Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Kerajaan Kutai & Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya

Kali ini sejarah kerajaan kutai & kehidupan masyarakatnya baik itu bidang
ekonomi, sosial, budaya dari Kerajaan Kutai. Sejarah kerajaan Kutai dimulai dari
Sejak abad pertama Masehi, bangsa Indonesia sudah menjalin hubungan dengan
wilayah Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenai tulisan dan kebudayaan
lainnya berdasarkan agama Hindu. Dengan demikian, bangsa Indonesia sudah
mengakhiri zaman Prasejarah dan mulai memasuki zaman Sejarah. Hal ini
dibuktikan bahwa penduduk Nusantara telah meninggalkan peninggalan tertulis.
Banyak peniliti sejarah yang menyatakan bahwa Kerajaan Kutai merupakan
kerajaan tertua di Indonesia.

Peninggalan Sejarah Kerajaan Kutai


Kerajaan Kutai terletak di aliran sungai mahakam, Kalimantan Timur.
Kerajaan Kutai bercorakHindu. Bukti yang mendukung pernyataan itu adalah
ditemukannya tujuh buah yupa pada tahun 1879 dan 1940 didaerah aliran sungai
Mahakam. Yupa adalah sebuah bangunan tugu batu tertulis yang berisi suatu
peringatan upacara berkorban. Yupa tersebut menggunakan huruf Pallawa dan
berbahasa Sansekerta dalam bentuk syair. Huruf Pallawa dan bahasa sanskerta
lazim digunakan oleh kaum bramanan dari India Selatan. Dari Yupa tersebut
diketahui bahwa pada sekitar tahun 400-500 Masehi telah berdiri Kerajaan
Kutai. Yupa tersebut dibuat atas perintah Raja Mulawarman pada upacara kurban
lembu. Dari tulisan itu diketahui bahwa raja yang memerintah ialah Mulawarman,
anak Aswawarman, cucu Kudungga. Aswawarman disebut dengan wamsakerta
artinya
pembentuk
keluarga.
Prasasti lainnya menyebutkan adanya hadiah dari Raja Mulawarman kepada
pendeta ditempat suci bernama Waprakeswara berupa 20.000 ekor lembu sebagai
tanda kebaikan sang raja. Untuk menghormati kebaikan raja tersebut dibuatlah yupa
oleh para brahmana. Bentuk hadiah atau kurban (sedekah) yang besar itu dapat
dianggap sebagai kelengkapan dalam upacara penyucian diri untuk masuk ke dalam
Kasta Brahmana bagi keluarga raja. Upacara semacam itu di India disebut dengan
Vratyastoma.
Agama yang dianut Raja Mulawarman adalah Hindu Syiwa. Hal itu ditunjukkan oleh
salah satu prasastinya yang menyebutkan tempat suci Waprakeswara, yaitu tempat
suci yang selalu disebut berhubungan dengan tiga dewa besar (trimurti) yaitu
Brahma,
Wisnu,
Syiwa.
Kerajaan Kutai mengalami perkembangan yang pesat pada saat itu karena
merupakan tempat yang baik untuk persinggahan kapal-kapal yang menempuh rute
perdagangan melalui Selat Makassar. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya
peninggalan di Sulawesi Selatan berupa Arca Dewi Tara yang biasa dipuja para
pelaut
yang
akan
berlayar.

Perkembangan Kerajaan Kutai selanjutnya tidak


keterbatasan sumber tertulis yang berupa prasasti.

banyak

diketahui

karena

Kehidupan Masyarakat Pada Masa Kerajaan Kutai


a. Bidang Ekonomi. Kerajaan Kutai terletak di aliran SUngai Mahakam,
Kalimantan Timur. Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai didukung oleh
perdagangan dan pelayaran di sepanjang Sungai Mahakam. Sektor pertanian
dijadikan sebagai bahan dalam menentukan kondisi perdagangan. Letak
Kerajaan Kutai yang sangat strategis berada pada jalur pelayaran di Selat
Makassar tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi
masyarakat
khususnya
bidang
perdagangan.
b. Bidang Sosial. Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kutai menunjukkan
bahwa masyarakat Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India, terutama
kalangan keluarga kerajaan. Pada dasarnya, sebagian masyarakat Kutai
menerima unsur budaya yang datang dari India. Meskipun begitu, sebagian
besar rakyat Kutai masih berpegang kepada kepercayaan warisan leluhurnya.
Unsur-unsur budaya India yang masuk tersebut disesuaikan dengan tradisi
bangsa
Indonesia
sendiri.
c. Bidang Budaya. Prasasti berbentuk Yuoa merupakan ciri khas
peninggalan kebudayaan Kerajaan Kutai. Penggunaan huruf Pallawa
menunjukkan adanya pengaruh India Selatan dalam penulisan pada prasasti
berbentuk Yupa tersebut. Perlu diingat bahwa yupa merupakan bentuk
kelanjutan dari kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman
Megalitikum. Yupa merupakan perkembangan dari bentuk menhir yang
berfungsi sebagai tempat untuk memuja roh nenek moyang. Yupa
diperkirakan sebagai tempat untuk mengikat korban yang akan
dipersembahkan kepada para dewa.

Sejarah Kerajaan Tarumanegara & Kehidupan Ekonomi, Sosial,


Budaya
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang telah ditemukan seperti prasasti, berita
dari China, dan benda-benda peninggalan lainnya, beberapa ahli telah
memperkirakan tentang bagaimana sejarah kerajaan tarumanegara di masa lalu,
mulai dari sistem pemerintahan, kehidupan politik, kehidupan sosial-budaya,
kehidupan ekonomi, dan keagamaannya. Berikut ini, kita akan membahas sejarah
Kerajaan Tarumanegara tersebut secara lebih detail sesuai dengan pendapat para
ahli.

Sistem Pemerintahan dan Kehidupan Politik


Berdasarkan pesan yang tersurat pada Prasasti Tugu dan beberapa prasasti
lain, diketahui bahwa Raja Purnawarman adalah raja besar yang dinyatakan cukup
berhasil dalam kepemimpinannya. Ya, Prasasti Tugu menyatakan bahwa raja
Purnawarman telah membangun sebuah sungai untuk irigasi dan pencegahan banjir
itu tentu mencerminkan raja Kerajaan Tarumanegara satu ini sangat memperhatikan
kesejahteraan rakyatnya.

Sistem pemerintahan dan kehidupan politik


Kerajaan Tarumanegara juga diceritakan dalam Prasasti Pasir Muara. Dalam
Prasasti tersebut diketahui bahwa pada tahun 536 M telah terjadi pengembalian

pemerintahan dari Tarumanegara ke Kerajaan Sunda. Di tahun tersebut, raja


kerajaan Tarumanegara yang berkuasa adalah Suryawarman (raja ke-7). Untuk
mengetahui bagaimana sistem pemerintahan Kerajaan Tarumanegara secara lebih
detail, Anda bisa mengunjungi link ini.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Tarumanegara


Kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara diketahui dari adanya sumber
sejarah, baik yang berupa prasasti atau dari berita-berita Cina. Berdasarkan Prasasti
Tugu yang menceritakan pembangunan Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru
dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman misalnya, diperoleh gambaran
bahwa masyarakat kerajaan Tarumanegara mengandalkan sektor pertanian sebagai
mata pencaharian utama.

Gambaran pendapat sejarah Kerajaan Tarumanegara dalam kehidupan ekonomi


tersebut diperkuat pula oleh berita dari Fa-Hien. Pedagang China tersebut menyebut
dalam buku catatannya jika dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat
Kerajaan Tarumanegara bekerja sebagai petani, peternak, dan pemburu binatang.
Selain itu, perdagangan juga menjadi sektor penting dalam kehidupan ekonomi
Kerajaan Tarumanegara. Perdagangan cula badak, perak, dan kulit penyu telah
dilakukan pada masa itu.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Keagamaan Terkait dengan kehidupan sosial.


Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu telah memegang penting
dalam sejarah kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu antara lain dikenalnya sistem
dewa-dewi, mitologi, bahasa dan sastra, serta upacara-upacara keagamaan. Salah
satu bukti pengaruh ini bisa kita temukan pada isi prasasti Kebon Kopi I. Dalam
prasasti ini dua kaki gajah Airwata terpahat dengan sangat jelas. Gajah Airwata
sendiri dalam mitologi Hindu dikenal sebagai gajah tunggangan Batara Indra. Nama
gajah ini dalam prasasti tersebut juga telah dijadikan sebagai nama gajah perang
milik Raja Purnawarman. Demikianlah sedikit pemaparan mengenai sistem
pemerintahan, kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan Kerajaan
Tarumanegara. Semoga bisa memberi sedikit gambaran mengenai sejarah kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Hindu pertama di Pulau Jawa.

Anda mungkin juga menyukai