Anda di halaman 1dari 6

EMBRYONIK STEM CELL DAN PENGGUNAANNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Umum

Disusun Oleh :

Sadikun
D131140004

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIA


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNNIVERSITAS SEMARANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Teknik kultur sel dan kultur jaringan memungkinkan kita mempelajari perilaku sel

secara in vitro. Kondisi lingkungan normal disimulasikan dalam suatu media tumbuh yang
mengandung bahan kimia, faktor pertumbuhan, dan komponen serum. Selsel yang akan
ditumbuhkan dapat dikoleksi dari jaringan baik secara enzimatis maupun mekanis,
disuspensikan dan diisolasi dalam media kultur. Sel normal secara genetis mempunyai masa
hidup yang terbatas, namun sel-sel yang mengalami transformasi seperti yang dijumpai pada
sel tumor atau kanker dapat menjadi sel yang dapat tumbuh dan berkembang (membelah atau
memperbanyak diri) tanpa terkontrol serta mempunyai masa hidup yang lebih lama.
Pada dekade terakhir perhatian dan penelitian dalam bidang sel punca (stem cells)
mengalami kemajuan yang amat pesat. Para peneliti menggunakan sel punca untuk
mengetahui dan mempelajari proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh manusia
serta patogenesis penyakit-penyakit yang diderita. Disamping itu penggunaan sel punca
dalam perngobatan penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik
secara konservatif maupun operatif khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya
seperti trauma, keganasan dan sebagainya juga meningkat pesat. Dalam bidang farmakologi
para peneliti juga menggunakan sel punca untuk menguji obat-obat baru. Tentu saja
penggunaan sel punca dalam bidang penelitian dan pengobatan penyakit ini tidak terlepas
dari potensi nilai bisnis yang akan diraih manakala sel punca ini sudah dapat digunakan untuk
mengobati penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan pada manusia.
Dewasa ini banyak penelitian yang mengkultur stem cell untuk mendapatkan sel-sel
yang dapat iarahkan diferensiasinyaUraian dibawah ini akan membahas tentang pengertian,
aspek biomedik dan potensi penggunaannya di klinik serta masalah etik yang
membayanginya.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa devinisi dari embryonic steam cell?
2. Bagaimana sifat-sifat dari embryonic steam cell?
3. Apa saja kegunaan dari embryonic steam cell?

1.3.

Tujuan
1. Memahami definisi dari embryonic steam cell.
2. Memahami sifat-sifat embryonic steam cell
3. Mengetahui kegunaan atau aplikasi dari embryonic steam cell

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stem cell adalah sel-sel yang belum berdiferensiasi, dapat berproliferasi, dan dapat
diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel dengan fungsi khusus. Penelitian di
bidang medis banyak memfokuskan aplikasi stem cell untuk penyakit degeneratif.
Kepentingan tersebut didasarkan untuk menemukan sumber jaringan baru sebagai usaha
untuk memperbarui jaringan atau organ manusia yang rusak. Beberapa penyakit yang telah
dilaporkan dapat diterapi menggunakan stem cell pada mencit dan hewan laboratorium
lainnya antara lain Parkinson, hati, diabetes, spinal cord injury, jantung, dan Alzheimer.
Embryonic stem cell berasal dari embrio yang berada dalam stadium blastosis. Di dalam
blastosis terdapat beberapa sel

yang letaknya mengumpul di satu sisi. Sel-sel tersebut

dinamakan inner cell mass (ICM ICM memiliki beberapa sifat antara lain mampu melakukan
pembelahan untuk proliferasi dan kapasitas untuk berdiferensiasi menjadi tipe sel lain.
Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu 1). Differentiate yaitu kemampuan untuk
berdifferensiasi menjadi sel lain. Sel Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel
yang khas (spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan
lain-lai. 2). Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau
meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel yang persis sama
dengan dirinya melalui pembelahan sel.
Berdasarkan pada kemampuannya untuk berdifferensiasi sel punca dikelompokkan
menjadi
1. Totipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang
termasuk dalam sel punca totipoten adalah zigot dan morula. Karenanya sel punca
kelompok ini mempunyai kemampuan untuk membentuk satu individu yang utuh.
2. Pluripoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan

ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk sel punca pluripoten
adalah sel punca embrionik (embryonic stem cells).
3. Multipoten yaitu sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel
misalnya sel punca hemopoetik (hemopoetic stem cells) yang terdapat pada sumsum
tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel
yang terdapat di dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya
adalah sel punca saraf (neural stem cells) yang mempunyai kemampuan
berdifferensiasi menjadi sel saraf dan sel glia.
4. Unipotent yaitu sel punca yang hanya dapat berdifferensiasi menjadi 1 jenis sel.
Berbeda dengan non sel punca, sel punca mempunyai sifat masih dapat
memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self renew) Contohnya
erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah.

BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1.

Devinisi Embryonic Steam Cell

Sel punca embrionik (embryonic stem cells) adalah sel yang diambil dari inner cell mass
(suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastokista) embrio berumur 5 hari dan terdiri
dari 100 sel. Sel ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus menerus dalam
media kultur optimal dan dalam keadaan tertentu dapat diarahkan untuk berdifferensiasi
menjadi berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan
sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk transplantasi jaringan yang rusak.
Embryonic stem cell berasal dari embrio yang berada dalam tadium blastosis. Di dalam
blastosis terdapat beberapa sel yang letaknya mengumpul di satu sisi. Sel-sel tersebut
dinamakan inner cell mass (ICM). Inner cell mass ini mempunyai kemampuan untuk menjadi
berbagai jaringan embrio dan tubuh kecuali membentuk plasenta. Inner cell mass ini disebut
sel pluripotent karena dapat berkembang lebih lanjut menjadi berbagai jaringan dan organ
tubuh.
4.2.

Sifat-Sifat Khusus Embryonic Steam Cell

Sel punca embrionik (Embryonic Stem Cell) mempunyai sifat sebagai berikut

1. pluripoten, artinya sel punca ini mempunyai kemampuan berdifferensiasi menjadi selsel yang merupakan turunan dari 3 lapis germinal, tetapi tidak dapat membentuk
membran embrio (tali pusat dan plasenta)
2. immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri ratusan
kali pada media kultur. Mereka merupakan sumber sel-sel yang belum
berdifferensiasi. Sel punca embrionik dulu dipikirkan dapat memperbanyak diri
sendiri secara tak terbatas, tetapi kini diketahui bahwa usia dan perbanyakan diri
sendiri sel-sel stem juga ada batasnya. Hal ini disebabkan karena terjadinya mutasi
pada gen-gen pada sel stem yang diakibatkan karena pengaruh nutrisi dalam medium
kultur.
3. mempunyai karyotipe yang normal
4. dapat bersifat tumorigenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak
berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker
5. selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya rejeksi
imunitas. Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan
metoda somatic cell nuclear transfer atau terapi kloning.

4.3.

Aplikasi dan Penggunaan Embryonic Steam Cell

Stem cells dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun pengobatan.
Adapun penggunaan kultur stem cells adalah sebagai berikut
1. Terapi gen
Stem cells khususnya hematopoetic stem cells digunakan sebagai pembawa transgen
kedalam tubuh pasien dan selanjutnya dilacak apakah jejaknya apakah stem cells ini
berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Adanya sifat self renewing
pada stem cell menyebabkan pemberian stem cells yang mengandung transgen tidak
perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu hematopoetic stem cells juga dapat
berdifferensiasi menjadi bermacam-macam sel sehingga transgen tersebut dapat
menetap diberbagai macam sel.
2. Penelitian untuk mempelajari proses-proses biologis yang terjadi pada organisma
termasuk perkembangan organisma dan perkembangan kanker
3. Penelitian untuk menemukan dan mengembangkan obat-obat baru terutama untuk
mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan

4. Terapi sel (cell based therapy)


Stem cell dapat hidup diluar tubuh manusia, misalnya di cawan Petri. Sifat ini dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi pada stem cells yang akan ditransplantasikan
ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu tanpa mengganggu
organ tubuh. Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada
organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells ini adalah 1). Mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau organ
tubuh pasien 2). Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera
tertentu dengan sel-sel baru yang ditranspalantasikan.
Contoh penggunaan stem cell embrionik untuk penyembuhan penyakit :
1. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula spinalis
(spinal cord). Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang hilang dengan cara
melakukan remielinisasi . Percobaan dengan sel punca embrionik tikus dapat
menghasilkan oligodendrosit yang kemudian dapat menyebabkan remielinisasi akson
yang rusak
2. Penggunaan sel punca pada penyakit stroke. Pada penyakit stroke dicoba untuk
menggunakan sel punca mesenkim (mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum
tulang autolog. Pemberian MSC intravenous akan mengurangi terjadinya apoptosis
dan menyebabkan proliferasi sel endogen setelah terjadinya stroke
3. Penggunaan sel punca pada infark miokardium. Embryonic stem cells dapat
menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru.

DAFTAR PUSTAKA
Aulia J Ahmad. 2008. ASPEK DASAR SEL PUNCA EMBRIONIK (EMBRYONIC STEM
CELLS) DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA. Makalah Dipresentasikan pada
diskusi panel Realitas baru dan prospek perkembangan seputar terapi sel punca. Jakarta,
Sabtu 24 Mei 2008
Riris L. Puspitasari, dkk. 2008. Kultur Embrionik Steam Cell Menjadi Sel Neuron Dengan
Medium Bebas Serum. Cermin Dunia Kedokteran .165 Vol 35(6) : 342-344
Saputra V, Dasar-dasar stem cell dan potensi apilkasinya dalam ilmu kedokteran. Cermin
Dunia Kedoketran. 153 Vol 34(2): 21-25

Anda mungkin juga menyukai