Pengaruh Faktor Resiko Akne Vulgaris Terhadap Mahasiswa
Pengaruh Faktor Resiko Akne Vulgaris Terhadap Mahasiswa
Disember 2016
PENDAHULUAN
Menurut Bhate K dan Williams HC
(2013), Akne Vulgaris adalah penyakit
peradangan kronis dari unit polisebasea
merangkumi folikel rambut dan kelenjar sebasea
yang ditandai dengan lesi non inflamasi yaitu
komedo terbuka dan komedo tertutup atau lesi
inflamasi yaitu papula dan pustul. Dalam
penelitian tersebut dikatakan derajat akne
vugaris mempengaruhi dewasa muda sekitar
20% sedangkan pada derajat parah ianya
berhubungan dengan masa pubertas individu
tersebut.
Pada catatan studi menurut Dermatologi
Kosmetika Indonesia pula telah menunjukkan
bahwa pada tahun 2006 terdapat 60% penderita
akne vulgaris diikuti pada 2007 sebanyak 80%
penderita dan 90% penderita pada tahun 2009
(Tjekyan, 2008). Data rekam medis yang
didapatkan dari RSUP Wahidin Sudirohusodo
Makassar pula menunjukkan angka kunjungan
penderita akne vulgaris pada tahun 2008 sebesar
7,8% dari seluruh kunjungan di Poliklinik Kulit
dan Kelamin. Manakala data rekam medis di
beberapa rumah sakit di Indonesia pada tahun
2008, didapatkan kunjungan penderita akne
vulgaris berat yang cukup tinggi antara di
beberapa rumah sakit di Indonesia antara lain di
RSUP Wahidin Sudirohusodo terdapat 21% dari
seluruh kunjungan penderita akne vulgaris, di
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang terdapat 6%
dari seluruh kunjungan penderita akne vulgaris
dan di RS Dr. Sardjito Yogyakarta terdapat 9%
dari seluruh kunjungan penderita akne vulgaris
(Anis, 2013). Pelbagai faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan akne vulgaris
seperti faktor genetik, faktor endokrin
(androgen, pituitary sebotropic), faktor
makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor
psikis, faktor musim, faktor stres, infeksi bakteri
(Propionibacterium acnes), kosmetika, dan
bahan kimia lain (Zaenglein, 2008).
Meskipun
Akne
vulgaris
tidak
menyebabkan morbiditas berat atau cacat fisik
namun
tetap
dipertimbangkan
pada
konsikuensinya dari segi psikologis dan juga
Disember 2016
Umur
Remaja (19-20 tahun)
Dewasa awal (21-25
tahun)
Total
73
46.2
53.8
93
100
60
Jumlah
43
50
Riwayat
Keluarga
dengan
akne
vulgaris
Tidak
ada
Ada
Total
40
20
20
0
Ada
Tidak
24
23
23
23
25.8
24.7
24.7
24.7
Total
93
100
Akne (-)
Akne (+)
12
66.7
33.3
8
20
10.7
21.5
67
73
89.3
78.5
P
(0.05)
0.000
Membersihkan
wajah secara
teratur dengan
sabun
Mencuci wajah
sebelum tidur
setiap malam
Menyentuh
jerawat secara
langsung dengan
tangan
Tidak
pernah
N
(%)
Sering
N
(%)
Akne (-)
Kadangkadang
N
(%)
15
(24.6%)
5
(17.2%)
12
(26.1%)
10
(27.8%)
Sering
Tidak
pernah
N
(%)
P
(0.05)
N
(%)
Akne (+)
Kadangkadang
N
(%)
0
(0.0%)
46
(75.4%)
24
(82.8%)
3
(100 %)
0.478
8
(19.0%)
0
(0.0%)
34
(81.0%)
34
(81.0%)
5
(100%)
6
(12.2%)
4
(50.0%)
26
(72.2%)
43
(87.8%)
4
(50.0%)
0.351
0.028
Disember 2016
Tabel 5. Hubungan kekerapan membersihkan wajah dengan sabun terhadap akne vulgaris.
Riwayat
kebersihan diri
Kekerapan
membersihkan
wajah dengan
sabun
<3kali/
hari
N
(%)
4
(8.9%)
Akne (-)
3kali/
hari
N
(%)
11
(32.4%)
>3kali/
hari
N
(%)
<3kali/
hari
N
(%)
Akne (+)
3kali/
hari
N
(%)
5
(35.7%)
41
(91.1%)
23
(67.6%)
>3kali/
hari
N
(%)
P
(0.05)
9
(64.3%)
0.016
Gorengan
Kacangkacangan
Keju
Coklat
Minuman Soda
N
(%)
8
(21.6%)
6
(33.3%)
3
(11.1%)
8 (21.1%)
0
(00.0%)
Akne (-)
Kadangkadang
N
(%)
12
(22.2%)
12
(19.7%)
Tidak
pernah
N
(%)
0
(0.0%)
2
(14.3%)
17
(27.9%)
10
(19.2%)
16
(26.2%)
0
(00.0%)
2
(66.7%)
4
(16.7%)
N
(%)
29
(78.4%)
12
(66.7%)
Akne (+)
Kadangkadang
N
(%)
42
(77.8%)
49
(80.3%)
Tidak
pernah
N
(%)
2
(100%)
12
(85.7%)
24
(88.9%)
30
(78.9%)
8
(100%)
44
(72.1%)
42
(80.8%)
45
(73.8%)
5
(100%)
1
(33.3%)
20
(83.3%)
Sering
P
(0.05)
0.754
0.360
0.102
0.150
0.189
Disember 2016
Tabel 7. Hubungan riwayat siklus menstruasi yang teratur terhadap akne vulgaris
47
50
40
30
20
10
9
2
Ya
Tidak
Berjerawat
Tidak Pasti
Tidak Berjerawat
N
(%)
5
(10.9%)
Akne (-)
Kadangkadang
N
(%)
3
(25.0%)
Tidak
pernah
N
(%)
5
(0.0%)
3
(7.5%)
4
(26.7%)
1
(7.1%)
9
(20.0%)
Sering
N
(%)
41
(89.1%)
Akne (+)
Kadangkadang
N
(%)
9
(75.0%)
Tidak
pernah
N
(%)
7
(58.3%)
6
(40.0%)
37
(92.5%)
11
(73.3%)
9
(60.0%)
0.015
3
(27.3%)
13
(92.9%)
36
(80.0%)
8
(72.7%)
0.402
Sering
P
(0.05)
0.041
Tabel 9. Hubungan jerawat yang timbul selama siklus menstruasi terhadap kejadian akne vulgaris
Riwayat
perubahan
hormon
Jerawat yang
timbul selama
siklus
menstruasi
< 5 lesi
Akne (-)
> 5 lesi
< 5 lesi
Akne (+)
> 5 lesi
N
(%)
Tidak
pasti
N
(%)
N
(%)
N
(%)
8
(19.0%)
0
(0.0%)
5
(27.8%)
34
(81.0%)
P
(0.05)
N
(%)
Tidak
pasti
N
(%)
10
(100%)
13
(72.2%)
0.192
Disember 2016
N
(%)
4
(13.3%)
2
(8.0%)
Menyentuh
jerawat
Memencet
jerawat
Menggaruk
kulit wajah
Menggosok
kulit wajah
Membersih
wajah dengan
pembersih
mengandung
skrub
1
(8.3%)
5 (11.4%)
1
(10.0%)
Akne (-)
Kadangkadang
N
(%)
12
(21.8%)
10
(20.8%)
Tidak
pernah
N
(%)
4
(50.0%)
8
(40.0%)
9
(17.3%)
9
(26.5%)
14
(24.1%)
10
(34.5%)
6
(40.0%)
5
(20.0%)
N
(%)
26
(86.7%)
23
(92.0%)
Akne (+)
Kadangkadang
N
(%)
43
(78.2%)
38
(79.2%)
Tidak
pernah
N
(%)
4
(50.0%)
12
(60.0%)
11
(91.7%)
39
(88.6%)
9
(90.0%)
43
(82.7%)
25
(73.5%)
44
(75.9%)
19
(65.5%)
9
(60.0%)
20
(80.0%)
Sering
P
(0.05)
0.081
0.034
0.097
0.045
0.590
11
< 16
(%)
(33.3%)
Akne (+)
> 16
(%)
(15.0%)
22
< 16
(%)
(66.7%)
51
> 16
(%)
(85.0%)
P
(0.05)
0.040
Disember 2016
Disember 2016
Berbagai
penelitian
menyebutkan
bahwa saat ini belum ada bukti makanan
tersebut dapat langsung menyebabkan akne.
Makanan tersebut dapat mempengaruhi
metabolism tubuh sehingga mengaktifkan
kelenjar polisebasea untuk menghasilkan sebum
dan bila terjadi penyumbatan pada folikelnya
maka dapat menjadi awal dari akne, namun
metabolisme setiap individu itu berbeda-beda
sehingga reaksi yang terjadi pada kelenjar
polisebasea juga tidak sama pada setiap individu
(Tjekyan, 2008). Menurut Anis (2013),
ditemukan adanya hubungan yang signifikan
terhadap konsumsi minuman soda dan coklat
terhadap kejadian akne vulgaris di dalam
penelitian yang dilakukan oleh Munawar Z dkk.
Namun hasil dari penelitian ini tidak bersesuaian
dengan penilitian Munawar Z dkk. Hasil korelasi
kelima-lima makanan menunjukkan tidak ada
hubungan bermakna antara diet dan juga
kejadian akne vulgaris dimana gorengan p =
0.754, kacang-kacangan p = 0.360, keju p =
0.102, coklat p = 0.150 dan juga minuman soda p
= 0.189.
Pada tabel 7, mayoritas responden
perempuan mempunyai siklus menstruasi yang
teratur setiap bulan sebanyak 56 orang (80%),
pada responden yang mengalami keluhan akne
vulgaris sebanyak 47 orang (83.9%) dan
responden yang tidak mempunyai keluhan akne
vulgaris sebanyak 9 orang (81.8%). Hasil uji Chisquare didapatkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara siklus mentsruasi dengan
kejadian akne vulgaris pada responden
(p=0.090). Hal ini bersesuaian dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ghodsi et al (2009) yang
menyatakan bahwa siklus menstruasi yang
teratur tidak memiliki hubungan yang bermakna
terhadap kejadian akne vulgaris. Pada tabel 8,
mayoritas responden perempuan sering
mengalami kejadian akne vulgaris seminggu
sebelum menstruasi sebanyak 46 orang (65.7%).
Namun, didapatkan juga sebanyak 40 responden
(57.1%) yang menderita akne vulgaris saat
menstruasi. Berdasarkan hasil uji Chi-square,
didapatkan ada hubungan yang bermakna
antara riwayat perubahan hormon dengan
Disember 2016
Disember 2016