Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISA KASUS
Pada kasus ini, dilaporkan seorang laki-laki, usia 23 tahun, datang dengan keluhan
mata kanan merah, perih, berair dan kadang silau sejak 1 minggu SMRS. 1 bulan SMRS
pasien menggali kuburan, setelah pulang dari pekerjaan itu pasien mengaku mata kanannya
terasa gatal kemudian pasien menggosok mata dengan tangannya. Semakin lama mata pasien
menjadi perih dan mulai memerah. Di beri obat di puskesmas (pasien tidak ingat nama obat)
tidak ada perbaikan. Pasien bekerja sebagai tani yang kadang kontak dengan debu, ketika
bekerja pasien juga tidak menggunakan kacamata untuk melindungi mata yang masih merah.
1 minggu SMRS pasien mengatakan matanya menjadi kabur, memerah, perih, berair dan
terkadang silau sehingga menggangu penglihatan pasien.
Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pada anamnesis

kasus

keratitis bisa didapatkan adanya keluhan seperti mata terasa perih, gangguan penglihatan,
lakrimasi, fotofobia. Pada pemeriksaan visus pasien ini didapatkan VOD 6/7 dan VOS 6/6.
Dari pemeriksaan status oftalmologis, didapatkan adanya infiltrat berwarna putih pada
mata kanan, kejernihan kornea berkurang, tidak tampak kekeruhan lensa. Refleks cahaya
pada kedua pupil baik, pupil isokor.
Menurut literatur inspeksi pada keratitis dapat terlihat sebagai infiltrat (berisi infiltrat
sel radang, kejernihan kornea berkurang, terjadi supurasi dan ulkus). Keratitis dapat terjadi
pada setiap kelompok usia dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Penyebab keratitis
bermacam-macam, seperti infeksi bakteri, virus maupun jamur (virus herpes simpleks
merupakan penyebab tersering), kekeringan kornea, pajanan cahaya yang terlalu terang,
benda asing, reaksi alergi terhadap kosmetik, debu, polusi atau bahan iritan lainnya,
kekurangan vitamin A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik Kasus ini juga
didukung dengan adanya faktor resiko yaitu adanya riwayat pasien kontak dengan debu dan
ketika bekerja pasien tidak menggunakan kaca mata untuk melindungi mata yang masih
merah sebelumnya.
Adapun pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah
pemeriksaan Slit Lamp. Pada pemeriksaan untuk mata kanan didapatkan injeksi siliar pada
konjungtiva, terdapat beberapa infiltrat halus berbentuk bulat seperti koin pada kornea. Dari
pemeriksaan ini maka dapat ditegakkan diagnosis Keratitis Numularis.
29

Terapi atau penatalaksanaan berdasarkan literatur tidak ada pengobatan yang spesifik
terhadap penyakit ini. Obat-obatan hanya diberikan untuk mencegah infeksi sekunder. Lokal
diberikan sulfas atropin tiga kali sehari satu tetes, disertai salep antibiotika yang dapat
dikombinasi dengan kortikosteroid.
Untuk prognosis pada kasus ini adalah baik. Diagnosis awal dan terapi tepat dapat
membantu mengurangi kejadian hilangnya penglihatan. Imunitas tubuh merupakan hal yang
penting dalam kasus ini karena diketahui reaksi imunologik tubuh pasien sendiri yang
memberikan respon terhadap virus ataupun bakteri.

30

Anda mungkin juga menyukai