c. Sisi-sisinya bersudut tajam.
d. Tahan terhadap cuaca dan sewaktu dipecok tidak remuk/hancur.
e. Sebelum ballas diecer terlebih dahulu diobname kebutuhan ballas tiaptiap piket (didaftar) untuk kebutuhan ballas pada pekerjaan ini
diperlukan .
f. Pengeceran ballas batu belah dari atas gerbong/gerobak dengan Kereta
Api diatur sedikit demi sedikit sehingga ballas pecah tidak menumpuk
pada satu tempat dan tidak mengganggu perjalanan kereta api.
g. Ballas batu pecah yang sudah diecer dilintas dimasukkan ke dalam
spoor secara teratur dan rata bantalan bagian atas sesuai profil.
h. Ballas di bawah bantalan dipecok pada sepanjang bantalan, sampai
betul-betul terisi terutama dibawah rel / pada permukaan bantalan
bagian bawah ballaas harus padat atau sempurna untuk kecepatan 5
km/jam.
i. Dalam pekerjaan finishing ballas batu pecah, diprofilkan sesuai gambar
rencana dan petunjuk Direksi.
j. Ballas harus merupakan batu pecah, mempunyai kekerasan yang tinggi,
bersisi kasar, tidak mengandung pelapukan dan tidak mengandung
bahan bahan yang merugikan ( debu, kotoran-kotoran dll ).
k. Ballas batu pecah 2-6 cm berat jenisnya harus > 2.500 Kg/m3, dengan
gradasi sebagai berikut :
Ukuran Saringan
% Lolos
( mm )
63,5
100
Metode
Ker ja

Hal. 35

50,8
38,1
25,4
19,1

80 100
35 75
0 75
05

l. Kandungan kotoran organic yang merusak dan mengandung Lumpur <


0,50 % dari berat asal.
m. Porositas ballas batu pecah < 3%.
n. Tingkatkan kehilangan berat sesudah 500 putaran (AASHTO 96) maks.
25%
o. Partikel pipih < 5%
p. Kuat tekanan rata-rata >1000 kg/cm2.
q. Kadar Lumpur < 0,5 %.
r. Harus disertai tanda Uji Laboratorium Mektan dan Ballas PT. KA Kantor
Pusat Bandung atau lembaga pengujian material yang independen,
seperti PU dan Perguruan Tinggi.
s. Tempat penimbunan/depo ballas ditentukan dalam penjelasan.
t. Hasil pengujian awal tersebut diatas, butir r harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari Direktorat Perkeretaapian Ditjen
Perkeretaapian sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
u. Sebelum dimuat diatas kereta, ballas kricak ditempat penimbunan
diperiksa dulu oleh Konsultan Supervisi/Pengawas Satuan Kerja/Kuasa
pengguna Anggaran, ballas yang aktif harus dibuang.
v. Penyediaan kereta diatur oleh Direksi atas permintaan Rekanan.
w. Memuat ballas kricak keatas kereta, membongkar dan mengecer
dilokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Rekanan, harus dilakukan
secara cepat, waktu peredaran gerbong (WPG) diperhitungkan paling
lambat 2 (dua) hari.
x. Tiap kereta/gerbong harus diisi penuh sesuai dengan kemampuan muat.
y. Ballas kricak dibongkar dilokasi pekerjaan sesuai petunjuk Direksi,
ballas yang telah dibongkar di kanan/kiri rel harus diatur sehingga
tidak mengganggu/membahayakan perjalanan kereta api.
z. Setiap 10.000 m3 pengadaan ballas atau penggantian quarry harus
dilakukan pengujian ulang kualitas ballas.
Memasukkan Ballast Baru

a.
terlebih dahulu
(didaftar).

diobname

Sebelum
kebutuhan balas

ballas
diecer
tiap-tiap piket

b.

Balas dapat diecer KA. Dan


apabila menggunakan KA harus berkoordinasi dengan PT KAI
.setelah balas turun dari KLB harus segera diratakan atau
diangkut ke lokasi pekerjaan supaya tidak mengganggu
perjalanan KA.
c.
Setelah balas batu pecah
yang sudah tercecer dilintas dimasukkan kedalam spoor secara
teratur dan rata serta dipadatkan menggunakan HTT .
d.
Dalam memasukkan balas
harus hati hati jangan sampai mengganggu PERKA

Metode
Ker ja

Hal. 36

e.

Sebelum angkatan spoor


balas harus sudah tersedia dilokasi pekerjaan.
f.
Dalam pekerjaan finishing
balas batu pecah, diprofil sesuai gambar rencana.

Gbr. Pekerjaan Ballas

2. Pengadaan Bantalan wesel scissor Crossing

Gbr. Wesel scissor crossing


Pengadaan bantalan wesel scissor crossing kita bekerjasama dengan penyedia
bantalan beton dengan terlebih dahulu mengajukan MSS ke satker dan
konsultan dan apabila disetujuhi segera melakukan pemesanan sesuai
spesifikasi teknik yang diijinkan.
Waktu pelaksanaan = 2 bulan
Metode
Ker ja

Hal. 37

B. PEKERJAAN TRACK
1. Ecer bantalan beton lengkap dengan alat penambat
Bantalan beton yang telah sampai di lokasi Penumpukan kemudian kemudian
dilangsir ke lokasi masing masing proyek deengan menggunakan truck
ataupun jasa kereta api kemudian dibongkar secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia. Batas penumpukan bantalan beton tidak
boleh lebih dari 10 tumpukan dan masing-msing tumpukan memakai stapling
kayu kaso. Bongkar ecer/susun bantalan beton lengkap dengan penambat
elatis. Pembongkaran bantalan beton dari atas PPW tidak boleh dilempar, tapi
harus diturunkan dengan cara diluncurkan dengan menggunakan
penghantarkan yang dilengkapi bantalan bekas untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada bantalan. Dalam menyusun eceran, posisi bantalan harus siku
terhadap jalan KA dengan jarak 0,6 m dan berseberangan dengan eceran rel
baru yang akan dipasang.

Dok. Langsir bantalan beton

Metode
Ker ja

Kemudian setelah bantalan sampai dilokasi pekerjaan baru dilakukan


pengeceran bantalan tersebut agar mudah dalam pelaksanaan penerjaan
selanjutnya.
Mengecer bantalan beton dilokasi pekerjaan memakai lori dorong.
Sebelum pekerjaan dimulai sudah berkoordinasi dengan dinas, dan diijinkan
dengan adanya telek dari DAOP.
Tenaga untuk mengerjakan jumlahnya disesuaikan dengan waktu yang
diijinkan.
Pelaksanaanya harus dikawal oleh train watcher yang selalu berkoordinasi
dengan stasiun untuk mengetahui PERKA dan juga harus diawasi dari dinas.
Waktu pelaksanaan = 2 bulan

Hal. 38

2.Pekerjaan menyetel rel R.54


Penyetelan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas selesai,
ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak 60 cm
selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton dilakukan
pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel naik diatas
bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel dinaikan diatas
bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di pasang alat penambat
elastis dengan penpuler supaya tidak merusak bantalan beton, setelah
penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan angkatan untuk
memudahkan pengelasan.

3.Tamping Dengan HTT / Manual ( sampai kec. KA > 40 km/jam )


a. Setelah balas baru diratakan, bantalan beton baru diecer serta rel R54
sudah diecer maka dapat dipasang bantalan beton dengan jarak antara
bantalan 0.60 m dan letaknya sudah sesuai dengan ukuran dan gambar
kerja
b. Setelah bantalan beton tertata sesuai ukuran dan elevasi rencana maka
pemasangan rel R54 dapat dipasang dari Km awal secara berurutan
supaya tidak terjadi pemotongan rel yang tidak berguna ( sia- sia )
c. Setelah rel tertata dan posisi sesuai ukuran alat penambat di pasang
dengan sempurna sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Tamping awal dilakukan dengan menggunakan mesin HTT agar ballas
yang ada dibawah bantalan yang baru dipasang menjadi padat untuk
menghindari perubahan posisi bantalan dan menghindari terjadinya
genjotan bila dilewati KA .
e. Pengukuran dilakukan terus menerus supaya posisi rel sesuai dengan
gambar rencana yang disetujui oleh direksi.
f. Setelah pemasangan bantalan, rel , pengelasan dan penyambungan rel
serta penggelaran balas baru dan tamping awal dengan HTT selesai
dilaksanakan maka dilakukan tamping akhir dengan MTT.

Metode
Ker ja

Hal. 39

Angkat listring dengan HTT


Angkat Listreng Track dengan MTT ( Sampai kecepatan KA normal )
a. Sebelum MTT, PBR dan VDM dioperasikan terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran angkatan dan listringan dilapangan /dilokasi pekerjaan.
b. Satu minggu sebelum mesin MTT, PBR dan VDM dioperasikan harus
sudah dicek semua peralatan dan dicoba sehingga siap operasi.
c. Untuk mendapat hasil MTT yang akurat, MTT tersebut harus memenuhi
syarat kalibrasi.
d. PBR dioperasikan dibelakang MTT dan VDM dioperasikan dibelakang PBR.
e. Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai pekerjaan angkatan dan lestrengan
terakhir dengan menggunakan MTT, PBR, dan VDM, sampai sempurna
dan aman dilalui Kereta Api hingga kecepatan yang ditentukan.
f. Semua pelaksanaan pekerjaan ini dalam pengawasan Direksi di
lapangan.
g. Pemberesan pekerjaan ini keadaan balas rapi dan diprofil.

Metode
Ker ja

Hal. 40

Angkat listring dengan MTT

Memprofil balas dengan PBR

4.Pengelasan Rel R 54 dengan Las Thermit


Pelaksanaan pekerjaan pengelasan dilakukan dalam dua tahap yaitu pada
tahap pertama pengelasan dilaksanakan pada pengelasan track luar rel
disambung tiap 2, 3 atau 4 btg rel disesuaikan dengan keadaan
lapangan dan rencana kerja.
Pada tahap kedua, pengelasan dilaksanakan pada track dalam yaitu
pelaksanaannya dilakukan setelah rel sudah dipasang diatas bantalan .
Adapun pelaksanaan pengelasannya adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
Bersihkan permukaan rel yang akan dilas dari karat ,sisik atau material
lainnya serta perhatikan jarak antara rel ( celah ) pada sambungan 22
25 mm, aligemen vertical toleransi maksimum 1 mm untuk mistar ukur
1 m, persiapan cetakan (mould) dan tempat peleburan. Memasang
penjepit cetakan pada rel yang ditambat kaku,cetakan dipasang dan
stel baik disisi sisi dan bagian bawah rel, untuk mencegah kebocoran
pada saat peleburan, celah antara rel dan muold disumbat / dilapisi
dengan bahan pasta ( lutting paste ) sedalam 25 mm disekeliling
sambungan, Tempat peleburan ( Tungku ) dipasang dengan lubang
pengeluaran ( Crussible ) tepat diatas mould dan tungku dapat berputar
180 , Bahan thermit ( Portion ) dimasukan kedalam tungku peleburan
dan ditutup.
b. Pemanasan Pendahuluan ( Preheating )
Pemanasan menggunakan Oxy Propano dan brander ditempatkan pada
mould , semburan pemanasan dg semburan warna nyala biru yg lancer
selama 4-5menit.
Metode
Ker ja

Hal. 41

c. Pelaksanaan Pengelasan
Pengaturan posisi lubang crusible tepat diatas lubang mould,
menyalakan / menyulut bahan thermit (Portion) dalam tungku dengan
Ignation, Setelah cairan logam mengalir pada mould dan terisi penuh
sampai pada saat cairan logam mulai membeku ( 30 detik ) , crusible
disingkirkan Cetakan/mould dibongkar kemudian diadakan steiping
pada kepala rel . Permukaan rel digurinda hingga permukaan rel bila
diukur dengan rel panjang 1 m tidak terjadi penyimpangan. KA tidak
boleh lewat sebelum rel mendingin hingga 375 C.
d. Akhir Pekerjaan Finishing
Rel ditempatkan kembali di bantalan dan ditambatkan kembali
dengan
alat penambat Sebagai Finishing diadakan pemeriksaan
alinyemen rel baik vertikal maupun horizontal dan juga dilakukan
pengetesan dengan alat Ultrasonik untuk mengetahui hasil dari
pengelasan tersebut. Selanjutnya hasil test tersebut diserahkan kepada
Direksi Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas untuk
mendapat
persetujuan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik dan
benar.

5. Bantalan Kayu dengan MJ lengkap dengan alat penambat


Pengadaan Bantalan kayu untuk MJ uk. 13 x 22 x 200 cm lengkap dengan
penambat.
Ukuran panjang dan penampang 13 x 22 x 200 cm tolerasi ukuran lebar +2
cm dan -1 cm, panjang +4 dan -0 cm, tebal +1 cm dan -0 cm.
Bantalan harus lurus dan beraturan, permukaan atas dan bawah harus
sejajar dan bidang-bidang sisi harus tegak lurus.
Bantalan harus bebas dari kerusakan kerusakan, mata kayu, belah,
berlubang melengkung, berpuntir, gubal yang berlebihan, sehingga akan
memperpendek umur dilapangan.
Bantalan yang digunakan adalah bantalan kayu hutan kelas 1 (kualitas A)
Bantalan kayu dapat dipergunakan setelah disetujui dan diterima oleh
Panitia Penguji Barang dan Jasa.

Metode
Ker ja

Hal. 42

Pengadaan Base plate dan Penambat elastis harus sesuai dengan


spesifikasi yang ada dan mendapat persetujuan direksi.

Memasang Bantalan Kayu untuk MJ lengkap dengan Penambat Elastis


Setelah bantalan kayu sudah lolos uji dan diukur serta dikasih ter pada
bawah rel kemudian base plate dipasang dan dibaut dengan kuat dengan
baut tripon dan rel dipasang dengan penambat elastis.
Setelah rel tertata rapi dan sudah dibor kemudian dipasang plat sambung
rel R.54 dan dibaut dengan kuat dan rapi.
Diperhatikan jarak antara rel maksimal 1,6 cm di siang hari.
Pekerjaan Joint (Fish Plate)
Fish Plate atau plat sambung berfungsi untuk menghubungkan rel dengan
menggunakan plat yang ukurannya dan bahannya telah ditentukan oleh
pihak Direksi Pemberi Kerja. Adapun pemasangan fish plate atau plat
sambung dipasang per-300 meter atau atas petunjuk direksi.

Metode
Ker ja

Hal. 43

6. Pembuatan Rambu Lengkung


Pembuatan Rambu Lengkung harus sesuai dengan gambar dan data lengkung
pada titik tersebut , pemasangannya hrus mengikuti petunjuk konsultan
maupun satker. Pembuatan harus menggunakan material yang kuat dan
dipasang dengan benar dan kokoh. Sehingga apabila ada goyangan atau
getaran kereta tidak roboh.

7. Membuat dan memasang patok Km/Hm


Setelah pekerjaan Badan jalan KA selesai dikerjakan maka dipasng patok
KM/HM yang dimensi dan ukurannya sesuai dengan ketentuan PT KAI.
Patok KM dipasang setiap KM.sp yang sudah di urutkan dari km kecil dan
ditempatkan diantara track existing dan track baru.
Patok HM dipasang setiap 100 Msp diantara patok KM .
Waktu pelaksanaan = 1 bulan

8. Pemasangan Wesel Scissor Crossing


Pekerjaan wesel dalam paket ini adalah mengangkut dan memasang wesel
baru R.54 dengan bantalan beton, serta membongkar wesel lama dan
mengangkutnya ke gudang.
Metode
Ker ja

Hal. 44

Pemasangan wesel pada track baru bisa dilakukan langsung di track baru
bersamaan dengan track laying, sedangkan pada track yang aktif maka
harus dilakukan dengan penggeseran.

Pemasangan Wesel Baru dengan Bantalan Beton

9. Angkutan Wesel R 54 dari gudang ke lokasi pekerjaan


Muat / Bongkar Angkut Wesel R 54
Wesel akan diambil dari lokasi penyimpanan wesel sementara
dimuat dan diangkut ke lokasi pekerjaan
Pengangkutan dilakukan dengan angkutan KA ( PPCW )
Pengangkutan dengan KA dilaksanakan setelah mengurus surat
perjalanan dan selanjutnya pengangkutan dilaksanakan oleh PT.KAI
yang akan dikirim ke lokasi dan dibongkar di lokasi pekerjaan
dengan hati hati.
Wesel dibongkar dilokasi yang aman . dan terpantau . kelengkapan
wesel disimpan digudang dan di cek list jumlah nya.
Waktu pelaksanaan = 1 bulan

10.
Angkutan
mengangkut wesel

PPCW

kosongan

dari

Berkoordinasi dengan PT. KAI untuk pengurusan


perjalanan angkutan PPCW untuk angkutan wesel.
Metode
Ker ja

kroya
penyewaan

untuk
serta

Hal. 45

Waktu pelaksanaan = 1 bulan

11.

Angkutan rel R.54 dari Gudang kelokasi Pekerjaan

Muat / Bongkar Angkut Rel 54

Rel akan diambil dari lokasi penyimpanan rel sementara dimuat dan
diangkut serta diecer ke lokasi pekerjaan
Pengangkutan dilakukan dengan 2 cara.
Pengangkutan dengan KA
Pengangkutan dengan Lori dorong
Pengangkutan dengan KA dilaksanakan setelah mengurus surat
perjalanan dan selanjutnya pengangkutan dilaksanakan oleh PT.KAI yang
akan dikirim ke lokasi dan diecer di lokasi pekerjaan.
Pengangkutan dengan lori dorong dilaksanakan pada jam jam tertentu
yang tidak mengganggu perjalan KA dengan permohonan Window Time
kepada kepada PT KAI dengan permohonan secara resmi. Setelah
disetujui permohonan Window Time dan ditentukan waktunya, sebelum
dimulai muat rel harus di cek list peralatan dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan supaya pada waktu pelaksanaan berjalan lancar, setelah cek
list peralatan kami harus selalu berkoordinasi dengan Ppka antara stasiun
terdekat sehingga dapat diketahui bahwa lintasan jalan KA aman untuk
melori rel dengan waktu yang sudah ditentukan .
Penyimpanan Stampling rel diecer sepanjang proyek untuk memudahkan
pemasangan dan ditempat tidak mengganggu perjalanan KA maupun
pekerjaan.
Waktu pelaksanaan = 5 minggu

12.

Angkutan PPCW kosongan untuk mengangkut rel


Berkoordinasi dengan PT. KAI untuk pengurusan penyewaan serta perjalanan
angkutan PPCW untuk angkutan rel.
Waktu pelaksanaan = 1 bulan

13.

Switch Over
Switch Over adalah memindahkan jalur existing ke jalur baru serta jalur baru
ke jalur exisiting , atau yang tadinya satu jalur menjadi dua jalur. Tahapan
tahapan Swith Over meliputi :
Memastikan jalur baru sudah siap di operasikan ( cek list bersama
dengan daop dan satker)
Meminta ijin ke daop untuk pelaksanaan swict over sampai keluar Telek
Persiapan peralatan secara lengkap
Persiapan personel yang memadai
Persiapan material yang cukup
Memaparkan metode pelaksanaan dengan mandor dan pekerja
sehingga dalam pelaksanaan nya satu komando

Metode
Ker ja

Hal. 46

Pelaksanaan harus satu komando

Pembongkaran Spoor Eksisting

Persiapan Switch Over

pelaksanaan Switch Over

Metode
Ker ja

Hal. 47

C. BONGKAR PASANG PERLINTASAN DAN UTILITAS LAINNYA


1. Bongkar Track R.42 bantalan besi/kayu
Pembongkaran track R 42 bantalan kayu/ besi pada perlintasan Tahapan
tahapan bongkar track meliputi :
Koordinasi dengan daop
Koordinasi dengan polantas untuk terganggunya jalan lalulintas
Persiapan rambu rambu kalua ada pekerjaan
Persiapan peralatan secara lengkap
Persiapan personel yang memadai
Persiapan material yang cukup
Memaparkan metode pelaksanaan dengan mandor dan pekerja
sehingga dalam pelaksanaan nya satu komando
Pelaksanaan harus satu komando
Material bekas dikumpulkan dan didata
2. Bongkar Guard rail
Untuk pembuatan 2 jalur track diperlintasan yang ada guard rail nya
dibongkar yang terlebih dahulu berkoordinasi dengan instasi terkait.
Material bekas dikumpulkan dan ditempatkan ke tempat penumpukan
material yang ditentukan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
3. Bongkar galian batu ballas dalam perlintasan, ballas sirtu dan aspal
Pembongkaran galian batu ballas di perlintasan yang terlebih dahulu
berkoordinasi dengan instasi terkait.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
4. Bongkar pasangan batu
Pembongkaran pasangan batu di perlintasan dilakukan secara manual
dan dilakukan secepat mungkin agar tidak mengganggu jadwal perjalan
KA.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
5. Bongkar jalan aspal dan sub base course
Pembongkaran jalan aspal dan sub base course di perlintasan dilakukan
secara manual dan dilakukan secepat mungkin agar tidak mengganggu
jadwal perjalan KA dan kendaraan jalan raya.

Gbr. Bongkar jalan aspal dan sub base course


Waktu pelaksanaan = 1 minggu
Metode
Ker ja

Hal. 48

6. Buangan bongkaran
Bekas bongkaran harus dibuang dari lokasi pekerjaan perlintasan agar
tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
7. Galian saluran pipa drain dan urug kembali
Galian saluran pipa drain dilakukan terlebih dahulu, setelah pipa
terpasang segera mungkin diurug kembali.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
8. Pemadatan tanah dasar
Pemadatan tanah dasar dilakukan agar tanah dasar yang akan digunakan
sebagai perlintasan tidak amblas. Pemadatan dilakukan menggunakan
vibro roller yg berukuran kecil.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
9. Ballas sirtu dalam track
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
10.
Gravel
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
11.
Pasang
pipa 0.6 dibungkus geotextile
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
12.
Sub base
crouse
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
13.
Balas
batu pecah 2/6 cm
Balas batu pecah yang dipakai dipilih dari batu kali/gunung, berwarna
abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang pecah dengan
mesin pemecah batu berukuran 2- 6 cm.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
14.
Memasuk
an balas baru dan memecok sampai dapat dilalui KA
Tamping awal dilakukan dengan menggunakan mesin HTT agar ballas
yang ada dibawah bantalan yang baru dipasang menjadi padat untuk
menghindari perubahan posisi bantalan dan menghindari terjadinya
genjotan bila dilewati KA .
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
15.
Pasang
track R.54
Pemasangan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
16.
Menyetel
track R.54
Penyetelan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
Metode
Ker ja

Hal. 49

selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
17.
Pasang
Pipa pelindung penambat
Setelah penambat terpasang dan sebelum dilakukan pengaspalan,
penambat harus ditutup dengan pipa yang dibelah agar tidak terjadi
keropos pada penambat tersebut.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
18.
Aspatl
treated base course
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
19.
ATB
Aspatl coucrete bunder
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
20.
AC Aspalt
concrete surface
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
21.
Dinding
penahan beton K.175
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
22.
Beton
K.175 pondasi Guard rail
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
23.
Lantai
kerja dengan beton tumbuk
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
24.
Pasang
kanstin/kerb beton
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
25.
Membuat
pagar guard rail
Setelah semua pekerjaan perlintasan selesai maka di samping jalan harus
dipasang pagar guard rail untuk menjaga keamanan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
26.
Pengalih
an jalan dan pengamanan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, perlintasan harus benar-benar aman
dan tidak ada kendaraan yang lalu lalang diperlintasan. Untuk itu maka
kendaraan yang akan melalui perlintasan harus dialihkan jalannya untuk
menggunakan jalan lain dengan pengamanan dari Polantas.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu

Metode
Ker ja

Hal. 50

1. Galian saluran pipa drain dan urug kembali


Galian saluran pipa drain dilakukan terlebih dahulu, setelah pipa
terpasang segera mungkin diurug kembali.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
2. Pemadatan tanah dasar
Pemadatan tanah dasar dilakukan agar tanah dasar yang akan digunakan
sebagai perlintasan tidak amblas. Pemadatan dilakukan menggunakan
vibro roller yg berukuran kecil.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
3. Ballas sirtu dalam track
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
4. Gravel
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
5. Pasang pipa 0.6 dibungkus geotextile
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
6. Sub base crouse
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
7. Balas batu pecah 2/6 cm
Balas batu pecah yang dipakai dipilih dari batu kali/gunung, berwarna
abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang pecah dengan
mesin pemecah batu berukuran 2- 6 cm.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
8. Memasukan balas baru dan memecok sampai dapat dilalui KA
Tamping awal dilakukan dengan menggunakan mesin HTT agar ballas
yang ada dibawah bantalan yang baru dipasang menjadi padat untuk
menghindari perubahan posisi bantalan dan menghindari terjadinya
genjotan bila dilewati KA .
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
9. Pasang track R.54
Pemasangan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
10.
Menyetel
track R.54
Penyetelan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Metode
Ker ja

Hal. 51

Waktu pelaksanaan = 1 minggu


11.
Pasang
Pipa pelindung penambat
Setelah penambat terpasang dan sebelum dilakukan pengaspalan,
penambat harus ditutup dengan pipa yang dibelah agar tidak terjadi
keropos pada penambat tersebut.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
12.
Aspatl
treated base course
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
13.
ATB
Aspatl coucrete bunder
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
14.
AC Aspalt
concrete surface
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
15.
Beton
K.175 pondasi Guard rail
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
16.
Lantai
kerja dengan beton tumbuk
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
17.
Pasang
kanstin/kerb beton
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
18.
Membuat
pagar guard rail
Setelah semua pekerjaan perlintasan selesai maka di samping jalan harus
dipasang pagar guard rail untuk menjaga keamanan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
19.
Pengalih
an jalan dan pengamanan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, perlintasan harus benar-benar aman
dan tidak ada kendaraan yang lalu lalang diperlintasan. Untuk itu maka
kendaraan yang akan melalui perlintasan harus dialihkan jalannya untuk
menggunakan jalan lain dengan pengamanan dari Polantas.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu

D. PEKERJAAN PENYELESAIAN
1. Dokumentasi dan Pembuatan as build drawing
Dokumentasi dikerjakan mulai dari posisi pekerjaan 0%, 20%, 50%, 75%,
serta 100%. Serta dilengkapi dengan dokumentasi tahapan tahapan
pekerjaan sehingga pemeriksa dengan mudah dapat memeriksa hasil
pekerjaan tersebut.
Setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, dilakukan pengukuran
secara keseluruhan untuk pembuatan As Built Drawing sesuai kondisi
Metode
Ker ja

Hal. 52

dilapangan setelah pekerjaan selesai yang disetujui oleh direksi dan


konsultan supervisi.
Dokumentasi pekerjaan dilaksanakan dari 0% (nol persen) hingga proses
serah terima pekerjaan pertama 100% dengan dilengkapi dokumentasi foto
dan laporan-laporan.
Setiap aktifitas kerja didokumentasikan agar proses dan progres pekerjaan
terekam dengan baik.
Data dari Shop Drawing kemudian diaplikasikan kelapangan oleh Surveyor
dengan dibuat patok untuk mengetahui elevasi rencana sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga dapat dijadikan acuan kerja untuk pengerjaan
selanjutnya. Dalam pelaksanaan pekerjaan Surveyor harus selalu
mengontrol semua perkembangan yang terjadi agar tidak terjadi
kesalahan.
Pengukurandikerjakan mulai dari awal sebelum pekerjaan dimulai dan pada
saat pelaksanaan pekerjaan selalu dilakukan evaluasi dan pengukuran.
Setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, dilakukan pengukuran
secara keseluruhan untuk pembuatan As Built Drawing sesuai kondisi
dilapangan setelah pekerjaan selesai yang disetujui oleh direksi dan
konsultan supervisi.
Waktu pelaksanaan = selama pekerjaan berlangsung (13 bulan)
2. Pembersihan lapangan
Setelah tahap tahap pekerjaan selesai dan sesuai dengan perencanaan
maka lokasi proyek dibersikan dari puing - puing atau sisa-sisa material
serta sampah sisa pekerjaan dan dibuang keluar lokasi kerja.
Pekerjaan ini memerlukan tenaga kerja dan alat bantu untuk
mempersingkat waktu pekerjaan. Alat alat diperlukan seperti : cangkul,
blencong, linggis, pahat, palu dan gerobak dorong untuk mengangkut
puing puing atau material bekas, selanjutnya sampah / puing tersebut
dikumpulkan dan dibuang keluar area yang telah dikerjakan. yang telah
ditunjuk oleh Direksi Pemberi Tugas.
Waktu pelaksanaan = 13 bulan
3. Membongkar direksi keet dan gudang kerja
Pembongkaran direksi keet dan gudang kerja dapat dilaksankan setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan sehingga lokasi pekerjaan steril dari segala
jenis puing-puing ataupun bangunan yang tidak diperlukan sesuai
instruksi / petunjuk dari pengawas / konsultan.
Setelah semuanya dibongkar, hasil bongkaran serta peralatan direksi keet
diserahkan kesatker melalui bendahara material satker dengan disertai
berita acara penyerahan material.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
KESELAMATAN KERJA
a.

Metode
Ker ja

Peralatan Kerja

Hal. 53

b.

Dalam setiap pekerjaan, pekerja harus dilengkapi dengan perlengkapan


standard untuk SAFETY, antara lain safety shoes, helmet dan lainya.
Penataan material dan alat baik raw material maupun yang sudah
dipabrikasi, harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan
runtuh yang bisa membahayakan pekerja maupun peralatan.
Keselamatan Pekerjaan

c.

Pada saat instalasi di lapangan, penatan alat bantu skafolding bambu, bila
diperlukan, harus dibuat sedemikian, sehingga benar benar aman dan
diperkirakan kuat untuk menopang beban pekerja, material atau alat yang
diperlukan.
Safety line

d.

Untuk membatasi ruang bebas pekerja dan manuver alat berat dipasang
safety line di sepanjang pekerjaan dan pada tempat yang membahayakan
keselamatan kereta api dan masyarakat serta pekerja pada lokasi
pekerjaan.
Bila dilapangan membutuhkan instalasi kabel, baik yang memakai arus DC
atau AC harus dipastikan bahwa sambungan dan terminal harus terisolasi
dan tersambung sempurna. Khusus pemakaian arus AC, semua instalasi
harus dihindarkan dari kondisi lembab dan berair untuk menghindari
kecelakaan.

OPERASIONAL KERETA API DAN FASILITAS EKSISTING


a. Melakukan tes pit berdasarkan data fasilitas area stasiun yang dikeluarkan
oleh PT. KAI serta badan usaha milik pemerintah (PLN, PDAM,
Telekomunikasi, dll) yang mungkin ada dilokasi pekerjaan.
b. Memberi tanda pada lokasi yang akan diperiksa dan ditest sesuai dengan
lay out bangunan baru.
c. Apabila fasilitas existingtersebut bersamaan dengan lokasi bangunan yang
akan dikerjakan, maka fasilitas tersebut harus dipindahkan kelokasi yang
aman.
d. Menggunakan dan melindungi agar fasilitas tersebut dapat berfungsi
sebagai mana mestinya dan tidak boleh terganggu.
e. Melakukan pemeliharaan pada pengamanan fasilitas existing

KESELAMATAN PERJALANAN KERETA API


a. Untuk mengamankan perjalanan kereta api dan pelaksanaan konstruksi,
diperlukan pemasangan dan penjagaan semboyan.
b. Jenis semboyan yang dipakai misalnya semboyan peringatan, semboyan
pembatas kecepatan bila diperlukan, atau semboyan 3 bila dilakukan
penutup sepur untuk mendukung window time.
c. Pemasangan semboyan dilakukan berdasarkan pengajuan ke PT. Kereta Api
dan disyahkan dengan dikeluarkannya telex untuk setiap jenis semboyan
yang diperlukan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Semboyan yang
Metode
Ker ja

Hal. 54

dipasang perlu dijaga dan diawasi selama selama 24 jam. Semboyan yang
dipasang bila perlu dilengkapi dengan lampu semboyan untuk
menandakan keberadaan pada malam hari.
d. Bila penggunaan semboyan sudah selesai sesuai telex yang dikeluarkan
maka harus dilaporkan kembali ke PT. Kereta Api, sehingga semboyan
dapat di cabut dan perjalanan kereta api kembali normal.
e. Lihat gambar PD 10 - Jarak Pemasangan Semboyan.
BEKERJA PADA MUSIM HUJAN
a. Pada umumnya pekerjaan tanah dilaksanakan selama musim panas,
meskipun demikian Pekerjaan tanah juga dapat dilaksanakan dengan
pemilihan waktu tertentu dan dengan penanganan yang tepat. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga agar progress pekerjaan berjalan sesuai
rencana.
b. Selama musim hujan stok material tanah ditutup dengan terpal agar kadar
airnya tidak terlalu jenuh, sehingga bisa dipadatkan.
c. Saluran pada kiri dan kanan tubuh jalan kereta api harus dalam kondisi
baik sehingga lokasi Pekerjaan tidak terendam air.
d. Apabila curah hujan cukup tinggi, pengiriman material maupun pemadatan
harus dihentikan, untuk menghindari kerusakan pada material maupun
pemadatannya.
PENUTUP
Semua tahapan pekerjaan akan selalu diawali dengan shop drawing, Ijin ijin dan
laporan kegiatan yang dimintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas serta
berdasarkan pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Pihak Satker, Pihak Perumka
dan Instansi yang terkait lainnya yang menunjang kelancaran pekerjaan dengan
mengutamakan keselamatan dan pengamanan.
Selanjutnya dilakukan
Demobilisasi untuk mengangkut kembali peralatan dan perlengkapan serta halhal lainnya ketempat semula setelah semua pekerjaan dinyatakan selesai dan
waktu pelaksanaan telah berakhir.
Demikian metode kerja ini dibuat dengan tahapan kerja yang singkat. Adapun
cara yang lebih lengkap dan praktis akan kita jumpai dilapangan disaat
pekerjaannya akan dilaksanakan. Metode ini hanya sebagai panduan, jika ada
kekurangan dalam metode ini akan lebih disempurnakan kembali disaat
pekerjaan ini dilakukan.
TERIMAKASIH UNTUK DI KOREKSI SALAM RAHMAT

Metode
Ker ja

Hal. 55

Anda mungkin juga menyukai