Anda di halaman 1dari 5

Nama : DEPI AYU PRATIWI

Kelas : XI IPA 2

Inikah Cinta?

Pagi itu pukul 08.00 pagi Jessy tiba di SMA yang menjadi alternative sekolah terdekat
dari rumah barunya. Cewek berpostur tubuh mungil dengan tinggi sekitar 155cm itu nampak
kebingungan di lingkungan sekolah barunya. Maklum saja, sekolah barunya ini cukup besar
dan luas. Sehingga untuk mencari ruang TU saja harus berkeliling kesana kemari.
Bugghh..
Aww, aduh sialan baru aja hari pertama masuk sekolah disini udah kena bola aja. Jessy
mengamuk ngedumal dengan dirinya sendiri sambil mengelus-elus pelipisnya yang belum
lama tertoyor bola. Tidak lama cowok yang melempar bola menyadari lemparan bolanya
mengenai orang lain dan menghampiri Jessy untuk meminta maaf.
Sorry sorry, lo gapapa kan? ujar cowok tersebut sambil ngecheck pelipis Jessy yang sedari
tadi ia elus-elus.
Makanya juga liat-liat kalo... belum selesai Jessy ngomel dia menoleh kedepannya. Jessy
baru sadar cowok di depannya berusaha meminta maaf kepadanya.
Lo pusing ga? Mau gua anter ke UKS ga? tawar cowok yang Jessy tidak tahu namanya itu
sambil menarik pergelangan tangan Jessy.
Engga usah, gue gapapa kok. Gue buru-buru mau ke ruang TU tolak Jessy karena
memang ia akan menuju ruang TU untuk mengurus kesiswaannya.
Eh tunggu, lo anak baru ya? Gua baru liat lo. Tanya cowok itu keheranan.
Iya gue anak baru, anak baru yang baru masuk udah langsung kena bola gara-gara lo.
Cobres mulut Jessy yang tidak di kontol karena memang dia sangat kesal. Tanpa basa-basi
Jessy tidak memperdulikan dan meninggalkan cowok yang melempar bola tadi.
Eehh, lo belum ngasih tau nama lo!
Bodo amat gue pusing, lain kali aja. Sahut Jessy sambil berteriak masih dengan berjalan
menjauh tanpa menoleh ke arah cowok itu berdiri.

Jessy adalah siswi baru di SMA NEGERI 67 BANDUNG dia pindahan dari salah satu
SMA NEGERI di bandung juga. Nama lengkapnya Jessy Ratna Ayuningrum. Ya, nama
awalnya memang agak ke bule-bule`an tapi berbeda dengan lanjutan nama setelahnya.
Pagi, pak. Bisa saya meminta bantuan? ucap Jessy dengan ramah kepada staf TU yang ada
disana. Dan setelah Jessy di bantu dan mengurus administrasi diruang TU kini Jessy masih
harus bertemu dengan Bu Sela, wali kelas barunya. Setelah diberi pengarahan oleh Bu Sela
kemudian Jessy diantar ke kelas barunya.
Jessy, nanti kamu masuk 11 IPA 2. Ibu wali kelasnya jadi kalo nanti ada apa-apa kamu bisa
hubungi Ibu. Sekarang Ibu antar kamu ke kelas ya.
Jessy menurut dan berjalan mengikuti langkah Bu Sela dari belakang, menyusuri koridor
sekolah hingga sampai di lantai dua dan tiba di ambang pintu kelas baru Jessy. Sedang Bu
Sela langsung masuk kedalam kelas, Jessy menungguinya di samping ambang pintu sampai
ia dipersilahkan masuk oleh Bu Sela.
Anak-anak kali ini kita kedatangan murid baru, kalian nanti baik-baik ya sama dia. Jessy sini
sayang. Bu Sela sudah menyuruh Jessy masuk, dan Jessy pun memperkenalkan diri di depan
kelas dan teman-teman barunya.
Ayo Jessy duduk sama Shila disana. Bu Sela menunjuk bangku yang memang kosong di
sebelah gadis yang dia panggil Shila dan lagi-lagi Jessy menurut dengan gelagat sok polos.
Jessy duduk disebelah teman sebangku barunya, anaknya terlihat tidak banyak gaya,
memakai kacamata, dan sepertinya dia anak yang pintar.
Hai.. Nama gue Jessy. Sapa Jessy pada Shila sambil mengulurkan tangan kanannya
maksud berjabat.
Hai.. Gue Shila. Shila membalas uluran tangan Jessy dengan sedikit senyuman manis untuk
teman barunya itu.
Bel istirahat pun berbunyi, Jessy bahkan tidak tahu dimana letak kantin disekolah
barunya itu. Untung saja Jessy diajak Shila ke kantin. Akhirnya mereka berdua beranjak ke
kantin. Letak kantinnya dibawah, disebelah ruang musik dan nampaknya kantin ini bisa
cukup menampung siswa yang ada disekola ini.
Lo mau makan apa? Biar gue yg pesenin, lo diem disini. Shila rupanya teman yang cukup
perhatian dan baik hati.
Apa aja dehh, samain kaya yang lo beli aja. Jawab Jessy singkat.

Byyuuurr. Cairan dingin tumpah diatas kepala Jessy, entah emang tidak sengaja tumpah
atau ditumpahkan.
Ouuuw, yah basah deh. Ujar cewek yang merupakan tersangka penumpahan es di kepala
Jessy tadi. Jessy mulai marah dan dia bangkit dari duduknya. Jessy melihat tiga cewek yang
menantang dirinya dan salah satu yang telah menumpahkan es tadi.
Mau lo apa? pertanyaan Jessy bukan seperti bertanya, melainkan menantang yang membuat
si penumpah es tadi tertawa.
Lo nanya mau gue? Seorang Terre Mandala Pratiwi meminta sesuatu pada murid baru yang
so kecentilan ini? Ngaca lo sana! ujar Terre sambil mendorong bahu Jessy dengan
telunjuknya yang membuat Jessy agak mundur dari posisi semula.
Melihat hal tersebut, Shila kebingungan dan hanya panik di depan gerobak bakso yang
sedang ia pesan.
Terre! teriak seorang cowok dari jarak sekitar tiga meter.
Hah? Divano. Gumam Shila masih dengan posisi yang sama.
Rencana bejad apa lagi yang lo lakuin sekarang? Gaada puas-puasnya emang ya lo jadi
orang. Ujar cowok yang sepertinya Jessy kenal, kini semua mata tertuju pada mereka
termasuk Jessy. Tidak tahu apa-apa Jessy di gandeng cowok tersebut meninggalkan kantin
Lo mau bawa gue kemana? Lepasin! rengek Jessy melepaskan tangannya dari genggaman
Divano.
Tunggu-tunggu, gue pernah ketemu lo. Lo kan cowok yang tadi pagi lempar gue pake bola.
Ucap Jessy sambil menuding wajah Divano.
Kenalin, gue Divano. Lohh, kesannya kok lo jadi nuduh gue sengaja ngelempar lo pake
bola? Lagian gue kan udah minta maaf. Siapa nama lo?
Nama gue, Jessy. Btw makasih juga ya lo udah nyelametin gue dari tiga serangkai nenek
lampir itu. Kalo gaada lo gatau deh jadi apa gue disana.
Iya, santai aja kali. Anggap aja sebagai permintaan maaf gue karena kejadian tadi pagi. Lo
bisa panggil gue Divano. Cowok yang sudah melempari Jessy dengan bola menyangkutkan
handuk kecil diatas kepala Jessy yang basah.
Lo pake handuk gue aja, rambut lo basah. Handuknya belum gue pake kok.
Thanks ya, nanti gue balikin kalo gue udah cuci. Gue ke toilet dulu ya. Jessy melenggang
pergi meninggalkan Divano yang masih melihat Jessy berjalan menjauh dari tempatnya
berdiri.

Cewek tadi gila apa ya? Masa numpahin es keatas kepala gue? Dia kira kepala gue
wastafel apa? Jessy terus saja ngedumel ngaco pada Shila teman sebangkunya.
Jessy! Are you crazy? jawab Shila yang makin membuat Jessy geram.
Jessy, mereka geng paling hits di sekolah kita. Terre, Audy, dan Risya. Dihari pertama lo
sekolah lo udah dapet masalah sama mereka? sambung Shila nyerocos.
Tapi salah gue apa, Shil?
Of course about Divano,Jes. Yes Divano Jessy! pernyataan Shila membuat Jessy makin
pusing dan benar-benar bingung.
Ada apa dengan Divano? Jessy mulai bertanya secara intens.
He is ex her boyfriend. Sekarang Jessy mulai ngerti apa masalah dia sama Terre.
Jessy tidak terlalu banyak ambil pusing tentang masalahnya disekolah tadi, tapi entah
kenapa setelah kejadian itu Jessy mulai memikirkan Divano.
Woi! Mikirin Divano ya lo? ucapan Shila membuyarkan lamunan Jessy tentang Divano.
Apaan sih Shil? Ngaco deh ah. Tangkis Jessy sambil membetulkan posisi duduknya
menghadap ke depan. Setelah selesai jam terakhir mata pelajaran biologi yang membuat satu
kelas ngantuk. Bel pulang akhirnya berbunyi. Jessy menunggu dijemput sopirnya ditempat
tunggu depan sekolah.
Tin.. tin.. sebuah mobil berhenti di depannya dan ketika pengemudi menurunkan kacanya
Jessy baru sadar kalo itu Divano.
Mau gue anter pulang ga? Divano menawarinya tumpangan.
Engga usah kak, nanti ngerepotin.
Gapapa, ayo naik. Udah mau hujan. Tawaran Divano sama sekali tidak bisa Jessy tolak,
karena memang hari sudah mulai sore dan akan turun hujan.
Sepanjang perjalanan kami banyak bercerita, mulai dari keluarga, sekolah, dan sebagainya.
Depan itu ya kak. Ucap Jessy menunjuk rumahnya yang sudah dekat itu.
Makasih ya kak, udah anterin gue balik. Ujar Jessy sebelum dia membuka pintu dan turun
dari mobil Divano.
Hari itu terasa sangat melelahkan bagi Jessy, diatas kasur dalam kamarnya Jessy
mulai memikirkan Divano tanpa menghiraukan Terre.
Divano Pamungkas added you as friend!
Divano Pamungkas : Jessy, ini gue Divano. Gue dapet ID lo dari bio instagram lo.
Divano Pamungkas : Lo jangan lupa makan ya

Keesokan harinya Jessy mulai khawatir dengan sikap Terre padanya. Belakangan ini
Jessy sangat malas bermasalah dengan siapapun.
Heh, cewek cupu! Masih nekat aja lo ya deketin Divano! Lo kekurangan kaca buat ngaca
kalo lo itu emang ga pantes deket-deket Divano! sentak Terre dari belakang saat Jessy di
WC sekolah. Tangan kedua temannya memegangi kedua tangan Jessy, Terre menjambak
rambut Jessy yang dikuncir.
Sekarang lo masih mau deketin Divano iya! Dasar cewek gatau diri! hampir saja tangan
Terre mendarat menampar pipi Jessy yang tidak berdaya.
Terre stop! tiba-tiba tangan Divano mencegat laju tangan Terre yang hampir menampar
Jessy dan menariknya keluar WC.
Mau lo apasih Re! Gue ga ngerti lagi harus ngomong gimana sama lo! tukas Divano
Gue sayang lo Div! Gue gamau lo deket sama orang lain, semua itu nyakitin gue!
Tapi lo ga mikir kan sekarang? Lo udah nyakitin Jessy! Dia yang jadi sasaran? Salah dia
apa? Kalo lo mau benci, benci gue! Sakitin gue! Jangan Jessy. Ngerti lo? sambung Divano
terus membela Jessy. Divano melihat Jessy menangis dan menggandengnya ke taman
belakang sekolah.
Jessy, look at me. I`am promise will always protect you. Whatever happen I don`t care I just
feel I`am falling in love with you. Ucap Divano sambil memegangi kedua pundak Jessy
yang masih terisak. Jessy tidak menjawab, Divano mencoba meyakinkan Jessy bahwa semua
akan baik-baik saja. Disamping itu, Terre mendengar semua percakapan antara Jessy dan
Divano yang membuat hati Terre sakit terluka. Sejak kejadian itu, Terre menjadi seorang
yang pendiam dan lebih sering murung. Atau bahkan saat Terre melihat Divano dan Jessy
bersama di kantin Terre tidak menanggapinya dan hanya menghindar. Dan di akhir semester
kenaikan kelas Terre memutuskan untuk pindah sekolah agar dia tidak merasa tersakiti
dengan keberdaan Divano dan Jessy.

-SELESAI-

Anda mungkin juga menyukai