Modul Vektor PDF
Modul Vektor PDF
VEKTOR
Kata Pengantar
Modul pembelajaran ini dirancang untuk membimbing peserta didik SMA dalam memahami
kompetensi konsep eksponen melalui penerapan belajar tuntas.
Pada permulaan tahun 1975, penduduk dunia diperkirakan sebanyak 4 milyar, menjelang tahun
2000 penduduk dunia akan mencapai 6,6 milyar. Bagaimana orang dapat meramalkannya? Ternyata
pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu, yang dapat dimodelkan secara
metematika mengikuti aturan vektor
Vektor telah dikenal sejak SMP dan ketika dikelas 1 SMA materi awal yang dipelajari adalah materi
aljabar linear (vektor). Dalam pembahasan modul ini, akan dikaji lebih dalam tentang . Ekspresi Vektor,
Operasi Aijabar Vektor, Rumus Jarak, Perbandingan, Perkalian Skalar, Proyeksi, dan Perkalian Silang
Vektor, Pembagian dalam Bentuk Koordinat.
Daftar Isi
Halaman
Halaman Francis .................1
Kata Pengantar................ 2
Daftar Isi................ 3
Peta kedudukan Modul..................................................................... 4
Glosarium......................................................................................... 6
Bab I
Pendahuluan
A. Deskripsi................................................................................ 7
B. Prasyarat............................................................................... 7
C. Petunjuk Penggunaan Modul.................................................8
D. Tujuan Akhir.......................................................................... 9 - 11
E. Kompetensi............................................................................ 11 - 13
F. Cek Kemampuan................................................................... 13
Bab II
Pembelajaran
Ekspresi Vektor
Aplikasi
Ekspresi Vektor
Matriks
Glosarium
Kesamaan Dua Vektor jika AB # CD dibaca : ruas garis AB sama (panjang) dan sejajar ruas garis
CD maka AB = CD .
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik P.
Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya k kali panjang
vektor a dan arahnya adalah
a. sama dengan arah vektor a jika k> 0
b. berlawanan dengan arah vektor a jika k < 0
c. sama dengan nol jika k = 0
Jarak antara titik A(x1 + y1 + z1) dan B(x2 + y2 + z2) pada R3 sama dengan panjang vektor AB yaitu
AB
Bab I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul vektor terdiri atas 4 bagian proses pembelajaran sesuai dengan subkompetensinya yaitu :
1. Ekspresi vektor, sebagai kegiatan belajar 1 akan membahas tentang : pengertian vektor,
kesamaan dua vektor, vektor nol, vekktor posisi, vektor satuan, vektor dalam ruang , vektor basis,
panjang suatu vektor.
2. Operasi aljabar vektor, sebagai kegiatan belajar 2 akan membahas tentang penjumlahan vektor,
pengurangan vektor, hasil kali bilangan dengan vektor.
3. Rumus jarak, perbandingan, perkalian skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor, sebagai
kegiatan belajar 3 akan membahas tentang rumus jarak, rumus pembagian.
4. Pembagian dalam bentuk koordinat, sebagai kegiatan belajar 4 akan membahas tentang hasil
kali skalar dua vektor, bentuk komponen perkalian skalar, besar sudut antara dua vektor, sifat
sfaat perkalian skalar, proyeksi ortogonal suatu vektor pada vektor lain, perkalian silang dua
vektor.
B. PRASYARAT
Kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mempelajari modul ini adalah :
D. TUJUAN AKHIR
Standar Kompetensi : - Menggunakan konsep vektor dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
Kognitif
:
: - Dapat memahami dan menentukan ekspresi vektor dalam pemecahan
masalah
-
pemecahan masalah.
-
Dapat memahami dan menentukan rumus jarak, perbandingan, perkalian skalar, proyeksi, dan perkalian silang vektor dalam
pemecahan
masalah.
-
Afektif
Psikomotor
Siswa selalu menunjukkan kemahirannya setiap kali mengerjakan tugastugas yang membutuhkan keterampilan dalam mempelajari materi
tentang vektor.
Afektif
Menuliskan simbol matematika seperti akar, ruang dimensi dua dan tiga
Menunjukan posisi badan yang baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Matematika
10
Kriteria
Lingkup
kompeten
kinerja
belajar
Afektif
Psikomotor
si
Mendeskri - Pengertian
1.Mengetahui
1. Memperlihatkan
1. Dapat
psikan
vektor,
dan
kesiapan dalam
menuliskan
ekspresi
Kesamaan
memahami
mengikuti
simbol-simbol
vektor
dua vektor,
pengertian
pembelajaran
(Notasi)
Vektor nol,
ekspresi
Vektor
vektor
posisi,
2. memperhatikan
2.Menentukan
Vektor
penyelesaian
satuan,
ekspresi
Vektor
vektor
khususnya dalam
dengan baik
materi vektor
tepat
diberikan
3. bertanya jika
belum dimengerti
dalam
2. Dapat
menggambar
ruang berdimensi
dua dan tiga.
ruang ,
Vektor
basis,
Panjang
suatu vektor
Mendeskri penjumlahan
1. Mengetahui
1 Mengikuti
1. Dapat
psikan
vektor,
dan
pembelajaran
menggambar
operasi
pengurangan
memahami
dengan serius
aljabar
vektor, hasil
vektor
kali bilangan
2. Menentukan
bertanya apabila
dengan
penyelesaian
vektor
operasi
belum dimengerti
aljabar vektor
jajaran genjang
3. mengerjakan
latihan soal yang
diberikan guru
Mendeskri - Rumus
1. Menjelaskan
11
1.Selalu Berpikir
1. Dapat
psikan
jarak,
rumus jarak,
Kritis Ketika
menggambar
rumus
Rumus
perbandingan
pembelajaran
pembagian ruas
jarak,
pembagian.
, perkalian
berlangsung
garis AB dengan
perbandin
skalar,
apabila di dalam
perbandingan m :
gan,
proyeksi, dan
Materi Yang
perkalian
perkalian
disampaikan ada
skalar,
silang vektor
yang keliru
proyeksi,
2. Menentukan
2. Dapat
menggambar
pembagian ruas
2. Mau bertanya
dan
penyelesaian
garis AB dalam
perkalian
rumus jarak,
bentuk vektor.
silang
perbandingan
dimengerti
vektor
, perkalian
skalar,
proyeksi, dan
perkalian
silang vektor
1. Menentukan
1. Selalu berpikir
psikan
skalar dua
Pembagian
kritis ketika
pembagia
vektor,
dalam Bentuk
pembelajaran
n dalam
bentuk
Koordinat
berlangsung
bentuk
komponen
apabila di dalam
vektor
perkalian
materi yang
skalar,
disampaikan ada
besar sudut
yang keliru
antara dua
2. Mau bertanya
vektor, sifat
sfaat
tidak dimengerti.
perkalian
skalar,
proyeksi
ortogonal
suatu vektor
pada vektor
lain,
12
perkalian
silang dua
vektor.
F. CEK KEMAMPUAN
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
penyelesaian vektor ?
5
Jika Anda menjawab TIDAK pada salah satu pertanyaan di atas, maka
pelajarilah materi tersebut dalam modul ini. Apabila Anda menjawab
BAB II
YA pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan mengerjakan
tugas, tes formatif dan evaluasi yang ada pada modul ini.
13
BAB II
PEMBELAJARAN
A.
Kegiatan
Tgl
Pencapaian
Jam Tempat
Mengetahui
Alasan
Perubahan bila
diperlukan
Paraf
Siswa
Guru
.............., ............ 20
Guru pembimbing
Peserta Diklat
(..............................)
(................................)
2. Rumuskan hasil belajar Anda sesuai standar bukti belajar yang telah ditetapkan.
a. Untuk penguasaan pengetahuan, Anda dapat membuat suatu ringkasan menurut
pengertian Anda sendiri terhadap konsep-konsep yang berkaitan dengan kompetensi yang
telah dipelajari. Selain ringkasan, Anda juga dapat melengkapinya dengan kliping terhadap
informasi-informasi yang relevan dengan kompetensi yang sedang Anda pelajari.
14
b. Tahapan pekerjaan Anda dapat dituliskan/digambarkan dalam diagram alir yang dilengkapi
dengan penjelasannya (siapa penanggung jawab setiap tahapan pekerjaan, siapa yang
terlibat, kapan direncanakan, kapan direalisasikan, dan hasilnya apa).
c. Produk hasil praktek dalam kegiatan ini dapat Anda kumpulkan berupa contoh benda
kerja, atau dalam bentuk visualisasinya (gambar, foto, dan lain-lain).
d. Setiap tahapan proses akan diakhiri dengan penilaian, lakukanlah diskusi dengan guru
pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, dan apabila ada hal-hal yang harus
diperbaiki/dilengkapi, maka Anda harus melaksanakan saran guru pembimbing Anda.
15
B.
KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Ekspresi Vektor
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari uraian kegiatan belajar ini, Anda diharapkan :
1. Dapat mengetahui pengertian vektor,
2. Dapat menentukan kesamaan dua vektor,
3. Dapat memahami vektor nol,
4. Dapat memahami vekktor posisi,
5. Dapat memahami vektor satuan,
6. Dapat memahami vektor ruang ,
7. Dapat memahami vektor basis.
8. Dapat menentukan suatu vektor.
.
b. Uraian Materi
EKSPRESI VEKTOR
1. Pengertian Vektor
Kita telah mengenal arti perpindahan, misalnya titik A kita pindahkan ke posisi yang lain
menjadi titik B. Pada perpindahan itu terkandung beberapa makna.
a. berapa jauh perpindahannya (jarak);
b. ke arah mana perpindahannya.
Perpindahan dari titik A ke titik B tersebut dapat digambarkan dengan suatu anak panah yang
berpangkal di A dan berujung di B. Panjang ruas garis AB menyatakan jauh perpindahannya,
sedangkan mata panah menyatakan arah perpindahan.
Anak panah yang menyatakan perpindahan itu disebut vektor. Jadi, vektor adalah besaran
yang mempunyai besar dan arah. Besaran seperti ini misalnya kecepatan, gaya, momen, dan
sebagainya.
A
Ganbar 5.1 perpindahan dari titik A ke titik B
16
Notasi Vektor
Suatu vektor secara geometri disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas garis
berarah menyatakan panjang (besar vektor), sedangkan arah panah menunjukkan arah vektor.
Vektor diberi nama menurut pangkal dan ujungnya, misalnya PQ .
PQ dapat dituliskan dengan menggunakan lambang huruf kecil yang dicetak tebal atau
dengan huruf kecil yang dibubuhi tanda panah di atas huruf itu, misalnya a atau a atau diberi
topi,misalnya
Q
a
P
Ingat !
Tanda # artinya sama dengan dan sejajar (bukan tidak sama
dengan)
17
b. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya berlainan. Dalam hal ini,
salah satu vektor dapat dinyatakan dengan vektor yang lain. Perhatikan Gambar 5.4 AB =
1
AB
2
2 CD . atau CD =
B
A
D
C
Gambar 5.4 vektor dengan arah yang sama tapi besarnya beda.
c. Pada Gambar 5.5, tampak AB sama panjang dengan EF , tapi arahnya berlawanan. Dua
buah vektor disebut berlawanan apabila panjangnya sama, tetapi arahnya berlawanan. AB =
- EF atau EF = - AB
B
E
A
F
Gambar 5.5 Dua buah vektor yang berlawanan
d. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya tidak sama maka vektor yang
satu dapat dinyatakan dengan yang lain. Pada Gambar 5.6 tampak AB = - 3 EF atau EF =
1
AB
3
B
E
A
Gambar 5.6 Dua vektor yang berlawanan dengan panjang yang berbeda
3. Vektor Nol
Suatu vektor disebut vektor not apabila panjangnya not. Arah dari vektor not tak tentu,
misalnya AA , BB , CC , dan semacamnya disebut vektor nol. Vektor not dilambangkan dengan O
18
4. Vektor Posisi
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik
x
P. Jika koordinat titik P adalah (x1, y1) maka vektor posisi dari titik P adalah p = OP = 1
y1
Y
P (x1, y1)
y1
x1
Hal ini berarti vektro p mempunyai komponen arah mendatar x1 dan komponen arah
vertikalnya adalah y1.
Jika titik A di R3 dengan koordinat A adalah (x1, y1, z1) maka vektor pasisi titik A adalah
x1
a = OA = y1 sebaliknya, jika a =
z
1
x1
y1 merupakan vektor posisi dari titik A, maka titik A
z
1
19
0
j =
1
Y
B (0,1)
j
O
A (1,0)
i
1
i = 0 ;
0
0
j = 1 ; k =
0
0
0
1
Catatan :
Kita sudah mengenal tentang vektor satuan, yaitu vektor yang
panjangnya satu satuan. Vektor satuan dari suatu vektor a adalah
vektor yang arahnya sama dengan arah vektor a dan panjangnya
20
1
a
AB artinya perpindahan dari titik A ke titik B. Pada Gambar 5.11 terlihat titik A (1, 1) dan
1
dituliskan sebagai vektor kolom a = dan titik B (4, 3) dengan- vektor kolom b =
1
AB = b - a
4
= 3
1
=
1
3
2
21
4
3
b. Vektor di R3
Vektor dalam ruang berdimensi tiga ditulis dengan R3 atau R3. R3 ditandai dengan tiga buah
sumbu yang saling berpotongan. Untuk memudahkan dalam perhitungan, dipilih tiga sumbu yang
berpotongan saling tegak lurus (ortogonal) yang dikenal dengan:
1) arah ke depan atau ke belakang disebut sumbu X;
2) arah ke kanan atau ke kiri disebut sumbu Y;
3) arah ke atas atau ke bawah disebut sumbu Z.
Seperti Gambar 5.12 (i). Kemudian sumbu koordinat seperti Gambar 5.12 (i) diputar ke
kanan diperoleh sumbu koordinat Gambar 5.12 (ii).
Z
Y
Y
O
O
0
0
Misalkan titik A (0, 1, 0) dituliskan sebagai a = 1 dan titik E (0, 1, 6) dituliskan sebagai e = 1
0
6
maka
AE = e - a
0
= 1 6
0
1 =
0
0
0
6
22
4
AF = 0 ; AG =
6
4
4
2 ; BH = 2
6
6
7. Vektor Basis
a. Vektor Basis di R2
Diberikan titik P (x1, y1) seperti tampak pada Gambar 5.14. OP merupakan titik terminal/ujung
dari vektor posisi yang titik pangkalnya di pusat koordinat. Dari gambar tampak bahwa:
OP = OQ + QP
di mana OP = P
OQ = x1 i
QP = y1 j
sehingga dapat dituliskan :
P = x1 i + y1 j
Bentuk vektor ini disebut vektor basis i dan j
23
Jadi, setiap vektor di R2 dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari dua vektor
basis i dan j dalam bentuk
:
P = x1 i + y1 j
catatan
Vektor dapat disajikan dalam bentuk :
a. vektor basia, yaitu P = (x1, y1)
x1
b. vektor kolom, yaitu P =
y1
b. Vektor Basis di R3
Jika R (x1, y1, z1) adalah sembarang titik dan r adalah vektor posisi R, maka komponenkomponen r dapat dinyatakan sebagai:
x1 i (searah dengan OX )
y1 j (searah dengan OY )
z1 k (searah dengan OZ )
Z
OR = r = x1 i + y1 j + z1 k
r = x1 i + y1 j + z1 k
Jadi, setiap vektor F dalam ruang (di R3) dapat disajikan sebagai kombinasi linear dari tiga
vektor basis i , j , dan k yang tidak sebidang dalam bentuk:
Catatan :
Sebuah vektor dalam ruang dapat disajikan dalam
bentuk:
a. vektor baris, yaitu r = (x1, y1, z1)
b. vektor kolom, yaitu r =
x1
y1
z1
x
Jika p adalah titik (x1, y1) maka OP = P = 1
y1
Y
P(x1, y1)
P
O
OP
OQ
QP
P =
x1 y 1
25
2
x
Jadi, jika P = 1 maka panjang vektor P adalah P =
y1
x1 y1
b. Vektor di R3
x1
Misalkan OR = r = y1 adalah vektor
z
1
OR
= OP
= OQ
OR
r
PR
QP
PR
X 1 Y1 Z1 ( karena OR = r )
x1
Jadi, r = y1 , panjang vektor r adalah
z
1
X 1 Y1 Z1
26
b. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya berlainan.
c. Pada Gambar 5.5, tampak AB sama panjang dengan EF , tapi arahnya berlawanan.
d. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya tidak sama maka vektor
yang satu dapat dinyatakan dengan yang lain.
3. Vektor Nol
Suatu vektor disebut vektor not apabila panjangnya not. Arah dari vektor not tak tentu,
misalnya AA , BB , CC , dan semacamnya disebut vektor nol.
4. Vektor Posisi
Jika titik P adalah sebuah titik pada bidang datar, vektor OP = p disebut vektor posisi dari titik
P.
5. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya satu satuan.
6. Vektor dalam Ruang
a. Vektor di R2
Vektor dalam ruang berdimensi dua ditulis dengan R2 atau R2.
b. Vektor di R3
Vektor dalam ruang berdimensi tiga ditulis dengan R3 atau R3. R3 ditandai dengan tiga
buah sumbu yang saling berpotongan.
7. Vektor Basis
a. Vektor Basis di R2
Diberikan titik P (x1, y1) seperti tampak pada Gambar 5.14. OP merupakan titik terminal/ujung
dari vektor posisi yang titik pangkalnya di pusat koordinat.
b. Vektor Basis di R3
Jika R (x1, y1, z1) adalah sembarang titik dan r adalah vektor posisi R, maka komponenkomponen r dapat dinyatakan sebagai:
27
x1 i (searah dengan OX )
y1 j (searah dengan OY )
z1 k (searah dengan OZ )
8. Panjang Suatu Vektor
Besar vektor P , apabila digambarkan akan membentuk ruas garis berarah dengan
panjang ruas garis yang mewakili besar vektor itu. Panjang vektor P ditulis dengan P .
e.
Tes Formatif
1. Nyatakan titik-titik berikut dengan vektor posisi dalam bentuk komponen vektor kolom!
a. A (2, 3) dan B (-1, 4)
2
1
2. Nyatakan vektor-vektor a = 3 dan c = 0 sebagai kombinasi linear dari i , j , dan k
1
3
b.
c.
PQ
d.
28
f.
Kunci Jawaban
2
3
b. p = 1 ; q = 2
4
5
2
1
1. a. a = ; b =
3
4
2. a = 2 i + 3 j + k
c = -i + 3 k
1
3. p = 2 ; q =
2
3
1
2
a.
P = 12 (2) 2 2 2 = 1 4 4 = 3
b.
Q =
3 2 12 (2) 2 =
9 1 4 = 14
1 3
c. Untuk menghitung P Q , tentukan dulu p + q ; p + q = 2 + 1 =
2 2
PQ =
4
1
0
4 2 (1) 2 0 2 = 16 1 = 17
p
p
2
i 2 J 2 K 1 2
= i- j+ k
3
3 3
3
d. a + ( b + c )
e. Apakah a + b = c + a , bila berlaku sifat apakah itu?
f. Apakah ( a + b ) + c = ( a + b ) + c , bila berlaku sifat apakah itu?
2. OABCDEFG adalah balok yang rusuk-rusuknya pada sumbu X, Y, dan Z. Jika OA = 4; OC =
3, dan OD = 6, nyatakanlah vektor-vektor berikut sebagai kombinasi linear dari i , j , dan k
a. OB
e. AF
b. AC
f. BD
c. FC
g. AG
d. EB
2
3. Jika p = 4 dan q =
6
4
4
7
Tentukan: a. P
b. Q
4. Diketahui:
c. P Q
d. vektor satuan dari p dan q
a. 2 i - 3 j + 4 k
c. 3 i + 2 j + 3 k
b. - i + 5 k
Carilah:
a. a + b + c
b. a + b + c
30
c. Apakah a + b = a + b
b. Carilah a b dan a + b
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Tingkat Penguasaan =
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
capai sebagai berikut:
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar 3.
2.
60 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
seksama, terutama bagian yang belum anda kuasai.
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
bertanyalah pada guru mata pelajaran tentang kesulitan Anda.
31
b.
Uraian Materi
a
a
a
(i)
(ii)
Gambar 5.18 Penjumlahan vektor (i) cara segitiga (ii) cara jajar genjang
Jumlah vektor a dan vektor b yang merupakan vektor c dapat ditentukan dengan
memindahkan vektor b (tanpa mengubah panjang dan arahnya) sehingga titik pangkal vektor b
berimpit dengan titik ujung vektor a .
32
Vektor c diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor a dengan titik ujung vektor
b yang telah dipindahkan. Penjumlahan vektor ini dikenal dengan cara segitiga Gambar 5.18(i).
b. Cara Jajar Genjang
Jumlah dari vektor a dan vektor b adalah vektor c yang
Tugas
PR = PQ + QR
33
P5
P3
SR = a
Misalkan PS = b ,
QR = b .
PR = PQ + QR = a + b
PR = PS + SR = b + a
Jadi, a + b
= b+ a
komulatif
Berarti penjumlahan pada vektor bersifat komutatif.
2) Asosiatif
Perhatikanlah Gambar 5.21!
SPQR adalah suatu limas segitiga
PQ = a , QR = b , RS = c
Maka:
( a + b ) + c = ( PQ + QR ) + RS
= PR + SR
= PS
a + ( b + c ) = PQ + ( QR + RS )
= PQ + QS
= PS
Jadi, ( a + b ) + c = a + ( b + c )
Berarti penjumlahan pada vektor bersifat asosiatif.
Tugas
1
Jika a = , b =
2
2
dan c =
3
3
, apakah a - b + c = a - ( b + c )?
4
34
3) Mempunyai elemen identitas, yaitu vektor O (vektor nol) Sebab untuk semua vektor a berlaku
a + o= o+a= a
4) Lawan suatu vektor
Lawan atau invers jumlah atau negatif dari suatu vektor a
adalah suatu vektor yang apabila dijumlahkan dengan vektor a
-a
Gambar 5. 22 Lawan dari
sebuah vektor
lawan dari vektor a adalah vektor yang panj angnya
sama dengan vektor a , tetapi arahnya berlawanan dengan vektor a .
Jadi, setiap vektor a mempunyai invers jumlah (lawan).
Sebab: a + (- a ) = (- a ) + a = o
2. Pengurangan Vektor
Diberikan 2 buah vektor, yaitu vektor a dan vektor b . Misalkan selisih vektor a dengan
vektor b adalah vektor c yang diperoleh dengan cara menjumlahkan vektor a dengan lawan
vektor b .
Jadi, c = a - b = a + (- b )
Secara geometris selisih (pengurangan) vektor a dengan vektor b dapat diperlihatkan pada
Gambar 5.23.
35
a - b = a + (- b )
= PQ + PS
= PT = RQ
Dari PQR terlihat bahwa :
PQ - PR = RQ
3. Hasil Kali Bilangan dengan Vektor
Hasil kali bilangan real k dengan vektor a adalah suatu vektor yang panjangnya k kali
panjang vektor a dan arahnya adalah
a. sama dengan arah vektor a jika k> 0
b. berlawanan dengan arah vektor a jika k < 0
c. sama dengan nol jika k = 0
1
=
2
2
4
2
Jika b = 3 , maka 3 b = 3
4
2
3 =
4
9
12
p
p
Secara umum, bila a = q maka k a = k q =
r
r
kp
kq
kr
4 k( a + b ) = k a + k b
3. (k + l) a = k a + l a
4. k( a + b ) = k a + k b
d.
e.
Tes Formatif
b. EF
c. AF
2. Diketahui A(1, 1), B(4, 2), dan C(10, 4) tunjukkan titik A, B, dan C segaris (kolinear) dan
carilah AB : BC
3. Diketahui titik-titik A(-2, 5, 4), B(2, -1, -2), dan C( p, q, l). Jika A, B, dan C segaris, carilah
nilai p dan q.
f. Kunci Jawaban
1. a. AE = AD + DE
= v +
b.
1
1
u = u+ v
2
2
EF = EC + CF
1
1
u- v
2
2
c. AF = AB + BF
= u+
F
u
1
v
2
2. Dari titik-titik koordinat yang diketahui tersebut akan ditunjukkan bila titik A, B, dan C
segaris (kolinear) serta akan dicari perbandingan AB dan BC (AB: BC)
3. Untuk menunjukkan titik-titik A, B, dan C segaris (kolinear) dan mengetahui perbandingan
AB : BC, dihitung nilai AB dan AC , yaitu
AB = b - a
4
= 2
1
=
1
3
1
AC = c - a
10
= 4
2
3. AB = b - a = 1 2
p
BC = c - b = q l
1
=
1
2
5 =
4
2
1 =
2
9
3
4
6
6
p 2
q 1
3
AB = m BC
4
6 = m
6
p 2
q 1 , diperoleh m = -2
3
4 = -2 (p - 2)
-6 = -2(q + 1)
4 = -2p + 4
3=q+1
2p = 0
q=2
p =0
39
C
E
a. AC
d. BE
b. AE
e. ED
c. BD
f. EB
2. Dari gambar soal nomor 1, nyatakan selisih-selisih vektor berikut sebagai ruas garis berarah
tunggal!
a. AE - AD
c. BE - BC
b. AB - AC
d. CD - CB
1
2
4. Diketahui a = 2 , b = 1 , dan c =
3
2
1
2
3
Hitunglah:
a. 2 a + b - c
b. 3 a + 2 b + 4 c
c. 4 a + 3 b - 2 c
5. Diketahui: a = 3 i + 4 j + 5 k
b = i + 3k
c
= -2 i + 3 j - 4 k
d. ( a + b ) + c
b. b + a
e. a + ( b + c )
c. b + c
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Tingkat Penguasaan =
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
capai sebagai berikut:
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar 3.
2.
60 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
seksama, terutama bagian yang belum anda kuasai.
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
bertanyalah pada guru mata pelajaran tentang kesulitan Anda.
41
x1
Diberikan titik A(x1 + y1 + z1) dengan vektor posisi a = y1 dan titik B(x2 + y2 + z2) dengan
z
1
x2
vektor posisi b = y 2
z
2
Jarak antara titik A dan titik B (perhatikan Gambar 5.25) adalah panjang vektor AB , yaitu
AB
AB = b - a
x2
= y2 z
2
x1
y1 =
z
1
x2 x1
y 2 y1
z z
2 1
Z
Ingat
Jarak antara titik A(x1 + y1 +
z1) dan B(x2 + y2 + z2) pada R3
sama dengan panjang vektor
X
O
Gambar 5.26 Menentukan rumus jarak
AB =
x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
42
Contoh :
1. Diketahui titik A(5, 7, -5), B(4, 7, -3), dan C(2, 7, -4). Perlihatkan dengan rumus jarak bahwa
ABC siku-siku sama kaki!
Jawab:
Untuk menyelesaikan contoh di atas dilakukan langkah-langkah berikut
1. Contoh di atas memberikan informasi tersusunnya bangun segitiga sikusiku sama kaki oleh
tiga buah titik, yaitu A (5, 7, -5), B (4, 7, -3), clan C (2, 7, -4).
2. Dari informasi tersebut, kita akan memperlihatkan dengan menggunakan rumus jarak bahwa
segitiga ABC yang disusun dari titik-titik A, B, dan C memang siku-siku sama kaki.
3. Sebuah segitiga dikatakan sama kaki jika ada dua sisinya yang sama panjang, Dan sebuah
segitiga dikatakan siku-siku jika salah satu sudutnya 90, sehingga dalam segitiga tersebut
berlaku teorema pythagoras. Untuk menghitung panjang sisi-sisi segitiga yang akan
dibuktikan bahwa segitiga itu siku-siku sama kaki, maka digunakan rumus jarak sebagai
berikut.
x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
4. Dari persamaan rumus jarak yang terdapat di langkah 3 diperoleh sisi-sisi segitiga itu, yaitu
AB =
4 52 7 7 2 3 52 =
1 0 4 =
AC =
2 52 7 7 2 4 52
9 0 1 = 10
BC =
2 42 7 72 4 32 =
4 0 1 =
5. Dari hasil yang diperoleh di langkah (4), dengan menerapkan teorema pythagoras diperoleh
AB2 = 5
BC2 = 5
AC2 = 10
Jika dilihat panjang kedua sisi segitiga itu yaitu AB dan BC , maka segitiga itu adalah sama
kaki, dan jika kita amati dalam segitiga tersebut berlaku teorema pythagoras yang
menyatakan AB2 + BC2 = AC2. Jadi, segitiga ABC siku-siku di B dan sama kaki.
2. Buktikan bahwa titik-titik A(1, 3, -1), B (3, 5, 0), dan C(-1, 4, 1) adalah titik-titik sudut segitiga
siku-siku sama kaki.
Jawab:
Masalah ini dapat diselesaikan dengan langkah-langkah berikut.
1. Memahami masalah
Apa yang diketahui situasi ini, kita cari jarak dua titik dengan teorema pythagoras atau
dengan dot product.
43
2. Merencanakan penyelesaian
Dengan jarak dua titik =
atau cos x =
x1 x2 2 y1 y2 2 z1 z 2 2
a b
ab
3. Melaksanakan perhitungan
AB =
1 32 3 52 1 02
4 4 1 = 3
AC =
1 12 3 42 1 12 =
4 1 4 = 3
BC =
3 12 5 42 0 12 =
16 1 1 = 15 = 3 2
Hasil perhitungan: BC = AB 2+ AC 2
Jadi, segitiga ABC siku-siku sama kaki dan siku-siku di A.
3 1
Cara lain AB = b - a = 5 - 3 =
0 1
1 1
AC = c - a = 4 - 3 =
1 1
2
2
1
2
1
2
A (1, 3, -1)
B(3, 5, 0)
C(-1, 4, 1)
422
=0
33
Jadi A = 90
ABC siku-siku di A.
44
2. Rumus Pembagian
Sebelum membahas tentang pembagian suatu ruas garis dengan menggunakan konsep
vektor, terlebih dulu dibahas pembagian pada ruas garis dengan perbandingan m : n.
a. Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan m : n
Misalkan suatu titik P membagi ruas garis AB dalam perbandingan m: n sedemikian rupa
sehingga AP : PB = m : n.
a. Jika P membagi di dalam, AP dan PB mempunyai arah yang sama sehingga m dan n
mempunyai tanda yang sama.
b. Jika P membagi di luar, AP dan PB mempunyai arah yang berlawanan sehingga m dan n
berlawanan tanda
A
(a)
(b)
Gambar 5.28 (a) Titik P membagi garis AB di dalam garis (b) Titik P membagi garis AB di luar
garis
Contoh :
Perhatikan gambar berikut ini, dari gambar tersebut dapat ditulis perbandingan ruas garis,
sebagai berikut.
AP : PB = m : n
AP : AB = m : (m + n)
A
AP : PB = m : -n
AP : AB = m: (m - n)
n
A
AP : PB = 1 : 1
AP : AB = 1 : 2
A
45
AP : PB = 2 : 1
AP : AB = 2 : 3
A
AP : PB = 4 : -2 = 2 : -1
AP : AB = 4: 2 = 2 :1
A
p=
mb n a
mn
O
Gambar 5.30 Pembagian ruas garis AB dengan Perk.dingan m : n
Bukti:
AP : PB = m : n
Untuk semua letak P : AB , di dalam maupun di luar berlaku:
AP : PB = m : n
n ( p - a ) = m (b - p )
n p - n a = mb - m p
m p + n p = mb + n a
(m + n) p = m b + n a
46
p=
mb n a
(terbukti)
mn
O
Gambar 5.31 Pembagian ruas garis AB dalam bentuk vektor
Contoh:
1. Bila a , b , dan c adalah vektor-vektor posisi dari titik A, B, dan C dari ABC. Titik D pada
AC sehingga AD : DC = l : 2. Titik E pada BC sehingga EC : EC = 3 : 1
Nyatakan DE dalam a , b , dan c
Jawab:
d=
1 c 2 a 1
= ( c +2 a )
1 2
3
e =
3 c 1 b 1
= (3 c + b )
3 1
4
DE = e - d =
=
1
1
(3 c + b ) - ( c +2 a )
4
3
3 3c b 4 c 2a
12
1
(9 c +3 b - 4 c - 8 a )
12
1
(-8 a + 3 b - 5 c )
12
Catatan :
- Dalam hal ini untuk pembagian di luar,
rumus" akan lebih mudah digunakan
bila angka numerik m dan n yang lebih
besar diambil positif (misalnya 3 : -2
lebih mudah daripada -3 : 2).
- Jika P di tengah-tengah AB, m : n =1 : 1
47
2. Carilah vektor letak titik P dan Q yang membagi AB di dalam dan di luar dengan perbandingan
5:3
Jawab:
Untuk P, m : n = 5: 3
Maka p =
Untuk Q, m : n = 5 : -3
mb n a
mn
5b 3a
53
1
(5 b +3 a )
8
Maka q =
=
mb n a
mn
5b 3a
53
1
= (5 b -3 a )
2
x1
Diberikan titik A(x1 + y1 + z1) dengan vektor posisi a = y1 dan titik B(x2 + y2 + z2) dengan
z
1
x2
vektor posisi b = y 2
z
2
Jarak antara titik A dan titik B (perhatikan Gambar 5.25) adalah panjang vektor AB , yaitu
AB
AB = b - a
x2
= y2 z
2
x1
y1 =
z
1
x2 x1
y 2 y1
z z
2 1
2. Rumus Pembagian
a. Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan m : n
Misalkan suatu titik P membagi ruas garis AB dalam perbandingan m: n sedemikian rupa
sehingga AP : PB = m : n.
b. Rumus Pembagian dalam Bentuk Vektor
Jika p adalah vektor posisi titik P yang membagi AB dengan perbandingan m : n, P antara
A dan B, maka
48
p=
mb n a
mn
mb n a
untuk menyatakan vektor-vektor posisi dari titik berikut
mn
dengan a dan b
a. C, membagi AB dengan perbandingan 3 : 2
b. D, membagi AB dengan perbandingan 3: -2
f. Kunci Jawaban
1. Jarak yang di tempuh pesawat terbang yang tinggal landas menuju Jakarta di hitung
dengan rumus jarak:
x2 x1 2 y2 y1 2 z 2 z1 2
Posisi awal pesawat terbang adalah x (100, 60, 8) km dengan titik tujuannya adalah y
(300, 20, 8) km. Jadi jarak yang ditempuh pesawat tersebut adalah
2002 402 22
40000 1600 4
41604
49
= 203,97 km
2. O =
OP =
P=
4
4
0
0
4 02 4 02 4 02
OP =
= 16 16 16
OP =
48
x2 x1 2 y 2 y1 2 z 2 z1 2
4. Dari persamaan rumus jarak yang terdapat di langkah 3 diperoleh sisi-sisi segitiga itu,
yaitu
PQ =
9 32 2 42 3 12
PR =
9 32 8 42 11 12 =
36 16 144 = 196 = 14
QR =
9 92 8 22 11 32
324 100 81 =
144 36 16 = 196 = 14
506 = 22. 49
5. Dari hasil yang diperoleh di langkah (4), dengan menerapkan teorema pythagoras
diperoleh
PQ2 = 14
Jika dilihat panjang kedua sisi segitiga itu yaitu AB dan BC , maka segitiga itu adalah
sama kaki, dan jika kita amati dalam segitiga tersebut berlaku teorema pythagoras
yang menyatakan PQ 2 + PR 2 = QR 2. Jadi, segitiga ABC siku-siku di B dan sama kaki.
4. a. Untuk C, m : n = 3: 2
b. Untuk D, m : n = 3 : -2
mb n a
mn
Maka q =
3b 2a
3 2
1
(3 b +2 a )
5
= (3 b -2 a )
Maka p =
mb n a
mn
3b 2a
3 2
c. AB : BC
b. OC : CB
d. OA : OB
e. OB : BA
4. Suatu ruas garis AE dibagi menjadi empat bagian yang sama oleh titik B, C, dan D. Carilah
nilai-nilai perbandingan dari:
a. AB : BD
c. AE : EC e. DA : AC
b. AB : AE
d. BE : ED f. CE : EB
51
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Tingkat Penguasaan =
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
capai sebagai berikut:
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar 3.
2.
60 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
seksama, terutama bagian yang belum anda kuasai.
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
bertanyalah pada guru mata pelajaran tentang kesulitan Anda.
52
xp =
mx2 nx1
mz 2 nz1
my ny1
; yp = 2
; zp =
mn
mn
mn
Bukti :
Dari rumus pembagian dalam bentuk vektor, yaitu
x1
mb n a
p=
; di mana a = y1 adalah vektor posisi dari titik A (x1, y1, z1)
mn
z
1
x2
b = y 2 adalah vektor posisi dari titik B(x2, y2, z2)
z
2
dapat diubah menjadi:
53
A (x1, y1, z1
x2 x1
m y 2 n y1
xp
z z
yp = 2 1
mn
z
p
xp
1
yp =
mn
z
p
mx2 nx1
my 2 ny1
mz nz
1
2
Sehingga diperoleh
xp =
mx2 nx1
mz 2 nz1
my ny1
; yp = 2
; zp =
(terbukti)
mn
mn
mn
contoh :
Carilah koordinat titik P dan Q yang membagi garis yang menghubungkan A(1, 4, 6) dan B(1, 0,
2) di dalam dan di luar dengan perbandingan 3 : 1
Jawab:
(i) Titik P membagi di dalam
xp =
3 1 1 1
3 1
=
=1
3 1
4
yp =
3 0 1 4
04
=
=1
3 1
4
zp =
3 2 1 6
66
=
=3
3 1
4
A(1, 4, 6)
-1
B(1, 0, 2)
O
Gambar 5.34 Titik P membagi di dalam
54
3 1 1 1
2
= =1
1 3
2
yq =
3 0 1 4
4
=
= -2
1 3
2
zq =
3 2 (1) 6
0
= =0
1 3
2
A(1, 4, 6)
3
B(1, 0, 2)
-1
a
b
O
1
, maka a b > 0
2
a
2. Jika =
1
, maka a b = 0
2
55
3. Jika
1
< , maka a b < 0
2
a
Gambar 5.36 Tanda dari a b berdasarkan besarnya
Catatan
1. Karena cos = cos (-), maka arah pengukuran dari a ke b atau dari b ke a
tidak menjadi soal.
2. Bila a b , maka a b = 0
3. Hasil kali skalar dua vektor bukanlah suatu vektor melainkan suatu bilangan
(skalar).
a1 a 2 a3
AB =
Z
Y
B(b1, b2, b3)
b
a
O
56
AB = OA + OB - 2 OA OB cos
(b1 - a1)2 + (b2 a2)2 + (b3 a3)2 = (a12 + a22 + a32) + (b12 + b22 + b32) 2 a b cos
-2 a1 b1 - 2 a2 b2 - 2 a3 b3 = 2 a b cos
a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 = a b cos
a1 b1 + a2 b2 + a3 b3 = a b atau a b = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a1
Jika a = a 2 dan b =
a
3
b1
b2 maka ;
b
3
a1 b1
a b = a 2 b2 = a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
a b
3 3
Contoh :
Jika A(1, 5, 8), B(-2, 1, 3), dan C(1, -6, 0), AB = u dan BC = v , hitunglah u v
Jawab:
2
u = AB = b - a = 1 3
1
5 =
8
3
4 s
5
1 2 3
v = BC = c - b = 6 - 1 = 7
0 3 3
3 3
u v = 4 7 = -3(3) + (-4)(-7) + (-5)(-3)
5 3
= -9 + 28 + 15 = 34
57
a b
ab
a1b1 a2 b2 a3b3
2
a1 a2 a3
b1 b2 b3
Contoh:
Carilah besar sudut antara a dan b , bila a = i + j + 2 k dan b = - 2 i + j + k
Jawab:
Langkah penyelesaian untuk contoh di atas adalah
1. Contoh di atas memberikan informasi adanya dua vektor berarah a dan b yang memiliki
satuan-satuan a = i + j + 2 k dan b = - 2 i + j + k
2. Kedua vektor di atas akan diolah untuk memperoleh besar sudut antara a dan b
3. Untuk memperoleh besar sudut a dan b , maka digunakan rumus perkalian skalar antara a
dan b , sehingga
a b = a b cos
cos =
a b
ab
58
4. Dari langkah (1) kita memperoleh vektor satuan-vektor satuan dari vektor a dan b , yaitu
1
a = 1 ; b =
2
2
1
1
1
a b = 1
2
cos =
a b
ab
2
1 = -2 + 1 2 = -3
1
3
3 1
=
1 1 44 1 1
36 2
= arc cos
1
2
= 1200
4. Sifat-Sifat Perkalian Skalar
a. Sifat-Sifat yang Berlaku pada Perkalian Skalar
a1
Misalkan a = a 2 , b =
a
3
b1
c1
3
b2 , dan c = c2 adalah vektor-vektor di R yang dinyatakan
b
c
3
3
a1 b1
1. a b = a 2 b2
a b
3 3
= a1 b1 + a2 b2 + a3 b3
= b1 a1 + b2 a2 + b3 a3
= b a
Jadi, a b = b a terbukti bahwa pada perkalian skalar bersifat komutatif.
59
b1
2. b + c = b2 +
b
3
c1
c2 =
c
3
b1 c1
b2 c2
b c
3 3
a1 b1 c1
a ( b + c ) = a 2 b2 c2
a b c
3 3 3
= a1 (b1 +c1 ) + a2 (b2 +c2) + a3 (b3 +c3 )
= (a1 b1 + a2 b2 + a3 b3) + (a1 c1 + a2 c2 + a3 c3)
= a b + a c
Jadi, a ( b + c ) = a b + a c terbukti adanya sifat distributif.
b. Hal-Hal Mengenai Perkalian Skalar
Hal-hal mengenai perkalian skalar yang perlu diketahui adalah sebagai berikut.
1. Tidak tertutup, sebab a b bukan vektor.
2. Tidak mempunyai elemen identitas, sebab a c = a tidak mungkin.
3. Tidak memiliki elemen invers, sebab a c bukan vektor.
4. Tidak asosiatif, sebab a ( b + c ) dan ( a b ) c ) tidak berarti.
Contoh:
Jika a = 4, b = 6 dan besar sudut antara a dan b adalah
Carilah:
a. a ( b + a )
b. b ( a + b )
Jawab:
a. a ( b + a ) = a b + a a
= a b cos
= 4x6x
= 12
1
2
2
1
+ a
4
2 + 42
2 + 16
60
= 16 + 12
b. b ( a + b ) = b a + b b
= b a cos
=64
= 12
1
2
1
+ b 2
4
2 + 62
2 + 36
= 36 + 12
OC
OA
c
a
Dari rumus:
a b = a b cos
Diperolah :
a b = a b cos (ruas kanan dan ruas kiri sama-sama dibagi dengan b )
61
a cos =
a b
pada gambar
b
| c | = a cos
Jadi, proyeksi skalar ortogonal a pada b adalah
c=
a b
b
Nilai proyeksi skalar ortogonal mungkin positif, nol, atau negatif, tergantung dan besamya sudut
.
Jika:
1. 0 <
2. =
3.
1
, maka | c | positif
2
1
, maka | c | = 0
2
1
< , maka | c | negatif
2
c
c
satuan dari
b maka vektor satuan dari c adalah juga vektor satuan dari b sehingga
OC = c = | c |
=
a b
a b b
=
b
2
b b
b
Contoh:
Diketahui a = 2 i - 3 j + 6 k dan b = 2 i + 2 j + k
62
Carilah:
a. proyeksi skalar ortogonal a pada b ,
b. proyeksi skalar ortogonal b pada a , dan
c. proyeksi vektor ortogonal a pada b
Jawab:
2 2
a b = 3 2 = 4 + (-6) + 6 = 4
6 1
b a = a b = 4
a =
2 2 (3) 2 6 2 =
b =
2 2 2 2 12 =
4 9 36 = 7
4 4 1 = 3
a b
b
4
3
ba
a
4
7
a bb =
b
4
(2 i + 2 j + k )
32
4
2i + 2 j + k
9
8
8
4
i + j+ k
9
9
9
1. c a
2. c b
3. Arah putaran dari a ke b menuju c
4. | c | = a b sin , di mana sudut antara a dan b
Putar sekrup dari arah a ke b , maka sekrup akan bergerak ke arah c . Di mana c tegak lurus
bidang yang dibentuk oleh a dan b .
Jadi a x b = c
Sebaliknya jika sekrup diputar dari arah b ke a , maka sekrup akan bergerak ke arah c negatif (c).
Jadi b x a = - c
c= a x b
Gambar 5.40 Arah putar sekrup
Catatan
Apabila a = 0 atau b = 0, maka a x b = 0
c
b
a
d= bx a
Gambar 5.41 Perkalian silang dua vektor dengan arah berlawanan sumbu Y, b x a = d = - c
a x b = i
a1
a2
a3
b1,
b2
b3
Ruas kanan dari persamaan di atas adalah determinan berderajat tiga yang harganya dapat
dicari dengan metode Sarrus sebagai berikut.
a1
a2
a3
a1
a2
b1,
b2
b3
b1,
b2
(+)
(+)
(+)
= (a2 b3 i + a3 b1 j + a1 b2 k ) (a2 b1 i + a3 b2 j + a1 b3 k ) S
Contoh:
Jika a = 3 i - 2 j + k dan b = 2 i + j + 3 k , carilah a x b dan b x a
Jawab:
a b = i
-2
-2
Tugas
3
Vektor-vektor a = 1 dan b =
2
= (-6 i + 2 j + 3 k ) - (- 4 k + i + 9 j )
2
4 saling tegak kurus. Carilah nilai
= -6 i + 2 j + 3 k + 4 k - i - 9 j
= -7 i - 7 j + 7 k
= - (7 i + 7 j - 7 k )
65
b a =
-2
-2
= ( i + 9 j - 4 k ) (3 k - 6 i + 2 j )
= i + 9 j - 4k ) 3k + 6i - 2
= 7i + 7 j - 7 k
a b = - (b a )
j j = 0
i j = k
j k = i
k k =0
k i= j
1
a b menyatakan luas segitiga yang dua sisinya adalah a dan b
2
66
a1 a 2 a3
OA =
AB =
67
c
c
a b
a b b
=
b
2
b
b
b
68
e. Tes Formatif
1. Jika P pada AB , carilah koordinat P, jika:
a. A(-2, -3), B(3, 7), dan AP : PB = 3 : 2
b. A(-3, -2, -1), B(0, -5, 2), dan AP : PB = 4:-3
2. Carilah a b jika :
a. a = 2 i + j + k dan b = 3 i + 2 j - k
b. a = 5 i + 4 j dan b = 2 i - 2 j + 4 k
3. Carilah besar sudut AOB jika O titik pangkal untuk masirig-masing soal berikut ini!
a. A(1, 0, 0) dan B(1, 1, 0)
1
1
0
4.. Jika a = 1 , b = 2 , dan c = 4 Carilah x bila a ( b + c ) = a . a
1
1
x
f. Kunci Jawaban
1. a. Titik P membagi di dalam
xp =
3 3 2 2
94
=
=1
3 2
5
yp =
3 7 2 3
21 6
=
=3
3 2
5
4 0 3 (3)
9
= =9
43
1
yq =
4 (5) 3 (2)
14
=
= - 14
43
1
zq =
4 2 (3) (1)
12
=
= 12
43
1
69
2
3
2. a. a = 1 b = 2
1
1
2 3
a . b = 1 . 2 = (2)(3) + (1)(2) + (1)(-1) = 7
1 1
5
2
b. a = 4 b = 2
0
4
5 2
a . b = 4 . 2 = (5)(2) + (4)(-2) + (0)(4) = 2
0 4
3. Langkah penyelesaian untuk contoh di atas adalah
1. Contoh di atas memberikan informasi adanya dua vektor berarah a dan b yang
memiliki satuan-satuan a = i dan b = i + j
2. Kedua vektor di atas akan diolah untuk memperoleh besar sudut antara a dan b
3. Untuk memperoleh besar sudut a dan b , maka digunakan rumus perkalian skalar
antara a dan b , sehingga
a b = a b cos
cos =
a b
ab
4. Dari langkah (1) kita memperoleh vektor satuan-vektor satuan dari vektor a dan b ,
yaitu
1
a = 0 ; b =
0
1
1
0
1
a b = 0
0
1
1 = 1
0
70
cos =
a b
ab
= arc cos
1
2
1 0 01 1 0
1
2
= 1200
1
1
0
4. a = 1 , b = 2 , dan c = 4 Carilah x bila a ( b + c ) = a . a
1
1
x
1
1 .
1
1 0
2 + 4
1 x
1 1
= 1 . 6
1 x
= (1)(1) + (-1)(6) + (1)(x)
= -5 + x
-x = -5
x=5
g. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
Diketahui a = i + j
b = 2i - 3 j + k
c = 4 j - 3k
Carilah :
a. a b
d. ( a b ) + ( a c )
b. b a
e. b c
c. a c
f. a ( b + c )
2. Carilah luas ABC yang titik-titik sudutnya A(2, -3, 1), B(1, -1, 2), dan C(-1, 2, 3)
5. Diketahui A(2, -1, 1), B(-1, 1, 1), dan C(x, y, z) agar vektor posisi dari C tegak lurus pada
vektor posisi dari
h. Tingkat Penguasaan
Rumus :
Tingkat Penguasaan =
Saran-saran yang harus Anda lakukan, sesuai dengan tingkat pengusaan yang telah Anda
capai sebagai berikut:
1. > 80 % Bagus! Pertahankan prestasi yang telah Anda capai dan Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar 3.
2.
60 80 % Anda masih perlu membaca kembali teks subkomptensi ini dengan lebih
seksama, terutama bagian yang belum anda kuasai.
3. < 60 % Anda belum belajar bersungguh-sungguh, Anda harus mengejar ketinggalan dan
bertanyalah pada guru mata pelajaran tentang kesulitan Anda.
72
BAB III
EVALUASI
Evaluasi Kompetensi (Waktu 2 x 45 Menit)
1. Diketahui titik A (3,-2) dan titik B (-1,5). Ruas garis berarah AB sebagai wakil vektor p dan ruas garis
berarah BA sabagai wakil vektor q . Tentukan vektor p dan vektor q dalam bentuk vektor kolom.
3
2. Diketahui vektor a = , vektor b =
1
2
, c =
4
1
3
a) Tentukan apakah a + b = b + a
b) Periksalah apakah a + b = b + a
c) Tentukan ( a + b ) + c = a + ( b + c )
d) Periksalah apakah ( a + b ) + c = a + ( b + c )
4
9
4
3. Diketahui vektor p = , vektor q = , dan vektor r =
2
6
8
Tentukan
1
1
1
p , q , dan r !
2
3
4
4. Diketahui titik A (1, 7) dan titik B (4, 1). Titik C adalah sebuah titik pada garis hubung AB sehingga
AC =
1
AB
3
2
4
Tentukan
a. c
b. a b
4
6. Misalkan diketahui vektor a = , tentukan vektor satuan dari vektor a
3
73
3
2
7. Diketahuhi vektor a = 2 dan vektor b = 3
1
4
a) Tentukan a + b dan b + a
b) Periksalah apakah a + b = b + a
8. Vektor posisi titik A dan titik B berturut turut adalah a dan b . Titik C dan titik D pada ruas garis AB
sehungga AC : CB = 1 : 3 dan AD : DC = 3 : -1
a) Tentukan vektor posisi titik C
b) Tentukan vektor posisi titik D
9. Diketahui ruas garis PQ dengan koordinat titik P(2, 3, -1) dan koordinat titik Q (7, -2, 9). Titik R
membagi ruas garis PQ dengan perbandingan 1 : 4. tentukan koordinat titik R.
10. Panjang vektor a dan panjang vektor b masing masing adalah 4 satuan dan 5 satuan. Besar
sudut antara vektor a dan panjang vektor b sama dengan 600
Hitung hasil kali skalar antara vektor a dengan vektor b
74
SISTEM PENILAIAN
Mata Pelajaran
Kompetensi
Alokasi Waktu
Sub
Metode
Kompetensi
Penilaian
(Kode)
K.1
Matematika
Menerapkan Vektor
20 Jam
Penilaian
Total nilai
Instrumen
Nilai
LKS 1
10
Tes Formatif 1
10
LKS 2
10
Tes Formatif 2
10
LKS 3
10
Tes Formatif 3
10
LKS 4
10
Uraian
Tes Formatif
10
Objektif
Ulangan Blok
Evaluasi
Pemberian
20
Tugas
Uraian
Objektif
K.2
Pemberian
20
Tugas
Uraian
Objektif
K.3
Pemberian
20
Tugas
Uraian
Objektif
K.4
Pemberian
20
Tugas
20
belajar satu
kompetensi
Jumlah
Nilai akhir
75
100
xb x a
=
p = AB =
yb y a
1 3
=
5 2
4
7
x a xb
=
q = BA =
y a yb
3 1
=
2 5
4
7
4
4
Jadi, vektor p = AB = dan vektor q = BA =
7
7
3 2
2. a). a + b = + =
1 4
2
b + a = +
4
3
=
1
3 2
=
1 4
2 3
=
4 1
5
3
5
3
jadi, a + b = b + a
Meskipun bukan merupakan bukti, tetapi hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
penjumlahan vekor dalam bidang bersifat komutatif.
c). Dengan menggunakan hasil a) :
5 1
( a + b ) + c = + =
3 3
5 1
=
3 3
4
6
2 1 1
=
Dihitung terlebih dahulu ( b + c ) =
4 3 7
1 1 3 1
=
a + ( b + c ) = + =
3 7 1 7
4
6
76
d). Dengan menggunakan hasil hasil perhitungan pada bagian c), diperoleh :
4
a + ( b + c ) =
6
4
( a + b ) + c =
6
jadi, ( a + b ) + c = a + ( b + c )
Meskipun bukan merupakan bukti, tetapi hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa penjumlahan
vektor dalam bidang bersifat asosiatif.
1
1
p =
3.
2
2
4
4 2
=
=
2 1 2
2
1
9
1
1
3
=
q = =
3
3 6 1
6
3
1
4
1
1 4 4
r = =
=
4
4 8 1
8
4
3
2
1
2
1
4. a). Koordinat titik A (1, 7), maka OA = a =
7
4
Koordinat titik B (4, 1), maka OB = b =
1
4
AB = b - a = 1
1
=
7
4 1
=
1 7
3
6
3
Jadi, ruas garis berarah AB =
6
b). AC =
1
1 3
=
AB =
3
3 6
1
2
1
jadi, ruas garis berarah AC =
2
x
c). Misalkan koordinat titik C adalah (x,y), maka OC = c =
y
77
x
AC = c - a = y
1
=
7
x 1
y 7
=
y 7
1
2
5. a). c =
(2) 2 (4) 2 =
20 = 2 5
ab =
3
4
(3) 2 (4) 2 =
25 = 5
a=
(4) 2 (3) 2 =
25 = 5
a 1 4 5
Vektor satuan dari a adalah e =
= =
a 5 3 3
5
4
4
5
Jadi, vektor satuan dari a = adalah e =
3
3
3 2 5
7. a). a + b = 2 + 3 = 1
1 4 3
78
2 3
b + a = 3 + 2 =
4 1
5
1
3
b). Dengan menggunakan hasil hasil perhitungan pada bagian a), diperoleh :
5
a + b = 1
3
5
b + a = 1
3
jadi, a + b = b + a
Meskipun bukan merupakan bukti, tetapi hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa
penjumlahan vektor dala ruang bersifat komutatif.
mb na
mn
c =
1b 3a
1 3
c =
1
1
( b + 3 a ) = (3 a + b )
4
4
1
(3 a + b )
4
mb na
mn
d =
3b 1a
3 1
d =
1
(3 b - a )
2
1
(3 b - a )
2
79
P(2, 3, -1)
Q(7, -2, 9)
perbandingan 1 : 4 atau PR : RQ = 1 : 4
sebagaimana diperlihatkan pada gambar di
samping.
Misalkan koordinat titk R(x, y, z), maka berdasarkan rumus perbandingan koordinat titik titik di
ruang dengan m = 1 dan n = 4, diperoleh :
17 42
x=
= 3
1 4
1 2 43
y =
= 2
1 4
19 4 1
z =
= 1
1 4
10. Berdasarkan definisi, hasil kali skalar antara vektor a dengan vektor b ditentukan oleh :
a . b = a b cos
a . b = 4 x 5 x cos 600 , sebab (sudut antara vektor a dengan vektor b ) = 600
a .b = 4 x 5 x
1
= 10
2
Jadi, hasil kali skalar antara vektor a dengan vektor b adalah a . b =10
80
BAB IV
PENUTUP
Sebagai tindak lanjut seluruh kegiatan belajar dalam Modul Eksponen ini adalah :
1.
Jika hasil evaluasi terhadap penguasaan kompetensi mencapai 75 % atau lebih, maka siswa
dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
2.
Siswa dapat melanjutkan ke modul berikutnya setelah memperoleh rekomendasi dari guru mata
pelajaran matematika.
3.
Peserta didik yang masih belum mencapai penguasaan kompetensi 75 %, maka siswa harus
mengulang secara keseluruhan atau bagian-bagian tahap kegiatan belajar yang belum dikuasai
dengan baik.
4.
Kemungkinan diberikannya pembelajaran remedial bagi yang memperoleh nilai yang lebih kecil
dari 6, terutama terhadap siswa yang memperoleh nilai terendah.
5.
Pengayaan serta akselerasi bagi siswa yang berprestasi juga dimungkinkan sesuai dengan
ketersediaan waktu
81
Daftar Pustaka
Sunardi, H. Dkk 2005. MATEMATIKA Untuk SMA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam.
Jakarta : Bumi Akasara.
Wirodikromo, S. 2006. Matematika Untuk SMA Kelas XII Program Studi Ilmu Alam.
Penerbit : Erlangga
82