Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN RUMAH KHUSUS DI PAPUA I
(SNVT- RUSUS16-73)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................... II
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1
P ENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.2
1.2.1
Informasi Data Proyek................................................................................... 2
1.2.2
Lingkup Pelaksanaan Pekerjaan.................................................................. 4
BAB 2 METODE PELAKSANAAN ........................................................... 6
2.1
W ORK F LOW P ELAKSANAAN ............................................................................... 6
2.2
P ERALATAN ......................................................................................................... 7
2.3
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.4
2.4.1
2.4.2
2.5
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.5.4
2.5.5
2.6
Pekerjaan Lantai.......................................................................................... 30
Pekerjaan Plafond dan Atap...................................................................... 33
Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela....................................................... 37
Pekerjaan Plesteran.................................................................................... 40
Pekerjaan Pengecatan................................................................................ 42
P EKERJAAN M EKANIKAL DAN E LEKTRIKAL ....................................................... 42
2.6.1
Pekerjaan Instalasi Listrik........................................................................... 42
2.6.2
Pekerjaan Plumbing.................................................................................... 44
2.6.3
Pekerjaan Instalasi Air Bersih.................................................................... 45
2.6.4
Pekerjaan Instalasi Air Hujan dan Air Kotor............................................. 45
2.6.5
Pekerjaan Septic Tank dan Bak Rembesan............................................. 47
BAB 3 METODE MANAJEMEN PROYEK ............................................... 51
3.1
K ONTROL M UTU , W AKTU , DAN B IAYA............................................................ 51
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
Kontrol Mutu................................................................................................ 51
Pengendalian Waktu................................................................................... 55
Pengendalian Biaya.................................................................................... 56
K ONTROL K3L................................................................................................. 57
3.3
3.3.1
3.3.2
3.3.3
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Setelah mempelajari data-data kerangka acuan kerja proyek, bersama
ini kami mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan lingkup data yang ada.
Pekerjaan ini adalah pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus di Papua I (SNVTRUSUS16-73).
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi
sehingga sesuai dengan rencana kerja dan mencapai target waktu, biaya dan
mutu yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan
suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya
pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan akan sangat membantu
dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Untuk mencapai hasil yang optimal (sesuai dengan biaya, kualitas dan
waktu), proposal ini kami susun untuk dilaksanakan di lapangan sesuai anggaran
dan kualitas yang tinggi tanpa mengurangi faktor Keseselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Lapangan (K-3LL).
Adapun metode pelaksanaan yang akan dilaksanakan yaitu :
A. Sistem kontrol mutu, waktu, dan biaya.
B. Pekerjaan persiapan
C. Pekerjaan Rumah Khusus T-36
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
II.
A.
Kebersihan Proyek
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Plumbing
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan menentukan keberhasilan sebuah proyek.
Diharapkan dengan adanya metode baku pelaksanaan pekerjaan dapat
menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek dan
menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
yang menjadi tolok ukur pelaksanaan akan menjadi acuan bila terjadinya
CCO.
2.2
Peralatan
Semua alat-alat pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh
kontraktor sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap
dipakai antara lain:
Tabel 2.1 Daftar Peralatan Utama
NO
JENIS ALAT
Concrete Mixer
Dump Truck/Pick Up
Genset
Pompa Air
Barcutter
2.3
Pekerjaan Persiapan
2.3.1
proyek.
2.3.2
2.3.3
Bahan yang dipakai: kayu borneo, tripleks, kaca nako, amplas, cat kayu,
semen, pasir pasang beton, kunci tanam, kunci, engsel, kabel listrik,
stop kontak, saklar, lampu pijar, isolasi tape, seng gelombang uk. 20 mm
dan paku.
Metode Pelaksanaan :
-
1
0
2.3.4
Dokumentasi
Foto visual 3 Phase Colour merupakan dokumentasi kegiatan proyek
Metode Pelaksanaan :
-
2.3.5
100
Kebersihan Proyek
Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan dengan
penebasan/pembabatan yang harus dilaksanakan terhadap semua
belukar/semak, sampah yang tertanam dan material lain yang tidak
diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan,ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan
caracara yang disetujui oleh Direksi.
1
1
2.3.6
Semua sisa-sisa tanaman ataupun kotoran seperti akar-akar, rumputrumput dibawah tanah dasar/permukaan tanah tempat bangunan yang
akan dibangun harus dibersihkan dan kotoran yang ditemukan harus
dibuang/dibakar.
Bekas bangunan ataupun bangunan yang masih berada pada lokasi
pembangunan dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas/MK
harus dibongkar, maka Penyedia Jasa harusmelakukan pembongkaran
sampai bersih agar tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru, Tanah urugan harus bersih dari
sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
pelapukan dikemudian hari.
P3K & Peralatan Keselamatan Kerja
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja selanjutnya
disebut dengan P3K di tempat kerja, adalah upaya memberikan
pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit
atau cidera di tempat kerja.
Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan
P3K di tempat kerja
Peralatan keselamatan kerja atau Alat Pelindung Diri (APD) adalah
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat
transportasi ataupun peralatan
lain
yang
serupa (mobil,
pesawat, alat berat, dan lain-lain)
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang
becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dsb.
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan
sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah
kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.
Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8
meter.
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
di
2.4
2.4.1
2.4.1.1
A.
B.
C.
D.
B.
Besi Penulangan
Tipe sloof yang digunakan berdimensi 150 x 200. Menggunakan beton
bertulang dengan campuran (K-175) dengan tulangan 410 mm
dengan begel 6 mm-150
Gambar 2.4 Besi Penulangan
C.
Bekisting
2
0
2
1
B.
Besi Penulangan
Pembesian untuk pasangan kolom struktur menggunakan beton
bertulang campuran (K-175), Dengan tulangan 410 mm dengan begel
6 mm-150.
Syarat syarat pelaksanaan :
Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971) Bila dipandang perlu Kontraktor
diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
(ring), persyaratannya harus sesuai SNI DT-91-0008-2007.
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan
dengan gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam SNI DT-91-0008-2007.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakancetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
C.
Bekisting
Bekisting yang digunakan untuk kolom menggunakan kayu balok dan
tripleks. Sebelum bekisting dipasang, tripleks dioles dengan minyak oli
dengan tujuan agar saat dilepas tidak ada beton yang menempel. Lalu
bekisting kolom diatur kelurusannya. Setelah itu dipasang support di
sekeliling bekisting kolom untuk menjaga ketegakan bekisting dan
sebagai perkuatan agar kolom saat dicor tidak terangkat.
B.
C.
Bekisting
Bekisting yang digunakan untuk kolom praktis menggunakan kayu balok
dan tripleks. Sebelum bekisting dipasang, tripleks dioles dengan minyak
oli dengan tujuan agar saat dilepas tidak ada beton yang menempel.
Lalu bekisting kolom diatur kelurusannya. Setelah itu dipasang support
di sekeliling bekisting kolom praktis untuk menjaga ketegakan bekisting
dan sebagai perkuatan agar kolom saat dicor tidak terangkat.
Pada bagian atas lubang pintu atau jendela dengan bentang lebih
dari 1 m dipasang balok lantai dengan ukuran-ukuran dan tulangan
sesuai dengan gambar bistek dan gambar detail.
Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air selama 1jam
2.5
Pekerjaan Arsitektur
2.5.1
Pekerjaan Lantai
2.5.1.1 Pekerjaan Rabat Beton Lantai 5 cm
Bahan lantai
3
0
dibawah
Pasir pasang dari jenis yang kasar dapat dipakai sebagai pasir
urug
3
1
List plafon dengan papan kayu 2/20 dengan dinding dicat minyak
warna ditentukan kemudian.
Langit-langit tepat waterpass dan siar-siar membentuk garis lurus,
dan tegak satu sama lain.
Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang untuk tiap
sayap bangunan.
Angkur, baut, dan sebagainya, harus disesuaikan dan dipasang
perkuatan-perkuatan dari besi pada tempet-tempat menurut sifat
konstruksinya atau menurut pendapat direksi dianggap perlu termasuk
penggantung plafon.
Kontraktor
wajib
melaksanakan
pemaparan
produk
Pelaksana
Teknis
Kegiatan
persetujuan secara tertulis.
(PPTK)
untuk
mendapat
o
o
o
2.5.3
Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela
2.5.3.1 Pekerjaan Pembuatan dan Pemasangan Kusen Pintu dan Jendela
Pada saat pemasangan dinding entah itu batu bata atau gypsum
maka harus kita persiapkan lobang kusen agar tidak perlu
melakukan pembongkaran, ukuran lobang disesuaikan dengan
ukuran kusen ditambah 1 cm untuk tempat sealent.
Lalu masukan kusen kedalam lobang, mengatur agar posisinya
pas dengan menggunakan alat beji, setelah posisi pas maka stel
kelurusan kusen dengan dinding, ketegakan dan kedataran
sampai benar-benar bagus.
Buat lobang untuk tempat skrup pada dinding melalui lobang
kusen dengan menggunakan alat bor, kemudian masukan fischer
kedalam lobang bor yang telah buat. lalu ambil obeng untuk
mengencangkan fischer.
Siapkan daun pintu atau jendela yang sudah dirangkai penuh,
misalnya sudah terpasang kaca dengan sempurna.
Daun pintu atau jendela tersebut masukan ke lobang kusen,
kemudian pasang semua aksesorisnya seperti engsel, roda, rel,
hendle, door closer dan yang lainya.
Beban kaca dipakai kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak,
putus pinggirannya, berlubang, berbintik-bintik, dsb.
2.5.4
Pekerjaan Plesteran
2.5.4.1 Pekerjaan Plesteran Dinding
4
0
selesai
maka
menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air
semen.
Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan
cara menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat
menyebabkan keretakan dinding.
4
1
2.5.5
Lisplang, tutup keong, dan daun pintu, daun jendela, list plafon,
teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik.
2.6
2.6.1
Pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar
gedung stok kontak. Skalar distribusi bagian kelompok titik
penerangan.
Pekerjaan Plumbing
Syarat-syarat yang dapat diterima sebagai instalatir air bersih dan air
kotor:
2.6.3
2.6.4
Menguasai
pengetahuan
dan cara
pelaksanaan
teknis
penyehatan dalam pemasangan instalasi air.
Harus membuat time schedule gambar kerja pada saat
sebelumnya pekerjaan dimulai dan didasarkan.
sampai
pada
Bak periksa
-
Septic tank dibuat dari pasangan bata atau buis beton dia 100 cm
dukan kuat 1PC : 3PS diplesteran dengan adukan yang sama.
Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan sistem bak
rambatan harus sistem bak rambatan harus disesuaikan agar air
kotor tidak macet.
Septic tank dibuat dengan peresapan seperti dalam gambar.
Tutup bak kontrol dan septic tank harus dikerjakan dan dibuat dari
konstruksi beton bertulang.
5
0
BAB 3
METODE MANAJEMEN PROYEK
3.1
3.1.1
hemat dari segi biaya dan waktu dengan mencegah cara kerja yang
tidak efisien.
Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara
langsung maupun tidak langsung cepat mempengaruhi penampilan dari
kontraktor utama termasuk sub-kontraktor dan personil kantor pusat.
5
1
Project Manager
Site Manager
Pelaksana
A.
Project Manager
a. Bertanggung jawab untuk perancanaan, manajemen, koordinasi dan
kontrol keuangan dari proyek konstruksi.
b. Memastikan kebutuhan klien terpenuhi, proyek selesia tepat waktu
dan sesuai anggaran dan tim pekerja lain melakukan pekerjaan
mereka dengan baik.
c. Mengorganisir berbagai orang professional yang bekerja pada
sebuah proyek
d. Melakukan analisis, penilaian dan control terhadap risiko
e. Memastikan standar kualitas terpenuhi
f. Merekrut tenaga professional dan menentukan sub-kontraktor
pemenang tender pekerjaan
g. Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya
dan penagihan
B.
C.
3.1.2
Pengendalian Waktu
Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, termasuk proyek ini pihak
kontraktor akan berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule
yang telah dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas dan kontraktor
sendiri. Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan pekerjaan yang disebabkan
oleh banyak hal, misalnya keterlambatan material, kesalahan pada gambar
rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga kerja, dll.
Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan, maka kontraktor berusaha
untuk mencapai prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan cara:
o. Menambah durasi waktu pekerjaan dengan cara sistem lembur
pada malam hari dan hari minggu. Waktu kerja lembur diadakan di
luar jam kerja biasa, yaitu pada malam hari untuk menyelesaikan
pekerjaanpekerjaan yang tidak dapat ditunda (pengecoran) dan
pekerjaan terlambat dari time schedule.
p. Menambah jumlah tenaga kerja.
Kegunaan dari time schedule antara
lain:
a. Pemimpin pelaksana pekerjaan dapat mengadakan koordinasi
semua kegiatan yang ada di lapangan mulai dari tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian bagian- bagian
pekerjaan.
b. Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam kaitannya
dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing
pekerjaan.
c. Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya dengan
ketetapan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.
3.1.3
Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya meliputi usaha perencanaan biaya proyek yang
seefisien mungkin, dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan
bangunan yang sesuai standar yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya biaya
yang diperlukan tidak lebih dari biaya rencana. Pengendalian biaya meliputi
biaya pembelian material, pengupahan tenaga kerja, perawatan alat, asuransi
tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Pengendalian biaya dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan
terhadap ketentuan anggaran proyek yang dilaksanakan. Perlu diadakan usahausaha:
e. Memprediksikan pengeluaran biaya per minggu dengan melihat
grafik kurva S ( Time Schedule ), sesuai dengan rencana atau
tidakMeninjau ulang biaya riil yang dikeluarkan dengan
f. prestasi pekerjaan yang telah diperoleh
g. Kontraktor mencatat segala aktivitas pengeluaran proyek serta
mengevaluasi agar optimasi biaya yang telah ditetapkan tidak
terlampaui
h. Menjaga disiplin pelaksanaan guna menghindari pengeluaran biaya
yang tidak termasuk dalam anggaran
i. Mencatat setiap bahan atau material yang masuk ke lokasi proyek.
Untuk menghindari kerugian yang besar, pihak kontraktor berusaha
mengejar keterlambatan dengan penambahan tenaga kerja yang seefektif
mungkin serta mencoba meminta toleransi-toleransi yang berkaitan dengan
waktu pelaksanaan maupun yang menyangkut keberadaan material yang
digunakan dalam pekerjaan proyek ini.
3.2
Kontrol K3L
Keselamatan, Kesehatan, Kerja (K3) di sebuah proyek merupakan hal
uang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan. Jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari segala
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di lapangan.
Tujuan pembuatan program K3L adalah sebagai berikut.
j. Menjamin agar pelaksanaan proyek pekerja tidak terjadi/mengalami
baik kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja;
k. Menjamin kualitas dan produktivitas proyek tidak terganggu;
l. Menciptakan Lingkungan Kerja yang sehat;
m. Mengupayakan proyek menuju kondisi zero accident.
Dalam pelaksanaanya, dibutuhkan perencanaan mengenai K3 yang
matang, hal ini dikarenakan aspek keselamatan dalam proyek konstruksi
merupakan aspek yang sangat penting demi kelancaran pekerjaaan proyek.
Dibutuhkan perencanaan yang matang mengenai identifikasi resiko yang
mungkin tejadi dalam proyek ini, serta dibutuhkan pula ketersediaan peralatan
yang menunjang keamanan dan keselamatan proyek ini, serta peraturanperaturan terkait keselamatan kerja.
Prosedur keselamatan secara umum digambarkan sebagai berikut :
a. Indoktrinasi
b. Instruksi dan pelatihan
c. Administrasi untuk penyelidikan kecelakaan dan laporannya
d. Personil keselamatan dan alur inspeksi
e. Fasilitas toilet dan sanitair di lapangan
f. Fasilitas kesehatan/P3K
g. Peralatan keamanan personil
h. Bagian keamanan
i.
j.
k.
l.
m.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
lengkap saat
3.3
3.3.1
3.3.2
6
0
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
seperti
6
1
LAMPIRAN
PEKERJAAN BETON
Mulai
Persiapan
Semen
Air
Agregat Kasar
Agregat Halus
Uji Bahan
Agregat Kasar
Kandungan lumpur
Berat jenis dan penyerapan
Kadar air
Abrasi - keausan
Agregat Halus
Kandungan lumpur dan zat organik
Berat jenis dan penyerapan
Kadar air
Modulus halus butir
Tidak OK
OK
Pengerjaan Beton di Lapangan
o
o
Persiapan Cor
Talang, pompa beton,
alat angkut adukan, dll
Tenaga kerja
Pemeliharaan
Pembongkaran Cetakan
Pemeriksaan Hasil
OK
Tidak OK
Perbaikan
OK
Pekerjaan diterima
I.
Pekerjaan persiapan :
Sebelum pengecoran dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penyiapan dan
pengujian material beton yang terdiri dari semen portland, agregat dan air.
A. Bahan
1. Semen
a. Semen harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
SNI 15-2049-1994, semen portland.
spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595), kecuali tipe S
dan SA yang tidak diperuntukan sebagai unsure pengikat utama struktur
beton.
spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845).
b. Semen yang digunakan pada perkerjaan konstruksi harus sesuai dengan
semen yang digunakanpada perancangan proporsi campuran.
2. Agregat
a. Agregat harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33).
SNI 03-2461-1991, spesifikasi agregat ringan untuk beton struktrur.
b. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:
1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan, ataupun
1/3 ketebalan palat lantai, ataupun
3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat- kawat,
bundel tulangan, atau tendon-tendon prategang atau selongsongselongsong.
3. Air
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organic, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
b. Air pecampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion kolrida dalam
jumlah yang membahyakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air sumber yang sama.
Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminim harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecil pada air pecampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(menggunakan spesimen kubus dengan ukuran 50 mm) (ASTM C 109).
B. Pengujian Bahan
Agregat Kasar
Untuk agregat kasar berupa split dilakukan pengujian yang
pemeriksaan kadar lumpur, kadar air, berat jenis dan penyerapan,
/keausan.
1. Pemeriksaan Kadar Lumpur
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan lumpur
Cara pemeriksaan kadar lumpur pada split adalah sebagai berikut
terdiri dari
dan abrasi
dalam split.
ini.
Kandungan lumpur
100 - B
100
100%
2. Kadar Air
Pemeriksaan kadar air digunakan untuk menentukan kandungan air yang
terdapat pada agregat kasar. Cara pemeriksaan kadar air adalah sebagai
berikut ini.
a. Pan disiapkan dalam keadaan kering, kemudian ditimbang beratnya
dalam keadaan kosong.
b. Pan diisi dengan agregat halus 100 gram, kemudian ditimbang beratnya.
c. Pan yang telah diisi agregat halus dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 110oC selama 24 jam.
d.
AC
e.
A
BC
Apparent Specific Gravity =
B
Absorption
=
BC
Bulk Spesific Gravity SSD =
A
AC
BA
A 100%
Bulk Spesific Gravity Apperent Spesific Gravity
2
Keterangan:
A = Berat kering oven (gram) B
= Berat SSD (gram)
C = Berat agregat dalam air (gram)
4. Abrasi/Keausan
Pemeriksaan abrasi/keausan ditujukan untuk mengetahui seberapa kerasnya
agregat kasar. Cara pelaksanaan pemeriksaan Los Angeles Abration adalah
sebagai berikut ini (SK SNI M-02-1990-F).
a. Agregat diambil sebanyak 2500 gram yang lolos saringan '' dan tertahan
saringan ''. Agregat diambil sebanyak 2500 gram yang lolos saringan ''
dan tertahan saringan 3/8''.
b.
c.
d.
Tutup mesin Los Angeles Abrasion dibuka, agregat tersebut dan bola baja
sebanyak 11 butir dimasukkan ke dalamnya, lalu ditutup kembali.
Mesin Los Angeles Abrasion dihidupkan kembali.
Putaran yang dibutuhkan sebanyak 500 putaran, dengan kecepatan
mesin 33 putaran/menit. Untuk kekurangan putaran, hidupkan mesin Los
Angeles Abrasion kembali, dan hitung jumlah kekurangan putaran dengan
stopwatch.
e.
f.
g.
h.
i.
Agregat Halus
Agregat halus berupa pasir dilakukan pemeriksaan gradasi agregat, kadar
lumpur, zat organik, kadar air, berat jenis dan penyerapan.
1. Pemeriksaan Modulus halus butir
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran butir (gradasi)
agregat dengan menggunakan saringan.
Cara pemeriksaan gradasi adalah sebagai berikut ini (SK SNI M-08- 1989-F).
a. Susun ayakan dengan susunan ayakan sebagai berikut, 4,75 mm (No.
4)- 2,36 mm (No. 8)- 0,6 mm (No.30)- 0,30 mm (No. 50)- 0,15 mm
(No.100)- 0,075 (No.200)-Pan.
b. Pasir kering oven ditimbang seberat 1000 gram, kemudian dimasukkan
ke ayakan yang telah susun.
c. Lakukan pengayakan dengan cara manual atau gunakan mesin pengayak.
d. Setelah selesai, berat pasir yang tertinggal pada masing-masing ayakan
ditimbang.
e. Dari pemeriksaan gradasi agregat didapatkan nilai modulus halus butir
(mhb). Modulus halus butir adalah suatu nilai yang digunakan
7
0
2.
Kandungan lumpur
100 B
100
100%
7
1
3.
4.
Kadar Air
Pemeriksaan kadar air digunakan untuk menentukan kandungan air yang
terdapat pada agregat halus. Cara pelaksanaan pemeriksaan berat jenis dan
penyerapan adalah sebagai berikut ini (SK SNI M-11-1989-F).
f. Pan disiapkan dalam keadaan kering, kemudian ditimbang beratnya
dalam keadaan kosong.
g. Pan diisi dengan agregat halus 100 gram, kemudian ditimbang beratnya.
h. Pan yang telah diisi agregat halus dimasukkan ke dalam oven dengan
suhu 110oC selama 24 jam.
i. Setelah 24 jam, pan dan agregat halus didinginkan dalam ruang AC
dengan suhu 25oC sampai beratnya tetap, kemudian setelah dingin
ditimbang, dicatat hasilnya.
A
AW
= 500
VW
A
(V W) (500 A)
Absorption
= 500 A
Keterangan:
A = Berat kering pasir (gram) V
= Berat awal pasir (gram) W =
Jumlah air (liter)
Pada umumnya agregat halus, normalnya memiliki nilai berat jenis 2,3
sampai 2,6, sedangkan untuk penyerapan disyaratkan maksimal 5%.
C. Perhitungan Campuran Beton K 175
Komposisi yang dapat digunakan untuk campuran dengan perbandingan
tersebut ialah 326 kg semen, 760 kg pasir, dan 1029 kg kerikil, dengan w/c
ratio sebesar 0,66, sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel komposisi campuran beton dengan berbagai mutu
II.
Pelaksanaan Pengecoran :