Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Perusahaan pertanian adalah sebuah perusahaan yang mengolah

dan

memanfaatkan tanah agar menjadi lahan yang berguna untuk memebnuhi kebutuhan.
Peternakan merupakan salah satu dari subsektor pertanian. Produksi hasil peternakan
berupa daging, susu, dan telur. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah untuk
menghasilkan suatu barang dan jasa agar mendapatkan keuntungan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi suatu perusahaan adalah semua yang digunakan untuk kegiatan
produksi atau kegiatan usaha peternakan seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia, skill, teknologi dan modal.
Tujuan praktikum Ekonomi Perusahaan Pertanian adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bentuk-bentuk perusahaan, mengetahui perhitungan laba rugi usaha dan
dapat menganalisis suatu usaha. Manfaat praktikum adalah agar mahasiswa lebih
mengetahui mengenal dan paham mengenai perusahaan pertanian berdasarkan
pengelolaan keuangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Perusahaan Pertanian
Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar

seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau
jasa (output). Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu
memaksimalkan laba. Dalam mencapai tujuan perusahaan memiliki dua fungsi yaitu
fungsi operasi dan fungsi managemen (Fuad et al., 2000). Perusahan juga memiliki
fungsi selain operasi dan managemen adalah pemasaran dan keuangan (Herjanto, 2008).
2.2.

Investasi

................................................................
2.3.

Biaya Produksi
Biaya adalah jumlah total pembayaran yang dilakukan perusahaan atau

perseorangan untuk pengadaan faktor-faktor produksi, bahan-bahan baku dan jasa-jasa


yang dibutuhkan perusahaan tersebut (Wirasasmitaetal.,2002). Biaya menentukan
pengeluaran untuk menghasilkan dan mendapatkan sejumlah barang (Ahman, 2007).
2.3.1. Biaya tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak
dipengaruhi perubahan volume atau aktivitas sampai kegiatan tertentu (Mulyadi,2005).
Biaya tetap adalah biaya untuk mesin, peralatan, upah, gaji tetap untuk tenaga kerja
(Case dan Ray 2007).

2.3.2.

Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya sampai batas tertentu berubah-

ubah secara proporsional (Kuswandi, 2005). Biaya variabel adalah keseluruhan biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya dan
dapat diartikan sebagai biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi yang
biasanya terjadi pada jangka panjang (Tohar, 2000).
2.4.

Pendapatan
Pengertian pendapatan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu dalam arti rill dan

dalam arti jumlah uang. Pengertian secara rill, pendapatan adalah nilai jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dalah periode tertentu, sedangkan dalam arti
jumlah uang, pendapatan adalah penerimaan (Tohar, 2000). Pendapatan merupakan
pemasukan perusahaan dari semua penjualan meliputi barang atau jasa. Peningkatan
jumlah aktiva dari penjualan barang dan jasa (Fuad et al., 2000).
2.5.

Neraca Keuangan
Neraca adalah ringkasan posisi keuangan pada tanggal tertentu yang

menunjukkan aktivita dengan total kewajiban di tambah equitas pemilik (Kasmir,2010).


Neraca menunjukkan kondisi keuangan yang menggambarkan kondisi finansial
perusahaan pada waktu tertentu tentang aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham
perusahaan (Tandelilin et al., 2014).
2.5.1. Aktiva

................................................................................................
2.5.2. Pasiva
................................................................................................
2.5.3. Pajak Perusahaan
................................................................................................
2.6.

Likuiditas dan Solvabilitas


Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio likuiditas adalah untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha)
maupun dalam perusahaan (likuiditas perusahaan) (Kasmir, 2010). Likuiditas meliputi
Aktiva lancar dibagi kewajiban lancar (CA/CL), modal kerja (aktiva lancar-kewajiban
lancar) dibagi total aktiva (WC/TA), aktiva lancar dibagi total aktiva (CA/TA), aktiva
tetap bersih dibagi total aktiva (NFA/TA) (Sholihin, 2010).
Solvabilitas adalah kemampuan untuk membayar utang jangka panjang baik
utang pokok maupun bunganya. Tujuan dari solvabilitas adalah menandakan adanya
tingkat solvabilitas permodalan yang digunakan suatu perusahaan (Margaretha, 2010).
Solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang yaitu seberapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Kasmir, 2010).

2.7.

Rentabilitas
Rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin besar tingkat keuntungan yang


dihasilkan menunjukkan semakin baik pihak manajemen dalam mengelola perusahaan
(Anyetal., 2012). Rentabilitas dapat dihitung dengan cara membandingkan laba usaha
bersih selama satu tahun dengan jumlah moda seluruh atau dengan jumlah modal sendiri
(Gilarso, 2003).
2.8.

Break Event Point (BEP)


BEP merupakan keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak

memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Perusahaan akan mencapai
keadaan BEP apabila total penerimaan sama dengan total biaya (Wicaksono, 2007).
Manfaat melakukan analisis BEP adalah sebagai sarana merencanakan laba, alat
pengendalian operasi dan sebagai pertimbangan dalam menentukan harga jual
(Kuswandi 2005).
2.9.

Return On Investment and Payback Periode (PP)


Return on Investment atau tingkat pengembalian investasi menunjukkan tingkat

kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk


menghasilkan keuntungan netto (Riyanto, 2001). Semakin tinggi nilai return on
investment semakin baik keadaan suatu perusahaan return on investment merupakan

rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari
nilai aktiva (Harahap, 2008).
Payback Period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang
ditanamkan dapat kembali (Rangkuti, 2010). Payback period sebagai alat analisis sering
digunakan karena mudah untuk menerapkan dan mudah dipahami bagi kebanyakan
orang, terlepas dari pelatihan akademis atau bidang usaha (Kasmir, 2010).

BAB III

MATERI DAN METODE


3.1.

Materi
Praktikum Ekonomi Perusahaan Pertanian dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Mei

2015 pukul 10.00 - 12.00 WIB di Peternakan Kelinci........., Desa Wujil RT 1 RW 1 Kec.
Bergas, Semarang.
3.2.

Metode
Metode yang dilkukan adalah melakukan observasi seperti mewawancarai

pemilik peternakan kelinci........................bapak...


3.3.

Metode Analisis Data

3.3.1. Likuiditas
Menentukan likuiditas dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Likuiditas= Aktiva Lancar
Hutang Lancar
3.3.2. Solvabilitas
Menentukan solvabilitas dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Solvabilitas = total aktiva
Total hutang
3.3.3. Rentabilitas
Mencari besarnya rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri dapat
digunakan rumus berikut:
Rentabilitas Ekonomi (RE) =

EBIT x 100%
MS+MA

Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) = EATx 100%


MS
EBIT = Earning Before Interest and Taxes (Laba Kotor)
EAT = Earning After Taxes (Laba Bersih)
MA = Modal Asing
MS = Modal Sendiri
3.3.4. Return on Invesment (ROI)
Mencari Return on Invesment dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

EAT
Return On Investment

Modal yang diinvestasikan

X 100%
ROI

Return

Investment
3.3.5. Payback Period (PP)
Menentukan payback period dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Payback Period = Jumlah Investasi x
Aliran Kas Bersih
3.3.6. Break Even Point (BEP)

BEP unit

BEP rupiah =
Keterangan :

12 (bulan)

On

FC = Biaya tetap
P = Harga jual/unit
VC = Biaya variabel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Perusahaan

Peternakan kelinci merupakan salah satu usaha beternak yang didirikan pada
tahun ..... yang bergerak di bidang peternakan dengan membudidayakan kelinci.
Perusahaan ini berlokasi di Jalan .................... Peternakan kelinci ini dilakukan oleh
mantan pekerja bengkel motor bernama ...... lahir di ...., tanggal bulan tahun . Bapak
Ngadiman merupakan lulusan SLTA yang bekerja di bengkel motor di daerah Ungaran.
Bapak dua anak ini mendapatkan inspirasi untuk mendirikan peternakan kelinci ini
melalui informasi yang diperoleh dari temannya yang terlebih dahulu sukses beternak
kelinci. Setelah beberapa bulan beliau mencoba membudidayakan kelinci di pekarangan
belakang rumah dengan modal uang satu juta rupiah. Seiring berkembangnya waktu
kelinci tersebut semakin berkembang banyak. Setelah beberapa kali panen dan
mendapatkan keuntungan yang lumayan besar Pak Ngadiman memutuskan untuk
berhenti bekerja dan lebih berkonsentrasi pada beternak kelinci.
Beternak Kelinci memiliki banyak peluang di pasaran karena permintaanya yang
banyak tetapi masih sedikit produksinya, selain itu harga kelinci di pasaran yang relatif
mahal karena kelinci dapat dijadikan hewan peliharaan dan hewan potong. Peminat
kelinci juga relatif banyak bukan hanya sekedar di pelihara, kelinci juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan olahan seperti sate kelinci. Ternak kelinci
merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin
dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Menyadari bahwa beternak kelinci
banyak memiliki banyak manfaat sehingga banyak peminatnya dan harganya yang
relatif mahal di pasaran setra biaya produksi yang relatif rendah, Perusahaan kelinci
berusaha memenuhi permintaan konsumen akan kebutuhan kelinci untuk peliharaan

dan untuk dikonsumsi dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas produk serta
kepuasan konsumen.

4.2. Investasi dan Penyusutan Perusahaan


Berdasarkan hasil praktikum pengamatan investasi dan penyusutan perusahaan
diperoleh hasil :
Tabel 1. Investasi dan Penyusutan Perusahaan
Penyusuta
n/th
(periode 5
bulan)

N
o

Nama
Barang

Jumlah
(unit)

Luas
(m2)

Harga
(Rupiah)

Nilai
Investasi

Daya
Tahan
(tahun)

Kandang

56

1.450.000

8.700.000

725.000

Lahan

96

200.000

19.200.000

Kendaraan

15.000.
000

15.000.000

3.000.000

Sumber : Data Primer Praktikum, 2015.


Hasil praktikum diperoleh bahwa penyusutan kandang/th sebesar Rp. 725.000,-,
penyusutan lahan sebesar 0, penyusutan kendaraan sebesar Rp. 3000.000,- dan total
investasi sebesar Rp 39. 175.000,-. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiri (2009)
penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset
selama umur manfaatnya.
4.3. Biaya Produksi Perusahaan
Berdasarkan hasil praktikum pengamatan biaya produksi perusahaan
diperoleh hasil bahwa total biaya pakan dalam periode 3 bulan sebesar Rp.960.132,-,

biaya bibit sebesar Rp 915.000,-, biaya obat sebesar 8.000/5ml, biaya angkut sebesar
Rp.120.000,- dan total biaya produksinya sebesar Rp. 2003132,-. Hal ini sesuai dengan
pendapat Wirasasmita (2002) Biaya adalah jumlah total pembayaran yang dilakukan
perusahaan atau perseorangan untuk pengadaan faktor-faktor produksi, bahan-bahan
baku dan jasa-jasa yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Biaya menentukan
pengeluaran untuk menghasilkan dan mendapatkan sejumlah barang Ahman (2007).

4.4. Pendapatan Perusahaan


Berdasarkan hasil praktikum pengamatan pendapatan perusahaan diperoleh hasil
bahwa pendapatan perusahaan penjualan kelinci sebesar Rp. 5.431.868,-. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fuad et al., (2000) pendapatan merupakan pemasukan perusahaan dari
semua penjualan meliputi barang atau jasa. Peningkatan jumlah aktiva dari penjualan
barang dan jasa.

4.5. Penentuan Harga Pokok Produksi


4.6. Neraca Keuangan Perusahaan

4.7. Return On Investment

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan return on investment diperoleh hasil


bahwa pada perusahaan ternak kelinci menunjukkan 16%. Perhitungan return on
investment dilakukan dengan cara laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syafri (2008) yang menyatakan bahwa perusahaan
Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva. Syamsuddin (2009) menambahkan
bahwa semakin tinggi nilai return on investment semakin baik suatu perusahaan.
Perhitungan return on investment dimaksudkan untuk mengetahui laba bersih.

4.8. Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Perusahaan


Berdasarkan hasil praktikum pengamatan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas
perusahaan diperoleh hasil bahwa hasil dari likuiditas

4.9. Payback Period (PP) Perusahaan


Berdasarkan hasil praktikum pengamatan payback period (PP) perusahaan
diperoleh hasil bahwa perusahaan menunjukkan hasil sebesar

Anda mungkin juga menyukai