Anda di halaman 1dari 30

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No.

1 (2013)

SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENERIMAAN RETRIBUSI


PASAR
PADA KANTOR PENGELOLAAN PASAR BANGKALAN
Nur Fadilah
nur.fadilah_stie@ymail.com

Ikhsan Budi Riharjo

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
The purpose of this research is to evaluate the internal control system on the revenue of
the market retribution at the office of market management in Bangkalan in order to
improve the effectiveness and efficiency on the revenue of the market retribution. This
research is using positifistic paradigm with the qualitative approach. Based on the result
of this research shows that the office market management in Bangkalan has been
implemented the internal control well, it can be showed from a good organizational
structure. The lack of the appropriate market facility and socialization of the market
retribution collection to the tenant is still the unsolved problem. This problem is expected
to be corrected with the support of a good internal control system.
Keywords:

the internal control system, market retribution, and the revenue of the market

retribution.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern atas penerimaan
retribusi pasar pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan dalam meningkatkan efektifitas
dan efisiensi penerimaan retribusi pasar. Penelitian ini menggunakan paradigma
positifistik dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kantor
Pengelolaan Pasar Bangkalan menerapkan pengendalian intern yang cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari struktur organisasi yang baik. Kurangnya fasilitas pasar yang memadai
dan sosialisasi pemungutan retribusi pasar ke pedagang menjadi hambatan yang belum
diperbaiki. Kekurangan ini diharapkan dapat diperbaiki dengan didukung sistem
pengendalian intern yang baik.
Kata kunci: sistem pengendalian intern, retribusi pasar, dan penerimaan retribusi pasar.

PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dilaksanakan melalui
prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom yang berhak, berwenang, dan
berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sehingga
diberikan sumber-sumber keuangan untuk dapat membiayai pemerintahan dan
pembangunan daerahnya.
Pemerintah Daerah Bangkalan menunjuk Dinas Pendapatan dengan
memberikan kewenangan pada Kantor Pengelolaan Pasar untuk mengelola pasar,
dengan melakukan pemungutan retribusi pasar kepada setiap pedagang yang
berjualan sesuai tarif yang telah ditentukan.
Upaya sebagai peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor pasar,
maka diperlukan suatu penerapan sistem akuntansi dan prosedur penerimaan
retribusi yang dapat memberikan informasi atas penerimaan retribusi pasar.
Akibat dari pelaksanaan sistem dan prosedur yang kurang memadai dapat
mendorong suatu kondisi pada pegawai untuk melakukan kecurangan dan
penyelewengan.

Dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan


keuangan negara diperlukan suatu upaya yang intensif agar dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Sehingga pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPIP ini diselenggarakan secara


menyeluruh oleh lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah untuk melindungi harta
kekayaan dan mengamankan semua aktiva yang dimiliki pemerintah daerah.
Agar tidak merugikan negara atau daerah dengan melakukan kecurangan atau
penyalahgunaan (PP Nomor 60 Tahun 2008).
Sistem akuntansi pemungutan retribusi pasar merupakan sistem yang
harus dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien. Agar informasi yang
disajikan akurat dalam pertanggungjawaban atas pengelolaan dari hasil
pemungutan retribusi pasar.
Terdapat hubungan antara sistem akuntasi dan administratif dengan sistem
pengendalian intern, karena ketiganya saling berkaitan. Untuk mencapai
keandalan informasi laporan keuangan daerah dan bentuk penyalahgunaan
wewenang atau kecurangan dalam informasi yang disajikan.
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi sistem pengendalian
intern atas penerimaan retribusi pasar khususnya pada Kantor Pengelolaan
Pasar Bangkalan. Dengan mengevaluasi dari pencatatan awal pemungutan
sampai diterima oleh bendaharawan Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan.
Dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk memahami
dan mengevaluasi sistem pengendalian intern atas penerimaan retribusi pasar
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan.

TINJAUAN TEORETIS
Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (Pasal 1
butir (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008).
Sistem Pengendalian Intern adalah sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi dan metoda dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keakuratan data
akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan
(Bastian, 2007: 450).
Sistem Pengendalian Intern adalah rencana organisasi dan semua ukuran
dan metode terkoordinasi yang diterapkan dalam suatu perusahaan untuk
melindungi aktiva, menjaga keakurasian dan keterpercayaan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan
manajemen (Winarno, 2006: 11.4).
Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan Sistem Pengendalian Intern memberikan keyakinan yang memadai
bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapai tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. (UU No 60
Tahun 2008).
Menurut Mulyadi (2008: 163) Tujuan dari sistem pengendalian internal
dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Menjaga kekayaan
Organisasi

Tujuan Pokok Sistem

Mengecek ketelitian
data
keandalan data
akuntansi

Tujuan
Pengendalian
Intern
Akuntansi

Pengendalian Intern
Mendorong efisiensi

Tujuan
Pengendalian
Inten
Akuntansi

Mendorong
dipatuhinya
kebijakan manajemen

Gambar 1
Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern


Menurut Bastian (2007:450) Ada empat unsur pokok pengendalian internal
yaitu :
Struktur Organisasi
Sistem Wewenang dan Prosedur
Sistem Pengendalian
Intern

Praktik yang Sehat dalam Pelaksanaan


Tugas dan Fungsi
Pegawai yang Kompetensinya Setara
dengan
Tanggung Jawab

Gambar 2
Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Struktur Organisasi
Struktur organisasi memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Dengan demikian dalam pelaksanaan suatu transaksi, pengendalian
internal dilakukan oleh unit organisasi pelaksana. Dengan pemisahan fungsi
akuntansi antara fungsi-fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, catatan
akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan transaksi yang

sesungguhnya dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang fungsi operasi


dan fungsi penyimpanan.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Sistem Wewenang dan Prosedur


Sistem wewenang dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan
yang memadai terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi berdasarkan otorisasi dari penjabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi, sistem yang mengatur pembagian wewenang harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ada otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi.
Praktik yang Sehat dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Pembagian tanggung jawab fungsional serta sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik
jika tidak diciptakan cara-cara untuk praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
Cara pertama adalah melalui penggunaan formulir dengan nomor urut
tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang
berwenang. Formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi guna
terlaksananya transaksi.
Kedua adalah dengan melakukan pemeriksaan mendadak (suprised audit).
Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada
pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.
Ketiga adalah setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari
orang atau unit organisasi lain.
Keempat adalah melakukan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya
secara periodik. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian
dan keandalan catatan akuntansi, secara periodik pencocokan atau rekonsilasi
harus diadakan antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang
berkaitan dengan kekayaan tersebut.
Kelima adalah pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk
mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal atau staf
pemeriksa internal.
Pegawai yang Kompetensinya Setara dengan Tanggung Jawab
Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, prosedur
pencatatan, serta cara yang diciptakan untuk mendorong praktik sehat,
semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Jika
organisasi memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, maka unsur
pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum dan
organisasi tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang
dapat diandalkan.
Fungsi Pengendalian Intern
Pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi (Romney, 2006: 228) yaitu :
1. Pengendalian untuk mencegah (preventive control)
Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum
masalah tersebut muncul. Hal ini dapat dilaksanakan dengan pemisahan tugas
yang memadai, memperkerjakan dan menepatkan pekerja sesuai dengan
keahliannya, secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan
informasi.
2. Pengendalian untuk memeriksa (detective control)
Pengendalian ini dibutuhkan untuk mengungkapkan masalah yang ada.
Pengendalian ini misalnya, pemeriksaan salinan atas perhitungan,
mempersiapkan rekonsiliasi dan neraca tiap bulan.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

3. Pengendalian korektif (corrective control)


Pengendalian ini berfungsi untuk memecahkan masalah yang ditemukan untuk
suatu pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan
untuk mengidentifikasi penyebab masalah.
Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern merupakan suatu kebijakan dan prosedur
untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat
dicapai. Struktur pengendalian intern COSO dikenal sebagai Kerangka Kerja
Pengendalian Internal yang Terintegrasi (COSO - Internal Control Integrated
Framework) yang terdiri dari lima komponen sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment)
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
5. Pemantauan (Monitoring)
Selanjutnya penjelasan ini juga terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 (Pasal 3) yang disebutkan bahwa unsur sistem pengendalian
intern yang telah diterapkan di lingkungan pemerintah terdiri dari lima unsur
yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan
pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerjanya.
2. Penilaian Risiko
Pengendalian intern harus memberikan penilaian risiko yang dihadapi yang
terdiri dari identifikasi dan analisis yang bertujuan memuat pernyataan dan
arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai realistis dan terikat waktu.
3. Kegiatan Pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian
sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.
4. Informasi dan Komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam serta waktu yang tepat dan secara
efektif.
5. Pemantuan Pengendalian Intern
Pimpinan Instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem
Pengendalian Intern. Dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan,
evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review
lainnya.
Pentingnya Pengendalian Intern
Menurut Jusuf (2001:249) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor sebagai
pendorong semakin luasnya pengakuan mengenai pentingnya pengendalian
intern adalah :
a. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks
dan meluas sehingga manajemen tidak mungkin lagi memimpin
perusahaan secara langsung.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Untuk mengatasi hal itu, manajemen harus mengandalkan pada sejumlah


laporan dan analisa agar dapat mengendalikan perusahaan secara efektif.
b. Pengecekan dan review yang melekat pada suatu sistem pengendalian
intern yang baik, akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan
manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan.
c. Dilihat dari segi audit, struktur pengendalian intern yang berlaku pada
perusahaan klien akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.
Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Sistem Akuntansi
Hubungan pengendalian intern dengan sistem akuntansi dapat
digambarkan sebagai berikut:
PENGENDALIAN
INTERN

SISTEM
AKUNTANSI

Gambar 3
Hubungan Sistem Pengendalian Intern dengan Sistem Akuntansi

Berdasarkan gambar diatas maka terlihat hubungan yang saling


menunjang antara pengendalian intern dengan sistem akuntansi. Keduanya harus
berjalan bersama, tidak mungkin satu organisasi yang dapat melaksanakan
sistem akuntansi yang baik tanpa memiliki pengendalian intern yang baik pula.
Sistem akuntansi harus dapat mengamankan aktiva milik perusahaan.
Tujuan penyusunan sistem akuntansi adalah untuk meningkatkan kualitas
informasi, pengawasan akuntansi dan internal serta menurunkan biaya.
Untuk mencapai pengendalian intern yang baik, maka pada saat
penyusunan sistem harus ditekankan pada :
1. Pemisahan fungsi yang jelas.
2. Analisa terhadap peristiwa yang saling berhubungan.
3. Terdapat persamaan angka-angka walaupun dari sumber administrasi yang
berbeda
4. Hasil pelaksanaan dari suatu bagian dapat dikontrol oleh bagian lain melalui
berbagai laporan.
Apabila dari keempat hal tersebut dilaksanakan maka pimpinan dapat
melakukan
fungsi pengendalian yang baik pula.
Pengertian Retribusi Daerah
Retribusi daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Jadi retribusi daerah merupakan salah satu komponen pendapatan asli
daerah. Retribusi daerah dibayar oleh orang ataupun badan yang telah
menikmati jasa atau telah memperoleh izin tertentu yang disediakan atau
diberikan oleh pemerintah daerah.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Jenis-Jenis Retribusi Daerah


Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 mengenai pajak daerah dan
retribusi daerah, maka retribusi daerah digolongkan menjadi tiga:
1. Retibusi Jasa Umum
Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Jasa Retribusi Jasa Umum :
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Pelayanan Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan
Akta Catatan Sipil;
d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabunan Mayat;
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
f. Retribusi Pelayanan Pasar;
g. Retribusi Pelayanan Kendaraan Motor;
h. Retribusi Pelayanan Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
i. Retribusi Pelayanan Biaya Cetak Peta;
j. Retribusi Pelayanan Pengujian Kapal Perikanan; dan
k. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
2. Retribusi Jasa Usaha
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
a) Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau
b) Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Jenis Retribusi Usaha adalah:
a. Retribusi Jasa Usaha Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
b. Retribusi Jasa Usaha Tempat Pelelangan;
c. Retribusi Jasa Usaha Terminal;
d. Retribusi Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir;
e. Retribusi Jasa Usaha Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
f. Retribusi Jasa Usaha Rumah Potong Hewan;
g. Retribusi Jasa Usaha Pelabuhan Kapal;
h. Retribusi Jasa Usaha Rekreasi dan Olahraga;
i. Retribusi Jasa Usaha Penyebrangan di atas air;
j. Retribusi Jasa Usaha Pengelolahan Limbah Cair; dan
k. Retribusi Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang,

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

prasarana dan sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan


umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
Jenis Retribusi Tertentu adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi IzinTempat Penjualan Minuman Beralkohol;
c. Retribusi Izin Gangguan;
d. Retribusi Izin Trayek; dan
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
Hubungan Keuangan Daerah dengan Retribusi Daerah
Hubungan antara keuangan daerah dan retribusi daerah juga tersirat
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 10
ayat (2), yang menyebutkan bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan daerah,
penjabat pegelola keuangan darah mempunyai tugas diantaranya melaksanakan
pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan peraturan
daerah.
Pendapatan daerah yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam pasal ini
adalah termasuk retribusi daerah. Sebagaimana tercantum dalam UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 bahwa salah satu sumber pendapatan daerah
adalah pendapatan asli daerah, sedangkan pendapatan daerah bersumber dari
retribusi daerah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemungutan retribusi
daerah merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengelolaan
keuangan daerah.
Pengertian Retribusi Pasar
Pasar adalah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk
melakukan transaksi, dimana proses jual beli terbentuk melalui tawar menawar,
pasar tersebut dibangun dan dikelola oleh pemerintah daerah, dengan tempat
usaha berupa kios, los, dan tenda, serta halaman ikutannya yang dimiliki atau
dikelola dengan hak pemakaian pasar oleh pedagang kecil dan menengah
dengan usaha skala kecil dan modal kecil dengan proses jual beli (Peraturan
Daerah Nomor 9 tahun 2010).
Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional, berupa
pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus yang
disediakan untuk pedagang (Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2010).
Retribusi pasar adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas
pasar berupa pelataran dan los yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus
disediakan untuk pedagang. Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar
merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaanya cukup
dimanfaatkan oleh masyarakat.
Subjek, Objek dan Dasar Pengenaan Retribusi Pasar.
a. Subjek Retribusi Pasar
Subjek retribusi pasar adalah orang atau pribadi yang memanfaatkan
pelayanan penyediaan fasilitas pasar.
b. Objek Retribusi Pasar
Objek Retribusi Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional, berupa
pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah daerah, dan khusus disediakan
untuk pedagang. Dikecualikan dari Objek Retribusi Pasar adalah pelayanan
fasilitas pasar yang dikelola BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

Tarif Retribusi Daerah


Tarif retribusi adalah nilai rupiah atau presentase tertentu yang ditetapkan
untuk menghitung besarnya retribusi daerah yang terutang. Tarif retribusi
ditinjau kembali secara berkala dengan memperhatikan prinsip dan sasaran
penetapan tarif retribusi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
perkembangan perekonomian daerah berkaitan dengan objek retribusi daerah
yang bersangkutan (Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2010).
Adapun prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi daerah :
1. Tarif retribusi jasa umum ditetapkan berdasarkan peraturan kepala daerah
yang dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan
perekonomian dan tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun
sekali.
2. Tarif retribusi jasa usaha ditetapkan berdasarkan tujuan utama untuk
memperoleh keuntungan yang layak, seperti keuntungan yang pantas diterima
oleh perusahaan swasta sejenis yang beroperasi secara efisien dan
berorientasi terhadap harga pasar.
3. Tarif retribusi perijinan tertentu ditetapkan berdasarkan pada tujuan untuk
menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian ijin yang
bersangkutan.
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Daerah
Retribusi Tata cara pemungutan retribusi daerah diatur sebagai berikut :
1. Retribusi dipungut berdasarkan penetapan peraturan kepala daerah.
2. Retribusi dipungut dengan menggunakan surat ketetetapan retribusi daerah
(SKRD) atau dokumen lain yang dapat dipersamakan. Arti dipersamakan
adalah dapat berupa karcis, kupon, dan kartu pelanggan.
3. Penagihan retribusi terutang didahului dengan Surat Teguran.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan paradigma positifistik dengan
pendekatan kualitatif dengan mencoba menggambarkan beberapa fenomena
yang ada dalam organisasi tentang obyek yang diteliti dan akhirnya dapat ditarik
sebuah kesimpulan dari hasil perumusan masalah yang ada pada Kantor
Pengelolaan Pasar Bangkalan (Moleong, 2005:6).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) Observasi yang
dilakukan yaitu mendatangi kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan (UPTD) serta
Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan dan Kantor Pasar Arosbaya (UPT), (2)
Wawancara dengan 5 (lima) informan, yaitu Andre, Bambang, Budi, Rahmat, dan
Ridwan (nama disamarkan), (3) Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan,
mengutip, melihat, mencatat, serta memfotocopy dokumen atau arsip. Teknis
analisis data yang digunakan yaitu membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.
Satuan Kajian
1. Sistem Pengendalian Intern
Suatu tindakan yang dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai yang
terkait dalam memberikan keyakinan kepada pihak eksternal atas kegiatan

yang dilakukan secara efektif dan efisien, sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Sistem pengendalian intern ditinjau dari dua aspek
yaitu :

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

10

a. Sistem Pengendalian Intern Akuntansi


Sistem akuntansi diperlukan agar pencatatan atas penerimaan retribusi
pasar dapat akuntabilitas dan transparan dan dapat menjaga kekayaan
pemerintah serta dengan mudah memeriksa keakuratan data akuntansi.
b. Sistem Pengendalian Intern Administratif
Sistem
Pengendalian
Administratif
dibuat
untuk
mendorong
dilakukannya efisiensi dan dipatuhinya kebijakan dari manajemen atau
pimpinan.
2. Penerimaan Retribusi Pasar
Penerimaan retribusi pasar adalah penambahan kas atas pemungutan retribusi
pasar yang dilaksanakan oleh petugas. Pada setiap penerimaan retribusi
tersebut harus dicatat agar lebih jelas dan transparan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Siklus Peredaran Benda Berharga (Karcis)
Pemungutan retribusi pasar dapat dilaksanakan jika adanya benda
berharga yang diberikan oleh Dinas Pendapatan Bangkalan sesuai kebutuhan
yang diminta oleh Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan. Peredaran benda
berharga dapat dilakukan jika telah melakukan permintaan persediaan benda
berharga (karcis) ke Dinas Pendapatan Bangkalan.
Alur karcis itu dapat beredar jika telah melakukan anfra ke Dinas
Pendapatan Bangkalan selaku pencetak benda berharga (karcis).
Kemudian diterima oleh kantor pengelolaan pasar dan didistribusikan ke
kantor pasar(Andre, wawancara, 15 Januari 2013).
DINAS PENDAPATAN

KANTOR PENGELOLAAN
KEPALA PASAR
Keterangan :

PEDAGANG

: Alur karcis
: Alur Karcis Kembali
: Alur Uang Setoran
Gambar 4
Prosedur Distribusi Benda Berharga (karcis)

Berikut ini pelaksanaan distribusi benda berharga yang dilakukan oleh


Kantor Pengelolaan Pasar :
a. Kepala Pasar memprediksi potensi yang ada di pasar masing-masing sehingga
dan/atau untuk mendapatkan proyeksi kebutuhan benda berharga (karcis).

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

1
1

b. Kantor Pengelolaan Pasar melalukan permintaan benda berharga (karcis)


kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Bangkalan berdasarkan potensi dan
proyeksi pada tahun yang akan datang sesuai dengan akumulasi kebutuhan
pasar masing-masing.
c. Pengadaan benda berharga (karcis) oleh Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan
kepada Dinas Pendapatan Bangkalan dilakukan setiap awal bulan dengan Form
atau model DPD II 57 (surat permintaan benda berharga) yang didalamnya
berisi pengiriman benda berharga (karcis), yang didalamnya menyesuaikan
jenis benda berharga (karcis), nilai atau lembar, banyak atau jumlah diminta,
banyak atau jumlah yang disetujui, masing-masing form atau model diminta
oleh petugas gudang pasar diketahui oleh kepala pasar, diperiksa oleh
bendaharawan barang, dan disetujui oler kasir retribusi dalam rangkap 4
(empat) masing-masing :
Lembar 1 (putih) untuk bendaharawan benda
berharga Lembar 2 (merah muda) untuk seksi
retribusi
Lembar 3 (kuning) untuk petugas
pasar Lembar 4 (hijau muda) untuk
kepala pasar
d. Untuk mendistribusikan ke masing-masing pasar bendahara barang
menggunakan format atau model DPD II - 58 berupa jenis benda berharga
(karcis), kode benda berharga (karcis), yang di dalamnya terurai nomor seri
benda berharga, jumlah blok atau bendel, isis lembar blok, jumlah lembar, nilai
per lembar, jumlah nilai dari jenis Benda Berharga tersebut. Semuanya itu,
harus ditandatangani oleh petugas gudang atau bendaharawan barang
sebagai bukti penyerahan barang berupa benda berharga (karcis) dan
disahkan oleh kasir retribusi selaku atasan langsung bendaharawan barang
untuk dibukukan di pasar sesuai tanggal penyetoran barang tersebut dalam
rangkap 4, masing-masing :
Lembar 1 (putih) untuk bendaharawan benda
berharga Lembar 2 (merah muda) untuk seksi
retribusi
Lembar 3 (kuning) untuk petugas
gudang Lembar 4 (hijau muda) untuk
kepala pasar
Untuk lembar 4 (empat) hijau muda untuk kepala pasar, langsung
dimasukkan dengan menggunakan Form atau Model DPD II 84 (kartu rincian
perjenis persediaan benda berharga) yang memuat didalamnya tanggal,
keterangan, masuk, (nomor seri benda berharga, jumlah lembar, jumlah nilai)
keluar (nomor seri benda berharga, jumlah lembar, jumlah nilai) sisa (nomor seri
benda berharga, jumlah lembar, jumlah nilai).
Tarif Retribusi Pasar
Penetapan tarif retribusi pasar yang telah diatur dalam peraturan yang
berlaku harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua pelaksana pemungutan
retribusi pasar. Berikut ini jenis benda berharga (karcis) yang dibutuhkan oleh
Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan sebagai salah satu jenis pasar polowijo

dan Kantor Pasar Arosbaya sebagai jenis pasar polowijo dan hewan. Dengan
adanya tarif yang tetera pada benda berharga berikut ini diharapkan menjadi
salah satu pengendalian bagi para pelaksana pemungutan retribusi dan tidak
memungut yang bukan sesuai dengan nominal yang tertera pada benda berharga
(karcis) tersebut.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

1
2

Tabel 1
Jenis Benda Berharga (Karcis)
Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan
No
1.
2.
3.
4.
5.

Jenis Benda Berharga (Karcis)


Tarif (Rp)
Polowijo (Pelataran)
1.000
Polowijo (Kios Semi Permanen)
2.500
Polowijo (Harian Los)
2.000
Polowijo (Kios Permanen)
3.000
Polowijo (Bongkar Muat Barang
3.000
Truck )
6. Parkir Kendaraan Sepeda Motor
1.000
7. Parkir Kendaraan Mobil
2.000
8. Parkir Kendaraan Sepeda Pancal
500
Sumber Data : Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan
Tabel 2
Jenis Benda Berharga (Karcis)
Kantor Pasar Arosbaya
No

Jenis Benda Berharga


Tarif (Rp)
(Karcis)
1.
Polowijo (Pelataran)
750
2.
Polowijo (Pelataran)
1.000
3.
Polowijo (Harian Los)
1.000
4.
Polowijo (Harian Los)
1.500
5.
Polowijo (Kios Permanen)
2.000
6.
Polowijo (Kios Semi Permanen)
2.000
7.
Hewan Besar
10.000
8.
Hewan Kecil
5.000
Sumber Data : Kantor Pasar Arosbaya Bangkalan

Berkenaan dengan tarif yang ditetapkan untuk pedagang, maka harus


dilakukan dengan baik oleh para pelaksana pemungutan retribusi. Hal ini agar
bukti yang dilaporkan atas penerimaan retribusi dan sisa benda berharga lebih
transparan.
Pasar yang dikelola ada 29 pasar dengan memiliki jenis pasar yang
berbeda yaitu pasar polowijo dan pasar hewan baik kecil maupun besar
maka tarif yang diberikan juga berbeda. Koordinator memberikan
sosialisasi ke penagih untuk menarik retribusi sesuai dengan tarif yang
telah ditetapkan dan untuk tarif sewa sudah jelas dengan adanya surat
keputusan oleh Bupati (Andre, wawancara, 19
Januari 2013).
Penulis juga melakukan wawancara bukan hanya di Kantor Pengelolaan
Pasar Bangkalan saja, tetapi pada Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan dan

Kantor Pasar Arosbaya. Wawancara untuk kedua pasar tersebut dilakukan pada
tanggal 28-29 Januari 2013.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

1
3

Dengan pertanyaan yang sama saat wawancara tersebut. Kepala


Pasar, mengatakan bahwa tarif sudah ditetapkan oleh peraturan daerah
yang tertera pada karcis dan tarif sewa bangunan diatur dengan adanya
Surat Keputusan dari Bupati (Budi, wawancara, 28 Januari 2013). Hal
senada juga disampaikan oleh (Rahmat, wawancara, 29 Januari 2013).
Berdasarkan peraturan daerah yang berlaku, maka tarif yang dibebankan
pada pedagang harus sesuai dengan nominal yang tertera pada benda berharga
(karcis). Dengan tarif retribusi tersebut diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di daerah Bangkalan.
Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar
Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar maka penulis tidak
melukan penelitian pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan melainkan pada
Kantor Pasar Ki lemah Duwur Bangkalan dan Kantor Pasar Arosbaya, hal ini
dilakukan karena kedua kantor pasar tersebut merupakan pelaksana dalam
pemungutan retribusi pasar.
Sebagai pelaksana pemungutan retribusi, maka kantor pasar ini
melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkan ke Kantor
Pengelolaan Pasar Bangkalan.
Tugas kantor pengelolaan pasar hanya mengelola hasil retribusi
hingga disetorkan ke kas daerah atau Bank Jatim. Sedangkan
pelaksanaan pemungutan ini juga dilakukan pada kantor pasar
(Bambang, wawancara, 28 Januari 2013).
Berkenaan yang telah diungkap oleh seorang informan diatas. Maka hal ini
juga disampaikan informan lainnya. Bahwa pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar yang dilakukan di setiap pasar. Pada dasarnya memiliki sistem yang sama.
Hal ini dapat dilihat pada struktur organisasi yang telah dipisahkan secara jelas
dalam tugas dan fungsi setiap pegawainya.
Sesuai dengan struktur organisasi yang sudah ada maka pelaksanaan
pemungutan dilakukan oleh penarik retribusi pasar yang diawasi oleh
koordinator. Setelah uang terkumpul pada koordinitor maka dilakukan
pencatatan dibagian pembukuan dan disetor ke kantor pengelolaan
pasar. Hal ini yang selalu dilakukan setiap hari tetapi jika pemungutan
retribusi pada hari sabtu dan minggu maka hasilnya akan disetor pada
hari senin atau pada jam kerja berikutnya (Budi, wawancara, 28
Januari 2013). Hal senada juga disampaikan oleh (Rahmat, wawancara,
29 Januari 2013).
Kantor Pasar yang telah diberikan wewenang untuk pelaksanaan
pemungutan retribusi pasar harus bertanggungjawab atas hasil retribusi pasar
yang diterimanya dan menyetorkan ke kantor pengelolaan pasar.
Hambatan dalam Pemungutan Retribusi Pasar
Pelaksanaan pemungutan retribusi pasar memiliki banyak hambatan atau
kendala yang dinilai menganggu proses pelaksanaan tersebut dan dapat
menurukan penerimaan retribusi pasar.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

1
4

Proses pelaksanaan pemungutan dipasar memiliki kendala, misalnya:


hujan, sepinya para pengunjung, keluhan pedagang masalah kebersihan,
tidak ada penyuluhan/sosialisasi/kurang pahamnya pedagang mengenai
pemungutan retribusi pasar, pedagang yang tidak disiplin membayar
retribusi (Rahmat, wawancara, 29 Januari 2013).
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka penulis mencoba memberikan
uraian untuk memperjelas informasi tersebut :
1. Hujan
Pasar ini beraktivitas juga ditentukan oleh cuaca, menjadikan pasar bisa
dikatakan musiman. Dengan musim ini membuat para pedagang dan
pengunjung tidak datang ke pasar setempat, hal ini akan membuat penurunan
dalam penerimaan retribusi pasar.
2. Sepinya Dagangan Para Pedagang
Para pedagang yang tidak laku jualannya membuat mereka malas untuk
membayar retribusi, ini cukup wajar karena tidak ada penghasilan buat
pedagang membuat mereka merasa tidak perlu membayar. Sehingga para
penagih atau pemungut retribusi sulit untuk menagihnya.
3. Fasilitas Pasar yang Kurang Memadai
Banyaknya keluhan mengenai fasilitas khususnya pada kebersihan, apalagi
setelah hujan. Menjadikan alasan para pedagang dan pengunjung tidak
mendatangi pasar tradisional. Hal ini diperparah dengan truk dan mobil
sampah rusak dan tidak diperbaiki secepatnya oleh kantor pengelolaan pasar.
sehingga sampah menumpuk di area pasar tradisional.
4. Penyuluhan atau Sosialisasi
Kurang pahamnya kesadaran masyarakat, membuat mereka tidak mengerti
tentang pentingnya retribusi sebagai bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Padahal pendapatan asli daerah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Dengan tidak adanya sosialisasi menjadikan masyarakat beranggapan bahwa
pemungutan itu tergolong pemungutan liar, padahal pedagang telah diberikan
karcis sebagai bukti.
5. Semakin Banyaknya Pasar Modern
Dengan tidak adanya suatu peraturan daerah yang mengatur tentang jarak
antara pasar tradisional dan pasar modern. menjadikan semakin menjamurnya
pembangunan pasar modern di dekat pasar tradisional. Pasar modern yang
memberikan fasilitas nyaman pada masyarakat memiliki daya tarik dan lebih
dipilihnya dari pada pasar tradisional.
Target Retribusi Pasar
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan menentukan target setiap tahunnya.
Namun dalam pengelolaan target setiap bulannya ditentukan oleh kantor pasar
dan sudah disepakati sejak lama. Hal ini beralasan, karena potensi yang ada
pada setiap pasar yang mengetahui adalah kantor pasar yang dipimpin oleh
kepala pasar.
Target setiap tahun yang menentukan adalah kantor pengelolaan
pasar dan kepala pasar mengelolanya setiap bulan. Kepala pasar
memprediksi bukan melihat bulan januari-desember tetapi melihat bulan
Jawa sesuai kebutuhan masyarakat Bangkalan. Target ditentukan pada

awal tahun anggaran dan mau tidak mau harus terrealisasi meskipun
dalam keadaan pasar sepi. Kenaikan target

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

15

dari potensi pasar, misalnya bulan-bulan yang ramai seperti molodhan,


passaan, telassen fitri, telassen topa, telassen besar/telassen sapeh...
(Ridwan, wawancara, 11 Februari 2013).
Target yang telah ditentukan di setiap awal tahun anggaran. Menjadikan
setiap kantor pasar harus memenuhi dengan berbagai cara. Sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas target yang telah ditentukan. Dengan demikian maka
setiap pasar memberikan pelayanan baik ke pedagang dan memberikan sanksi
yang tegas terhadap pedagang yang tidak memenuhi peraturan yang berlaku.
Peningkatan dan Penurunan Target Penerimaan Retribusi Pasar
Berdasarkan laporan target dan realisasi pendapatan pada tabel,
penerimaan retribusi pasar di kantor pasar cenderung fleksibel karena setiap
tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan.
Penyebab terjadinya penurunan penerimaan retribusi pasar yang
tidak sesuai target biasanya terjadi karena ada pedagang yang
membayar sewa banguan, izin balik nama, perpanjangan sewa dibulan
sebelum atau sesudah target ditetapkan oleh kepala pasar dan
peningkatan terjadi saat waktu-waktu tertentu (Andre, wawancara, 6
Maret 2013).
Hal tersebut dapat dilihat dari penerimaan pasar dapat melebihi target,
pada waktu bulan-pulan yang berpotensi yaitu pada saat ramadhan, hari raya
idul fitri dan idul adha serta saat maulid Nabi Muhammad SAW.
Tabel 3
Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar
Di Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan
Tahun 2009-2012
No

Tahun

1.

Tahun 2009

2.

Tahun 2010

3.

Tahun 2011

4.

Tahun 2012

Hasil
Pendapatan
Target
Realisasi
Rp 3.674.148.00
Rp 3.690.937.3
0
25
Rp 4.012.893.00
Rp 4.016.893.0
0
00
Rp 4.341.619.91
4
Rp 4.351.759.68
5

Rp 4.348.798.3
94
Rp 4.402.343.7
23

Penerimaan Retribusi Pasar dibatasi sampai dengan Bendaharawan


Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan.
Penerimaan retribusi pasar yang merupakan bagian dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD), diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Penerimaan retribusi
pasar ini tidak akan berjalan jika tidak adanya para penagih yang miliki tugas
sebagai penarik retribusi ke pedagang.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

16

Penerimaan dipengaruhi berdasarkan musim dan potensi yang


dimiliki pasar. Dari pelaksanaan pemungutan retribusi ini, dilakukan oleh
para petugas penarik retribusi yang hasilnya dikumpulkan pada
koordinator. Hal tersebut dilanjutkan untuk dilaporkan ke bagian
pembukuan untuk dicatat dan dihitung yang hasilnya akan dilaporkan ke
kepala pasar... (Budi, wawancara, 28 Januari 2013).
Kepala pasar yang melalakukan penyetoraan atas hasil penerimaan
retribusi pasar harus disertai dengan lampiran berbentuk Model-FRD. 13A (Tanda
Bukti Pembayaran) yang dilampirkan Model-FRD dan 13C (Laporan Pemungutan
dan Penyetoran Bendahara Penerimaan Pembantu). Sebagai bukti hasil dari
retribusi pasar dan dilaporkan ke Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
Dengan tidak adanya brankas pada kantor pengelolaan pasar, maka
hasil retribusi disetorkan ke kas daerah yaitu Bank Jatim setiap hari pada
jam kerja. Hal ini tidak seperti dulu saat ada brankas pada kantor...
(Andre, wawancara,
15 Januari 2013).
Penyetoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) atas retribusi pasar
Kabupaten Bangkalan :
a. Kepala Pasar mencatat semua pendapatan hasil dari penagihan atau
penerimaan retribusi pasar, sewa dan biaya administrasi perijinan, dalam Buku
Kas Umum.
b. Kepala Pasar melaksanakan penyetoran pendapatan pasar kepada Kepala
Kantor Pengelolaan Pasar melalu Bendahara Penerima atau Kasir dengan
memakai DPD II 20 yang dilampirkan pengeluaran karcis DPD II 72 sesuai
jadwal sebagaimana terlampir.
c. Bendahara Penerima kantor Pengelolaan pasar menyetorkan ke Kas Daerah
setiap hari kerja dengan menggunakan Surat Tanda Setoran (STS).
Sistem Pengendalian Intern
Keefeektifan sistem pengendalian intern yang diharapkan dapat
memberikan pengendalian terhadap kegiatan yang dilakukan dalam suatu
organisasi. Dilihat dari pencapaian tujuan atas suatu pengendalian intern
tersebut dalam memberikan keyakinan dalam informasi laporan keuangan yang
disajikan.
Tujuan dari pengendalian intern pada kantor pengelolaan pasar sudah
diterapkan dengan cukup baik. Misalnya dengan adanya pengendalian intern
maka pelaksanaan pemungutan, pencatatan hasil retribusi, penyetoran ke kas
daerah dan laporan keuangan atas penerimaan retribusi pasar agar tidak ada
kecurangan.
Dalam pemungutan retribusi pasar ini penarik diharuskan setiap hari
membuat laporan. Melalui Form/Model DPD II-84 yang isinya ada masuk,
keluar, dan sisanya karcis yang kemudian dikalikan dengan nominal
yang ada. Sehingga bukti ini dicatat sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya karena setiap penarik juga diawasi oleh koordinator
untuk memperkecil adanya suatu kecurangan... (Ridwan, wawancara,
11 Februari 2013).

Sistem pengendalian intern yang diterapkan dengan baik. maka akan


memberikan manfaat bagi Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan dalam mencapai
tujuan yaitu dengan merrealisasikan target yang telah ditetapkan. Pengendalian
yang dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung kepada petugas setiap
minggunya dan memeriksa bukti

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

17

pencatatan mulai dari permintaan benda berharga (karcis) sampai dengan


penyetoran retribusi pasar.
Kantor pengelolaan pasar melalukan pemeriksaan pembukuan yang
dibuat oleh setiap kantor pasar dan melihan lapoan form/model yang
diisi oleh penarik retribusi... (Rahmat, wawancara, 29 Januari 2013).
Dengan melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada bagian bendahara
barang benda berharga (karcis), pembukuan, kasir dan bendahara penerima. Jika
terdapat kejanggalan dalam laporan maka bagian pembukuan kantor
pengelolaan pasar memanggil kepala pasar. Kemudian kepala pasar memeriksa
kembali pada bagian pembukuan dan koordinator. Jika hasil pemeriksaan ulang
tersebut ada kecurangan maka kepala pasar memberikan teguran dan dilaporkan
pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan.
...Setiap kantor pasar memiliki pegawai yang tidak sama, terkadang
ada yang ingin melakukan kecurangan dengan menyobek sisa karcis di
bagian tengahnya...
(Bambang, wawancara, 28 Januari 2013).
Pengendalian intern pada penerimaan retribusi pasar Kantor Pengelolaan
Pasar Bangkalan cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur pengendalian
intern yang cukup memadai antara lain :
1. Lingkungan Pengendalian
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan yang telah diberikan wewenang oleh
Dinas Pendapatan Bangkalan untuk mengelola hasil retribusi pasar. Telah
memiliki kompeten dan etika yang telah diterapkan, komitmen terhadap
kompetensi pegawainya. Dilihat adanya struktur organisasi yang jelas dengan
uraian tugas pokok yang telah dijabarkan sesuai dengan peraturan daerah.
2. Penaksiran Resiko
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan telah mengantisipasi segala kemungkinan
kecurangan yang akan terjadi dalam lingkungan. Hal ini juga dilakukan pada
Kantor pasar yang telah ditunjuk sebagai pelaksana pemungutan. Dengan
melakukan pemeriksaan atas laporan yang selalu diisi oleh pegawai pasar
dalam bentuk model/form yang telah disediakan.
3. Aktivitas Pengendalian
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan telah melaksanakan aktivitas
pengendalian intern dengan melakukan review terhadap kinerja karyawan,
yang dimulai dari pemungutan sampai dengan penyetoran ke kas daerah yang
didukung dengan pemisahan tugas yang memadai.
4. Informasi dan Komunikasi
Dengan adanya kepala pasar sebagai pemimpin pasar yang bertanggung
jawab atas pengelolaan pasar. dapat memberikan informasi kondisi pasar ke
Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan.
5. Pemantauan
Pemantauan pelaksaan pemungutan reribusi yang dilakukan oleh kantor pasar,
membuat Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan melakukan pemantauan
terhadap kantor pasar yang dilaksanakan oleh bagian ketertiban.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

18

Sistem Pengendalian Intern Akuntansi


Sistem akuntansi diperlukan dalam pencatatan distribusi benda berharga
(karcis) sampai sisa benda berharga (karcis) tersebut, pelaksanaan pemungutan
retribusi pasar, pencatatan atas hasil retribusi pasar, dan disetorkannya
penerimaan retribusi pasar ke kas daerah. Hal ini harus akuntabilitas dan
transparan dalam memberikan keyakinan pada Dinas Pendapatan Bangkalan
bahwa tidak ada kecurangan yang terjadi dalam proses tersebut.
...Permintaan dan pengeluaran benda berharga sudah dilakukan
dengan adanya persetujuan dari pihak terkait dan jelas, karcis
diibaratkan sebagai uang karena ada nominalnya. Jadi harus diawasi
dengan baik dengan selalu mengisi laporan model/form yang telah
disediakan. Pihak bendahara barang juga selalu mempertimbangkan
benda berharga yang dianfra oleh kantor pasar dan selalu
mencatatnya (Bambang, wawancara, 28 Januari 2013).
Agar fungsi akuntansi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Maka harus
adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang tegas antar karyawan agar
tidak ada perangkapan tugas. Pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan sudah
menjalankan tugas dari struktur organisasi tersebut.Sehingga dapat menjaga
hasil dari penerimaan retribusi pasar dan dengan mudah dapat memeriksa
keakuratan data akuntasi.
Sistem Pengendalian Intern Administratif
Dengan adanya sistem pengendalian intern administratif ini diharapkan
dapat mengendalikan semua kegiatan yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung, mulai dari pemungutan sampai dengan penyetoran ke kas daerah.
Maka untuk mendorong ini harus dilakukan pemisahan fungsi dan tugas dari
setiap karyawannya.
1. Pembukuan
Bagian administrasi pembukuan memiliki peranan yang sangat penting dalam
transaksi penerimaan retribusi pasar. Semua penerimaan akan dicatat dalam
pembukuan sebagai bukti hasil penerimaan retribusi pasar. Pada Kantor
Pengelolaan Pasar Bangkalan memiliki satu orang pada bagian pembukuan,
pada bagian ini petugasnya memiliki 3 bukti pencatatan antara lain :
dikerjakan secara manual, disimpan pada komputer dan diregister di sistem
tersendiri. Semua hasil pencatatan itu haruslah sama.
Dalam bagian pembukuan, melakukan penyimpanan data pada 3
folder yaitu pada bukti manual, komputer dan register. Ini dilakukan
karena jika ada salah yang terjadi maka peran yang paling
bertanggung jawab yaitu di bagian pembukuan yang dipanggil oleh
Dinas Pendapatan Bangkalan (Bambang, wawancara, 28 Januari
2013).
2. Kasir Retribusi Pasar
Hasil dari pencatatan tersebut maka kepala pasar memberikan hasil
penerimaan tersebut ke bagian kasir untuk dilakukan perhitungan. Pada
bagian kasir dikendalikan dengan membuat laporan atas hasil penerimaan
retribusi pasar setiap minggunya. Dengan ini diharapkan tidak ada kesalahan
perhitungan yang dilakukan oleh bagian kasir.
3. Bendahara Penerima

Bagian ini merupakan bagian yang sangat penting dalam penerimaan retribusi
pasar. Sehingga pengendalian intern yang diterapkan yaitu dengan melakukan
memeriksa bukti

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

1
9

Surat Tunai Setoran (STS) yang ditambah dnegan bukti penyetoran ke kas
daerah dnegan bagian kasir dan juga bagian pembukuan.
Evaluasi terhadap struktur Organisasi yang Memungkinkan Pemisahan
Fungsi secara Tepat di Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan
Untuk terciptanya suatu sistem pengendalian intern yang baik adalah
dengan adanya pemisahan tugas, fungsi, dan wewenang. Secara umum, tugas
penyimpanan barang benda berharga (karcis), pelaksanaan pemungutan,
pencatatan hasil retribusi pasar, dan bendahara penerima hasil retribusi harus
dilakukan oleh satu orang. Sehingga dapat memaksimalkan kinerjanya dan
mencegah kemungkinan terjadi suatu kecurangan yang dapat dilakukan oleh
pegawai.
Sebenarnya struktur organisasi di kantor pasar sudah bagus dan
dilaksanakan dengan baik. Tetapi masih terdapat perangkapan fungsi dan
tugas, misalnya pada bagian pembukuan juga dirangkap untuk
bendahara. Hal ini terjadi masih ada sistem kepercayaan dari para kepala
pasar dengan pegawainya. dengan kondisi ini nanti akan ada perubahan
karena sudah diusulkan ke kantor pengelolaan pasar untuk merubah
struktur organisasi(Ridwan, wawancara, 11 Februari 2013).
Hal tersebut yang telah dijelaskan diatas, tidak sejalan dengan yang ada
pada Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan dan Kantor Pasar Arosbaya. Pada
kedua kantor pasar ini di struktur organisasi tidak memisahkan antara bagian
pembukuan dan bendahara pembantu. Sehingga seseorang melaksanakan
perangkapan tugas.
Pemisahan tugas dan fungsi biasanya terjadi kekurangan pada kantor
pasar karena masih ada perangkapan, terutama pada bagian pembukuan.
Dengan merangkap sebagai pembukuan dan bendahara. Kepala pasar
juga biasanya memberikan tugas ke stafnya untuk menyetorkan ke
kantor pengelolaan pasar (Andre, wawancara, 13 Februari 2013).
Hal ini menunjukkan bahwa kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan telah
memenuhi syarat atau tujuan dari sistem pengendalian intern yang memadai
terhadap aktifitas operasinya karena dalam suatu transaksi dari awal sampai
akhir pelaksanaan dilakukan oleh satu bagian saja. Sehingga dapat menghasilkan
suatu hasil kinerja yang maksimal. Namun kekurangan terjadi pada kantor pasar
yang tidak bisa menjalankan fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang
ada.
Evaluasi terhadap Praktik-praktik yang Sehat dalam Melaksanakan
Tugas dan Fungsi Setiap Bagian Organisasi di Kantor Pengelolaan Pasar
Bangkalan.
Kantor Pengelolaan Pasar dalam aktifitas operasinya telah menerapkan
praktik-praktik sehat diantaranya :
1. Menunjuk petunjuk-petunjuk pelaksanaan pengendalian pengelolaan pasar
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Mengadakan evaluasi pelaksanaan dan pengendalian ketertiban di dalam
pasar daerah.
3. Mengikuti, menganalisa laporan-laporan dan peristiwa yang menyangkut
ketertiban dalam pasar daerah.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

2
0

4. Melaksanakan usaha-usaha untuk kelancaran pelaksanaan pemungutan


retribusi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
melakukan tindakan sementara untuk mencegah terjadinya pelanggaranpelanggaran.
5. Pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan pasar daerah.
6. Melaksanakan pemeriksaan yang meliputi penggunaan fasilitas pasar serta
tertib perpasaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Evaluasi terhadap Pemisahan Fungsi dan Jabatan Pegawai di Kantor
Pengelolaan Pasar Bangkalan
Pemisahan fungsi dan jabatan merupakan pengendalian intern yang
penting untuk dapat meningkatkan penerimaan retribusi pasar, baik seksi yang
berhubungan langsung dengan penerimaan retribusi pasar maupun seksi yang
mendukung dalam peningkatan retribusi pasar.
Pemisahan fungsi dan jabatan di Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan ini
sudah cukup baik. Karena pegawai disetiap seksi ini melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan bagiannya.
Evaluasi Terhadap Pegawai-pegawai yang Kualitasnya Seimbang dengan
Tanggung Jawabnya di Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan
Organisasi yang memiliki prosedur intern yang baik, belum menjamin akan
tercapainya suatu tujuan dari sistem pengendalian intern. Hal ini mungkin terjadi
apabila pelaksanaan dari tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan cara-cara
yang memenuhi syarat, tidaklah ahli dalam tugasnya. Demikian pula dalam
pelaksanaannya walaupun ahli dalam bidang tapi tidak jujur, maka tujuan
pengendalian intern tidak akan tercapai. Hal inilah yang menyebabkan dalam
memilih karyawan harus sesuai antara kualitas dan tanggung jawabnya.
Para pegawai di kantor pengelolaan pasar sudah jauh berbeda
dengan yang dahulu. Untuk mengoperasikan komputer saja jarang ada
yang bisa atau hanya sebagian saja. Tetapi sekarang ini sudah banyak
yang bisa jadi tugas pimpinan sudah ringan oleh bantuan para staf yang
ada. Kemajuan wawasan sangat diperlukan untuk pegawai sipil untuk
menunjang pekerjaan mereka (Andre, wawancara, 15 januari 2013).
Usaha Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan dalam meningkatkan kapasitas
dan kualitas sumber daya manusia, yakni dengan membentuk pegawai yang
profesional, berpengetahuan luas, dan berprilaku baik. Namun masih ada
kekurangan yaitu tidak pahamnya pegawai terhadap peraturan yang berlaku.
...Banyak pegawai yang tidak mengetahui peraturan perundangundangan yang berlaku. Hal ini terjadi karena pegawai malas untuk
membaca undang-undang dan dianggap tidak perlu(Ridwan,
wawancara, 11 Februari 2013).
Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku,
membuat setiap pegawai memiliki wawasan yang lebih. Pengetahuan tersebut
akan bermanfaat dalam perkembangan dalam pelaksanaan pemungutan retribusi
dan peningkatan penerimaan retribusi pasar

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

21

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan bukan sebagai pelaksanana pemungutan
retribusi pasar dan hanya mengelola hasil retribusi dan disetorkan ke kas
daerah yaitu bank Jatim. Sedangkan yang melakukan pemungutan retribusi
pasar ada 29 pasar
2. Penetapan target sebagai syarat dalam pelaksanaan pemungutan retribusi
pasar dilakukan oleh kantor pasar dengan menentukan setiap bulan. Hal ini
dilakukan karena kantor pasar lebih mengetahui potensi pasar.
3. Dalam pelaksanaan retribusi pasar ke pedagang memiliki beberapa hambatan
yang masih belum diselesaikan. Padahal dengan adanya hambatan ini
berdampak dalam penurunan penerimaan retribusi pasar.
4. Sistem pengendalian intern yang diterapkan pasa ketiga kantor pasar akan
diuraikan sebagai berikut:
5. Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan
a. Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan sudah cukup memadai, dengan adanya
pemisahan tugas dan tanggungjawab yang jelas pada struktur
organisasinya.
b. Kantor Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan dan Kantor Pasar Arosbaya.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kinerja pegawai dalam melakukan
pemungutan retribusi sudah dilaksanakan dengan baik. Dapat dilihat pada
hasil retribusi pasar yang telah memenuhi target. Namun dalam
pelaksanaan pemungutan masih terdapat kelemahan yaitu dengan masih
adanya perangkapan fungsi dan tugas di bagian administrasi. Hal senada
juga terdapat pada kantor pasar Arosbaya
Saran
Dari hasil kesimpulan yang diperoleh, maka berikut ini hal-hal yang dapat
disarankan untuk memperbaiki pengendalian intern atas penerimaan retribusi
pasar pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan, yaitu :
1. Kepala pasar seharusnya juga melakukan pengawasan terhadap para
pemungut retribusi pasar. Bukan hanya pengendalian diterapkan pada
koordinatornya saja. Sehingga dapat mengetahui secara langsung tentang
hambatan yang ada di lapangan.
2. Kantor pengelolaan pasar juga diharapkan dapat membuat struktur organisasi
yang baru untuk setiap kantor pasar dengan memisahkan fungsi dan tugas
antara pembukuan dengan bendahara.
3. Pada Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan seharusnya menentukan target baik
setiap tahun maupun setiap bulannya. Dengan itu maka dapat mengetahui
potensi setiap pasar.
4. Hambatan yang ada dalam pemungutan retribusi pasar seharusnya dapat
dijadikan suatu catatan Kantor Pengelolaan Pasar Bangkalan dengan memberi
informasi kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan.

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)

22

DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2007. Sistem Akuntansi Sektor Publik: Edisi kedua. Salemba
Empat. Jakarta. Jusup, Al Haryono. 2003. Dasar-Dasar Akuntansi: Edisi
keenam. STIE YKPN. Yogyakarta. Moleong, Lexy.J. 2009. Metode Penelitian
Kualitatif. PT Remaja Rosdakarja. Bandung.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Romney, Marsahall B and Paul John Steinbat. 2003. Sistem Informasi
Akuntansi. Terjemahan oleh Deny Arnos Kwary dan Dewi Fitria Sari. 2006.
Edisi Kesembilan. Salemba Empat. Jakarta.
Wahyu, Wing Winarno. 2006. Sistem Informasi Akuntansi: Edisi Pertama.
YKPN. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Retribusi
Jasa Umum. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi
Daerah. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Anda mungkin juga menyukai