KELOMPOK II ( KELAS B )
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................
II.1 Pengertian Nutrisi.................................................................
II.2 Nutrisi Parenteral..................................................................
II.3 Penilaian Status Nutrisi Pada Critically ill.............................
II.4 Nutrisi Enteral........................................................................
II.5 Komposisi Larutan Nutrisi Parenteral...................................
II.5.1 Cairan.................................................................................
II.5.2 Nitrogen..............................................................................
II.5.3 Energi Karbohidrat dan Lemak..........................................
II.5.3.1 Karbohidrat......................................................................
II.5.3.2 Lemak.............................................................................
II.5.3.3 Kebutuhan Energi...........................................................
II.5.4 Elektrolit.............................................................................
II.5.5 Mineral dan Unsur Hara.....................................................
II.6 Komplikasi pemberian Nutrisi Parenteral.............................
II.7 Cara Pemberian Nutrisi Parenteral.......................................
II.8 Prosedur Pemberian Nutrisi Parenteral Total (NPT).............
II.8.1 Nutrisi Parenteral Total Perifer...........................................
II.8.2 Nutrisi Parenteral Total Sentral..........................................
BAB III PENUTUP...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
3
5
5
13
15
17
17
18
21
25
29
34
38
38
43
43
43
43
43
43
43
45
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu membentuk energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Nutrisi
adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Masalah
nutrisi erat kaitannya dengan makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang
diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernaan.
Para
peneliti
sebelumnya
menggunakan
istilah
hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena,
dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi
Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi
Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui
pembuluh darah. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena. Nutrisi
parenteral diberikan bila usus tidak dapat berfungsi ( misalnya karena
obstruksi, ileus, short bowel sydrom) atau bila diperlukan untuk
mengistrahatkan usus (misalnya pada beberapa tahapan penyakir chorn,
kolitis ulseratif, radang pankreas yang parah, agar jaringan saluran
pencernaan dapat beregenerasi) dan pada kondisi katabolik tertentu
dimana kebutuhan nitrogen atau energi tidak dapat dipenuhi melalui rute
enteral. Bila nutrisi enteral diberikan sebagai satu-satunya sumber nutrisi
yang diperlukan oleh tubuh, bukan hanya sebagai suplemen, maka nutrisi
parenteral dikenal sebagai Nutrisi Parenteral Total (TPN).
Berdasarkan cara pemberian Nutrisi Parenteral dibagi atas:
1.Nutrisi Parenteral Sentral.
2.Nutrisi Parenteral Perifer.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan mengenai nutrisi
parenteral total, yaitu sebagai berikut :
Penggunaan nutrisi parenteral total (NPT) biasanya terbatas pada
situasi saluran pencernaan tidak berfungsi atau tidak dapat dilalui.
Indikasi pemberian nutrisi parenteral meliputi persiapan pasien yang
kekurangan gizi/makanan (undernourished) sebelum menjalani
pembedahan, kemoterapi ataupun radiasi; gangguan saluran
pencernaan yang berat atau berkepanjangan; operasi besar, trauma
atau luka bakar; koma yang berkepanjangan atau pasien yang
menolak makanan; dan pada beberapa pasien yang mengalami gagal
ginjal atau hati.
Formula Nutrisi Parenteral Total harus disesuaikan dengan kebutuhan
nutrisi masing-masing individu dan mengandung : cairan, protein,
karbohidrat, lemak, elektrolit, mineral dan vitamin dalam jumlah yang
tepat.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi sedapat
mungkin sebelum diberikan nutrisi parenteral.
b. Neonatalnecrotizingenterocolitis
c. Penyakit pembengkakan usus yang hebat
d. Diare dan/atau muntah-muntah
e. Penyakit Graft-versus-host
f. Poskemoterapi
3. Bayi dan anak yang memerlukan oksigenasi membran extrakorporeal
4. Kegagalan organ (hati, ginjal, atau pernapasan): Nutrisi parenteral harus
digunakan pada pasien anak yang sedang mengalami katabolisme parah
ketika nutrisi enteral tidak dapat diberikan.
II.3 Penilaian Status Nutrisi
Tujuan penilaian status nutrisi adalah untuk mencari kemungkinan
malnutrisi yang sudah ada sebelumnya untuk mencegah penurunan berat
badan lebih lanjut terutama massa sel, komposisi dan fungsinya. Di klinik,
penilaian status nutrisi lebih ditujukan pada penderita-penderita dengan
kecurigaan malnutrisi saat masuk ICU, namun secara tehnik penilaian
status nutrisi pada penderita-penderita gawat sulit dan tidak banyak
membantu.
Tidak ada satupun tes atau parameter status nutrisi seperti
pengukuran antropometri, biokimia dan immunologis yang sensitif dan
spesifik pada anak sakit berat, semuanya mempunyai keterbatasan.
Pengukuran berat badan merupakan parameter universal yang mudah
dan baik untuk menilai status gizi, tetapi pada anak sakit berat sering
disertai edema sehingga penilaian berat badan sulit dipakai.
Protein-protein yang dikeluarkan oleh hepar seperti albumin,
transferin, retinol binding protein dan prealbumin bisa dipakai untuk
menentukan status nutrisi penderita, tapi karena penderita-penderita
gawat yang dirawat di ICU sering mengalami gangguan fungsi hepar,
produksi protein ini sering terganggu dan kurang efektif dalam menilai
status nutrisi penderita. Protein-protein yang mempunyai half life pendek
seperti retinol binding protein dan prealbumin dengan half life masingmasing 0,5 dan 2 hari mempunyai korelasi yang lebih baik dengan
perubahan akut status nutrisi dan metabolisme dibanding albumin yang
mempunyai half life 20 hari.
CRP (C-reactive protein) suatu acute phase reactant sudah lama
dikenal dan digunakan untuk menilai stres metabolik akut. Penurunan
kadar CRP bisa menjadi petanda bahwa bayi atau anak sudah dalam fase
pemulihan dari stres akut. Pemeriksaan antropometri seperti berat
badan/tinggi badan,berat badan/umur, lipatan kulit ( skinfold ) dan lingkar
dada pada anak yang dirawat di ICU kurang memberi informasi yang
cukup untuk menilai status nutrisi dan status metabolisme. Penderita
malnutrisi sering disertai gangguan immunitas seluler, pada pemeriksaan
sering didapat penurunan jumlah limfosit total yang berhubungan dengan
status nutrisi anak. Tetapi di ICU penggunaan tes kulit untuk menilai
immunitas seluler mempunyai keterbatasan karena berbagai faktor seperti
radioterapi, kemoterapi, penderita dengan penyakit atau keadaan yang
Interpretasi
Kekurangan berat badan parah
Kekurangan berat badan
Berat badan normal
Kelebihan berat badan sedikit
Kelebihan berat badan sedang
Kelabihan berat badan parah
500
550
500
1000
333
1000
Emulsi lemak mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan
glukosa :
1. Kandungan energi per unit volume tinggi.
2. pH netral.
3. Iso-osmotik dengan plasma.
4. Isotonis, memungkinkan infus perifer.
5. Mencegah defisiensi asam lemak essensial.
6. Sumber vitamin E yang larut dalam lemak.
Disfungsi hati
Disfungsi ginjal
Gangguan asam-basa
Tabel 14.10 Elektrolit - fungsi dan kebutuhannya
Elekrtolit
(kadar Fungsi utama
Rata-rata
normal dalam serum,
kebutuhan per hari
mmol/l)
(mmol)
Natrium
Kation ekstraseluler utama
80 120
(135-145)
Regulasi keseimbangan air
Kontraklitas neuromuskuler
Kalium
Kation ekstraseluler utama
80 120
(3,5 - 5,0)
Magnesium
(0,7 1,0)
Kontraklitas neuromuskuler
Kalsium*
(2,2 2,6)
Kontraklitas neuromuskuler
Fosfat
(0,8 1,4)
Keseimbangan asam-basa
Klorida
Energi
(95 105)
Bikarbonat
(23 30)
(diadaptasi dari Malone 1999)
5 14
5 10
10 30
bervariasi, menurun
jika asidosis
Bervariasilebih stabil
asetat
Kalsium terikat pada albumin luas. Hanya hasil kalsium terkoreksi yang
memperhitungkan kadar albumin yang digunakan. Untuk menghitung
konsentrasi kalsium dalam plasma yang terkoreksi:
Jika konsentrasi albumin plasma sebesar[alb]g/l dan konsentrasi
kalsium total terukur sebesar [Ca]mmol/l, maka
Untuk [alb]<40, kalsium terkorelasi = [Ca] + 0,02
Untuk [alb]>45, kalsium terkorelasi = [Ca] - 0,02
{40 - [alb]}mmol/l
{[alb] - 45}mmol/l
MINERAL
Kalsium
Untuk absorpsi diperlukan vitamin D.
Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama
laktasi dan pada wanita pascamenopause.
Bayi yang mendapat susu buatan memerlukan tambahan kalsium.
Fosfor
Terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam tulang dan gigi
dalam jumlah yang hampir sama dengan kalsium.
Fosfor penting sebagai buffer cairan tubuh.
Perbandingan kandungan kalsium dan fosfor dalam makanan
dianjurkan 1 : 1.
Magnesium
Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim (misalnya alkali
fosfatase, leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang
penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh,
kontraktilitas otot dan kepekaan saraf.
Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan saraf dan transmisi
neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi berat mengakibatkan
tetani dan konvulsi.
Kalium
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan
natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan
sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan
tubuh.
Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makanannya tidak
mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering
adalah terapi diuretik terutama tiazid.
Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan
terutama pada anak, hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral
yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan kortikosteroid
atau laksan jangka lama.
Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal
yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal,
gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin
K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan
antagonis aldosteron
Natrium
Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan
keseimbangan cairan tubuh.
Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatik.
Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal
jantung kongestif, sirosis hati dan hipertensi.
Klorida
Klorida merupakan anion yang paling penting dalam
mempertahankan keseimbangan elektrolit.
Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang
lama atau penggunaan diuretik berlebihan.
Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai kehilangan
berlebihan natrium.
Sulfur
Beberapa asam amino, tiamin dan biotin mengandung sulfur.
Fluor
Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat untuk menurunkan
insidens karies dentis terutama pada anak. Selain itu fluor juga
membantu retensi kalsium pada tulang.
Fluoridasi air minum dengan kadar optimum 0,7-1,2 ppm
merupakan cara yang paling efisien dan ekonomis untuk menjamin
asupan fluor yang cukup.
Seng (Zn)
Zn kofaktor lebih dari 100 enzim & penting untuk metabolisme
asam nukleat dan sintesis protein.
Absorpsi dipercepat oleh ligan berat molekul rendah yg berasal dari
pankreas. 20-30% Zn peroral diabsorpsi pada duodenum & usus
halus bagian proksimal.
Didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar tertinggi didapat pd
koroid mata, spermatozoa, rambut, kuku, tulang dan prostat.
Ekskresi terutama melalui feses (2/3)
Selenium
Selenium merupakan unsur enzim glutation peroksidase yang
terdapat pada sebagian besar jaringan tubuh.
Diperkirakan asupan selenium melalui makanan telah mencukupi
kebutuhan.
Selenium 0,05-0,2 mg/hari aman untuk orang dewasa.
Yodium
Merupakan bagian dari hormon tiroid: tetrayodotironin (tiroksin) &
triyodotironin.
Defisiensi menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi kelenjar tiroid
(goiter endemik).
Dibutuhkan 100-300 g/hari sampai 1 mg/hari.
Kebutuhan meningkat pd anak yg sedang tumbuh & wanita hamil
dan laktasi.
Kromium
Kromium trivalen berperan sebagai kompleks kofaktor untuk insulin
dan berperan pada penggunaan glukosa secara normal di dalam
tubuh.
Mangan
Terdapat pada mitokondria sel, terutama pada kelenjar hipofisis,
hati, pankreas, ginjal dan tulang.
Pada orang dewasa asupan 2-5mg aman dan cukup jumlahnya.
Molibden
Diabsorpsi dgn baik dan terdapat dalam tulang, hati, ginjal.
Molibden 0,15-0,5 mg/hari diperkirakan cukup dan aman untuk
orang dewasa dan dapat dipenuhi oleh makanan sehari-hari.
g. Vitamin
Vitamin adalah substansi organik yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah kecil pada berbagai proses metabolik. Vitamin tidak disintesa tubuh
atau disintesa dalam jumlah yang kecil atau tidak mencukupi.
Vitamin dapat dibagi menjadi vitamin yang larut dalm lemak dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang lart dalam lemak (kelompok
vitamin A, D, E, K) disimpan dalam tubuh dan kecil kemungkinan
kekurangan vitamin tersebut dalam waktu yang pendek. Vitamin yang larut
dalam air (kelompok vitamin B dan C) diekskresi melalui ginjal tidak
disimpan dalamjumlah yang besar. Defisiensi vitamin dapat terjadi dengan
cepat pada pasien kekurangan gizi (malnourished).
Vitamin
Fungsi Fisiologis
Kebutuhan (iv) per
hari yang Disarankan
(dewasa)
Thiamin, B1
Metabolisme
3 mg
karbohidrat Ko-enzim
dekarboksilasi
Riboflavin, B2
Bagian dari beberapa 3,6 mg
enzim flavoprotein
Niasin
Komponen NAD dan 40 mg
NADP
Sintesa asam lemak
Glikolisis
Respirasi jaringan
Piridoksin, B6
Ko-enzim
pada 4 mg
transformasi metabolik
asam amino
Asam folat
o-enzim pada sintesa 400 g
purin dan pirimidin
Sianokobalamin, B12
Sintesa DNA
5g
Pemeliharaaan fungsi
normal sumsum tulang
(bone marrow) dan
sistem syaraf
Asam pantotenat
Bagian dari ko-enzim A 15 mg
Metabolisme
karbohidrat, lemak dan
protein
Sintesa asam lemak,
sterols dan hormon
steroid
Biotin
Proses karboksilasi
60 g
Siklus urea
Sintesa aspartat
Asam askorbat
Hidroksilasi prolin
100 mg
Pembentukan kolagen
Vitamin A
Penglihatan normal
3300 I.U.
Fungsi sel epitel
Vitamin D
Pemeliharaan
200 I.U.
homeostasis kalsium
dan fosfat
Struktur tulang normal
Vitamin E
Antioksidan
10 I.U.
Memelihara
struktur
dan integritas semua
membrane
Vitamin K
Sintesa
prothrombin
5 I.U.
dan faktor koagulasi
lainnya
II.5 Komplikasi Pemberian Nutrisi Parenteral
Komplikasi Mekanik Atau Teknik (2)
Komplikasi mekanik atau teknik termasuk malfungsi pada sistem
yang digunakan untuk pemberian larutan iv, seperti kegagalan pompa
infus (pump infusion), masalah ketika pemberian sets atau tubing, dan
permasalahan dengan penggunaan kateter. Penggunaan kateter yang
salah dapat berbahaya. Pneumothorax, kesalahan migrasi kateter ke vena
yang salah atau ketidaksesuaian posisi dengan cardiac chambers,
arterial puncture, pendarahan, dan hematoma mungkin terjadi selama
penempatan kateter. Kateter adakalanya rusak selama penggunaan. Jika
masalah ini tidak dapat diperbaiki segera, maka kateter dapat diganti
dengan jalan pembedahan.
Komplikasi Infeksi (2)
Komplikasi infeksi dapat terjadi akibat masalah sistem imun atau
adanya infeksi. Penggunaan antibiotik spektrum luas secara frekuentif dan
malnutrisi merupakan faktor penentu terjadinya infeksi. Infeksi terjadi
ketika kateter yang dipakai pasien mengalami kolonisasi oleh invasi
langsung bakteri pada tempat dimasukkannya atau pada sisi infusi kateter.
Sebagai contoh, kolonisasi dapat terjadi setelah manipulasi ganda dari
penggunaan line nutrisi parenteral, dimana line tersebut digunakan
untuk pemberian obat lain. Contoh lain seperti teknik penyimpanan yang
salah, dan perawatan yang salah terhadap sisi yang dimasukkan. Ketika
hal tersebut terjadi (kolonisasi) maka penggunaan terapi antimikroba
digunakan sebagai langkah awal. Kateter dapat pula dilepaskan dan
diganti pada tempat yang sama, atau bisa saja dilepas dan diganti pada
temapt berbeda.
Komplikasi Metabolik Dan Nutrisional (2)
Komplikasi metabolik dan nutrisional berhubungan dengan angka
terapi nutrisi parenteral, dan jika tidak diatasi, berpotensi fatal. Sayangnya,
etiologi abnormalitas metabolik berhubungan dengan nutrisi parenteral
yang secara frekuentif multifaktor. Abnormalitas metabolik berhubungan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Nutrisi parenteral total (NPT) berdasarkan cara pemberiannya
dibedakan atas dua macam yaitu nutrisi parenteral total (NPT) sentral
dan nutrisi parenteral total (NPT) perifer.
Pada penggunaannya Nutrisi Parenteral Total (NPT) biasanya terbatas
pada situasi saluran pencernaan tidak berfungsi atau tidak dapat
dilalui.
Indikasi pemberian NPT meliputi persiapan pasien yang kekurangan
gizi/makanan (undernourished) sebelum menjalani pembedahan,
kemoterapi atau terapi radiasi; gangguan saluran pencernaan yang
berat atau berkepanjangan; operasi besar (major surgery), trauma atau
luka bakar; koma yang berkepanjangan atau pasien yang menolak
makanan; dan pada beberapa pasien yang mengalami gagal ginjal
atau hati.
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit harus dikoreksi sedapat
mungkin sebelum diberikan nutrisi parenteral.
Formula NPT harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi masing
masing individu dan mengandung : cairan, protein, karbohidrat, lemak,
elektrolit, mineral dan vitamin dalam jumlah yang tepat.
Nutrisi enteral lebih murah, lebih aman dan secara fisiologis lebih
dapat diterima daripada nutrisi melalui intravena dan merupakan rute
pilihan untuk pasien yang membutuhkan tambahan nutrisi yang dapat
diberikan melalui saluran pencernaan.
Komplikasi pemberian makanan secara parenteral meliputi infeksi
lewat kateter, trombosis vena (venous thrombosis)), ekstravasasi
akibat penempatan ujung kateter yang kurang tepat serta gangguan
cairan dan metabolik. Efek samping akibat pemberian nutrisi terlalu
banyak (overfeeding) termasuk disfungsi pernapasan dan hati.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA
Aru W. Sudoyo, Ilmu Penyakit Dalam jilid I ed. IV, Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedoteran UI, Jakarta,
2006, hal 65,66.
M. ASLAM, Farmasi Klinik, PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta, 2003, hal. 225-227.
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.)
2007.www.nutritioncare.org.
Indryani, W. Terapi Nutrisi Pada Penderita Kanker. Pusat
Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri Rsu dr. Soetomo Fk Unair
Surabaya.
Deepak Chawla, Anu Thukral , Ramesh Agarwal, Ashok Deorari, Vinod
K Paul. Parenteral nutrition. Division of Neonatology, Department of
Pediatrics All India Institute of Medical Sciences Ansari Nagar, New
Delhi 110029.
Persatuan Ahli Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Ilmu
Penyakit hati, Pankreas, Kandung Empedu, dan Peritoneum. Balai
Penerbit FK UI, Jakarta. 2006.
Price, S. A, dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. 2005.
Ramli M. 2006. Konsep Dasar Nutrisi Parenteral. Bagian Anestesiologi
dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Unhas/ RSUP Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Surya B. 2006. Jalur Nutrisi Parenteral. Majalah Kedokteran
Nusantara Volume 39 No. 3. Departemen Ilmu Bedah/Sub Bagian
Bedah Digestif FK-USU/RSUP H. Adam Malik. Medan.
11. Lippincott Williams & Wilkins, 1999. Modern Nutrition in Health and