Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

MALARIA

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Ahmad Fadli Najamuddin
2. Heni Suprianti
3. Khairunnisak
4. Muamarin Al-farizin
5. Nanik Hastriani
6. Rudy Nanda Ariawan
7. Ria Murdani
8. Sri Handayani
9. Sindy Prisca
10. Yuli Astina

PROGRAM STUDI D III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) QAMARUL HUDA BAGU
TAHUN AKADEMIK2014/2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadrat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Anti Malaria selesai
tepat pada waktunya.
Tentu saja dalam penyelesaian makalah ini kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang
bagaimana suatu obat tersebut bereaksi didalam tubuh dan berintraksi dengan zat-zat lain
baik secara fisik maupun kima.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini di kemudian hari. Atas
kritik dan sarannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Juni 2015
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malaria...............................................................................................1
2.2 Pembagian Malaria..............................................................................................2
2.3 Penyebab Malaria.................................................................................................3
2.4 Cara Penularan dan Siklus Penyakit Malaria.......................................................4
2.5 Penyebaran Malaria.............................................................................................5
2.6 Gejala Malaria......................................................................................................6
2.7 Pengobatan Malaria.............................................................................................7
2.8 Tujuan Pengobatan...............................................................................................
2.9 Cara Pencegahan Malaria....................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................................1
3.2 Saran....................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles. Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu: Malaria tertiana, Malaria

quartana, Malaria tropica, dan Malaria pernisiosa yang disebabkan oleh Plasmodium ovale.
Malaria jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.
Nyamuk yang menjadi penyebar dari parasit ini adalah nyamuk Anopheles betina,
yang mana nyamuk ini menjadi terinfeksi sebelumnya dengan menggigit orang yang telah
terinfeksi oleh parasit plasmodium. Nyamuk ini akan membawa parasit ini dalam tubuhnya
selama satu minggu sampai waktu makan selanjutnya, yang mana nyamuk tersebut akan
menggigit orang lain sekaligus menyuntikan parasit plasmodium kedalam darah orang itu.
Cara penularan penyakit malaria, sebagai berikut:
1. Cara penularan
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non alamiah :
a. Secara Alamiah
Yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit
malaria.
b. Secara Non alamiah
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles
Penyakit malaria juga dapat diakibatkan karena perubahan lingkungan sekitar seperti
adanya Pemanasan global yang terjadi saat ini mengakibatkan penyebaran penyakit parasitik
yang ditularkan melalui nyamuk dan serangga lainnya semakin mengganas. Perubahan
temperatur, kelembaban nisbi, dan curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih
sering bertelur sehingga vector sebagai penular penyakit pun bertambah dan sebagai dampak
muncul berbagai penyakit, diantaranya demam berdarah dan malaria.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Malaria
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles.
2.2 Pembagian Malaria

Di bedakan pada jenis parasit malaria yang menjadi penyebab malaria yaitu protozoa
dari jenis Plasmodium. Parasit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophheles
yang habitat hidupnya adalah tempat-tempat basah dan lembab.
Jenis-jenis Malaria digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan
demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus malaria
pada manusia.
2. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan
demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.
3. Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria yang
paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini adalah yang
terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti cerebral
malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan, sesak nafas,
dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala
terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang sekali
dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

2.3 Penyebab Malaria


Penyebab Malaria adalah parasit yang merupakan anggota genus plasmodium.
Penyakit Malaria pada manusia umumnya disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax,
ovale, malariae dan falciparum, sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan
ditemukan pada kera atau orang utan kecil jumlahnya ditemukan pada manusia.
Nyamuk yang menjadi penyebar dari parasit ini adalah nyamuk Anopheles betina,
yang mana nyamuk ini menjadi terinfeksi sebelumnya dengan menggigit orang yang telah
terinfeksi oleh parasit plasmodium. Nyamuk ini akan membawa parasit ini dalam tubuhnya
selama satu minggu sampai waktu makan selanjutnya, yang mana nyamuk tersebut akan
menggigit orang lain sekaligus menyuntikan parasit plasmodium kedalam darah orang itu.
Penyakit malaria yang tinggal di dalam sel darah merah dapat juga ditularkan melalui
transfusi darah, jarum suntik yang telah terkontaminasi, atau transplantasi organ. Penyakit
malaria juga dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayinya. Dari seluruh jenis plasmodium
yang menyerang manusia, plasmodium vivax paling sering ditemukan dalam kasus penyakit
malaria di seluruh dunia, sementara plasmodium falciparum paling sering ditemukan sebagai

penyebab malaria akut yang menyebabkan kematian di seluruh dunia dengan angka sekitar
90% dari total kematian akibat penyakit malaria di seluruh dunia.
Parasit plasmodium knowlesi selain menyerang hewan mamalia seperti kera,monyet,
dan orang utan, juga menyerang hewan lain seperti reptil, hewan pengerat, dan burung.
2.4 Cara Penularan dan Siklus Penyakit Malaria
Cara penularan penyakit malaria, sebagai berikut:

1. Cara penularan
Penyakit malaria ditularkan melalui 2 cara yaitu secara alamiah dan non alamiah :
Secara Alamiah
Yaitu penularan melalui gigitan nyamuk anopheles yang mengandung parasit
malaria.
Secara Non alamiah
Yaitu penularan yang bukan melalui gigitan nyamuk anopheles Berikut beberapa
penularan malaria secara non alamiah :
1) Malaria Bawaan (Kongenital)
Malaria congenital adalah malaria pada bayi yang baru dilahirkan karena
ibunya menderita malaria. Penularan terjadi karena adanya kelainan pada
sawar plasenta ( selaput yang melindungi plasenta ) sehingga tidak ada
penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta,
penularan dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejala
pada bayi yang baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang
sehingga sering menangis), pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau
makan atau minum, kuning pada kulit dan selaput lender. Pembuktian
pasti dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi.
2). Penularan Secara Mekanik
Penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui
transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik
secara bersama-sama pada pecandu narkoba atau melalui transplantasi
organ.
3). Penularan Secara Oral
Cara

penularan

gallinasium),

ini

burung

(Plasmodium knowlesi).

pernah
dara

dibuktikan pada ayam (Plasmodium


(Plasmodium

relection)

dan

monyet

2. Siklus Hidup Malaria


Siklus hidup malaria terdiri dari fase seksual (Sporogoni) didalam tubuh nyamuk dan
fase aseksual (Skizogoni) diluar tubuh nyamuk :
a. Fase Seksual
Jika nyamuk anopheles betina menghisap darah manusia yang mengandung
parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Bentuk ini
mengalami pematangan dan menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan
terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet). Selanjutnya ookinet
menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah,
ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap
ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.
b. Fase Aseksual
Siklus dimulai ketika anopheles betina menggigit manusia dan memasukkan
sporozoit yang terdapat pada air liurnya kedalam aliran darah manusia. Jasad yang
langsing dan lincah ini dalam waktu 30 menit sampai 1 jam memasuki sel
parenkim hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung
ribuan merozoit. Proses ini disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit
belum masuk kesel darah merah. Lama fase ini berbeda untuk setiap spesies
plasmodium. Pada akhi fase, skizon hati pecah, merozoit keluar lalu masuk dalam
aliran darah (disebut sporulasi). Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah
menyerang sel darah merah dan membentuk trofozoit-skizon-merozoit. Setelah
dua sampai tiga generasi, merozoit terbentuk lalu sebagian merozoit berubah
menjadi bentuk seksual
2.5 Penyebaran Malaria
Batas dari penyebaran malaria adalah 64 LU (RuBia) dan 32 LS (Argentina).
Ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 meter dibawah permukaan laut (Laut mati
dan Kenya) dan 2600 meter di atas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium vivax
mempunyai distribusi geografis yang paling Juas, mulai dari daerah beriklim dingin,
subtropik sampai kedaerah tropik. Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat
didaerah yang beriklim dingin Penyakit Malaria hampir sama dengan penyakit
Falciparum, meskipun jauh lebih jarang terjadinya. Plasmodium ovale pada umumnya
dijumpai di Afrika dibagian yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik
Barat. Di Indonesia Penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat

endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit didaerah dengan ketinggian


sampai 1800 meter diatas permukaan laut.
Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini (1983) berkisar
antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar.
Sepcies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium
vivax Plasmodium malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian Timur. Plasmodium
ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.
2.6 Gejala Malaria
Gejala Malaria Adalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala
klinis dengan gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadangkadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut :
Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
Nafsu makan menurun.
Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan

plasmodium Falciparum.
Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang
menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia)
serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium
yang berurutan yaitu :
a) Stadium dingin (cold stage).
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi
gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam
pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari
jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah
dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15
menit sampai 1 jam.
b) Stadium demam (Hot stage).
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka
merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala menjadijadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa
sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41C atau lebih. Stadium ini

berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison


darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.
c) Stadium berkeringat (sweating stage).
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat
tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai
dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun
dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung
antara 2 sampai 4 jam.
2.7 Pengobatan/terapi Malaria
Obat Anti Malaria
a. KLOROKUIN
Kerja obat ini adalah:
Sizon darah: sangat efektif terhadap semua jenis parasit malaria dengan
menekan gejala klinis dan menyembuhkan secara klinis dan radikal; obat pilihan
terhadap serangan akut, demam hilang dalam 24 jam dan parasitemia hilang
dalam 48-72 jam; bila penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi resistensi
(gagal obat); terhadap p. falciparum yang resisten klorokuin masih dapat
mencegah kematian dan mengurangi penderitaan
Gametosit: tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi masih efektif
terhadap gamet muda.
Farmokodinamikanya:
Menghambat sintesa enzim parasit membentuk DNA dan RDA. Obat
bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan RNA
terganggu.
Toksisitasnya:
o Dosis toksis: 1500 mg basa (dewasa)
o Dosis lethal: 2000 mg basa (dewasa) atau 1000 mg basa pada anak-anak
atau lebih besar/sama dengan 30 mg basa/kg BB
Efek sampingnya:

o Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut


dalam keadaan kosong .
o Pandangan kabur .
o Sakit kepala, pusing (vertigo) .
o Gangguan pendengaran.
Formulasi obat:
o Tablet (tidak berlapis gula): Klorokuin difosfat 150 mg basa setara dengan
250 mg berntuk garam dan Klorokuin sulfat 150 mg basa setara dengan 204
mg garam.
o Ampul: 1 ml berisi 100 ml basa klorokuin disulfat per ampul dan 2 ml
berisi 200 ml basa klorokuin disulfat per ampul.
b. PRIMAKUIN
Kerja obat ini adalah:
o Sizon jaringan: sangat efektif terhadap p.falciparum dan p.vivax, terhadap
o

p. malariae tidak diketahui


Sizon darah: aktif terhadap p.falciparum dan p.vivax tetapi memerlukan

dosis tinggi sehingga perlu hati-hati


o Gametosit: sangat efektif terhadap semua spesies parasit
o Hipnosoit: dapat memberikan kesembuhan radikal pada p.vivax dan p.ovale.
Farmakodinamikanya
Farmakodinamikanya adalah menghambat proses respirasi mitochondrial
parasit (sifat oksidan) sehingga lebih berefek pada parasit stadium jaringan
dan hipnosoit
Toksisitasnya:
o Dosis toksis 60-240 mg basa (dewasa) atau 1-4 mg/kgBB/hari
o Dosis lethal lebih besar 240 mg basa (dewasa) atau 4 mg/kg/BB/hari
Efek sampingnya:
o Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut
terutama bila dalam keadaan kosong
o Kejang-kejang/gangguan kesadaran
o Gangguan sistem haemopoitik
o Pada penderita defisiensi G6 PD terjadi Hemolysis
Formulasi obat

Formulasi obatnya adalah tablet tidak berlapis gula, 15 mg basa per tablet
c.

KINA
Kerja obat ini adalah:
Sizon darah: sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis dan radikal.
Gametosit: tidak berefek terhadap semua gamet dewasa P. falciparum dan
terhadap spesies lain cukup efektif. Farmakodinamikanya adalah terikat
dengan DNA sehingga pembelahan RNA terganggu yang kemudian
menghambat sintesa protein parasit.
Toksisitasnya:
o Dosis toksis: 2-8 gr/hari (dewasa).
o Dosis lethal: lebih besar dari 8 gr/hari (dewasa)
Efek sampingnya
Efek sampung obat ini adalah Chinchonisme Syndrom dengan
keluhan: pusing, sakit kepala, gangguan pendengaran telinga berdenging
(tinuitis dll), mual dan muntah, tremor dan penglihatan kabur.
Formulasi obat:
o Tablet (berlapis gula), 200 mg basa per tablet setara 220 mg bentuk
garam.
o Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc
berisi 250 mg basa)
d. SULFADOKSIN PIRIMETAMIN (SP)
Kerja obat ini adalah:
o Sizon darah: sangat efektif terhadap semua p. falciparum dan kuang
efektif terhadap parasit lain dan menyembuhkan secara radikal.
Efeknya bisa lambat bila dipakai dosis tunggal sehingga harus
dikombinasikan dengan obat lain (Pirimakuin)
o Gametosit: tidak efektif terhadap gametosit tetapi pirimetamin dapat
mensterilkan gametosit

Farmakodinamikanya:
o Primetamin, terikat dengan enzym Dihidrofolat reduktase
sehingga sintesa asam folat terhambat sehingga pembelahan inti
parasit terganggu
o SP menghambat PABA ekstraseluler membentuk asam folat
merupakan bahan inti sel dan sitoplasma parasit
Toksisitasnya:
o Sulfadoksin, dosis toksis 4-7gr/hari (dewasa); dosis lethal lebih
besar 7 gr/hari (dewasa)
o Pirimetamin, dosis toksis 100-250 mg/hari (dewasa); dosis lethal
lebih besar 250 mg/hari (dewasa)
Efek sampingnya:
o
o
o
o

Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah


Pandangan kabur
Sakit kepala, pusing (vertigo)
Haemolisis, anemia aplastik, trombositopenia pada penderita
defisiensi.

Kontra indikasinya:
o Idiosinkresi
o Bayi kurang 1 tahun
o Defisiensi
Formulasi obat
Formulasi obatnya adalah SP: 500 mg sulfadoksin ditambah 25 mg
pirimetamin.
2.8 Tujuan Pengobatan
Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian,
mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta mengurangi kerugian
sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya, obat yang ideal adalah yang memenuhi
syarat:

Membunuh semua stadium dan jenis parasit


Menyembuhkan infeksi akut, kronis dan relaps
Toksisitas dan efek samping sedikit
Mudah cara pemberiannya
Harga murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

2.9 Cara-cara Pencegahan Penyakit Malaria


a. Menghindari/mengurangi gigitan nyamuk
Tidur pakai kelambu
Malam hari berada di dalam rumah
Mengobati badan dengan obat anti nyamuk
Memakai obat nyamuk bakar atau elektrik
Pasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
b. Membersihkan tempat-tempat istirahat nyamuk den memberantas sarang nyamuk
Membersihkan rumput dan semak-semak di tepi saluran air
Melipat kain (baju) yang bergelantungan
Mengusahakan keadaan didalam rumah tidak ada tempat yang gelap dan
lembab
Mengalirkan air yang menggenang
Menimbun dengan tanah/pasir semua genangan di sekitar rumah
Menjauhkan kandang ternak dari pemukiman penduduk
c. Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan racun serangga seperti obat
nyamuk bakar, semprot, elektrik dan indoor residual sparying (IRS) serta fogging.
d. Membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menyebarkan ikan pemakan jentik
- Ikan kepala timah
- Ikan mujair

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Penyakit Malaria
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan
Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pada
umumnya disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax, ovale, malariae dan falciparum,
sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan ditemukan pada kera atau orang utan
kecil jumlahnya ditemukan pada manusia. Tapi kita dapat mencegah Penyakit Malaria dengan
cara-cara sebagai berikut:

Menghindari/mengurangi gigitan nyamuk


Membersihkan tempat-tempat istirahat nyamuk den memberantas sarang

nyamuk
Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan racun serangga seperti obat
nyamuk bakar, semprot, elektrik dan indoor residual sparying (IRS) serta

fogging.
Membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menyebarkan ikan pemakan jentik
- Ikan kepala timah
- Ikan mujair

DAFTAR PUSTAKA

Pukrittayakamee S, Chantra A, Simpson J, et al. Therapeutic responses to different


antimalanal drugs in vivax malaria. Antimicrob Ag Chemother 2000;44(6):1680-5.
Riemsdjik MM, Stukenboom CJM, Ditters JM, Lighelm RJ, Overbosch D, Stricker BH.
Pharmacodynamic and drug action: anovaquone plus cloroguanide versus mefloquine for
malaria prophylaxis.

Anda mungkin juga menyukai