Pelestarian Lingkungan Dan Bangunan Kuno PDF
Pelestarian Lingkungan Dan Bangunan Kuno PDF
Pelestarian Lingkungan Dan Bangunan Kuno PDF
ABSTRAK
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi sejarah dan karakteristik Kawasan Kayutangan,
mengidentifikasi perubahan dan faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan, serta menentukan
pelestarian dalam melindungi lingkungan dan bangunan kuno bersejarah. Metode yang digunakan
adalah deskriptif dan evaluatif (analisis faktor, analisis before-after dan analisis makna kultural).
Faktor penyebab utama perubahan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat adalah status
kepemilikan, ekonomi, dan perangkat hukum, sedangkan faktor penyebab utama perubahan
bangunan pada perkampungan Kayutangan adalah sosial budaya, bahan bangunan tidak tahan
lama, dan selera pemilik. Arahan pelestarian lingkungan pada Kawasan Kayutangan lebih
menitikberatkan pada perlindungan dan pelestarian elemen citra kawasan (landmark, nodes, path,
district, dan edges). pelestarian bangunan kuno bersejarah pada Kawasan Kayutangan dibagi
menjadi tindakan preservasi (9 bangunan), konservasi (36 bangunan) dan rehabilitasi (45
bangunan).
Kata kunci: pelestarian, lingkungan, bangunan kuno bersejarah
ABSTRACT
The purpose of this study is to identify the history and characteristics Kayutangan area, to identify
the change and the factors causing the changes, and to determine the direction of environmental
protection and conservation in historic ancient buildings. The method used in this study is
descriptive and evaluative (factor analysis, before-after analysis, and cultural sense analysis).
Primary factor caused building changed in the Basuki Rahmat corridor are the ownership status,
economic and legal instruments, while the primary factor caused building changed in the township
Kayutangan are social culture, building materials are not durable, and owners perception. The
direction of environmental conservation in Kayutangan focused on the protection and preservation
of area image elements (landmarks, nodes, paths, district, and edges). Conservation of historic
ancient buildings in Kayutangan area is divided into preservation (9 buildings), conservation (36
buildings) and rehabilitation (45 buildings).
Keywords: conservation, environmental, historical buildings
Pendahuluan
Kayutangan yang sekarang adalah Jalan Basuki Rahmat, merupakan salah satu
kawasan bersejarah di Kota Malang, kawasan ini pada masa kolonial merupakan
kawasan pusat perdagangan di Kota Malang selain kawasan Pecinan. Kawasan ini
menyimpan banyak sejarah, hal ini dapat dilihat dari tampilan visual bangunan-bangunan
yang ada di kawasan tersebut. Kawasan Kayutangan sendiri dalam studi ini, adalah
koridor Jalan Basuki Rahmat yang memiliki fungsi utama sebagai kawasan perdagangan
dan jasa. Koridor ini pada awalnya terdiri atas bangunan-bangunan kolonial kuno
bersejarah yang berderet sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Selain itu, ada pula kawasan
perkampungan di gang-gang Kayutangan yang memiliki fungsi sebagai kawasan
permukiman. Kawasan perkampungan ini masih memiliki bangunan-bangunan rumah
tinggal dengan gaya arsitektur kolonial Belanda yang masih bertahan.
120
Tuntutan ekonomi dan kurangnya perangkat hukum menyebabkan bangunanbangunan kuno bersejarah yang ada berganti dengan bangunan-bangunan baru bergaya
arsitektur modern. Terdapat perubahan dan pembongkaran bangunan-bangunan kuno
bersejarah yang ada di Kawasan Kayutangan meskipun telah diatur dalam Kebijakan
Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya Malang Nomor SK/104/U/II80 yang kemudian
diperkuat menjadi Perda No. 5 Tahun 1987 dan kemudian dilakukan perubahan menjadi
Perda No. 10 tahun 1989 yang isinya mengatur tentang larangan merubah atau
membongkar bangunan yang memiliki nilai sejarah termasuk Kawasan Kayutangan,
sehingga menghilangkan ciri atau karakter visual lama Kayutangan yang menganut aliran
Nieuwe Bouwen (Handinoto 1996:23). Bangunan-bangunan permukiman kuno bercorak
kolonial yang berada di kawasan perkampungan kondisinya tidak terawat, selain itu
bangunan tersebut mengalami perubahan faade dari bangunan kolonial menjadi
bangunan modern, serta mengalami penghancuran sehingga tidak nampak lagi nilai-nilai
sejarah dan arsitekturnya.
Studi ini memiliki tujuan mengidentifikasi sejarah dan karakteristik Kawasan
Kayutangan, mengidentifikasi perubahan dan menentukan faktor-faktor penyebab
terjadinya perubahan pada Kawasan Kayutangan, serta menentukan tindakan pelestarian
lingkungan dan bangunan kuno bersejarah pada Kawasan Kayutangan. (Gambar 1)
Metode Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan dalam studi ini menggunakan dua sumber, yaitu
data primer berupa observasi, kuisioner, dan wawancara narasumber dan data sekunder
berupa studi kepustakaan, serta data instansi dan organisasi.
Jumlah sampel bangunan kuno, yaitu berjumlah 90 bangunan. Bangunan tersebut
telah memenuhi kriteria pemilihan sampel (purposive sampling), sebagai berikut:
- Merupakan bangunan dengan usia 50 tahun atau lebih (UU No. 5 tahun 1992 tentang
Cagar Budaya) atau dibangun pada periode tahun 1960 ke atas (terhitung dari tahun
2010)
- Memiliki karakter arsitektur kolonial, baik bangunan yang masih asli maupun
bangunan kolonial yang telah mengalami perubahan secara tidak total, seperti
mengalami penggantian atau penambahan beberapa bagian bangunan serta tertutup
oleh reklame dan billboard.
Sampel masyarakat terdiri dari masyarakat pemilik bangunan kuno bersejarah,
yakni 90 responden dan masyarakat non pemilik bangunan kuno bersejarah sebanyak 86
responden berdasarkan metode accidental sampling dan menggunakan rumus slovin
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan evaluatif. Analisis
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik bangunan dan lingkungan kuno
bersejarah Kawasan Kayutangan Kayutangan, meliputi karakteristik elemen fisik
pembentuk kawasan, elemen pembentuk citra kawasan, karakteristik bangunan kuno
bersejarah, karakteristik perancangan kota, karakteristik berdasarkan pemetaan kognitif.
Analisis evaluatif meliputi perubahan lingkungan, perubahan bangunan kuno bersejarah,
faktor penyebab perubahan lingkungan dan bangunan, serta penentuan kriteria
pelestarian.
121
Key Plan
Kota Malang
KABUPATEN MALANG
Jl.
Ba
tok
Jl. B
rom
o
KABUPATEN MALANG
KABUPATEN MALANG
KABUPATEN MALANG
Bangunan
Jl. Bra
Keterangan :
wijaya
Wilayah Studi
Jl. Semeru
Jl. Kahuripan
Jl.
Sungai
Jl. Bra
wijaya
Jalan
Jl. Arju
no
SMP Negeri 8
Malang
Do
ro
wa
ti
Skala: 1 : 5000
Jl. A
bdura
chman
50
150
Haki
Jl. Jend.
Basuki Ra
hmad
Jl. M
ojop
ahit
Jl.
Ar
jun
o
Jl.
Jl. M
erdeka
250 m
Utara
122
Gambar 2. Klodjen Ledhok atau perkampungan Kayutangan yang telah ada sebelum tahun 1882.
(Sumber : djawatempodoeloe.multiply.com)
123
K AB UP ATEN M AL ANG
J l.
Ba
to k
Jl. Br
omo
K AB UP ATEN M ALA NG
B a ta s W ila y a h S tu d i
mo
Bangunan
Jl. Bra
K e te ra n g a n :
wijaya
W ila y a h S tu d i
J l. S e m e ru
Bro
J l. K a h u rip
an
Jl.
wijaya
Ja la n
Jl. Ar
juno
Jl. Bra
Sun gai
P e ru m a h a n
P e rd a g a n g a n
Ja sa
P e rk a n to ra n
J l.
or
ow
a ti
J l.
Arj
un
P e rib a d a ta n
P e n d id ik a n
50
150
J l. A
rif R
a ch
m an
H a kim
Jl. Jend.
S k a la : 1 : 5 0 0 0
Basuki Rahm
ad
Jl. Mo
jopah
it
RTH
250 m
J l. M
erd
ek a
U ta ra
Bentuk dan tampilan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat didominasi oleh
bangunan deret dengan bentuk persegi beratap datar, sedangkan pada perkampungan
Kayutangan didominasi bangunan rumah dengan bentuk persegi beratap perisai, pelana,
gevel, dan perpaduan atap perisai dan pelana (Gambar 6). Koridor Jalan Basuki Rahmat
memilik faade bangunan bergaya kolonial, akan tetapi terdapat beberapa bangunan
modern yang kontras dengan bangunan sekitar. Memiliki intensitas bangunan, yakni KDB
berkisar antara 30 100% dan KLB berkisar antara 1 6.
Kesan serasi dan selaras tampak pada beberapa titik bangunan deret yang bergaya
kolonial, akan tetapi terdapat kesan kontras dan tidak harmonis terjadi pada beberapa titik
yang terdapat bangunan perkantoan modern (Gambar 7).
124
Pada koridor Jalan Basuki Rahmat, sky line terbentuk dari ketinggian bangunan
antara 6 sampai dengan 30 meter, sky line juga dibentuk karena tipologi bangunan
kolonial modern di koridor Jalan Basuki Rahmat yang memiliki ornament berupa menara
di setiap bangunan sudut (Gambar 8).
125
Jalan Basuki Rahmat memiliki sirkulasi dua lajur yang dilewati oleh kendaraan
bermotor baik pribadi dan angkutan umum serta sirkulasi pejalan kaki pada pedestrian di
126
sisi kanan dan kiri jalan. Sirkulasi pada perkampungan Kayutangan dilalui oleh kendaraan
roda dua dan pejalan kaki. Sistem parkir pada wilayah studi terdiri atas parkir on street di
sepanjang Jalan Basuki Rahmat dan parkir off street pada bangunan perkantoran.
Jalur pejalan kaki berupa trotoar di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, fasilitas
penyeberangan pejalan kaki berupa zebra cross dan jembatan penyeberangan. Terdapat
elemen vegetasi di sepanjang Jalan Basuki Rahmat berupa pohon-pohon peneduh yang
menjadi elemen penunjang fasilitas pejalan kaki (Gambar 9).
127
Public signage terdiri atas rambu lalu lintas dan papan nama jalan. Ramburambu
lalu lintas yang ada berupa traffic light, tanda larangan berhenti, tanda larangan parkir,
dan lainlain. Papan nama jalan telah tersedia, baik jalan utama maupun jalan lingkungan
(gang). Private signage yang terdapat di koridor Jalan Basuki Rahmat berfungsi sebagai
sarana advertising dan sarana identificatian, Lokasi pemasangannya berada pada tiap
bangunan yang ada atau di bahu jalan yang berupa spanduk, papan billboard, umbulumbul, dan baliho (Gambar 10).
Path
District
Edges
Nodes
128
Landmark
D.
E.
129
Art Decco
Niuewe Bouwen
NA 1900
Tahun 1915-an
Neogothic
Tahun 1930-an
De Stijl
Pasca 1940
F.
Keterangan :
Batas Wilayah Studi
Bangunan
Jalan
Sungai
Perumahan
Kajoetangan
Straat
Kajoetangan
Straat
Perkantoran
Suprapto
Perdagangan
Jasa
Peribadatan
Semeroe Straat
Semeroe Straat
Pendidikan
Jl. Semeru
Riebeck Straat
Jl. Kahuripan
Riebeck Straat
RTH
Jl. Jend. Basuki Rahmad
Jl. Abd
urachma
n Hakim
Jl. Abd
urachma
n Hakim
Jl. Jend.
Taloen
Straat
Basuki Rahm
ad
Jl. Mo
jopahi
t
250 m
Kajoetanga
n Straat
150
Kajoetangan
Straat
50
Kajoetangan Straat
Kajoetangan Straat
Fasilitas Umum
Jl. Merdek
a Utara
Periode Indische
tahun 1800-1914
Periode Indische
tahun 1914-1940
Periode Kemerdekaan
(tahun1940-2010)
130
Keterangan :
Batas Wilayah Studi
Bangunan
Jalan
Sungai
Landmark
Path
District
Semeroe Straat
Jl. Semeru
Semeroe Straat
Kajoetangan Straat
Kajoetangan Straat
jopahi
t
250 m
Periode Kemerdekaan
(tahun1940-2010)
Periode Indische
tahun 1800-1914
Periode Indische
tahun 1914-1940
Jl. Mo
Basuki Rahma
d
Jl. Arif
Jl. Merd
eka Utara
Rachma
n Hak
im
Jl. Jend.
Jl. Abd
urachma
n Hak
im
Kajoetangan
Straat
Taloen
Straat
Kajoet angan
Straat
Jl. Mo
jopahi
t
150
Jl. Kahuripan
Jl. Kahuripan
Riebeck Straat
50
Straat
Kajoetangan
Kajoetangan
Straat
Edges
Rahmat
Nodes
Jl. Merd
eka Utara
Periode Kemerdekaan
(tahun1940-2010)
Seluruh bagian
bagian bangunan
tidak mengalami
perubahan
Perubahan terjadi
pada pintu, jendela,dan
lantai lantai
Penambahan billboard,
perubahan pada pintu, jendela
G.
131
elemen citra kawasan, sedangkan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga sangat
mempengaruhi perubahan elemen pembentuk citra kawasan pada Kawasan Kayutangan
(Tabel 1).
Tabel 1. Penyebab Perubahan Lingkungan
Citra Kawasan
Landmark
Nodes
District
Edges
Path
Penyebab Perubahan
Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan pesatnya pembangunan pada Kawasan
Kayutangan, sehingga landmark pada Kawasan Kayutangan mengalami perubahan.
Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan pesatnya pembangunan pada Kawasan
Kayutangan, sehingga Nodes pada Kawasan Kayutangan mengalami perubahan.
Berkembangnya district perdagangan dan jasa pada Jalan Kayutangan mengakibatkan
district perkampungan menjadi kawasan permukiman padat di tengah kota.
Berdirinya pusat perbelanjaan lain (Kawasan Alun-alun) yang lebih ramai dan menarik,
sehingga pengunjung semakin berkurang dan beberapa pedagang mengalihkan
usahanya meninggalkan Kayutangan.
Tidak terdapat perubahan edges pada Kawasan Kayutangan.
Perubahan nama jalan terjadi dikarenakan kondisi politik terkait kebijakan penggantian
nama guna meminimalisir pengaruh kolonial.
Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan pesatnya pembangunan pada Kawasan
Kayutangan Adanya kepentingan perluasan jalan dan kebutuhan ruang parkir, sehingga
jalur pedestrian yang ada lebarnya berkurang.
Kebutuhan akan tempat parkir juga mengakibatkan beberapa pohon ditebang
Dibuat median jalan sebagai pemisah lajur kendaraan untuk mengatur tingginya arus
lintas di pusat kota.
Perubahan nama jalan terjadi dikarenakan kondisi politik terkait kebijakan penggantian
nama guna meminimalisir pengaruh kolonial
II
Variabel
Skor faktor
Status kepemilikan
0,765
Ekonomi
Perangkat hukum
0,753
0,619
Ketidakselarasan desain
0,766
Sosial budaya
0,738
II
132
Variabel
Sosial budaya
Bahan bangunan tidak tahan lama
Selera pemilik
Usia bangunan
Ketidakselarasan desain
Perangkat hukum
Skor faktor
0,873
0,816
0,759
0,723
0,715
0,710
H.
Pelestarian lingkungan
Lingkungan pada Kawasan Kayutangan termasuk kategori potensial untuk
dilestarikan. Pelestarian lingkungan terdiri dari penggunaan lahan dan pelestarian citra
kawasan. Penggunaan lahan pada Jalan Basuki Rahmat, mempertahankan guna lahan
pada kondisi eksisitng, yakni perdagangan dan jasa skala retail, serta memfungsikan
kembali bangunan-bangunan yang kosong dengan fungsi semula, yakni perdagangan
dan jasa, sedangkan pada perkampungan Kayutangan, penggunaan lahan
mempertahankan guna lahan perumahan dan perdagangan jasa skala lingkungan.
Pelestarian citra kawasan didapatkan berdasarkan pemetaan kognitif masyarakat dan
analisis perubahan lingkungan. Pelestarian terhadap citra kawasan, yakni
mempertahankan keberadaan kelima elemen pembentuk citra kawasan (landmark,
nodes, path, district, edges) sehingga keberadaan elemen tersebut dapat memperkuat
pembentukan identitas pada Kawasan Kayutangan (Gambar 17).
I.
Pelestarian bangunan
Pelestarian bangunan kuno di Kawasan Kayutangan ditetapkan berdasarkan
penilaian makna kultural bangunan. Perhitungan makna kultural bangunan kuno
menggunakan tujuh kriteria, yaitu estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah,
keluarbiasaan, dan memperkuat citra kawasan (Pontoh, 1992).
Berdasarkan perhitungan makna kultural, maka dapat diketahui jumlah bangunan
kuno pada tiap-tiap klasifikasi bangunan yang potensial untuk dilestarikan, kemudian
ditentukan klasifikasi bangunan kuno potensial, maka dapat ditentukan tindakan
pelestarian bagi masing-masing bangunan kuno bersejarah yang ada pada Kawasan
Kayutangan (Gambar 18).
K e y P la n
K o t a M a la n g
J l.
Ba
P a d a d is tr ic t p e r k a m p u n g a n , m e m p e rta h a n k a n k e b e ra d a a n b a n g u n a n k u n o
d e n g a n ta ta n a n m a s s a b a n g u n a n y a n g
a d a . P a d a d is tric t p e r d a g a n g a n ,
m e m p e rta h a n k a n k e b e ra d a a n
b a n g u n a n -b a n g u n a n k u n o b e rs e ja ra h d a n m e m fu n g s ik a n k e m b a li
b a n g u n a n -b a n g u n a n y a n g k o s o n g
to k
Jl. Br
omo
K AB UP ATEN M ALANG
W ila y a h S t u d i
K e te r a n g a n :
B a ta s W ila y a h S tu d i
P e n in g k a tk a n p e m e lih a ra a n te rh a d a p e le m e n
te rs e b u t s e rta tid a k
m e la k u k a n p e ru b a h a n
m e n g in g a t fu n g s in y a
s e b a g a i id e n tita s b a g i
k a w a sa n
J a la n
Sungai
A r a h a n t e r h a d a p p a th
A r a h a n te rh a d a p n o d e s
A r a h a n te rh a d a p e d g e s
A r a h a n te rh a d a p d is tric t
J l. K a h u r
ip a
m e m p e rk u a t e d g e s se b a g a i te p ia n a ta u p e m b a ta s k a w a sa n d e n g a n
m e la k u k a n p e m e lih a ra a n d a n p e ra w a ta n ,
s e h in g g a k a w a sa n
K a y u ta n g a n m e m ilik i
b a ta s a n y a n g k u a t
S k a la : 1 : 5 0 0 0
J l. A
rif
5 cm
50
150
250 m
Rac
hma
n Ha
k
im
Jl. Jend
. Basuki
Rahmad
Jl. M
ojop
ahit
A r a h a n te r h a d a p la n d m a rk
M e n g a tu r fa s ilita s p e n u n ja n g
s e p e r ti p e rp a rk ir a n
d a n sa ra n a p e ja la n
k a k i, d a n m e n in g k a tk a n p e m e lih a ra a n
te r h a d a p e le m e n
te r se b u t
J l. S e m e ru
Bangunan
J l. M
erde
ka U
ta ra
133
K e y P la n
K o t a M a la n g
K ABUPATEN M ALANG
J l.
Ba
to k
Jl. Br
omo
K A BU PA TE N M A LA NG
K A BU PA TE N M A LA NG
K A B U PA TE N M A LA NG
B a t a s W ila y a h S tu d i
mo
Bangunan
Jl. Bra
K e te r a n g a n :
wijaya
to
W ila y a h S t u d i
J l. S e m e ru
B ro
J l. K a h u r ip
a
J l.
wijaya
J a la n
Jl. Arj
uno
Jl. Bra
Sungai
P o te n s ia l R e n d a h
P o te n s ia l S e d a n g
P o te n s ia l T in g g i
o ro
a ti
50
150
J l. A
bd
250 m
u ra c
hm a
n Ha
k im
Jl. Jend.
S k a la : 1 : 5 0 0 0
Basuki Rahm
ad
Jl. Mo
jopah
it
J l.
Arj
un
J l.
J l. M
e rd e
ka U
ta ra
Bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat yang terdiri dari bangunan yang
memiliki fungsi perdagangan, jasa, dan perkantoran didominasi bangunan klasifikasi
potensial rendah dengan tindakan pelestarian berupa rehabilitasi (26 bangunan).
Bangunan pada perkampungan Kayutangan yang terdiri dari bangunan dengan fungsi
perumahan didominasi bangunan klasifikasi sedang dengan tindakan pelestarian berupa
konservasi (24 bangunan).
Pelestarian dari total bangunan kuno bersejarah pada Kawasan Kayutangan Kota
Malang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu preservasi sebanyak 9 bangunan, konservasi
sebanyak 36 bangunan, dan rehabilitasi sebanyak 45 bangunan (Gambar 19, 20 dan 21).
134
Kesimpulan
Perubahan yang terjadi pada elemen citra kawasan, yakni penambahan jumlah,
jenis dan kondisi bentuk elemen citra kawasan dari periode ke periode. Pada wilayah
studi, bangunan kuno yang tidak mengalami perubahan sebanyak 36 bangunan (40,00%),
bangunan kuno dengan tingkat perubahan kecil sebanyak 42 (46,67%), bangunan kuno
dengan tingkat perubahan sedang sebanyak 12 bangunan (13,33%). Faktor yang
mempengaruhi lingkungan adalah faktor ekonomi dan politik. Faktor yang mempengaruhi
perubahan bangunan pada koridor Jalan Basuki Rahmat antara lain status kepemilikan,
ekonomi, dan perangkat hukum (faktor I) serta ketidakselarasan desain dan sosial budaya
(faktor II). Faktor yang mempengaruhi perubahan bangunan pada perkampungan
Kayutangan, yaitu sosial budaya, bahan bangunan tidak tahan lama, dan selera pemilik
(faktor I), serta usia bangunan, ketidakselarasan desain, dan perangkat hukum (faktor II).
Lingkungan pada Kawasan Kayutangan termasuk kategori potensial untuk
dilestarikan. Penggunaan lahan pada Jalan Basuki Rahmat adalah mempertahankan
guna lahan pada kondisi eksisitng, yakni perdagangan dan jasa skala retail, serta
memfungsikan kembali bangunan-bangunan yang kosong dengan fungsi semula yakni
perdagangan dan jasa, sedangkan pada perkampungan Kayutangan, penggunaan lahan
mempertahankan guna lahan perumahan dan perdagangan jasa skala lingkungan.
135
Daftar Pustaka
Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Direktorat
Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Undangundang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Cagar Budaya. Jakarta:
Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pontoh, N. K. 1992. Preservasi dan Konservasi: Suatu Tinjauan Teori Perancangan Kota,
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota ():34-39
Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Malang.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Staadsgemeente Malang 1914-1939
djawatempodoeloe.multiplay.com.
136