Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MODEL KONSEP KEPERAWATAN

MENURUT DORHOTEA OREM

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.

Adi Purnomo
Afriyanti Retno Sari
Agustin Setiyaningsih
Ayih Puspita Sari
5. Aniatun Rokhimah

(121540124040001)
(121540124050002)
(121540124070004)
(121540124190016)
(121540124150012)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori ini sendiri merupakan sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta - fakta yang
telah diobservasi, tetapi kurang absolut ( kurang adanya bukti ) secara
langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti
aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja
dalam batas

kewenangan

sebagai seorang

perawat. Model

konsep

keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan


yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut
bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung
komponen dasar seperti; adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah
model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien,
serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari Teori dan
Model Keperawatan yang telah ada, sebagai salah satu kunci dalam
mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi keperawatan di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba memaparkan Teori dan Model
Keperawatan, sekaligus untuk memenuhi tugas matakuliah Konsep Dasar
Keperawatan.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan serta tujuan
dari teori dan model konsep keperawatan menurut Dorothea E. Orem
2. Mengetahui kekuatan dan kelemahan teori Dorothea E. Orem

BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Dorothea E. Orem


Dorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di
Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939
pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika
selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas
pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian
pendidikan

kesejahteraan

dan

berpartisipasi

pada

proyek

pelatihan

keperawatan
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan,
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik
Amerika tentang teori keperawatan
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan
diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun
1971).

8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu ; Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
B. Model Konsep Keperawatan Dorothea E. Orem
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
(perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu
dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan
pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia
menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
dalam Teori Hierarki kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima
dasar

kebutuhan

dasar

yaitu

kebutuhan

fisiologis

(makan,

minum),

keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang lain dalam memelihara
kesejahteraan, Self Care (perawatan diri) merupakan perubahan tingkah laku
secara lambat dan terus menerus didukung atas pengalaman sosial sebagai
hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu dengan individu lain),
hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan interpesonal.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menuntukan conten (isi pesan)
melainkan

juga

menentukan

relationship

(hubungan).

Self

Care

akan

meningkatkan harga diri seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan

(konsep diri). Konsep diri merupakan representasi fisik seseorang individu, pusat
inti dari aku dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.

Konsep terdiri dari ada lima komponen yaitu:


1. Gambaran Diri

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar


atau tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Gambaran diri ini
harus realistis (nyata) karena lebih banyak seseorang menerima dan menyukai
tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya meningkat.Perubahan pada
tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan suara, menstruasi. Hal ini
merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang.
2. Ideal Diri
Idel diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan
dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang di capai. Ideal
diri di mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi oleh
orang-orang penting yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada masa
remaja, ideal diri akan di bentuk melalui proses indentifikasi pada orang tua,
guru dan teman. Ideal diri sebaiknya di tetapkan lebih tinggi dari kemampuan
individu saat ini tapi masih dalam batas yang dapat di capai. Ini di perlukan
oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi.
3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribaditerhadap hasil yang di capai dengan
menganalisa seberapa jauh periluku memenuhi ideal diri.Harga diri yang
tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa syuarat sebagai individu yang berarti
dan penting walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri di peroleh dari
penghargaan diri sendiri dan dari orang lain yaitu perasaan dicintai, dihargai,
dan dihormati.
4. Peran

Peran adalah pola sikap, prilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di massyarakat dapat
menjadikan stressor terhadap peran karena stuktur sosial yang menimbulkan
kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.
5. Indentitas
Indentitas adalah kesadaran diri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri terhadap
sebagai suatu

kesatuan yang utuh seseorang yang mempuyai perasaan

indentitas yang diri kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda
dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin, mempuyai
otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek diri mampu dan menguasai
diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok
kebutuhan dasar yang terdiri dari :
1) Air (udara) : pemeliharaan dalam pengambilan udara (oksigenasi) yang
mempunyai tiga tahap dalam proses oksigenasi yaitu , ventilasi (proses
keluar dan masuknya udara kedalam system pernapasan), perfusi dan
2)
3)
4)
5)

difusi.
Water (air) : Pemeliharaan dalam pengambilan air
Food(makanan) : Pemeliharaan dalam pegambilan makanan
Elimination (eliminasi) : pemeliharaan dalam Proses eliminasi
Rest and activity (istirahat dan kegiatan) : Pemeliharaan keseimbangan

aktivitas dan istirahat


6) Solitude and social interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
Pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7) Hazard prevention (pencegahan resiko) : kebutuhan akan pencegahan
risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan kebutuhan dalam
perkembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi, pengetahuan dan
keinginan manusia.
8) Promotion of normality
C. Pengertian Keperawatan Menurut Orem

Menurutnya pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia


untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus-menerus untuk dapat
menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
D. Teori Keperawatan Orem
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya. Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan
dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat
diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam konsep praktek keperawatan Orem
mengembangkan tiga bentuk teori Self care di antaranya:
1) Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi Self Care
itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
a) Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
b) Theurapetic Self Care Demand, Adanya tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan
dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan
metode dan alat dalam tindakan yang tepat. Terapi pemenuhan kebutuhan
dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan pemeuhan
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dari gejala yang ditampilkan oleh
pasien.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian kepada pasien.

b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan


dasar seperti promosi dan pencegahan yang bias menunjang dan
mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan
taraf kemandiriannya
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi factor pada pasien dan
lingkungannya yang mengarh pada gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar.
b. Perawat hatus mampu melakukan pemilihan alat danbahan yang bias
dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala
sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.
c) Self Care Requisites, Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh.
2) Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala
perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk
orang lain, sebagai pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan
pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang
lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek
dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah (contohnya,
masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah keuangan).

Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan secara teratur bagi
pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan
sehari-hari dan asuhan keperawatan diperlukan ketika klien tidak mampu
memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.
Teori self care deficit diterapkan bila :
1. Anak belum dewasa
2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.

3) Teori Sistem Keperawatan


Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan
perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari
pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri
kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.
Dalam pandangan teori sistem ini Orem memberikan identifikasi dalam sistem
pelayanan keperawatan diantaranya :
a) Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory system)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pengontrolan, dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Contohnya,
pemberian bantuan pada pasien koma (penurunan kesadaran akibat penyakit).
b) Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada
pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan
seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat

dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka. Contohnya perawatan pada


pasien

post operasi apendikstomi(operasi pembuangan total apendiks pada

saluran pencernaan) dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan


perawatan pada luka bekas operasi tersebut.
c) Sistem Suportif dan Edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan
secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh pemberian pendidikan
kesehatan pada ibu dan bapak (keluarga) yang memerlukan informasi tentang
pengaturan kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah
pembuahan).
E. Aplikasi Model Keperawatan Orem
Kasus :
Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung
Pada Insulin).Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30
batang/hari).Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model
keperawatan Orem adalah.
1. Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan
Tn. J (50 tahun) tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu
menghisap udara yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.
2. Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya
hydration-rist yang cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu
Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam darah).
3. Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada
pasien tentang kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.
4. Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana
melakukan Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
5. Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet
yang cocok untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus
serta mengontrol gula darah setelah makan.

6. Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial dengan


perawat dapat memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang
mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7. Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan
pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil
oleh pasien pada penyakit yang dialaminya saat ini.
9. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat
membantu pasien untuk mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien,
sehingga menjadi normal kembali.
F. Aplikasi Teori Orem
Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang
sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal (dari dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor
internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan,
agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga
dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat
kontinun atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai
kondisi yang sejahtera. Klien membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan
teori Orem yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh)
kondisi yang seimbang. Tujuan dari universal self care requisites dalah untuk
mencapai keperawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana harus
memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam
memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam
lingkaran kehidupan.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)
fungsi klien sesuai dengan fungsi perannya. Berhubungan dengan tingkat
perkembangan individu dan lingkungan dimana temat mereka tinggal yang

berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.


Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatn diri
-

adalah :
Situasi yang mendukung perkembangan perawtan diri.
Terlibat dalam pengembangan diri.
Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan.
Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara lain menimbulkan
peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan,
kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau

pandangan pada mata berakibat mata kabur.


3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik
(kumpulan penyakit akibat peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat
menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi (tekanan
darah rendah) ,perubahan sensorik (perubahan pada indera perasa), kejangkejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis
(kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami
penurunan

pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi

kerharmonisan pasangan dalam melakukan hubungan intim (misal infeksi


vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh
klien dengan Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit.
Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana
klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai
dengan klafisikasi kemampuan klien.

G. Deskripsi Konsep Sentral Orem


1. Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis
simbolik

dan

sosial

serta

berinisiasi

dan

melakukan

kegiatan

asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan


kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:

1)
2)
3)
4)

Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida


Air
Makanan
Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui

5)
6)
7)
8)

sekresi urin (air kencing) dan feses.


Kegiatan dan istirahat
Interaksi sosial
Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

2. Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu)
dan interaktif (iteraksi).
3. Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang
dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik ,
interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang
kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan
suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai
bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual , gerakan untuk memenuhi ideal
diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan sumber yang
memadai.
4. Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya
atau sebagian pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka, orang tua
mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau
mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong sesama.
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai
tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada
manusia dan lingkungannya.

H. Asumsi dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan
terkait kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
2.

dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan.


Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam

3.

pemenuhan kebutuhan dasarnya.


Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

I. Tujuan Keperawatan Orem


Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga / komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's yang
diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

J. Ambulasi dan Perawatan Luka


Ambulasi dini pada pasien menjalani latihan berjalan pertama yang dilakukan
setelah proses pembedahan operasi. Setelah melakukan proses dagling, bila pasien
dalam keadaan baik-baik saja, lalu dilanjutkan dengan tahap ambulasi dini
meliputi :
1. Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk
berjaga-jaga kalau pasien lelah.
2. Setelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk
berdiri, periksa nadi pasien.
3. Pindahkan lengan perawat kebelakang pinggang pasien dan berbalik
sehingga perawat menghadap ke arah yang sama dengan pasien.

4. Pasien berjalan dengan jarak pendek dan kembali kesisi tempat ridur. Jika
pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan besar pada nadi,
biarkan pasien beristirahat.
5. Jika pasien pingsan saat melaksanakan ambulasi dini:
1) Dengan berlahan turunkan pasien ke lantai
2) Lindungan kepala pasien
3) Jangan mencoba menahan pasien berdiri
4) Beri tanda untuk meminta bantuan
6. Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) ambulasi dini,
nadi dan reaksi pasien.
Perkembangan perawatan luka (wound care) berkembang dengan sangat pesat
didunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah
perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance, dimana
disebutkan daalam beberapa literature lebih efektif untuk proses penyembuhan
luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Perawatan luka berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan luka tersebut.
Perawatan luka paling sulit tergantung pada derajat luka. Jika luka mendalam
sampai ke lapisan kulit paling dalam, proses sembuhnya tentu saja paling lama.
Seperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes misalnya, terdapat kasus bahwa
luka tersebut harus diamputansi. Namun tindakan amputansi ternyata bisa gagal
setelah dirawat dengan saksama dan dengan metode yang benar dan tentunya
seperti pada kasus luka akibat diabetes tergantung pada kedisiplinan perawatan.
Untuk itu harus diperkenalkan pada masyarakat bahwa telah ada program
perawatan dirumah atau home care dengan perawatan datang kerumah.
K. Riset Keperawat Atas Dasar Teori Orem
Berikut ini merupakan riset yg berhubungan dengan teori orem:
APLIKASI TEORI SELF-CARE DEFICIT OREM DALAM KONTEKS TUNA
WISMA (THE APPLICATION OF OREMS SELF CARE DEFICIT IN
HOMELESS SETTING) OLEH MEGAH ANDRIYANI Kesehatan tuna wisma
menjadi tanggung jawab pemerintah dan semua pihak untuk menciptakan derajat
kesehatan warga negara yang optimal. Tuna wisma juga merupakan klien yang
patut mendapat perhatian khusus bagi perawat kesehatan komunitas.Teori
Perawatan Diri banyak digunakan dalam ilmu keperawatan untuk memberikan

kerangka kerja konseptual sebagai panduan praktik dan membangun pengetahuan


perawatan diri melalui riset. Orem mendeskripsikan perawatan diri sebagai
tindakan yang berkesinambungan yang diperlukan dan dilakukan oleh orang
dewasa untuk mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini juga
digunakan dalam konteks tuna wisma oleh banyak ahli. Artikel ini bertujuan
untuk mendeskripsikan konsep Teori Perawatan Diri Orem, mendeskripsikan
kondisi perawatan diri tuna wisma, dan mengaplikasikan Teori Perawatan Diri
Orem dalam konteks tuna wisma.
HUBUNGAN TINGKAT SELF CARE DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI
PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUANG RAWAT INAP RSUD OLEH SILVIA
JUNIANTY Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis bila disertai
komplikasi diabetik. Self care terdiri atas pengontrolan gula darah, insulin/Obat
Anti Diabetes, perencanaan makan, olahraga, dan penanganan hipoglikemik
dalam pengelolaan DM menjadi tidak efektif akibat pemahaman yang bervariasi.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat self care dengan
kejadian komplikasi pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian deskriptif korelasi
yang menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sejumlah 55 orang.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner self care inventory revised (SCI-R).
Analisis univariat menggunakan skor T, sedangkan bivariat menggunakan
korelasi chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien tingkat self care
tinggi atau rendah dapat menyebabkan kejadian komplikasi yang ditunjukkan
melalui hubungan yang rendah dan pasti. Peran perawat adalah sebagai advokat
dan edukator dalam melindungi hak pasien dan memberikan informasi tentang
pentingnya penerapan self care dalam kehidupan sehari-hari.
L. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem
Teori Orem menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan
keperawatan. Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area
pendidikan,

tindakan

klinis,

administrasi,

riset,

dan

system

informasi

keperawatan.
Kekuatan umum yang dimiliki teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik baru. Konsep self-care, nursing

system, dan self-care deficit mudah dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan
dapat dikembangkan dengan ilmu pengetahuan dan penelitian.
Kelemahan dari model Orem adalah ia berpendapat bahwa kesehatan bersifat
statis, namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu
berubah.
Kesan lain dari model konsep ini adalah untuk penempatan pasien dalam
system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana
disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa
yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh
haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep
atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa
semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai
hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian
perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada
tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan
diberikan.
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan
sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

DAFTAR PUSTAKA
http://wineralways.blogspot.com/2012/05/makalah-teori-konseptualkeperawatan.html
http://catatanelvi.blogspot.com/2012/12/makalah-konsep-teori-dorotheae-orem.html
http://perasat.blogspot.com/2012/11/teori-dan-konsep-keperawatanmenurut_4.html

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.


Jakarta : EGC
Marriner Tomey, Ann ., Raile Alligood, Martha . 2002. Nursing Theorist
and Their Work. United State of America : Mosby Elsevier
Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing
Practice. Fourth Edition
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/teori
-pada.html#.ShnqxWcTI9Q

-keperawatan

-orem

Anda mungkin juga menyukai