Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MODEL KONSEP KEPERAWATAN

MENURUT MIRA LESTIN LEVINE

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Adi Purnomo
Afriyanti Retno Sari
Agustin Setiyaningsih
Ayih Puspita Sari
5. Aniatun Rokhimah

(121540124040001)
(121540124050002)
(121540124070004)
(121540124190016)
(121540124150012)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan
keperawatan. Perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan saat ini tidak terlepas
dari upaya ahli keperawatan yang mengembangkan berbagai konsep model teori
keperawatan untuk memberikan arah bagi perawat dalam melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan.
Model teori keperawatan, mengacu pada ide-ide global mengenai
individu, kelompok situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin
yang spesifik.Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan
pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari
suatu disiplin ilmu. Model konseptual keperawatan dikembangkan atas
pengetahuan para ahli keperawatan tentang keperawatan yang bertolak dari
paradigma keperawatan sehingga memungkinkan perawat untuk menerapkan cara
perawat bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
Salah satu grand theory keperawatan adalah model keperawatan
konservasi yang dikembangkan oleh Myra Estrin Levine. Tiga konsep utama
konservasi model adalah holistik, adaptasi, dan konservasi (Tomey&Alligood,
2006). Tujuan dari model ini adalah untuk meningkatkan adaptasi dan
mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi.
Berdasarkan uraian diatas kelompok ingin mencoba untuk menggali lebih
jauh mengenai model konservasi levine dalam penerapannya dalam pemberian
asuhan keperawatan. Contoh kasus dan proses asuhan keperawatannya akan
dibahas secara khusus berdasar model konservasi Levine.

B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami konsep model konservasi Levine
b. Mampu menghubungkan model konsep konservasi Levine dengan proses
keperawatan,
c. Mampu menyelesaikan kasus keperawatan sesuai konsep model konservasi
Levine.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois.Ia adalah anak
tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan
karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan
memerlukan perawatan(George, 2002).
Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan
memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of
Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil
untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi
keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di
Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di
berbagai lembagaseperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv
University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang
termasuk artikel An Introduction to Clinical Nursing yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989.Ia juga menerima
gelar

doktor

kehormatan

dari

Loyola

University

pada

tahun

1992(Tomey&Alligood, 2006).
Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75
tahun.Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan Teori keperawatan, tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan
berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dan kembali
fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George,
2002).
B. Konsep Teori Mira Lestin Levine (1921-1996)
Konsep teory ini berfokus pada teory Konservasi Model, yang terdiri dari :
a. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi adalah proses dimana pasien memelihara integritas di dalam


lingkungan yang nyata baik internal maupun eksternal. Adaptasi adalah
konsekuensi dari interaksi antara orang dengan lingkungan. Keberhasilan
dalam menghadapi lingkungan tergantung dari adekuatnya adaptasi (Levine,
1990).
Levine (1991) dalam Parker (2001) dan Tomey & Alligood (2006)
mengemukakan 3 (tiga) karakteristik dari adaptasi yaitu :
1) Historicity
Adaptasi merupakan proses historis, dimana respon didasarkan pada
pengalaman masa lalu baik itu dari segi personal maupun genetik.
2) Specifity
Adaptasi juga bersifat spesifik, artinya bahwa pada perilaku individu
memiliki pola stimulus respon yang spesifik dan unik dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari.
3) Redundancy
Adaptasi bersifat redundancy yang berarti pilihan akan selamat atau
gagal oleh individu untuk memastikan terjadinya adaptasi yang
berkelanjutan. Jika suatu sistem tubuh tidak mampu beradaptasi, maka
sistem yang lain akan mengambil alih dan melengkapi tugasnya.
Adaptasi adalah sarana bagi seseorang untuk hidup harmonis dengan
tantangan internal dan eksternal nya lingkungan yang dapat mengancam
menaklukkan nya kesejahteraan. Menurut Tomey&Alligood (2006), itu adalah
proses yang berkelanjutan dari perubahan dimana individu mempertahankan
integritas mereka dalam realitas lingkungan mereka. Saat, seseorang
mengalami hambatan tertentu dan tantangan yang menimbulkan ancaman bagi
kesehatan kita. Maka seseorang menjalani perubahan untuk beradaptasi dan
berada dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan kita baik internal
maupun eksternal. "Perubahan adalah proses kehidupan dan Adaptasi adalah
metode perubahan."
Tomey&Alligood (2006), menjelaskan beberapa hal yang mempengaruhi
adaptasi, yaitu:
a. Lingkungan

Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri


baik

lingkungan

internal

maupun

eksternal.

Perawat

dapat

menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan


patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional
dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap
dan menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri
dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis
meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme.Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola
budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh
simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b. Respon organism
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon
inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.
1. Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman
yang diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon
terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini
bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah
kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
2. Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan
yang melindungi diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara
untuk menyembuhkan diri, respon individu adalah menggunakan
energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau
patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol
lingkungan.
3. Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk
perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan structural dan
kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi sampai
rasa

lelah

terjadi,

dikarakteristikkan

dengan

pengaruh

yang

menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan


keperawatan.

4. Respon persepsi, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi,


informasi dan pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika
diterima secara utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi
dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada
kewaspadaan perceptual individu, hanya terjadi saat individu
menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari
dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keamanan dirinya
5. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk
diagnosa

keperawatan.Ini

merupakan

metode

ilmiah

untuk

menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.


b. Wholeness
Levine menganggap bahwa Wholeness merupakan system terbuka dan
menggabungkan bagian-bagian untuk sebuah keutuhan untuk menghadapi
perubahan lingkungan. Wholeness didasarkan pada uraian keseluruhan
sebagai satu sistem terbuka, yang menekankan suatu bunyi, organik, dan
progresif yang sama antara fungsi-fungsi yang beraneka ragam dan bagian
secara keseluruhan, serta batasan-batasan yang bersifat terbuka.
c. Konservasi (conservation)
Konservasi berarti cara yang kompleks untuk melakukan fungsinya pada
saat tantangan berat menghalanginya, atau suatu sistem yang kompleks yang
mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Melalui
konservasi ini individu mampu menghadapi tantangan, melakukan adaptasi
dan tetap mempertahankan keunikan pribadi dengan perhatian utamanya
menjaga keutuhan individu.
Model Konservasi Levine berfokus pada individu sebagai makhluk yang
holistik, dan bidang utama dari perhatian perawat dalam pemeliharaan
individu secara keseluruhan. Model Levine menekankan pada proses interaksi
dan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk peningkatan kemampuan

beradaptasi dan mempertahankan keutuhan tersebut, mencakup empat prinsip,


yaitu (Levine dalam Ruddy, 2007):
1) Konservasi energi
Merupakan keseimbangan dan perbaikan energi yang dibutuhkan
individu untuk melakukan aktivitas, termasuk keseimbangan energi input
dan output untuk menghindari kelemahan yang berlebihan.
Contohnya : proses penyembuhan dan proses penuaan, intervensi
keperawatan dilakukan untuk :
- Mengurangi ketergantungan terhadap pemenuhan kebutuhan.
- Mempertahankan Istirahat dan aktivitas serta nutrisi yang adekuat.
2) Konservasi Integritas struktural
Penyembuhan adalah proses perbaikan integritas struktur dan fungsi
dalam mempertahankan keutuhan diri. Contoh ; Bila menghadapi individu
pasca amputasi, intervensi keperawatan :
- Membantu individu tersebut untuk menuju tingkat adaptasi baru.
- Membantu pasien melakukan latihan ROM.
- Mempertahankan personal hygiene pasien.
3) Konservasi Integritas personal
Menyadari pentingnya harga diri dan identitas diri pasien serta
penghormatan terhadap privasi. Dalam hal ini, perawat dalam melakukan
intervensi keperawatan harus menghargai keberadaannya seperti :
- Menghargai nilai dan norma yang dianut serta keinginannya
- Menyapa dengan sopan
- Meminta izin sebelum melakukan tindakan
- Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum
meninggalkan pasien.
4) Konservasi Integritas sosial
Keterlibatan anggota keluarga

dalam

pemenuhan

kebutuhan

keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan interpersonal.


Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dan menggunakan
hubungan interpersonal untuk menjaga integritas sosial.
C. Paradigma Keperawatan Model Konservasi Levine
a) Man / person

Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi konstan


dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis hemat,
energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas mereka.
Individumenjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa depan
dan masa lalu-sadar.
Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan beradaptasi
dengan lingkungan.
Individu adalah "holistik"
Sebuah makhluk sosial terpadu
"Whole" tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek
psychosocio-budaya dan spiritual
Individu adalahsebuah identitas dan layak.
Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,
berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
b) Kesehatan
Kesehatan menjadi "Whole" bukan hanya bebas dari penyakit atau
penyakit.
Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal
Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan
keyakinan.
Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.
Bukan hanya menyembuhkan bagian menderita, itu adalah kembali ke
kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk sekali lagi
menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.
Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka dengan
orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya adalah
skenario negatif.
c) Lingkungan
Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara aktif
terlibat.
Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.
Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.
Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal
(persepsi, operasional, dan konseptual).
d) Keperawatan

Keperawatan

adalah

interaksi

manusia

yang

dirancang

untuk

mempromosikan keutuhan melalui adaptasi


Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai
tingkat maksimum adaptasi).
Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip
konservasi.
Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster yang
unik dan terpisah dari aktivitas.
Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab
perawat untuk membantu dia untuk membela dan mencari relization nya.
Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan
seseorang.

D. Aplikasi Teori Levine


1. Kasus
Tn. A, umur 45 tahun dirawat di ruang perawatan Bedah Saraf Rumah Sakit X
dengan kelemahan pada ekstremitas kanan pasca stroke NHS. Tn. A sudah
seminggu di rawat didampingi oleh istri dan seorang anak perempuannya.
Selama di rawat pasien Tn. A tidak pernah dimandikan karena kelemahan
yang diderita oleh pasien dan adanya kepercayaan keluarga bahwa pasien
yang sakit tidak boleh dimandikan.
2. Analisa Kasus
1) Pengkajian
a. Konservasi energi
TN. A usia 45 tahun, mengalami kelemahan pada ekstremitas kanan.
b. Konservasi integritas struktural
Karena kelemahan yang dialami Tn. A sehingga hal inilah yang
membuat pasien tidak mampu untuk melakukan perawatan diri, badan
pasien tampak kotor, kusam dan berbau.
c. Konservasi Integritas Personal
Pasien dan keluarga menganut kepercayaan jika sakit tidak boleh
mandi.

d. Konservasi Integritas pasien


Perawat berbicara dengan anggota keluarga pasien dan mereka
mengatakan Tn. A tidak mau dimandikan karena takut penyakit Tn. A
bertambah berat bila banyak bergerak.
2) Diagnosa Keperawatan
Deficit Perawat diri b/d kelemahan fisik
3) Intervensi / Implementasi
a. Terapeutik
Bina hubungan saling percaya :
- Salam terapeutik
- Memperkenalkan diri perawat dan nama panggilan
- Menanyakan nama panggilan yang disukai
- Menanyakan keadaan pasien hari ini
b. Supportif
Memberikan motivasi, semangat dan support kepada pasien
c. Intervensi
Konservasi energy :
- Membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang adekuat
- Membantu mobilisasi pasien dengan posisi miring kiri dan kanan
-

setiap 30 menit.
Konservasi integritas structural
Membantu pasien dalam latihan ROM
Membantu pasien mempertahankan personal hygiene
Konservasi integritas personal
Menjaga privasi pasien
Menyapa pasien dengan sopan
Meminta izin sebelum melakukan tindakan
Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum

meninggalkan pasien
Melindungi kebutuhan akan jarak (space)
Konservasi integritas social
Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dalam
perawatan pasien termasuk menganjurkan memanggil rohaniawan

untuk memberikan support spiritual kepada pasien.


4) Evaluasi
a. Pasien tampak bersih, segar dan rapi
b. Pasien dan keluarga mengerti dan mau berperan serta dalam
pemenuhan kebutuhan pasien.
E. Kelemahan Dan Kelebihan Teori
1. Kelemahan Teori

Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini
bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada
penyakit

yang

bertentangan

dengan

kesehatandemikian,

intervensi

keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu. Oleh


karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus
pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip
promosi dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting
dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama
adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien.
Selanjutnya,

perawat

memiliki

tanggung

jawab

untuk

menentukan

kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi


perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model
konservasi diterapkan. Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk
menghindari penggunaan energi yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur
dalam perawatan sakt samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana
kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,
ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam
kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur
seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural
seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan
epuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur
tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa

memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau klien
bunuh diri.
Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang
signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk
ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti
ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi,
klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi
pasien sendiri tetapi orang-orang yang terlibat dalam perawatansakit samping
tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan
dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat
berlaku.

2. Kelebihan dari Teori Lavine


Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam
penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti keadaan dan
integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien yang mampu
beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa model konsep keperawatan Mira
Lestin Levine ada tiga konsep yaitu adaptasi, Adaptasi adalah proses dimana pasien
memelihara integritas di dalam lingkungan yang nyata baik internal maupun
eksternal. Wholeness, Wholeness merupakan system terbuka dan menggabungkan
bagian-bagian untuk sebuah keutuhan untuk menghadapi perubahan lingkungan. Dan
konservasi, Konservasi berarti cara yang kompleks untuk melakukan fungsinya pada
saat tantangan berat menghalanginya, atau suatu sistem yang kompleks yang mampu
melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA
http://mochihaarys.blogspot.com/2012/10/teori-keperawatan-myra-e-levin.html
http://www.galihpriambodo.com/2013/02/teori-keperawatan-levine.html

Anda mungkin juga menyukai