PENDAHULUAN
Pekerjaan Pembangunan Jalan
merupakan pekerjaan yang menerus dari
pekerjaan tubuh baan sampai dengan pemasangan rel Metode kerja yang kami
sampaikan merupakan gambaran dan tahapan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat berjalan lancar dan
tepat waktu dan tepat sasaran. Namun demikian pada pelaksanaan nanti
dilapangan segala masukan serta kritikan dan saran dari Direksi pemberi tugas
dan Konsultan Pengawas akan kami laksanakan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini.
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan menyesuaikan item yg ada di
kontrak sebagai gambaran :
I.
II.
TUBUH BAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
C. PEKERJAAN TANAH
D. PEKERJAAN SANDCAP
E. PEKERJAAN DRAINASE
F. PEKERJAAN PENAHAN TANAH
a. Penahan Tanah Type T
b. Penahan Tanah Type L
G. PEKERJAAN BOX CULVERT
TRACK
A. PENGADAAN BAHAN
B. PEKERJAAN TRACK
C. BONGKAR PASANG PERLINTASAN DAN UTILITAS LAINYA
LX-360 PADA KM 350+450
LX-363 PADA KM 352+062
D. PEKERJAAN PENYELESAIAN
Metode
Ker ja
Hal. 1
I. TUBUH BAAN
A. PEKERJAANPERSIAPAN
1. Membuat dan Memasang Papan Proyek
Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek sebanyak 1 (satu) buah,
dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat sesuai dengan
peraturan dan arahan Direksi serta disetujui oleh Konsultan Supervisi.
Papan proyek ini akan ditempatkan dilokasi kegiatan dan pada tempat yang
mudah dilihat, misalnya didepan bedeng kerja / direksi keet. Pemasangan
papan nama proyek dimulai pada saat mulainya pekerjaan dan dibongkar
setelah pekerjaan selesai dan sudah diserah terimakan kepada pihak Satuan
Kerja (Satker).
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
.
Paket
:
Pekerjaan :
Kontraktor Pelaksana : PT.
No.kontrak
: .
Tanggal : . 2016
Konsultan Supervisi : PT. .
Waktu Pelaksanaan
: ( .) hari kerja
Metode
Ker ja
Hal. 2
Teras
Teras
TAMPAK DEPAN
Teras
Teras
Teras
GUDANG KERJA
TAMPAK ATAS
DIREKSI KEET
Untu
k pembuatan Direksi Keet terlebih dahulu kami akan berkoordinasi dengan SK
setempat untuk menentukan lokasinya agar dekat dengan lokasi kerja
sehingga memudahkan pemantauan pelaksanaan pekerjaan. Adapun ukuran
dari direksi keet ini sesuai dengan gambar kerja dalam hal ini 18 m2. Direksi
keet dibuat dari bahan sederhana yaitu kayu kelas III, dinding dari tripleks t=
4mm, Seng gelombang BJLS 25 , pintu double triplek, Jendela kaca nako/
kawat ram, lantai beton tumbuk spasi 1:3:5 dengan tebal 5 cm. Setelah
selesai bangunan ini akan dicat dengan cat tembok warna putih dan
dilengkapi dengan peralatan meja, kursi tamu, white board, peralatan tulis,
ada gambar kerja, kotak obat , semboyan dan lain sebagainya.
Metode
Ker ja
Hal. 3
Untuk MC-0, dilakukan joint survey antara Owner, Konsultan dan kontraktor
untuk mendapatkan Data Awal, dan merupakan pengecekan bersama baik
Gambar Desain maupun item pekerjaan yang ada dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Pengukuran dilakukan oleh Kontraktor dengan mengambil referensi data BM
yang ada dan dipakai dalam desain. Pengukuran dilakukan dengan metode
polygon tertutup dengan memakai alat Total Station.
Hasil data ukur, baik data situasi, elevasi, long profil dan cross profil
kemudian di plot sebagai dasar dalam pembuatan gambar kerja. Dalam
Metode
Ker ja
Hal. 4
Dok. Pekerjaan
pengukuran
6. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi merupakan pekerjaan persiapan dengan mendatangkan tenaga
kerja, peralatan dan bahan ke lokasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
dalam pelaksanaan pekerjaan pada suatu proyek.
Adapun alat yang dipakai pada proyek ini antara lain:
Metode
Ker ja
Hal. 5
Dok. Mobilisasi
b. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan setelah semua pekerjaan dinyatakan
selesai.
Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan,
personil atau lainnya telah dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dan
persyaratan-persyaratan penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur
dalam perjanjian telah dipenuhi.
Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan perubahan pekerjaan yang
diperlukan sebelum pengakhiran pekerjaan.
PENGIRIMAN BAHAN DAN PRODUK
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan bahan yang akan digunakan ,
Bahan bahan untuk pekerjaan tersebut antara lain :
Metode
Ker ja
7.
8.
Metode
Ker ja
Hal. 7
merah
kuning
Metode
Ker ja
Hal. 8
2A
2B
2C
10.
Gbr. Patok KM
b. Pembuatan Papan Lengkung (Semboyan 10 L)
Pembuatan papan lengkung :
Metode
Ker ja
Hal. 9
Terbuat dari bahan plat baja, dengan ukuran yang sudah ditentukan
sesuai dengan gambar.
Tiang papan tersebut dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan
dimensi
sesuai
dengan
gambar
kerja.
Adapun
peletakan
papanlengkung yang baru, mengikuti posisi papanlengkung yang
lama, jumlah papanlengkung yang akan dipasang disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.
Pada kaki papan lengkung ditata balas supaya kuat.
Semboyan 10L adalah semboyan tetap berupa papan informasi lengkung
yang dipancang di atas tanah dan berisi data-data lengkap mengenai
informasi lengkung berikut batas kecepatan yang diizinkan. Informasi
yang dimaksud umumnya berupa lebar sepur, panjang, tinggi, besar sudut
lengkung, nomor lengkung, jari-jari, maupun batas kecepatan yang
diizinkan.
Gbr. Papan
Lengkung
c. Pembuatan Pintu Perlintasan (Level Crossing)
Pembuatan pintu perlintasan sebidang :
Terbuat dari bahan kayu, alumunium, dan atau fiber.
Harus dicat dengan cat yang dapat memantulkan cahaya dengan
warna merah dan putih sesuai gambar.
Penggerak palang pintu dapat berupa mekanik atau motor listrik DC.
Silang andreas pada jalur tunggal dipasang silang andreas jenis -1dan untuk jalur ganda atau lebih dipasang silang andreas jenis -2sesuai gambar.
Silang andres dicat dengan cat yang dapat memantulkan cahaya.
Pemasangan :
Metode
Ker ja
Hal. 10
Fungsi :
Untuk mengamankan perjalanan kereta api pada waktu melewati
perlintasan sebidang dari pengguna jalan raya.
Gbr. Pintu
Perlintasan
11.
Pada lokasi pekerjaan yang terdapat tiang telepon dan listrik segera di ukur
jarak aman/prepal
antara tiang dengan Kereta Api dan dihitung jumlah tiangnya. Hasil
pengukuran ternyata tidak
aman maka segera berkoordinasi dengan pihak PT. TELKOM dan PLN untuk
memidahkan tiang
ke lokasi yang aman atas persetujuan Pihak Direksi dan Konsultan Supervisi.
Membuat Surat Permohonan untuk Pemindahan tiang telepon dan listrik ke
pihak Direksi dan
Tembusannya ke pihak Konsultan Supervisi. Setelah mendapat persetujuan
dari Pihak Direksi,
PT. TELKOM dan PLN maka kita persiapkan Tenaga Kerja dan peralatan yang
mendukung.
Pemindahan tiang telepon dan listrik dikerjakan dengan cara berurutan mulai
dari batas pekerjaan sampai akhir, tiap antar 3 tiang dibuatkan tiang
pengganti dan tiang lama dibongkar kabel telepon/listrik bisa dipindahkan ke
Metode
Ker ja
Hal. 11
tiang yang baru, pekerjaan tersebut secara menerus sampai selesai Tiang
yang akan dipindahkan.Pengawasan dari pihak PT. KA, PT. TELKOM dan PLN
harus berkoordinasi dengan baik karenapada saat pekerjaan pemindahan
tiang telepon dan listrik Kereta Api tidak berhenti.
B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Pembongkaran Penahan Tanah Pasangan Batu Kali
Pembongkaran Penahan Tanah Pasangan Batu Kali harus disesuaikan dengan
gambar kerja dan keamanan Jalan KA eksisting, sebelum pembongkaran
disurvai lokasinya apakah akan membahayakan atau lokasi datar. Seandainya
posisi curam perlu perkuatan dengan crucuk dolken pada penahan tanah
yang akan dibongkar. Hasil material bongkaran dibuang/dikumpulkan pada
lokasi yang aman dan diserahkan ke benmat dan dibuatkan berita acara
serah terima material.
Pembongkaran harus hati hati dan tidak boleh terganggu dari perjalanan KA
ataupun lalulintas kendaraan proyek.
Metode
Ker ja
Hal. 12
No
1
2
3
Nama Alat
Dump Truck
Vibro Roller
Excavator PC 200
Kapasitas
Jumlah
Alat
6 m3
12 ton
1.8 m3
5-10
1
1
Dok.
Waktu pelaksanaan = 4 bulan Stripping
Metode
Ker ja
Hal. 13
Langkah - langkah :
a. Pengukuran akan kami lakukan kembali setelah pekerjaan stripping selesai
dikerjakan, selanjutnya dipasang patok-patok pada lokasi area galian
untuk menentukan elevasi galian dan posisi As jalan KA yang baru.
b. Untuk menghindari longsor maka galian akan kami buat kemiringan
lerengnya 1 : 1 sehingga memudahkan manufer alat berat.
c. Sebelum dilakukan pekerjaan galilan kami akan melakan test pit untuk
memastikan bahwa tidak ada jaringan dibawah lokasi area galian.
d. Karena area proyek adalah persawahan maka lokasi rencana tubuh jalan
kereta api digali sampai ketemu tanah keras, kemudian galiannya secara
bertahap dibuang keluar lokasi proyek sesuai dengan petunjuk Direksi dan
konsultan Pengawas
e. Galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan excavator setelah
pekerjaan pengukuran selesai. Hasil pekerjaan galian dipisahkan menjadi
2 bagian :
Material Terbuang.
Metode
Ker ja
Material yang berupa tanah asli yang baik akan kami gunakan sebagai
material timbunan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari
Direksi.
f. Penggalian yang bersebelahan dengan fasilitas umum atau pribadi harus
dilindungi oleh Konstruksi dinding penahan tanah.
g. Kondisi air yang ada akan kami pelihara agar tidak merusak struktur tanah
dasar hasil pekerjaan galian.
h. Sebelum dan sesudah selesai pelaksanaan galian Penerima Tugas harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, hal mana
penting dalam pengukuran hasil kerja serta pemeriksaan terhadap hasil
galian sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya
Gbr. Proses
Penggalian
3. Timbunan Tanah Tubuh Jalan KA
Pengadaan Tanah Urug
Tanah Urug yang akan didatangkan dari Quary disekitar lokasi proyek
sehingga dalam pengirimannya berjalan lancar dan cepat , sebelumnya
diambil sampel untuk dites dilaboratorium yang ditunjuk konsultan supervisi
apabila hasil dari tes Tanah urug tersebut sesuai spesifikasi teknis yang
disyaratkan oleh pemberi tugas, pengiriman material menggunakan Dump
Truck disimpan atau ditempatkan didekat lokasi pekerjaan dan tidak
mengganggu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Timbunan Tanah Tubuh jalan KA dan Pemadatan
Setelah Quary tanah urug disetujui dan lolos tes maka segera didatangkan
kelokasi pekerjaan yang terlebih dahulu disiapkan lokasi timbunan yang
sudah distriping dan dipadatkan tanah dasarnya yang diangkut menggunakan
dump truck diratakan dengan bulldozer serta dipadatkan lapis demi lapis
( per 30 cm ) menggunakan vibro roller.
Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan. alat berat yang digunakan antara lain : Dump
Truck untuk mengangkut tanah, Bulldozer untuk meratakan permukaan tubuh
baan dan Vibro roller untuk memadatkan lapisan tanah hingga mencapai
kepadatan tanah yang telah ditentukan.
Metode
Ker ja
Hal. 15
Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm dibawah elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai 95% dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan, Lapisan tanah yang dalam dari 30 cm atau kurang dari elevasi
tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan. Sepanjang tidak ditentukan lain bahwa
pemadatan tanah urugan tidak boleh mengandung air lebih dari 15%.
Setelah selesai maka hasil pekerjaan timbunan ini ditest dengan metode
yang telah ditentukan oleh Direksi pemberi tugas biasanya menggunakan
test CBR (california bearing ratio) untuk mengetahui tingkat kepadatan tanah
yang harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
Tahapan pengerjaannya yaitu tubuh baan dipasang profil dari kayu tiap jarak
25 m, kemudian dibuat trap - trapan sedalam 30 cm untuk pengikat antara
tanah asli dan tanah urugan yang akan ditimbun nantinya, setelah itu tubuh
baan yang telah ditrap diurug tanah merah pilihan, kemudian dipadatkan
dengan handy stamper, setelah kepadatannya sudah sesuai dengan yang
diinginkan.
Metode
Ker ja
Hal. 16
Metode
Ker ja
Hal. 17
Metode
Ker ja
Hal. 18
7. Soil Improvement
a.
Soil Replecement
Pada lokasi tertetu perlu adanya perbaikan tanah dasar yaitu pada
keadaan tanah dasar yang jelek dan banyak lumpur dan berair perlu
adanya perbaikan tanah dasar. Adapun urutannya perbaikan tanah dasar
sebagai berikut :
Membuang lumpur sampai kedalaman tertentu dan dibuang keluar
lokasi pekerjaan.
Menimbun galian dengan limestone (batu kapur) dan dipadatkan
dengan ketebalan tertentu.
Diatas limestone ditimbun pasir yang dilapisi geotextile berfungsi
supaya lumpur tidak bisa naik ke permukaan tanah timbunan maupun
sirtu.
Setelah timbunan pasir yang dilapisi Geotextile langkah selanjutnya
adalah timbunan tanah bagus sampai level tertentu
Pemasangan Geotextile Sebagai separator
Setelah timbunan tanah selesai dikerjakan dan pengetesan tanah selesai
dikerjakan tahapan berikutnya pekerjaan geotextile sebagai separator
Yaitu pemasangan geotextile diatas urugan tanah sebelum di timbun sirtu.
Berfungsi untuk timbunan tanah tidak tercampur dengan timbunan sirtu.
D. PEKERJAAN SANDCAP
Metode
Ker ja
Hal. 19
Hal. 20
kendaraan atau gangguan pada subgrade yang telah selesai tidak terjadi
sama sekali.
Tanah dasar yang rusak atau material yang lepas pada sugrade harus
dibuang dan dipadatkan kembali.
E.
PEKERJAAN DRAINASE
1. Pembuatan Drainase Permukaan (Open U-Ditch)
Setelah pekerjaan tubuh baan selesai dikerjakan dan sudah memenuhi
syarat serta sesuai gambar pekerjaan selanjutnya pembuatan drainase
permukaan ada beberapa jenis drainase permukaan antara lain :
U-Ditch terbuat dari pasangan batu belah dengan perbandingan spesi
1pc : 4ps tahap pengerjaannya penentuan ukuran serta dimensi UDitch arah aliran air. Pemasangannya menggunakan batu yang
dipasang secara rapi dengan spesi 1pc : 4ps dengan material sesuai
spesifikasi teknis yang ditentukan.
U-Ditch terbuat dari beton bertulang pracetak yang dicetak dipabrik,
pemasangan dengan terlebih dahulu membuat lantaiu kerja dan
meletakkan U-Ditch secara rapi. sehingga air mengalir dengan lancar.
kelebihannya pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat.
U-Ditch terbuat dari beton bertulang dicetak ditempat. Setelah
pengukuran selesai diukur dan dasar saluran rata terus di lakukan
pembesian sesuai gambar kerja kemudian pekerjaan begesting
dikerjakan dengan rapi supaya hasilnya memuaskan. selanjutnya
pengecoran dapat dilakukan setelah mendapat ijin dari direksi. U-Ditch
jenis ini memakan banyak waktu dalam pengerjaannya.
Penentuan jenis U-Ditch harus mendapat persetujuan dari direksi dan
konsultan supervisi.
2. Beton K-175 untuk Lantai Kerja
Beton K-175 untuk lantai kerja bertujuan untuk meratakan dan pondasi U-
Metode
Ker ja
Hal. 21
Ditch supaya elevasi U-Ditch sesuai rencana sehingga air dapat mengalir
kearah yang ditentukan. Adapun tahapan pembuatan lantai kerja sebagai
berikut :
Setelah pekerjaan galian tanah untuk drainase permukaan selesai dan
sesuai elevasi yang direncanakan tahapan berikutnya adalah pengecoran
beton K-175 sebagai lantai kerja dengan ketebalan dan level yang sudah
ditentukan sebagai dasar dari lantai penahan tanah.
F.
PEKERJAAN PENAHAN TANAH
a. Penahan Tanah Tipe T
1. Batu Kosong Untuk Pondasi
Setelah pekerjaan Urugan pasir dibawah pondasi selesai dikerjakan dan
sudah padat dan rata maka tahapan berikutnya adalah dipasang pasangan
batu kosong sebagai perkuatan dasar pondasi penahan tanah tersebut
sampai ketebalan tertentu dan rata.
2. Beton K-175 untuk Lean Concrete
Setelah pekerjaan pasangan batu kosong selesai dan rata maka tahapan
berikutnya adalah pengecoran beton k-175 sebagai lantai kerja dengan
ketebalan dan level yang sudah ditentukan sebagai dasar dari lantai
penahan tanah.
Hal. 22
Metode
Ker ja
Hal. 23
Metode
Ker ja
5. Pembesian
Hal. 25
Metode
Ker ja
Hal. 26
Pipa Drainase/suling-suling
Pipa drainase/suling-suling dipasang untuk mengalirkan serapan air dari
tanah untuk menjaga kestabilan gaya guling ataupun gaya geser pada
beton dinding penahan tanah. Pemasangan sulin-suling pada Dinding
Penahan Tanah dari pipa pvc dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
petunjuk dari konsultan.
Metode
Ker ja
Hal. 27
5. Pembesian
Metode
Ker ja
Hal. 28
Semua besi beton agar dipasang pada posisi yang tepat, kokoh/kuat sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar. Semua besi beton dipasang dengan
menggunakan pengikat kawat beton dengan kuat.
Kami akan bertanggung jawab atas peletakan besi beton, baik sebelum
maupun selama pengecoran sehingga letak besi beton tersebut tidak
berubah dari tempatnya.
Metode
Ker ja
Hal. 29
Hal. 30
Metode
Ker ja
Hal. 31
4. Bekisting
Kayu yang dipergunakan untuk bekisting harus kering, rata, tidak bermata
kayu yang lepas, tidak pecah atau rusak pada permukaannya dan sama
tebal.
Pekerjaan pemasangan bekisting adalah termasuk pula peralatan bantunya
seperti rangka-rangka penguat, stut-stut penunjang, pengikat dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting.
Bekisting harus dibuat sedemikian kuat dan rapat sehingga tidak akan
terjadi kebocoran air semen pada waktu pengecoran dan pula harus cukup
kaku untuk mencegah perubahan pada bekisting yang mungkin akan
terjadi pada waktu pengecoran beton dan dari getaran-getaran vibrator
dan lain sebagainya.
Untuk membuat ketepatan perletakan pada bekisting seperti pada angkur
baud, dan bahan-bahan penyambung lainnya harus direncanakan dan
dipersiapkan dengan sebaik dan sekuat mungkin.
Semua pekerjaan bekisting beton exposed, pada sudutnya harus dipasang
penutup celah berbentuk segi tiga yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dengan
maksud untuk memudahkan pembongkaran bekisting dan sebagainya.
Bekisting harus dipasang dengan kuat tapi mudah pula pembongkarannya,
dan bila dipasang untuk menyambung pekerjaan beton selanjutnya, maka
bekisting tersebut harus dipasang overlapping dengan sisi beton paling
sedikit 5 cm, dan bila berlobang maka lobang tersebut ditutup dengan
adukan kuat, diratakan dan dibuat sama warna.
Pipa Drainase/suling-suling
Pipa drainase/suling-suling dipasang untuk mengalirkan serapan air dari
tanah untuk menjaga kestabilan gaya guling ataupun gaya geser pada
beton dinding penahan tanah. Pemasangan sulin-suling pada Dinding
Penahan Tanah dari pipa pvc dengan jarak dan ukuran sesuai dengan
petunjuk dari konsultan.
Beton Siap Pakai / Ready Mixed Concrete
Metode
Ker ja
Hal. 32
Beton siap pakai (Ready Mixed Concrete) dari Batching Plant yang disetujui
oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas boleh digunakan untuk pekerjaan
ini sepanjang dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai pula dengan
spesifikasi ini dengan memperhatikan hal-hal seperti :
Bahan-bahan yang digunakan
Perbandingan campuran
Air semen ratio
Slump test, dan
Kekuatan tekan hancur
Pengecoran
Methode pengecoran beton harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas. Pada pelaksanaan pengecoran ini harus diusahakan agar beton
tidak tercemar oleh kotoran atau bahan lain yang dapat merusak mutu
beton, pemisahan bahan sehingga beton tidak homogin, dan tidak boleh
berceceran dari masing-masing unsure bahan tersebut.
Semua besi beton dan bagian dalam bekisting harus segera dibersihkan
dari puing-puing dan dari genangan air sebelum pengecoran beton
dilakukan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas mengijinkan. Bila pengecoran tidak dilakukan 24 jam setelah ijin
diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, maka untuk
pengecoran tersebut harus mendapat ijin lagi dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Methode Pengecoran
Pengecoran harus dilaksanakan dengan cara terus menerus dari titik
tumpuan ke satu sampai dengan titik tumpuan berikutnya. Beton
berikutnya tidak boleh ditempatkan pada tempat yang berlawanan dengan
beton yang sudah dicorkan 30 menit lebih dahulu, jika tidak maka bentuk
sambungan harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis ini.
Bila beton sudah dituangkan/dicorkan selama 4 jam maka beton
selanjutnya tidak akan dituangkan dari arah berlawanan dengan pekerjaan
yang tadi selama 20 jam berikutnya.
Beton harus dipadatkan dalam waktu 30 menit sejak beton dituangkan dari
mixer, jika beton yang dituangkan tidak sampai habis dituangkan, maka
agitator tersebut harus berputar terus menerus, dan bila waktu
pengantaran sampai ke pengecoran memakan waktu s/d dua jam, maka
semen dituangkan kedalam mixer 30 menit sebelum dicorkan.
Jangan sampai ada beton yang bermutu rendah atau terlalu encer dsb. Jika
pengecoran tidak dapat dilakukan dengan terus menerus, maka siar
sambungan dibuat sebagaimana mestinya sesuai spesifikasi atau seperti
yang dijelaskan pada gambar yang disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
Pemadatan
Semua beton harus dipadatkan hingga menghasilkan beton yang benarbenar padat. Sepanjang tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas, maka pemadatan menggunakan mesin pemadat/vibrator serta
tenaga mekanik yang cukup berpengalaman dan cakap dalam
mengoperasikan mesin tersebut.
Metode
Ker ja
Hal. 33
Mesin vibrator tidak boleh diletakkan langsung diatas bekisting atau diatas
bagian besi beton yang akan dicor, atau diatas bagian beton yang baru
selesai dicor, melainkan harus dialasi dengan alas papan yang dialasi pula
dengan plastik.
Penggunaan vibrator dihentikan apabila kondisi beton telah benar-benar
pada dilihat secara visual. Pencurahan beton dari mixer dihentikan dahulu,
sementara mesin pemadat dipindahkan. Vibrator jangan digunakan pada
beton yang tercecer atau beton yang bukan pada tempatnya.
Pengambilan, Perawatan dan Pengetesan benda uji
Pengambilan benda uji dilakukan sebelum pengecoran dimulai dengan cara
dituang pada dolak yang sudah disediakan dan dilakukan pengetesan
slump kalau sudah disetujui nilai slumpnya kemudian diambil benda uji
sebanyak 3 cetakan berbentuk kubus, ditulis tanggal serta lokasi
pengecoran yang kemudian dirawat serta ditest dilaboratorium.
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara perendaman dengan waktu
minimal 7 hari.
Pengetesan benda uji dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui
bersama dengan perincian sebagai berikut :
1 buah ditest pada umur 7 hari
1 buah ditest pada umur 14 hari
1 buah ditest pada umur 28 har
5. Pembesian
Pembesian merupakan komponen utama pada pekerjaan Struktur beton
karena bila dikerjakansesuai petunjuk dan gambar rencana diharapkan
struktur beton mampu menahan gaya tarik dan gaya desak.
Langkah - langkah Pekerjaan Pembesian antara lain :
Menyortir material besi yang akan di kerjakan.
Mempersiapkan alat bantu yang di perlukan antara lain : gunting,
gergaji, mesin Cut Off, tumpuan dimensi pembengkokan, kunci besi,
mesin las dan lain-lain.
Mempelajari dan memahami cara kerja pembesian berdasarkan
gambar kerja dan bar bending schedule.
Memotong besi sesuai kebutuhan dan membentuknya sesuai bar bending
schedulle.
Melakukan perakitan pembesian sesuai gambar kerja.
Pemasangan
Semua besi beton agar dipasang pada posisi yang tepat, kokoh/kuat sesuai
dengan yang ditunjukan pada gambar. Semua besi beton dipasang dengan
menggunakan pengikat kawat beton dengan kuat.
Kami akan bertanggung jawab atas peletakan besi beton, baik sebelum
maupun selama pengecoran sehingga letak besi beton tersebut tidak
berubah dari tempatnya.
Metode
Ker ja
Hal. 34
III.
TRACK
A. PENGADAAN BAHAN.
1. Ballas batu pecah 2/6 cm dan pemasukan ballast
a.
Balas batu pecah yang dipakai dipilih dari batu kali/gunung, berwarna
abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang pecah dengan
mesin pemecah batu berukuran 2- 6 cm.
b. Bersih dari kotoran tanah, Lumpur, rumput dan bahan-bahan ikutan
yang merugikan.
c. Sisi-sisinya bersudut tajam.
d. Tahan terhadap cuaca dan sewaktu dipecok tidak remuk/hancur.
e. Sebelum ballas diecer terlebih dahulu diobname kebutuhan ballas tiaptiap piket (didaftar) untuk kebutuhan ballas pada pekerjaan ini
diperlukan .
f. Pengeceran ballas batu belah dari atas gerbong/gerobak dengan Kereta
Api diatur sedikit demi sedikit sehingga ballas pecah tidak menumpuk
pada satu tempat dan tidak mengganggu perjalanan kereta api.
g. Ballas batu pecah yang sudah diecer dilintas dimasukkan ke dalam
spoor secara teratur dan rata bantalan bagian atas sesuai profil.
h. Ballas di bawah bantalan dipecok pada sepanjang bantalan, sampai
betul-betul terisi terutama dibawah rel / pada permukaan bantalan
bagian bawah ballaas harus padat atau sempurna untuk kecepatan 5
km/jam.
i. Dalam pekerjaan finishing ballas batu pecah, diprofilkan sesuai gambar
rencana dan petunjuk Direksi.
j. Ballas harus merupakan batu pecah, mempunyai kekerasan yang tinggi,
bersisi kasar, tidak mengandung pelapukan dan tidak mengandung
bahan bahan yang merugikan ( debu, kotoran-kotoran dll ).
k. Ballas batu pecah 2-6 cm berat jenisnya harus > 2.500 Kg/m3, dengan
gradasi sebagai berikut :
Ukuran Saringan
% Lolos
( mm )
63,5
100
Metode
Ker ja
Hal. 35
50,8
38,1
25,4
19,1
80 100
35 75
0 75
05
a.
terlebih dahulu
(didaftar).
diobname
Sebelum
kebutuhan balas
ballas
diecer
tiap-tiap piket
b.
Metode
Ker ja
Hal. 36
e.
Hal. 37
B. PEKERJAAN TRACK
1. Ecer bantalan beton lengkap dengan alat penambat
Bantalan beton yang telah sampai di lokasi Penumpukan kemudian kemudian
dilangsir ke lokasi masing masing proyek deengan menggunakan truck
ataupun jasa kereta api kemudian dibongkar secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia. Batas penumpukan bantalan beton tidak
boleh lebih dari 10 tumpukan dan masing-msing tumpukan memakai stapling
kayu kaso. Bongkar ecer/susun bantalan beton lengkap dengan penambat
elatis. Pembongkaran bantalan beton dari atas PPW tidak boleh dilempar, tapi
harus diturunkan dengan cara diluncurkan dengan menggunakan
penghantarkan yang dilengkapi bantalan bekas untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada bantalan. Dalam menyusun eceran, posisi bantalan harus siku
terhadap jalan KA dengan jarak 0,6 m dan berseberangan dengan eceran rel
baru yang akan dipasang.
Metode
Ker ja
Hal. 38
Metode
Ker ja
Hal. 39
Metode
Ker ja
Hal. 40
Hal. 41
c. Pelaksanaan Pengelasan
Pengaturan posisi lubang crusible tepat diatas lubang mould,
menyalakan / menyulut bahan thermit (Portion) dalam tungku dengan
Ignation, Setelah cairan logam mengalir pada mould dan terisi penuh
sampai pada saat cairan logam mulai membeku ( 30 detik ) , crusible
disingkirkan Cetakan/mould dibongkar kemudian diadakan steiping
pada kepala rel . Permukaan rel digurinda hingga permukaan rel bila
diukur dengan rel panjang 1 m tidak terjadi penyimpangan. KA tidak
boleh lewat sebelum rel mendingin hingga 375 C.
d. Akhir Pekerjaan Finishing
Rel ditempatkan kembali di bantalan dan ditambatkan kembali
dengan
alat penambat Sebagai Finishing diadakan pemeriksaan
alinyemen rel baik vertikal maupun horizontal dan juga dilakukan
pengetesan dengan alat Ultrasonik untuk mengetahui hasil dari
pengelasan tersebut. Selanjutnya hasil test tersebut diserahkan kepada
Direksi Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas untuk
mendapat
persetujuan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik dan
benar.
Metode
Ker ja
Hal. 42
Metode
Ker ja
Hal. 43
Hal. 44
Pemasangan wesel pada track baru bisa dilakukan langsung di track baru
bersamaan dengan track laying, sedangkan pada track yang aktif maka
harus dilakukan dengan penggeseran.
10.
Angkutan
mengangkut wesel
PPCW
kosongan
dari
kroya
penyewaan
untuk
serta
Hal. 45
11.
Rel akan diambil dari lokasi penyimpanan rel sementara dimuat dan
diangkut serta diecer ke lokasi pekerjaan
Pengangkutan dilakukan dengan 2 cara.
Pengangkutan dengan KA
Pengangkutan dengan Lori dorong
Pengangkutan dengan KA dilaksanakan setelah mengurus surat
perjalanan dan selanjutnya pengangkutan dilaksanakan oleh PT.KAI yang
akan dikirim ke lokasi dan diecer di lokasi pekerjaan.
Pengangkutan dengan lori dorong dilaksanakan pada jam jam tertentu
yang tidak mengganggu perjalan KA dengan permohonan Window Time
kepada kepada PT KAI dengan permohonan secara resmi. Setelah
disetujui permohonan Window Time dan ditentukan waktunya, sebelum
dimulai muat rel harus di cek list peralatan dan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan supaya pada waktu pelaksanaan berjalan lancar, setelah cek
list peralatan kami harus selalu berkoordinasi dengan Ppka antara stasiun
terdekat sehingga dapat diketahui bahwa lintasan jalan KA aman untuk
melori rel dengan waktu yang sudah ditentukan .
Penyimpanan Stampling rel diecer sepanjang proyek untuk memudahkan
pemasangan dan ditempat tidak mengganggu perjalanan KA maupun
pekerjaan.
Waktu pelaksanaan = 5 minggu
12.
13.
Switch Over
Switch Over adalah memindahkan jalur existing ke jalur baru serta jalur baru
ke jalur exisiting , atau yang tadinya satu jalur menjadi dua jalur. Tahapan
tahapan Swith Over meliputi :
Memastikan jalur baru sudah siap di operasikan ( cek list bersama
dengan daop dan satker)
Meminta ijin ke daop untuk pelaksanaan swict over sampai keluar Telek
Persiapan peralatan secara lengkap
Persiapan personel yang memadai
Persiapan material yang cukup
Memaparkan metode pelaksanaan dengan mandor dan pekerja
sehingga dalam pelaksanaan nya satu komando
Metode
Ker ja
Hal. 46
Metode
Ker ja
Hal. 47
Hal. 48
6. Buangan bongkaran
Bekas bongkaran harus dibuang dari lokasi pekerjaan perlintasan agar
tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
7. Galian saluran pipa drain dan urug kembali
Galian saluran pipa drain dilakukan terlebih dahulu, setelah pipa
terpasang segera mungkin diurug kembali.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
8. Pemadatan tanah dasar
Pemadatan tanah dasar dilakukan agar tanah dasar yang akan digunakan
sebagai perlintasan tidak amblas. Pemadatan dilakukan menggunakan
vibro roller yg berukuran kecil.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
9. Ballas sirtu dalam track
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
10.
Gravel
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
11.
Pasang
pipa 0.6 dibungkus geotextile
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
12.
Sub base
crouse
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
13.
Balas
batu pecah 2/6 cm
Balas batu pecah yang dipakai dipilih dari batu kali/gunung, berwarna
abu-abu kehitam-hitaman dan keras tidak keropos yang pecah dengan
mesin pemecah batu berukuran 2- 6 cm.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
14.
Memasuk
an balas baru dan memecok sampai dapat dilalui KA
Tamping awal dilakukan dengan menggunakan mesin HTT agar ballas
yang ada dibawah bantalan yang baru dipasang menjadi padat untuk
menghindari perubahan posisi bantalan dan menghindari terjadinya
genjotan bila dilewati KA .
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
15.
Pasang
track R.54
Pemasangan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
16.
Menyetel
track R.54
Penyetelan Rel R.54 dilaksanakan setelah pekerjaan perataan ballas
Metode
Ker ja
Hal. 49
selesai, ecer serta penyusunan bantalan beton tersusun rapi dengan jarak
60 cm selesai dilaksanakan, untuk mengecek spasi bantalan beton
dilakukan pemberian spasi pada kaki rel dengan jarak 60 cm, sebelum rel
naik diatas bantalan ruber pat dipasang terlebih dahulu kemudian rel
dinaikan diatas bantalan dan yang sudah tersusun rapi, setelah itu di
pasang alat penambat elastis dengan penpuler supaya tidak merusak
bantalan beton, setelah penambat terpasang dilakukan pelurusan rel dan
angkatan untuk memudahkan pengelasan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
17.
Pasang
Pipa pelindung penambat
Setelah penambat terpasang dan sebelum dilakukan pengaspalan,
penambat harus ditutup dengan pipa yang dibelah agar tidak terjadi
keropos pada penambat tersebut.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
18.
Aspatl
treated base course
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
19.
ATB
Aspatl coucrete bunder
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
20.
AC Aspalt
concrete surface
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
21.
Dinding
penahan beton K.175
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
22.
Beton
K.175 pondasi Guard rail
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
23.
Lantai
kerja dengan beton tumbuk
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
24.
Pasang
kanstin/kerb beton
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
25.
Membuat
pagar guard rail
Setelah semua pekerjaan perlintasan selesai maka di samping jalan harus
dipasang pagar guard rail untuk menjaga keamanan.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
26.
Pengalih
an jalan dan pengamanan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, perlintasan harus benar-benar aman
dan tidak ada kendaraan yang lalu lalang diperlintasan. Untuk itu maka
kendaraan yang akan melalui perlintasan harus dialihkan jalannya untuk
menggunakan jalan lain dengan pengamanan dari Polantas.
Waktu pelaksanaan = 1 minggu
Metode
Ker ja
Hal. 50
Hal. 51
D. PEKERJAAN PENYELESAIAN
1. Dokumentasi dan Pembuatan as build drawing
Dokumentasi dikerjakan mulai dari posisi pekerjaan 0%, 20%, 50%, 75%,
serta 100%. Serta dilengkapi dengan dokumentasi tahapan tahapan
pekerjaan sehingga pemeriksa dengan mudah dapat memeriksa hasil
pekerjaan tersebut.
Setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan, dilakukan pengukuran
secara keseluruhan untuk pembuatan As Built Drawing sesuai kondisi
Metode
Ker ja
Hal. 52
Metode
Ker ja
Peralatan Kerja
Hal. 53
b.
c.
Pada saat instalasi di lapangan, penatan alat bantu skafolding bambu, bila
diperlukan, harus dibuat sedemikian, sehingga benar benar aman dan
diperkirakan kuat untuk menopang beban pekerja, material atau alat yang
diperlukan.
Safety line
d.
Untuk membatasi ruang bebas pekerja dan manuver alat berat dipasang
safety line di sepanjang pekerjaan dan pada tempat yang membahayakan
keselamatan kereta api dan masyarakat serta pekerja pada lokasi
pekerjaan.
Bila dilapangan membutuhkan instalasi kabel, baik yang memakai arus DC
atau AC harus dipastikan bahwa sambungan dan terminal harus terisolasi
dan tersambung sempurna. Khusus pemakaian arus AC, semua instalasi
harus dihindarkan dari kondisi lembab dan berair untuk menghindari
kecelakaan.
Hal. 54
dipasang perlu dijaga dan diawasi selama selama 24 jam. Semboyan yang
dipasang bila perlu dilengkapi dengan lampu semboyan untuk
menandakan keberadaan pada malam hari.
d. Bila penggunaan semboyan sudah selesai sesuai telex yang dikeluarkan
maka harus dilaporkan kembali ke PT. Kereta Api, sehingga semboyan
dapat di cabut dan perjalanan kereta api kembali normal.
e. Lihat gambar PD 10 - Jarak Pemasangan Semboyan.
BEKERJA PADA MUSIM HUJAN
a. Pada umumnya pekerjaan tanah dilaksanakan selama musim panas,
meskipun demikian Pekerjaan tanah juga dapat dilaksanakan dengan
pemilihan waktu tertentu dan dengan penanganan yang tepat. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga agar progress pekerjaan berjalan sesuai
rencana.
b. Selama musim hujan stok material tanah ditutup dengan terpal agar kadar
airnya tidak terlalu jenuh, sehingga bisa dipadatkan.
c. Saluran pada kiri dan kanan tubuh jalan kereta api harus dalam kondisi
baik sehingga lokasi Pekerjaan tidak terendam air.
d. Apabila curah hujan cukup tinggi, pengiriman material maupun pemadatan
harus dihentikan, untuk menghindari kerusakan pada material maupun
pemadatannya.
PENUTUP
Semua tahapan pekerjaan akan selalu diawali dengan shop drawing, Ijin ijin dan
laporan kegiatan yang dimintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas serta
berdasarkan pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Pihak Satker, Pihak Perumka
dan Instansi yang terkait lainnya yang menunjang kelancaran pekerjaan dengan
mengutamakan keselamatan dan pengamanan.
Selanjutnya dilakukan
Demobilisasi untuk mengangkut kembali peralatan dan perlengkapan serta halhal lainnya ketempat semula setelah semua pekerjaan dinyatakan selesai dan
waktu pelaksanaan telah berakhir.
Demikian metode kerja ini dibuat dengan tahapan kerja yang singkat. Adapun
cara yang lebih lengkap dan praktis akan kita jumpai dilapangan disaat
pekerjaannya akan dilaksanakan. Metode ini hanya sebagai panduan, jika ada
kekurangan dalam metode ini akan lebih disempurnakan kembali disaat
pekerjaan ini dilakukan.
TERIMAKASIH UNTUK DI KOREKSI SALAM RAHMAT
Metode
Ker ja
Hal. 55