Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tujuan
- Melakukan analisis kualitatif zat aktif Aspirin dalam sediaan farmasi
tablet Aspirin menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan
membandingkannya terhadap baku pembanding Asam Salisilat melalui
-
spectrum UV-Vis yang diperoleh dari larutan uji dan larutan standar.
Melakukan analisis kuantitatif zat aktif Aspirin dalam sediaan farmasi
tablet Aspirin menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan
menggunakan baku pembanding Asam Salisilat sebagai larutan standar
dan menentukan kadar Aspirin dalam tablet Aspirin menggunakan
II.
Prinsip Percobaan
Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis berdasarkan absorpsi cahaya
pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan standar yang
mengandung senyawa yang akan ditentukan kadarnya. Jumlah cahaya
yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan konsentrasi senyawa
didalam larutan. Prinsip ini dijabarkan dalam Hukum Lambert-Beer yang
menghubungkan antara absorbansi cahaya dengan konsentrasi pada suatu
bahan yang mengabsorpsinya. Analisis kuantitatif berdasarkan besarnya
absorbansi suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu.
III.
Teori Dasar
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi.
Pada spektrofotometri UV-Vis ini digunakan sebagai sumber energi atau
sinar adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm (Khopkar, 1990).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah
berdasarkan asborpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui
suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan
konsentrasinya. Proses ini disebut absorpsi spektrofotometri dan jika
terdiri
Spektrofotometer
dengan
panjang
atas
spektrometer
menghasilkan
gelombang
dan
sinar
dari
tertentu
dan
atas
sumber
spektrum
yang
continue,
1. Menentukan
jenis
kromofor,
ikatan
rangkap
yang
informasi
dari
struktur
berdasarkan
Lambert-Beer (Gholib,
2007 : 201).
Sinar dari sumber cahaya akan dibagi menjadi dua
berkas oleh cermin yang
spektrofotometer.
berputar
Berkas
pada
pertama
bagian
dalam
bersamaan.
Adanya
blanko,
berguna
untuk
voltase
dari
mengukur
sampel
pada
daerah
tampak.
nm.
lengkung.
Spektrum
Umumnya
radiasianya
memiliki
berupa
waktu
1000
garis
jam
pemakaian.
b. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190
380
nm.
Spektrum
energi
radiasinya
lurus
sampel
harus
dapat
meneruskan
radiasi
sinar
menembus
larutan
dengan
miniskus
Celah
ini
digunakan
untuk
mengarahkan
sinar
untuk
mendeteksi
substansi
yang
telah
UV
dari
beberapa
panjang
gelombang
sistem
baca
yang
memperagakan
b. Caranya sederhana
c. Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang
sangat kecil
2. Kekurangan :
a. Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan
adanya zat pengganggu dan kebersihan dari kuvet
b. Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang
panjang gelombang >185 nm
c. Pemakaian
hanya
pada
gugus
fungsional
yang
untuk
identifikasi
kualitatif
obat
atau
tersebut.
Data
yang
diperoleh
dari
intensitas,
efek
pH,
dan
pelarut,
yang
pH.Jika
apakah
berubah,
dari
bagaimana
batokromik
ke
seperti
amfetamin,
siklizin
dan
oleh
cuplikan
ditentukan
dengan
dengan
proses
penyerapan.
(Gholib,
2007 : 211).
Penggunaan analisa kuantitatif didasarkan pada hukum
lambert-beer
yang
menyatakan
hubungan
empiris
larutan
(hukum
lambert/bouguer)
dan
suatu
sampel
dapat
dianalisa
Bahan
tidak
mempunyai
gugus
kromofor
dibuat
dengan
peningkatan
intensitas
(hyperkromik). Auksokrom
benzena) dan juga berfungsi sebagai asam benzoat. Baik sebagai asam
maupun sebagai fenol, asam salisilat dapat mengalami reaksi esterifikasi.
Bila direaksikan dengan anhidrida asam akan mengalami reaksi
esterifikasi menghasilkan asam asetil salisilat (aspirin). Apabila asam
salisilat direaksikan dengan alkohol (metanol) juga mengalami reaksi
esterifikasi menghasilkan ester metil salisilat (minyak gandapura)
(Horizon, 2011).
Asam salisilat banyak digunakan dalam sedaian obat luar terhadap
infeksi jamur ringan. Sering kali asam ini dikombinasi dengan asam
benzoat (salep Whitefield) dan belerang (sulfur praecipitatum) yang
keduanya memiliki kerja fungistatis maupun bakteriostatis (Tjay, 2007 :
105).
Asam asetil salisilat atau asetosal atau aspirin merupakan hablur
putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun atau serbuk hblur
putih: tidak berbau atau berbau lemah. Stabil diudara kering: didalam
udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam
asetat. Sukar larut (100-1000 bagian) dalam air: mudah larut (1-10 bagian)
dalam etanol: larutdalam kloroform, dan dalam eter, indikasi sebagai
antipiretik dan analgetika (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia, 1995).
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrat
asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi
(Gholib, 2007).
Asam asetil salisilat (aspirin) merupakan salah satu senyawa
turunan asam salisilat yang digunakan sebagai obat analgesik(terhadap
rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan
antiinflamasi (Wilmana, 1995).
Kromofor adalah suatu gugus fungsi, tidak terhubung dengan
gugus lain, yang menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada
daerah sinar UV-sinar tampak (l>200 nm). Ada 3 jenis kromofor
sederhana, yaitu : Ikatan ganda antara 2 atom yang tidak memiliki
pasangan elektron bebas. Contoh : C = C. Ikatan ganda antara 2 atom yang
memiliki pasangan elektron bebas Contoh : C = O. Cincin Benzena Jika
beberapa kromofor berhubungan maka absorpsi menjadi lebih kuat dan
positif
daripada
yang
diperkirakan
akibat
tingginya
BM
Pemerian
Kelarutan
Titik lebur
Bahaya
Penanganan
: 138,12
: Hablur, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus; putih; agak manis, tajam dan stabil diudara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau.
Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah muda dan berbau lemah
mirip methanol.
: Sukar larut dalam air dan dalam benzene, mudah
larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air
mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
: Antara 158 dan 161
: Berbahaya jika tertelan, menyebabkan kerusakan
mata berat, jangan terkena kulit.
: Jika terkena mata bilas dengan air, lepas lensa kontak, gunakan pelindung mata atau wajah.
BM
Pemerian
Kelarutan
Titik leleh
: 180,16
: Hablur, umumnya seperti jarum atau lempengan
tersusun, atau serbuk hablur; putih; tidak berbau
atau berbau lemah. Stabil diudara kering; didalam
udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi
asam salisilat dan asam asetat.
: Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol;
larut dalam kloroform dan dalam eter; agak sukar
larut dalam eter mutlak.
: 139
Kelarutan
Bahaya
Penanganan
Bahan
Baku pembanding Asam
Salisilat
5 buah Tablet Aspirin
NaOH 1 M
FeCl3 (yang telah dibuffer pada
pH 1,6 dengan HCl 4-5 N / KCl)
Aquadest
V.
Batang pengaduk
Gelas ukur 10 ml, 100 ml
Labu takar 10 ml, 100 ml
Pipet ukur 1 ml, 2 ml, 5 ml
Filler
Diagram Percobaan
Pembuatan larutan standar
Fe-salisilat dan kurva
kalibrasi
VI.
Larutan Standar
Larutan Uji
Ukur absorbansi
masing-masing larutan
pada 530 nm
Penentuan kadar
Aspirin dengan cara
kurva kalibrasi
Prosedur Percobaan
Pembuatan larutan standar fe-salisilat dan kurva kalibras
1. Larutan standar
Dilakukan
pembuatan
larutan
standar
Fe-salisilat.
Baku
serangkain
konsentrasi
denga
cara
dipipet
masing-
masingsebanyak 0,5; 0,4; 0,3; 0,2 dan 0,1 ml larutan stok baku
pembanding kedalam labu takar 100 ml laludi encerkan dengan
menggunakan larutan FeCl3 0,02 M. Setelah itu masing-masing larutan
standar diukur absorbansinya pada panjang gelombang 530 nm.
Pengukuran dimulai dari larutan yang paling encer. Sebelum dilakukan
Absorbansi
0.093
0.263
0.465
0.667
0.881
0.438
0.434
Gambar
Penentuan Absorbansi Larutan Standar dan Uji
Larutan Uji
5 tablet aspirin
Pada etiket 1 tablet
5 tablet
= 2994.8 mg
= 500 mg
= 2500 mg
Setara 160 mg
2994.8
x 160=191.67 mg
2500
Gambar Larutan
Uji
= 530 nm
= 5.80 x 10-4 mol/L As
= 0.881
-4
= 4.64 x 10 mol/L As
= 0.667
= 3.48 x 10-4 mol/L As
= 0.465
-4
= 2.32 x 10 mol/L As
= 0.263
= 1.16 x 10-4 mol/L As
= 0.093
-4
= A1. 3.27 x 10 ; A2 3.25 x 10-4
= A1 0.438 ; A2 0.434
= C1 3.27 x 10-4 mol/L
= 180.16 g/mol
= A1 0.196 g
0.6
Absorbansi
0.4
0.2
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan analisis kuantitatif sediaan
farmasi
dengan
menggunakan
metode
spektrofotometri
UV-Vis.
+ Na+OHAsam Asetilsalisilat
(Aspirin)
+ CH3COONa
Asam Salisilat
IX.
X.
Kesimpulan
Daftar Pustaka