Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
B. Klasifikasi jalan
1. Jalan skunder yaitu jalan yang menghubungkan kekota kabupaten
2. Jalan primer yatu jalan yang menghubungkan kekota besar
Berdasarkan fungsinya jalan dibagi atas empat macam yaitu:
1. jalan arteri
: jalan akses yang dibatasi secara efesien yang jarak jauh dengan kecepatan
60-80km jam
2. jalan koektor
: jalan akses yang dibatasi untuk jarak sedang dengan kecepatan 40-60km/jam
3. jalan local : jalan akses tidak dibatasi untuk jarak pendek dengan kecepatan 20-40km/jam.
4. Jalan tol : jalan akses yang dibatasi dengan jarak pendek dengan kecepatan 80-120km/jam
C. Volume dan sifat lalulintas
1. Perkerasan jalan.
Menentukan tebal perkerasan jalan yang akan diuraikan adalah disini adalah untuk menentukan
data untuk menentukan tebal perkerasan jalan raya.
a. Lalu lintas
1. Kenyataan hasil perhitungan lalu lintas (traficcounts) yang di catat oleh petugas jembatan
timbang.
2. Perkembangan lalu lintas sesuia dengan kondisi dan pontensi social ekonomi daerah yang
bersangkutan.
3. Long range planning yaitu perencanaan jangka panjang.
b. Umur rencana
Umur rencana perkerasan jalan ditentukan tidak terlepas dari pertimbngan2 lalu lintas nilai
ekonomis dari jalan yang bersangkutan, agar segala sesuartu menjadi seimbabng baik kegunaan
dan pembiyaan.
c. Tanah dasar dan matrial
Tanah dasar dan matrial yang akan menjadi bagian dari kontruksi perkerasaan, besarnya rencana
didasarkan pada hasil dari penilaaian survey, dan penelitian di laboratorium.
d. Pemeliharaan
- Perbaikan drainase agar tetap lancer
- Pemeliharaan permukaan jalan agar tetap stabil
- Pemeliharaan permukaan jalan dengan menambah lapisan haus,lapisan perata.
- Menutup lobang lobang stempat.
2. Istilah dalam pekerjaan jalan
a. Jalur rencana adalah jalur lalulintas dari suatu system jalan raya, yang menampung lalu lintas
besar.
b. Umur rencana (UR) adalah jumlah waktu dalam satu tahun dirancang dari dimulai dibukanya
jalan raya yang baru sampai pada saat diberlakukanya perbaikan jalan.
c. Indect permukaan (IP)adalah suatu angka yang menyatakan kehalusan serta kekokohan
permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan lalu lintas yang lewat.
d. Jumlah lalu lintas harian rata2 (LHR) adalah
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Angka ekivalen adalah angka dari suatu beban as kendaraan yang menyatakan jumlah dari lalu
llintas, yang akan menyebabkan drajat krusakan.
Lintas ekivalen pertama (LEP) jumlah lintasan ekivalen harian pada jalur rencana
Lintas ekivalen rencana (LER) yaitu jumlah lintas ekivalen harian rata rata dari as tunggal
seberat 8.2 ton pada jalur rencana yang diduga terjadi selama umur rencana.
Factor regional (FR) factor stempat yang berhubungan dengan iklim hujan kondisi ini
berpengaruh terhadap daya dukung tanah
Daya dukung tanah (DDT) suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal
perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar.
Indeks tebal perkerasan (ITP) adalah indeks tebal perkerasan adalah suatu angka yang
berhubungan penentuan tebal perkerasaan.
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda roda
alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera meutup tanah dasar, dari
pengaruh cuaca.bermacam macam tipe tanah stempat (CBR >20%, PI 10%) yang relative lebih
baik dari tanah dasar yang dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran campuran
tanah setempat dengan kapur atou semen Portland dalam beberapa hal sangat dianjurkan, agar
dapat batuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.
Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :
- Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan beku
luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
- Batuan sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.
Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas:
- Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu
lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.
- Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal.
- Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.
- Batuan metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk
akibat adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.
Berdasarkan proses pengolahannya.
- Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses
pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel > inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat dengan
ukuran partikel < inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).
- Agregat yang melalui proses pengolahan
Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung
sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat
konstruksi perkerasan jalan.
Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:
- Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.
- Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.
- Gradasi sesuai yang diinginkan.
Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone)
sehingga ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
- Agregat buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran <0,075>
3. Lapis pondasi (base)
Fungsi lapisan antara lain :
a. Sebagai bagian perkerasaan yang menahan beban roda
b. Ssebagai perletakan terhadap lapis pemukaan
Bahan bahan untuk lapis pondasi pada umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga dapat
menahan beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk dugunakan sebagai bahan
pondasi, hendakanya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknya sehubungan
dengan persyaratan teknik.
4. Lapisan pondasi permukaan (surface)
Fungsi lapis permukaan antara lain ;
a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda
b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusaakan cuaca.
c. Sebagai lapisan aus (wearing course)
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi,
dengan oersyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan bersifat
kedap air,sedangkan sendiri aspal memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti menambah
daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan
perlu dipertimbangkan kegunaanya, umur rencana serta pentahapan kontruksi, agar dicapai
mamfaat yang sebesar besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua,pad temperature
ruang berbentuk padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu temperature tertentu
aspal dapat menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu
pembuatan aspal beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan atau
penyiraman pada kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika temperature mulai turun,aspal
akan mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya (sifat termoplastis).
Jenis Aspal:
Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal alam,dapat dibedakan atas
- Aspal gunung (rock asphalt),contoh aspal dari pulau beton
- Aspal danau (lake asphalt) contoh aspal dari Bermudez,Trinidad.
2. Aspal buatan
- Aspal minyak merupakan hasil penyulingan minyak bumi
- Tar,merupakan hasil penyulingan batubara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan kara
lebih cepat mengeras,peka terhadap perubahan temperature dan beracun.
Sifat aspal
Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :
1. Bahan pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri
2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu
sendiri.
1.
2.
3.
4.
EVALUASI
Selesaikanlah soal soal dibawah ini dengan benar :
Apa yang dimaksud dari akses jalan dibatasi pada klasifikasi jalan arteri, kolektor?
Dalam pembuatan jalan kenapa umur rencana harus di pertimbangkan? Dan juga mengapa dalam
perencanaan jalan baru harus menggunakan data yang lama.
Secara struktur apa yang membedakan lapisan pondasi flexible pavement dengan perkerasan
rigid pavement.
Apa kebihan dan kekurangan perencanaan perkerasan jalan raya dengan flekxible pavement dan
rigid pavement
BAB III
PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN BARU
(NEW COUNTRUCTION)
Lalulintas Rencana
A. Persentase Kendaraan pada Lajur Rencana.
Jalur Rencana (JR) merupakan jalur lalulintas dari suatu ruas jalan raya yang terdiri daris
satu lajur atau lebih, jumlah lajur berdasarkan lebar jalan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur
rencana ditentukan menurut table 3.3 dibawah ini :
Selain menggunakan rumus diatas, penentuan angka ekivalen dapat ditentukan melalui Tabel
yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga seperti yang
terlihat pada Tabel 3.4.
C. Perhitungan Lalulintas harian lalu lintas dan rumus rumus lintas ekivalen
a. lalu lintas harian rata rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana,
yang dihitung uuntuk dua arah pada jalan tampa median atau masing masing arah pada jalan
dengan median.
b. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
j= jenis kendaraan
n=tahun pengamatan
c. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
dengan:
= Jenis kendaraan
= Tahun pengamatan
R = Lalu lintas harian rata rata
= Perkembangan lalu lintas
= Umur rencana
= Koefisien distribusi kendaraan,dan
= Angka ekivalen ( E ) beban sumbu kendaraan.
d. Linta Ekivalen Tengah (LET)
dengan:
LET : Lintas Ekivalen Tengah
LEP : Lintas Ekivalen Permukaan
LEA : Lintas Ekivalen Akhir
f. Lintas Ekivalen Rencana
LER =LET x FP
Factor penyesuaian (FP) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FP=UR x 10
FP= faktor penyesuaian
UR= umur rencana, (tahun)
D. Daya Dukung Tanah Dasar
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi
Harga yang mewakili dari sejumlah harga CBR yang dilaporkan , ditentukan sebagai berikut :
a. Tentukan harga CBR terendah
b. Tentkan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing masing nilai CBR.
c.
angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. jumlah lainya merupakan persentase dari
100%.
d. dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%
seperti pada Gambar 3.1. Daya dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR atau
F. Faktor Regional
Faktor regional (FR) adalah faktor koreksi sehubungan dengan adanya
perbedaan kondisi dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan
denga keadaan Indonesia. FR dipengaruhi oleh bentuk elemen, persentase
kendaraan berat yang berhenti serta iklim, penentuan FR menggunakan Tabel 3.5.
G. Indeks Permukaan
Indeks permukaan adalah nilai kerataan/ kehalusan serta kekokohan permukaan yang bertalian
dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas yang lewat. Nilai Indeks permukaan beserta artinya
adalah sebagai berikut :
a. IP = 1,0 menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga menganggu lalu lintas
kendaraan.
b. IP = 1,5 menyatakan tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin ( jalan tidak terputua )
c. IP = 2 menyatakan tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih cukup.
d. IP = 2,5 menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Dalam menentukan IP pada akhir umur rencana, perlu dipertimbangkan faktor faktor
klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana ( LER ) seperti ditunjukkan pada
Tabel 3.6.
* ) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal.
Catatan : Pada proyek proyek penunjang jalan, JAPAT/ jalan murah atau jalan darurat maka IP
dapat diambil 1,0 .
Dalam menentukan Indeks permukaan pada awal umur rencana ( IPo ) perlu diperhatikan jenis
lapis permukaan jalan ( kerataan/ kehalusan serta kekokohan ) pada awal umur rencana seperti
yang tercantum dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Indeks permukaan pada awal umur rencana ( IPo )
I.Contoh Soal:
Perencanaan Perkerasan Jalan Baru.
1. Rencanakan :
Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2001 seperti dibawah ini, dan umur
rencana 5 tahun. Jalan d buka tahun 2005 ( i selama pelaksanaan = 5% pertahun ) FR 1.0 dan
CBR tanah dasar = 3,4%
2. Data data :
Kendaraan ringan 2 ton....................................................................... 90 kendaraan
Bus 8 ton............................................................................................. 3 kendaraan
Truck 2 as 10 ton................................................................................. 2 kendaraan
LHR 2001 = 95 kendaraan/hari/2jurusan.
Perkembangan lalu lintas (i) : untuk 5 tahun 8%
Bahan bahan perkerasan :
Menghitung LEP :
Mencari ITP :
CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT= 4 : IP = 1,5 : FR = 1,0
LER5 = 0,45. ITP5 = 2,8 (IPo = 2,9 2,5 )
EVALUASI
Selesaikanlah soal soal dibawah ini dengan benar :
Pembangunan jalan baru dilaksanakan selama empat tahun dengan perkembangan lalulintas
4,5%/ tahun. LHR survey pada tahun 2000 adalah : KR 2T (1+1) = 1655 kendaraan, bus 8T
(3+5) = 657 kendaraan, truck 2 as 10T (4+6)= 350 kendaraan . jalan yang dibangun merupakan
jalan arteri dua jalur satu arah . jalan terletak di daerah dengan kelandaian 8% dan curah hujan
750mm/tahun. Hasil pemeriksaan nilai CBR adalah 6%, 5%, 4%, 5,5%, 6% , 5%. Umurr rencana
jalan tersebut sampai 2011 dengan memaksimumkan lapis pondasi atas dan perkembangan lalu
lintas 5,5%/tahun. Bahan yang digunakan adalah laston (MS-590) dengan rougness
1500mm/km, laston atas (MS-340), dan sirtu (cbr-70). Rencanakan dan gambarkan kontruksi
perkerasan jalan tersebut.
7.1
b.
( 1+ i )n
a.
b.
c.
d.
c.
2249
kend/hari
468
kend/hari
91
kend/hari
43
kend/hari
= 30
kend/hari +
= 2881
kend/hari
LHR 2009
( 1+ i )n
a. Mobil penumpang 2249 x ( 1 + 0,05)5
= 2870
5
b. Bus 8 ton
468 x ( 1 + 0,05)
= 597
5
c. Truk 2 as 10 ton
91 x ( 1 + 0,05)
= 116
kend/hari
d. Truk 2 as 13 ton
43 x ( 1 + 0,05)5 = 54
kend/hari
5
e. Truk 3 as 20 ton
30 x ( 1 + 0,05)
= 39
kend/hari +
LHR 2014
= 3677
kend/hari
d.
LHR 2014 ( 1+ i )n
a.
b.
c.
d.
7.1.2
3663
762
148
69
= 49
4692
kend/hari
kend/hari
kend/hari
kend/hari
kend/hari +
kend/hari
kend/hari
kend/hari
Beban Sumbu
Kg
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
8160
9000
10000
11000
12000
13000
14000
15000
16000
Lb
2205
4409
6614
8818
11023
13228
15432
17637
18000
19841
22046
24251
26455
28660
30864
33069
35276
Angka Ekivalen
Sumbu Tunggal
Sumbu Ganda
0,002
0,0036
0,0003
0,0183
0,0016
0,0577
0,0050
0,1410
0,0121
0,2923
0,0251
0,5415
0,0466
0,9238
0,0795
1,000
0,086
1,4798
0,1273
2,2555
0,1940
3,3022
0,2840
4,6770
0,4022
6,4419
0,5540
8,6647
0,7452
11,4184
0,9820
14,7815
1,2712
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen,
Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
a.
b.
c.
d.
e.
7.1.3
Menentukan LEP
Dari data yang telah di dapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu :
a.
b.
c.
d.
=
=
=
=
0,44974
37,2738
15,9535
22,6497
= 20,8961
LEP 2009
7.1.4
= 97,2229
Menentukan LEA
7.1.5
= 0,57399
= 46,3362
= 20,3612
= 28,9074
= 26,6693
= 124,084
= 0,73257
= 60,7151
= 25,9866
= 36,894
= 34,0375
= 158,366
Menentukan LER
LER
=
LET x UR/10
LER5
=
LET5 x 5/10
=
110,653 x 0,5
=
55,327
LER5
LER5
LER10
LER10
LER10
7.1.7
=
=
1,67 x 55,327
92,396
=
=
=
=
=
LET10 x 10/10
141,225 x 1
141,225
2,5 x 141,225
353,062
CBR max
CBR min
=
=
=
=
4+5+6+7+8+9+10+5+4+8
10
6,6
10
4
Untuk nilai R tergantung dari jumlah data yang terdapat dalam 1 segmen. Besarnya nilai R seperti yang
diperlihatkan pada tabel di bawah ini :
Jumlah titik
pengamatan
2
3
4
5
6
7
8
9
>10
CBR segmen
=
=
=
7.1.8
a.
Nilai R
1,41
1,91
2,24
2,48
2,67
2,83
2,96
3,08
3,18
= 21,9409 %
Dari data yang diberikan diketahui :
Curah hujan 750 mm/thn = iklim I < 900/thn
Landai
Curah Kelandaian I ( < 6 %)
Hujan
Jalan 6 % =
% kendaraan berat
Kelandaian
30 %
> 30 %
II ( 6 - 10 %
Iklim I
0,5
1,0 1,5
)
Nilai
FR
dapat
kita
lihat
pada tabel
dibawah :
< 900
mm/th
Iklim II
> 900
mm/th
1,5
2,0 2,5
Kelandaian II
(6-10%)
% kendaraan berat
30 %
> 30 %
1,0
1,5
2,0
2,0
2,5 3,0
Kelandaian III
(> 6 %)
% kendaraan berat
30 %
> 30 %
1,5
2,0 2,5
2,5
3,0 3,5
d.
Lintas
Ekivalen
Rencana
Lokal
Klasifikasi Jalan
Kolektor
Arteri
Tol
< 10
10 100
100 1000
> 1000
1,0 1,5
1,5
1,5 2,0
-
1,5
1,5 2,0
2,0
2,0 2,5
1,5 2,0
2,0
2,0 2,5
2,5
2,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode
Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
Analisa
IPo
4
3,9-3,5
3,9 3,5
3,4 3,0
3,9 3,5
3,4 3,0
3,9 3,5
3,4 3,0
3,4 3,0
2,9 2,5
2,9 2,5
2,9 2,5
2,9 2,5
2,4
2,4
Roughness (mm/km)
1000
>1000
2000
>2000
2000
>2000
< 2000
< 2000
3000
>3000
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa Komponen,
Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
f.
Kekuatan Bahan
Jenis Bahan
a1
a2
a3
0,40
0,35
0,32
0,30
0,35
0,32
0,28
0,26
0,30
0,26
0,25
0,20
-
0,28
0,26
0,24
0,23
0,19
0,15
0,13
0,15
0,13
0,14
0,13
0,12
-
0,13
0,12
0,11
0,10
MS
(kg)
744
590
454
340
744
590
454
340
340
340
590
454
340
-
Kt(kg/cm
)
22
18
-
CBR
%
100
80
60
70
50
30
20
LASTON
LASBUTAG
HRA
MACADAM
LAPEN (MEKANIS)
LAPEN (MANUAL)
LASTON ATAS
LAPEN (MEKANIS)
LAPEN (MANUAL)
Stab tanah dengan semen
Stab dengan kapur
Batu pecah (Kelas A)
Batu pecah (Kelas B)
Batu pecah (Kelas C)
Sirtu/pitrun (Kelas A)
Sirtu/pitrun (Kelas B)
Sirtu/pitrun (Kelas C)
Tanah Lempung Kepasiran
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode Analisa
Komponen
Untuk 5 Tahun
Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif
- Lapisan permukaan
: Laston, MS 744
a1 = 0,40
- Lapisan Pondasi atas
: Batu pecah kelas A a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B
a3 = 0,12
Tabel 8.6 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis permukaan
ITP
< 3,00
3,00 6,70
6,71 7,49
7,50 9,99
10,00
Tebal Minimum
Bahan
(cm)
5
Lapis pelindung : (Buras/Burtu/Burdu)
5
Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag,
Laston
7,5
Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lsbutag,
Laston
7,5
Lasbutag, Laston
10
Laston
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan metode
Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)
Tabel 8.7 batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis pondasi
ITP
< 3,00
3,00 7,49
7,50 9,99
10 12,14
12,25
Tebal
Bahan
Minimum
(cm)
15
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur
20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur
10
Laston Atas
20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam
15
Laston Atas
20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,
Lapen, Laston atas
25
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam,
Lapen, Laston atas
Analisa
Lapisan permukaan
: Laston, MS 744
Lapisan Pondasi atas
: Batu pecah kelas A
Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B
ITP
7,25
d3
=
=
=
=
d1 = 7,5
d2 = 20
d3 = 10
a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3
3 + 2,8 + 0,12 d3
5,8 + 0,12 d3
12,08 cm = 12 cm ( untuk D3 tebal minimum adalah 10 cm)
Untuk 10 Tahun
Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif
- Lapisan permukaan
: Laston, MS 744
a1 = 0,40
- Lapisan Pondasi atas
: Batu pecah kelas A a2 = 0,14
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B
a3 = 0,12
Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,3
- Lapisan permukaan
: Laston, MS 744
- Lapisan Pondasi atas
: Batu pecah kelas A
- Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B
ITP
8,5
d3
=
=
=
=
a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3
3 + 2,8 + 0,12 d3
5,8 + 0,12 d3
22,5 cm = 23 cm
Untuk 10 Tahun
8,5 =
0,4 d1 + 0,14 d2 + 0,12 d3
8,5
= 0,4 d1 + 2,8 + 2,76
= 5,56 + 0,4 d1
d1
= 7,35 cm = 7 cm
d0
d0
= 7,5 - 7
= 0,5 cm = 3 cm (syarat tebal minimum)
d1 = 7,5
d2 = 20
d3 = 10
= 5 % selama pelaksanaan
Data CBR : 4 5 6 7 8 9 10 5 4 8
Menentukan LEP
Dari data yang telah di dapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu :
Menentukan LEA
Perhitungan LEA untuk 5 tahun (2014)
Menentukan LER
LER = LET x UR/10
LER5
= LET5 x 5/10
= 110,653 x 0,5
= 55,327
= LET10 x 10/10
= 141,225 x 1
= 141,225
ITP = a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3
8,5 = 3 + 2,8 + 0,12 d3
= 5,8 + 0,12 d3
d3 = 22,5 cm = 23 cm
Untuk 10 Tahun
8,5 = 0,4 d1 + 0,14 d2 + 0,12 d3
8,5 = 0,4 d1 + 2,8 + 2,76
= 5,56 + 0,4 d1
d1 = 7,35 cm = 7 cm
d0 = 7,5 - 7
d0 = 0,5 cm = 3 cm (syarat tebal minimum)