Mutu Pelayanan Kefarmasian Di Empat Apotek Di Kota Kisaran Kabupaten Asahan PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 133

MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI EMPAT APOTEK

DI KOTA KISARAN KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI

OLEH:
NURHASANAH
NIM 101501009

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara

MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI EMPAT APOTEK


DI KOTA KISARAN KABUPATEN ASAHAN

SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara

OLEH:
NURHASANAH
NIM 101501009

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara

PENGESAHAN SKRIPSI
MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI EMPAT APOTEK
DI KOTA KISARAN KABUPATEN ASAHAN
OLEH:
NURHASANAH
NIM 101501009
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 11 November 2015

Disetujui Oleh :
Pembimbing I,

Panitia Penguji,

Dr. Wiryanto, M.S., Apt.


NIP 195110251980021001

Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.


NIP 195111021977102001

Pembimbing II,

Dr. Wiryanto, M.S., Apt.


NIP 195110251980021001

Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt. Khairunnisa, S.Si., M.Pharm, Ph.D., Apt.
NIP 197802152008122001
NIP 197803142005011002

Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt.


NIP 197806032005012004

Medan,
Desember 2015
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pejabat Dekan,

Dr. Masfria, M.S., Apt.


NIP 195707231986012001

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini, serta shalawat beriring salam untuk Rasullullah
Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Skripsi ini disusun
untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul Mutu Pelayanan Kefarmasian
di empat Apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., Selaku Pejabat Dekan Fakultas
Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di
Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Wiryanto, M.S., Apt., dan Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt., selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan dan nasehat selama
selama penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., selaku
ketua penguji, Ibu Khairunnisa, S.Si., M.Pharm, Ph.D., Apt., dan Ibu Aminah
Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt selaku anggota penguji yang telah memberikan
saran untuk menyempurnakan skripsi ini, dan Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si.,
M.Sc., Apt., selaku dosen penasehat akademik yang telah banyak membimbing
penulis selama masa perkuliahan hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Dra. Lely Murtina Siregar, Apt., Ibu Ulfa Yani, S.Farm.,
Apt., Ibu Sherly Hutagaol, S.Si., Apt., dan Ibu Layla Nurhidayah, S.Si., Apt.,

iv

Universitas Sumatera Utara

selaku Apoteker Pengelola Apotek di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten


Asahan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga
tercinta, Ayahanda Mahmuddin Dalimunthe dan Ibunda Nurhalimah Nasution dan
juga kepada Kakak, Abang dan Adik tercinta, Irma Ariyanti Dalimunthe, Andi
Alamsyah Dalimunthe, Yahya Dalimunthe dan Merry Dalimunthe yang telah
memberikan cinta dan kasih sayang yang tak ternilai dengan apapun, motivasi,
doa yang tulus serta pengorbanan baik materi maupun non-materi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat dan teman-teman mahasiswa/i
Farmasi yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan,
Penulis

Desember 2015

Nurhasanah
NIM 101501009

Universitas Sumatera Utara

MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI EMPAT APOTEK DI KOTA


KISARAN KABUPATEN ASAHAN
ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya
berfokus kepada pengelolaan obat berkembang menjadi pelayanan komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan kefarmasian dan
tingkat kepuasan konsumen di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif cross-sectional
menggunakan metode survei di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Pengambilan data untuk mutu pelayanan kefarmasian dilakukan dengan mengisi
daftar tilik standar pelayanan kefarmasian meliputi ketenagaan, pelayanan,
administrasi, dan evaluasi mutu pelayanan. Pengambilan data untuk tingkat
kepuasan konsumen dilakukan dengan membagikan kuesioner mencakup 5
dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud
kepada 344 responden pada bulan Mei-September 2015. Data yang diperoleh
dianalisis dengan membandingkan persepsi kenyataan dengan harapan yang
digambarkan dalam Diagram Kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu pelayanan kefarmasian di
apotek A memperoleh skor 74, dan apotek B memperoleh skor 76 yang masuk
dalam kategori cukup, apotek C memperoleh skor 56, dan apotek D memperoleh
skor 56 masuk dalam kategori kurang. Tingkat kepuasan konsumen terhadap
pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
adalah sebagai berikut: konsumen merasa puas terhadap kelengkapan obat
95,79%, pengetahuan dan keterampilan 95,08%, kualitas obat 95,40%, kesesuaian
produk obat 97,71%, pelayanan tanpa memandang status sosial 96,88%,
kenyamanan menunggu 94,31%, kebersihan dan kerapian apotek 95,92%,
penataan exterior dan interior ruangan 95,74%, kelengkapan, kesiapan, dan
kebersihan alat 96,91%, serta kebersihan dan kerapian petugas 97,97%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa mutu pelayanan
kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan, dua apotek
masuk dalam kategori cukup dan dua apotek masuk dalam kategori kurang.
Tingkat kepuasan rata-rata konsumen apotek terhadap pelayanan kefarmasian di
empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 93,36% dengan kategori
puas.
Kata Kunci: Mutu pelayanan kefarmasian, tingkat kepuasan, Apotek, kota
Kisaran

vi

Universitas Sumatera Utara

THE PHARMACEUTICAL SERVICE QUALITY AT FOUR


PHARMACIES AT KISARAN KABUPATEN ASAHAN
ABSTRACT
The pharmaceutical service had be developed from the service focus to the
medicine management to the comprehensive service. This research aims to study
the pharmaceutical service quality and satisfaction level of consumers at four
pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan.
This research applies descriptive method. The determining of pharmacy
service quality is determined by fill the standard list of pharmacy services
includes energy, services, administration, and the evaluation of quality services.
The satisfaction of consumers is determined by questionnaire that question
includes 5 dimensions namely reliability, responsiveness, assurance, empathy, and
tangible to 344 respondents on May-September 2015. The collected data was
analyzed by comparing perception of fact and hope which is showed by Cartesian
diagram.
The result of research indicates that the quality of pharmacy service at
pharmacy A has score 74, and pharmacy B has 76 scores included by sufficient
category, pharmacy C has score 56 and pharmacy D has 56 scores included by
less category. The satisfaction of consumers towards of pharmaceutical service
pharmacy at Kisaran Kabupaten Asahan were satisfied with the completeness of
drug (95.79%), knowledge and skills (95.08%), quality of drugs (95.40%), drug
products match (97.71%), order service in spite of social status (96.88%),
comfortability of waiting (94.31%), pharmacys cleanliness and tidiness
(95.92%), wiht exterior and interior design (95.74%), completeness, readiness and
cleanliness of tools (96.91%), and cleanliness and tidiness officers (97.97%).
The conclusion of the study showed that the pharmaceutical service of
quality from four pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan, two of four
pharmcies included by sufficient categories and two pharmacies included by less
categories. The average grade of consumers satisfaction towards the
pharmaceutical service at four pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan was
93.36% with a category are satisfied.
Keywords: The pharmaceutical service quality, Satisfaction level, pharmacy,
Kisaran.

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .....................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................

iii

KATA PENGANTAR .............................................................................

iv

ABSTRAK ...............................................................................................

vi

ABSTRACT .............................................................................................

vii

DAFTAR ISI ............................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................

1.2 Karangka Pikir Penelitian ........................................................

1.3 Perumusan Masalah .................................................................

1.4 Hipotesis .................................................................................

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

2.1 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek .........................

2.1.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, alat kesehatan dan


Bahan Medis Habis Pakai ...........................................

2.1.2 Pelayanan Farmasi Klinik ..........................................

10

2.1.3 Sumber Daya Kefarmasian ........................................

12

2.2 Mutu Pelayanan Kesehatan .................................................

16

viii

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kepuasan Konsumen ..........................................................

17

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................

19

3.1 Jenis Penelitian .....................................................................

19

3.2 Populasi dan Sumber Data Penelitian ..................................

19

3.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Data Penelitian ................

20

3.4 Teknik Pengambilan Data .................................................. ..

20

3.5 Definisi Operasional .............................................................

21

3.6 Cara Pengukuran Variabel ...................................................

22

3.7 Analisis Data ........................................................................

24

3.8 Prosedur Kerja .....................................................................

24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................

25

4.1 Gambaran Umum Kota Kisaran ..........................................

25

4.2 Gambaran Umum Apotek Kota di Kisaran .........................

25

4.3 Mutu Pelayanan Kefarmasian ..............................................

25

4.3.1 Karakteristik Apotek Penelitian ...............................

25

4.3.2 Ketenagaan ...............................................................

26

4.3.3 Pelayanan Kefarmasian ...........................................

27

4.3.4 Administrasi Apotek ................................................

28

4.3.5 Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian ....................

29

4.3.6 Penilaian mutu pelayanan kefarmasian di apotek ....

29

4.4 Tingkat Kepuasan Konsumen .............................................

31

4.4.1 Karakteristik Responden Penelitian ...........................

31

4.4.2 Persentase Tingkat Kepuasan Pada Variabel yang


mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap mutu
pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan .......................................

33

ix

Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Pembuatan Diagram Kartesius ..................................

41

4.4.3.1 Perhitungan rata-rata kenyataan vs harapan


Konsumen .....................................................

41

4.5 Keterkaitan antara mutu pelayanan kefarmasian dengan


Tingkat kepuasan konsumen di empat apotek di kota
Kisaran kabupaten Asahan...................................................

59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

60

5.1 Kesimpulan .........................................................................

60

5.2 Saran ....................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

62

LAMPIRAN .............................................................................................

64

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

3.1

Cara pengukuran variabel berdasarkan skala Lickert ....................

23

4.1

Karakteristik Apotek Penelitian ....................................................

26

4.2

Ketenagaan ...................................................................................

26

4.3

Pelayanan Kefarmasian ................................................................

27

4.4

Administrasi ..................................................................................

28

4.5

Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian ........................................

29

4.6

Penilaian mutu standar pelayanan kefarmasian di masing-masing


Apotek ..........................................................................................

30

4.7

Karakteristik Responden ...............................................................

32

4.8

Persentase Tingkat Kepuasan pada Variabel yang Mempengaruhi


Kepuasan konsumen terhadap Mutu pelayanan kefarmasian di
apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ..............................

34

Persentase Tingkat Kepuasan pada Variabel yang Mempengaruhi


Kepuasan konsumen terhadap Mutu pelayanan kefarmasian di
apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ..............................

35

4.10 Persentase Tingkat Kepuasan pada Variabel yang Mempengaruhi


Kepuasan konsumen terhadap Mutu pelayanan kefarmasian di
apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .............................

37

4.11 Persentase Tingkat Kepuasan pada Variabel yang Mempengaruhi


Kepuasan konsumen terhadap Mutu pelayanan kefarmasian di
apotek D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .............................

38

4.12 Persentase Tingkat Kepuasan pada Variabel yang Mempengaruhi


Kepuasan konsumen terhadap Mutu pelayanan kefarmasian di
Empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ......................

40

4.13 Perhitungan Rata-Rata Penilaiaan Kenyataan dan Harapan yang


Mempengaruhi Kepuasan konsumen Terhadap Mutu Pelayanan
kefarmasian di Apotek A di kota Kisaran kabupaten Asahan ......

42

4.9

xi

Universitas Sumatera Utara

4.14 Perhitungan Rata-Rata Penilaiaan Kenyataan dan Harapan yang


Mempengaruhi Kepuasan konsumen Terhadap Mutu Pelayanan
kefarmasian di Apotek B di kota Kisaran kabupaten Asahan ......

46

4.15 Perhitungan Rata-Rata Penilaiaan Kenyataan dan Harapan yang


Mempengaruhi Kepuasan konsumen Terhadap Mutu Pelayanan
kefarmasian di Apotek C di kota Kisaran kabupaten Asahan ......

49

4.16 Perhitungan Rata-Rata Penilaiaan Kenyataan dan Harapan yang


Mempengaruhi Kepuasan konsumen Terhadap Mutu Pelayanan
kefarmasian di Apotek D di kota Kisaran kabupaten Asahan ......

52

4.17 Perhitungan Rata-Rata Penilaiaan Kenyataan dan Harapan yang


Mempengaruhi Kepuasan konsumen Terhadap Mutu Pelayanan
Kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan ..... .....................................................................................

55

xii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1.1

Skema Kerangka Pikir Penelitian ..............................................

4.1

Diagram Kartesius Penilaian Kenyataan vs Harapan konsumen


di apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .....................

43

Diagram Kartesius Penilaian Kenyataan vs Harapan konsumen


di apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .....................

47

Diagram Kartesius Penilaia Kenyataan vs Harapan konsumen


di apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .....................

50

Diagram Kartesius Penilaian Kenyataan vs Harapan konsumen


di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .....................

53

Diagram Kartesius Penilaian Kenyataan vs Harapan konsumen


di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ................

56

4.2

4.3

4.4

4.5

xiii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian ..............................

64

Kuesioner Tingkat Kepuasan Konsumen .................................

67

Surat Penelitian dan Pembimbing II ........................................

70

Surat Permohonan Izin Penelitian/Pengambilan Data .............

71

Surat Izin Penelitian Apotek ....................................................

72

Surat Pemberitahuan Selesai Penelitian ...................................

73

Persentase
tingkat
kepuasan
pada variabel yang
Mempengaruhi kepuasan konsumen di apotek A di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan ......................................................

77

Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan


Pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek A
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ..........................................

80

Persentase tingkat kepuasan


pada
variabel yang
Mempengaruhi kepuasan konsumen di apotek B di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan ......................................................

85

Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan


Pada variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek B
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan .. .....................................

88

Persentase tingkat
kepuasan pada variabel yang
Mempengaruhi kepuasan konsumen di apotek C di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan ......................................................

93

Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan


Pada variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek C
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ..........................................

96

Persentase
tingkat
kepuasan
pada variabel yang
Mempengaruhi kepuasan konsumen di apotek D di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan .......................................................

101

10

11

12

13

xiv

Universitas Sumatera Utara

14

15

16

Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan


Pada variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek D
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ..........................................

104

Persentase
tingkat
kepuasan
pada variabel yang
Mempengaruhi kepuasan konsumen di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan ......................................................

109

Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan


Pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di empat
apotek di Kota Kisaran kabupaten Asahan ..............................

112

xv

Universitas Sumatera Utara

MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN DI EMPAT APOTEK DI KOTA


KISARAN KABUPATEN ASAHAN
ABSTRAK
Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya
berfokus kepada pengelolaan obat berkembang menjadi pelayanan komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan kefarmasian dan
tingkat kepuasan konsumen di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif cross-sectional
menggunakan metode survei di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
Pengambilan data untuk mutu pelayanan kefarmasian dilakukan dengan mengisi
daftar tilik standar pelayanan kefarmasian meliputi ketenagaan, pelayanan,
administrasi, dan evaluasi mutu pelayanan. Pengambilan data untuk tingkat
kepuasan konsumen dilakukan dengan membagikan kuesioner mencakup 5
dimensi yaitu kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud
kepada 344 responden pada bulan Mei-September 2015. Data yang diperoleh
dianalisis dengan membandingkan persepsi kenyataan dengan harapan yang
digambarkan dalam Diagram Kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu pelayanan kefarmasian di
apotek A memperoleh skor 74, dan apotek B memperoleh skor 76 yang masuk
dalam kategori cukup, apotek C memperoleh skor 56, dan apotek D memperoleh
skor 56 masuk dalam kategori kurang. Tingkat kepuasan konsumen terhadap
pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
adalah sebagai berikut: konsumen merasa puas terhadap kelengkapan obat
95,79%, pengetahuan dan keterampilan 95,08%, kualitas obat 95,40%, kesesuaian
produk obat 97,71%, pelayanan tanpa memandang status sosial 96,88%,
kenyamanan menunggu 94,31%, kebersihan dan kerapian apotek 95,92%,
penataan exterior dan interior ruangan 95,74%, kelengkapan, kesiapan, dan
kebersihan alat 96,91%, serta kebersihan dan kerapian petugas 97,97%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa mutu pelayanan
kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan, dua apotek
masuk dalam kategori cukup dan dua apotek masuk dalam kategori kurang.
Tingkat kepuasan rata-rata konsumen apotek terhadap pelayanan kefarmasian di
empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 93,36% dengan kategori
puas.
Kata Kunci: Mutu pelayanan kefarmasian, tingkat kepuasan, Apotek, kota
Kisaran

vi

Universitas Sumatera Utara

THE PHARMACEUTICAL SERVICE QUALITY AT FOUR


PHARMACIES AT KISARAN KABUPATEN ASAHAN
ABSTRACT
The pharmaceutical service had be developed from the service focus to the
medicine management to the comprehensive service. This research aims to study
the pharmaceutical service quality and satisfaction level of consumers at four
pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan.
This research applies descriptive method. The determining of pharmacy
service quality is determined by fill the standard list of pharmacy services
includes energy, services, administration, and the evaluation of quality services.
The satisfaction of consumers is determined by questionnaire that question
includes 5 dimensions namely reliability, responsiveness, assurance, empathy, and
tangible to 344 respondents on May-September 2015. The collected data was
analyzed by comparing perception of fact and hope which is showed by Cartesian
diagram.
The result of research indicates that the quality of pharmacy service at
pharmacy A has score 74, and pharmacy B has 76 scores included by sufficient
category, pharmacy C has score 56 and pharmacy D has 56 scores included by
less category. The satisfaction of consumers towards of pharmaceutical service
pharmacy at Kisaran Kabupaten Asahan were satisfied with the completeness of
drug (95.79%), knowledge and skills (95.08%), quality of drugs (95.40%), drug
products match (97.71%), order service in spite of social status (96.88%),
comfortability of waiting (94.31%), pharmacys cleanliness and tidiness
(95.92%), wiht exterior and interior design (95.74%), completeness, readiness and
cleanliness of tools (96.91%), and cleanliness and tidiness officers (97.97%).
The conclusion of the study showed that the pharmaceutical service of
quality from four pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan, two of four
pharmcies included by sufficient categories and two pharmacies included by less
categories. The average grade of consumers satisfaction towards the
pharmaceutical service at four pharmacies at Kisaran Kabupaten Asahan was
93.36% with a category are satisfied.
Keywords: The pharmaceutical service quality, Satisfaction level, pharmacy,
Kisaran.

vii

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan kewenangan pada peraturan perundang-undangan, pelayanan
kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan komprehensif.
Pelayanan kefarmasian tidak lagi hanya sebagai pengelola obat, namun dalam
pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk
mendukung penggunaaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan
obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan terjadinya kesalahan
pengobatan (Menkes, RI., 2014). Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Presiden, RI., 2009).
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di apotek bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi
tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes,
RI., 2014).
Yusmainita (2008), berpendapat bahwa mayoritas apoteker tidak
memberikan edukasi pada pasien secara rutin atau secara sistematik, namun ada
sebagian apoteker yang terlihat memberikan pelayanan konseling yang menarik,
familiar dan menyenangkan. Dua puluh lima persen kesembuhan pasien
diharapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya pelayanan kefarmasian yang

Universitas Sumatera Utara

diberikan apotek oleh apoteker. Pelayanan yang bermutu selain mencegah


terjadinya medication error, juga memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat
sehingga masyarakat akan memberikan persepsi yang baik terhadap apotek.
Pelayanan bermutu adalah pelayanan sesuai standar yang akan berujung pada
kepuasan pasien.
Penelitian tentang penerapan standar pelayanan kefarmasian di Apotek di
kota Medan menyimpulkan, bahwa 52,49% apoteker tidak hadir setiap harinya,
83,82% pelayanan langsung kepada pasien dilakukan oleh asisten apoteker, dan
skor rata-rata pelaksanaan pelayanan kefarmasian adalah 47,63% (Ginting, 2008).
Penelitian tentang pelayanan kefarmasian di apotek juga pernah dilakukan di
Kecamatan Semampir wilayah Surabaya, hasilnya adalah 27,27% apotek kategori
baik, 36,36% kategori sedang dan 36,36% kategori kurang (Rosita, 2012).
Menimbang bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1027/Menkes/
SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan hukum serta untuk melaksanakan ketentuan
pasal 21 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian, Menteri Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian
di apotek (Menkes, RI., 2014).
Peran dan fungsi pelayanan kerfarmasian di Apotek belum begitu
dirasakan oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah belum optimalnya
mutu pelayanan kefarmasian yang diberikan apoteker di apotek (Ditjen Binfar dan
Alkes, 2008). Berdasarkan latar belakang di atas peneliti bermaksud untuk

Universitas Sumatera Utara

mengetahui Mutu pelayanan kefarmasian di apotek dan tingkat kepuasan


konsumen di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Untuk menentukan mutu pelayanan kefarmasian di apotek dan tingkat
kepuasan dapat dibagi atas variabel terikat dan variabel bebas. Mutu pelayanan
kefarmasian di apotek dan tingkat kepuasan konsumen adalah variabel terikat.
Variabel bebas untuk mutu pelayanan kefarmasian adalah ketenagaan, pelayanan,
administrasi, dan evaluasi mutu pelayanan. Sedangkan untuk tingkat kepuasan
konsumen adalah kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan fasilitas
berwujud. Selengkapnya mengenai gambaran kerangka pikir penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 1.1
Variabel bebas

Variabel terikat

Elemen-elemen Mutu
Pelayanan Kefarmasian

Mutu pelayanan
kefarmasian

Ketenagaan

Baik

( 81-100)

Pelayanan kefarmasian

Cukup Baik

( 61-80 )

Administrasi

Kurang Baik ( 20-60 )

Evaluasi mutu pelayanan


Indikator Tingkat
Kepuasan

Kepuasan konsumen

Kehandalan

Sangat puas

Ketanggapan

Puas

Keyakinan

Kurang puas

Empati

Tidak puas

Fasilitas berwujud

Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

Universitas Sumatera Utara

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan ?
b. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di
empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan ?
1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, diperoleh hipotesis penelitian sebagai
berikut:
a. Mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan masih belum mencapai kategori baik.
b. Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian belum
mencapai kategori sangat puas.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
a. Mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan.
b. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian
di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dan
sebagai dasar perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di apotek
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan agar lebih baik kedepannya.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek


Pelayanan kefarmasian di apotek saat ini telah mempunyai standar dengan

diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun


2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek. Pengaturan standar
pelayanan kefarmasian di apotek bertujuan untuk meningkatkan mutu Pelayanan
Kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety) (Menkes, RI., 2014).
Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya
berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan
komprehensif meliputi pelayanan obat dan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Peraturan pemerintah nomor 51 tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian menyatakan bahwa pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan

termasuk

pengendalian

mutu

sediaan

farmasi,

pengamanan,

pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan


obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan kefarmasian
tersebut harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu. Peran apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan
pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien yang membutuhkan (Menkes, RI., 2014).

Universitas Sumatera Utara

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya


kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan
mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat (drug related
problems),

masalah

farmakoekonomi,

dan

farmasi

sosial

(socio-

pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, apoteker harus menjalankan


praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker juga harus mampu berkomunikasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung
penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut, apoteker juga
dituntut untuk melakukan monitoring penggunaan obat, melakukan evaluasi serta
mendokumentasikan segala aktivitas kegiatannya. Untuk melaksanakan semua
kegiatan itu, diperlukan standar pelayanan kefarmasian.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di bidang
kefarmasian telah terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari
pengelolaan obat sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif
(pharmaceutical care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun
dalam pengertian yang lebih luas mencakup pelaksanaan pemberian informasi
untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring
penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan terjadinya
kesalahan pengobatan (Menkes, RI., 2014).
Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan
yang bersifat manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut
harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana (Menkes, RI.,
2014).

Universitas Sumatera Utara

2.1.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis


Habis Pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan (Menkes, RI., 2014)
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan/perundang-undangan.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
1.

Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi
yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat
nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.

2.

Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai


sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.

Universitas Sumatera Utara

3.

Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk


sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.

4.

Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out).

e. Pemusnahan
1.

Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis


dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat
selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan.

2.

Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun


dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh

apoteker

disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan


cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita
acara pemusnahan resep menggunakan formulir 2 sebagaimana
terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada

Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari

Universitas Sumatera Utara

terjadinya

kelebihan,

kekurangan,

kekosongan,

kerusakan,

kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian

kadaluwarsa,

persediaan dilakukan

menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurang-kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan,
jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari
pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan pelaporan yang
digunakan untuk kebutuhan manajemen apotek, meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
meliputi pelaporan narkotika dan pelaporan psikotropika (Menkes, RI., 2014).
2.1.2

Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik di apotek merupakan bagian dari pelayanan

kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan


dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi:
1. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik
dan pertimbangan klinis.

10

Universitas Sumatera Utara

Kajian administratif meliputi: nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat
badan, nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf, tanggal penulisan resep. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi: bentuk dan
kekuatan

sediaan,

stabilitas

dan

kompatibilitas

(ketercampuran

obat).

Pertimbangan klinis meliputi: ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan, cara dan
lama penggunaan obat, duplikasi dan/atau polifarmasi, reaksi obat yang tidak
diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis lain), kontra indikasi
dan interaksi (Menkes, RI., 2014).
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
Konseling

merupakan

proses

interaktif

antara

apoteker

dengan

pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan


kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.

11

Universitas Sumatera Utara

7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
swamedikasi (Menkes, RI., 2014).
2.1.3 Sumber Daya Kefarmasian
I. Sumber Daya Manusia
Pelayanan kefarmasian di apotek diselenggarakan oleh apoteker, dapat
dibantu oleh apoteker pendamping dan / atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang
memiliki Surat Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja.
Dalam melakukan pelayanan kefarmasian apoteker harus memenuhi kriteria:
1. Persyaratan administrasi
a. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
c. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku
d. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)
2. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal.
3. Wajib

mengikuti

Development

pendidikan

(CPD)

dan

berkelanjutan/Continuing
mampu

memberikan

Professional

pelatihan

yang

berkesinambungan.

12

Universitas Sumatera Utara

4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,


baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau
mandiri.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundangundangan, sumpah apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku.
Dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian seorang apoteker harus menjalankan
peran yaitu:
a. Pemberi layanan
Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien.
apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan.
b. Pengambil keputusan
Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
c. Komunikator
Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.
d. Pemimpin
Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.
Kepemimpinan

yang

diharapkan

13

meliputi

keberanian

mengambil

Universitas Sumatera Utara

keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan


dan mengelola hasil keputusan.
e. Pengelola
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran
dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan
teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan halhal lain yang berhubungan dengan obat.
f. Pembelajar seumur hidup
Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
profesi melalui pendidikan berkelanjutan (Continuing Professional
Development/CPD).
g. Peneliti
Apoteker

harus

selalu

menerapkan

prinsip/kaidah

ilmiah

dalam

mengumpulkan informasi sediaan farmasi dan pelayanan kefarmasian dan


memanfaatkannya dalam pengembangan dan pelaksanaan pelayanan
kefarmasian (Menkes, RI., 2014).
II. Sarana dan Prasarana
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh apoteker. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Apotek harus
mudah diakses oleh masyarakat.
Sarana dan prasarana apotek dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta kelancaran praktik pelayanan

14

Universitas Sumatera Utara

kefarmasian. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan


kefarmasian di apotek meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan
mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
peracikan sekurang-kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbangan
obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan
pengemas obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan
resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya
dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
ruangan (air conditioner).
3. Ruang penyerahan obat
Ruang penyerahan obat berupa konter penyerahan obat yang dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu
konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.

15

Universitas Sumatera Utara

5. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis


habis pakai.
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan
rak/lemari obat, pallet, pendingin ruangan (ac), lemari pendingin, lemari
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat
khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu
(Menkes, RI., 2014).
2.2

Mutu Pelayanan Kesehatan


Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan

standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya secara baik, sehingga semua
kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
dapat tercapai (Bustami, 2011)
Mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa puas
terhadap pelayanan yang diterimanya, dimana mutu yang baik dikaitkan dengan
kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan, kecepatan pelayanan,
lingkungan perawatan yang menyenangkan, keramahan petugas, obat-obatan dan
biaya yang terjangkau (Perry dan Patricia, 1994).

16

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kepuasan Konsumen


Kepuasan adalah suatu keadaaan dimana, keinginan, harapan dan
kebutuhan seseorang dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Kepuasan pasien
merupakan respon terhadap kesesuaian kepentingan sebelumnya dan kinerja
aktual yang dirasakan setelah pemakaian (Rangkuti, 2006). Kepuasan pasien
merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh
karenanya subyektifitas pasien dipengaruhi oleh pengalaman pasien di masa lalu,
pendidikan, kondisi psikis saat itu, dan pengaruh lingkungn (Aly, 2013). Menurut
supranto

2006

kepuasan

adalah

tingkat

perasaan

seseorang

setelah

membandingkan hasil yang dirasakan dengan harapan. Jadi, tingkat kepuasan


merupakan hasil dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan
(Supranto, 2006).
Pengumpulan data survei kepuasan pasien dapat dilakukan dengan
berbagai cara, tetapi pada umumnya dilakukan melalui kuesioner atau wawancara.
Suatu kuesioner dibuat untuk mendorong tanggapan yang lebih beragam dengan
cara memberikan berbagai tanggapan terhadap butir-butir pertanyaan atau
berbagai pilihan tanggapan yang dapat mencerminkan pendapat yang lebih tepat
tentang mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan (Pohan, 2007)
Menurut Supranto (2006), Terdapat lima determinan penilaian jasa yaitu:
a. Kehandalan (reliability), kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya
b. Ketanggapan (responsiveness), kemauan untuk membantu pelanggan yang
memberikan jasa dengan cepat

17

Universitas Sumatera Utara

c. Keyakinan (confidence), pengetahuan dan kesopanan karyawan serta


kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan atau
assurance.
d. Empati (emphaty), syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi
pelanggan.
e. Berwujud (tangible), penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan
media komunikasi.
Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Pengukuran kepuasan konsumen
merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih
efisien, dan lebih efektif. Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap suatu
pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif
dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam
mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap
kebutuhan konsumen, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan
dampak pelayanan terhadap populasi sasaran (Sari, 2008).
Menurut Tjiptono, (2001), kepuasan konsumen ditentukan oleh beberapa
faktor:
- Sikap pendekatan petugas medis terhadap konsumen.
- Prosedur yang tidak membingungkan konsumen.
- Waktu tunggu yang tidak terlalu lama yang dirasakan oleh konsumen.
- Keramahan petugas kesehatan terhadap konsumen.
- Proses penyembuhan yang dirasakan konsumen.

18

Universitas Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei deskriptif yang dilakukan
di Kota Kisaran Kabupaten Asahan dan memakai jenis penelitian survei, bersifat
cross-sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai
fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek atau hasil
(Sastroasmoro, 2008).
3.2 Populasi dan Sumber Data Penelitian.
Pengambilan apotek sebagai tempat penelitian secara purposive sampling
(Notoatmodjo, 2012) didapat empat apotek sebagai tempat penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah responden yang datang ke apotek. Jumlah sampel
untuk tingkat kepuasan konsumen dihitung menggunakan metode raosoft
(Anonim, 2007) dengan margin kesalahan 5%, tingkat kepercayaan 95%, jumlah
populasi 3200, respon distribusi 50%, didapat jumlah sampel sebesar 344 orang.
Dapat dihitung juga menggunakan proporsi binomunal (binomunal
proportions) (Lemeshow, dkk., 1997).
Z
n

2
1

. p1 p N

d N 1 Z

. p1 p

Keterangan:
N

= jumlah populasi = 3200

= jumlah sampel minimal yang diperlukan

19

Universitas Sumatera Utara

= derajat kepercayaan = 1,96

= proporsi dalm populasi sasaran, sebesar = 0,5

= penyimpangan terhadap ketepatan data populasi yang diinginkan,


sebesar 0,05

dengan persen kepercayaan yang diinginkan 95% maka diperoleh besar sampel
minimal, yaitu:
2

1,96 0,51 0,53200


344
n
0,052 3200 1 1,962 0,51 0,5

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh responden untuk tingkat


kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan sebesar 344 orang.
3.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Data Penelitian
Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Mei-September 2015 di
empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.
3.4 Teknik Pengambilan Data
I.

Pengambilan data untuk mutu pelayanan kefarmasian di apotek dilakukan


dengan mengisi daftar tilik pelayanan kefarmasian di apotek yang diisi
oleh peneliti secara langsung di apotek tersebut. Kuesioner berisi 53
pertanyaan yang terdiri dari 4 butir data dasar apotek, dan 49 butir
pertanyaan termasuk didalamnya ketenagaan, pelayanan, administrasi,
dan evaluasi mutu pelayanan. Penilaian pelayanan kefarmasian di apotek
di tentukan berdasarkan ketenagaan, pelayanan, administrasi, dan
evaluasi mutu pelayanan.

20

Universitas Sumatera Utara

II.

Pengambilan data untuk menilai tingkat kepuasan konsumen mengadopsi


penelitian yang dilakukan oleh Fadli (2015), dilakukan dengan
membagikan kuesioner kepada konsumen yang datang ke apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan untuk menebus obat dengan resep atau tanpa
resep dan membeli alat kesehatan. Penilaian tingkat kepuasan konsumen
ditentukan berdasarkan variabel-variabel kehandalan, ketanggapan,
keyakinan, empati, dan fasilitas berwujud. Selanjutnya, kuesioner yang
telah diisi oleh konsumen dikumpulkan kembali dan diberi nilai
berdasarkan hasil jawaban konsumen.

3.5

Definisi Operasional
a. Pelayanan kefarmasian

adalah suatu pelayanan langsung

yang

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi


dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (PP No.51, 2009). Mengukur mutu pelayanan
kefarmasian dengan menggunakan daftar tilik Ditjen Binfar dan Alkes
tahun 2008 tentang pemenuhan standar pelayanan kefarmasian sesuai
dengan Permenkes RI nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek dan dikelompokkan atas tiga kategori yaitu baik
(81-100), cukup baik (61-80), dan kurang baik (20-60).
b. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan tentang pelayanan
kefarmasian di apotek dibandingkan dengan yang diharapkan, Tingkat
kepuasan diukur menggunakan kuesioner tentang pelayanan kefarmasian
di apotek yang digambarkan dalam diagram kartesius dan terbagi 4
kategori yaitu:

21

Universitas Sumatera Utara

I = Sangat puas
II = Puas
III = Kurang Puas
IV = Tidak Puas
3.6 Cara Pengukuran Variabel
a.

Standar Pelayanan Kefarmasian


Standar pelayanan kefarmasian di apotek diukur menggunakan standar

pelayanan kefarmasian di apotek sesuai Permenkes nomor 35 tahun 2014 tentang


standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan ketenagaan, pelayanan
meliputi kegiatan pemeriksaan resep, dispensing penyerahan obat yang dilakukan
oleh apoteker, tenaga teknis kefarmasian atau tidak dilakukan. Pengelolaan
sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan, administrasi, dan evaluasi mutu
pelayanan yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Dimana untuk setiap penilaian
pada pertanyaan diberi nilai
a. Jika dilakukan oleh apoteker diberi nilai 2
b. Jika dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1
c. Jika tidak dilakukan diberi nilai 0
d. Jawaban ya diberi nilai 2
e. Jawaban tidak diberi nilai 0
Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas
tiga kategori dengan range yang sesuai Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2008
1. Kategori I dengan total nilai 81-100 dikatakan baik
2. Kategori II dengan total nilai 61-80 dikatakan cukup
3. Kategori III dengan total nilai 20-60 dikatakan kurang

22

Universitas Sumatera Utara

b.

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen tentang pelayanan


kefarmasian di apotek. Penilaian tingkat kepuasan dilakukan terhadap
variabel sebagai berikut:
-

Kehandalan: kecepatan pelayanan obat, keramahan petugas, kesiapan


membantu, kelengkapan obat

Ketanggapan: kecepatan tanggap petugas, pemberian solusi, komunikasi


efektif, informasi obat

Keyakinan: pengetahuan dan keterampilan petugas, kualitas obat, dan


kesesuaian obat

Empati: perhatian petugas, pelayanan kepada semua pasien, kenyamanan


menunggu

Fasilitas berwujud: kebersihan dan kerapian apotek, kebersihan dan


kerapian petugas, penataan exterior dan interior ruangan, kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat yang dipakai
Kuesioner yang dibagikan terdiri dari 18 pertanyaan, dimana cara

penilaian untuk tiap pertanyaan dengan memberikan nilai pada masing-masing


pilihan jawaban berdasarkan skala Lickert dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Cara pengukuran variabel berdasarkan skala lickert.
Kenyataan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

Bobot
5
4
3
2
1

Harapan
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

23

Bobot
5
4
3
2
1

Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data


Data diolah menggunakan program Microsoft Excel, disajikan dalam
bentuk tabel dan dianalisis dengan membandingkan persepsi kenyataan dengan
harapan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan, yang digambarkan dalam bentuk diagram kartesius.
3.8 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan lembar kuesioner untuk tingkat kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek yang akan diisi oleh
responden.
b. Mengunjungi apotek dan meminta izin kepada APA (Apoteker
Penanggung Jawab Apotek) untuk mendapatkan izin melakukan
penelitian.
c. Meminta izin Dekan Fakultas Farmasi USU untuk melakukan
penelitian di apotek tersebut.
d. Meminta izin Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan untuk melakukan
penelitian di apotek tersebut.
e. Mengisi kuesioner untuk penilaian standar pelayanan kefarmasian di
apotek yang dilakukan oleh peneliti di apotek tersebut, dan
membagikan kuesioner ke konsumen yang datang ke apotek untuk
melihat persepsi konsumen terhadap mutu pelayanan di apotek.
f. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh konsumen.
g. Melakukan analisis data hasil kuesioner dan membuat laporan
penelitian.

24

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Kisaran
Kota Kisaran merupakan ibu kota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan
Kisaran dan merupakan bagian dari Kabupaten Asahan provinsi Sumatera Utara
yang berbatasan dengan Kecamatan Air Joman di sebelah utara, Kecamatan Air
Batu di sebelah selatan, Kecamatan Simpang Empat di sebelah timur, Sedangkan
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. Kota ini memiliki 2
Kecamatan dan 25 Kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah
131.056 jiwa.
4.2 Gambaran umum Apotek di Kota Kisaran
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, jumlah seluruh Apotek di
Kota Kisaran pada tahun 2015 berjumlah 17 Apotek. Data tersebut berdasarkan
alamat apotek yang tersebar di 2 kecamatan di kota Kisaran (Dinkes Kabupaten
Asahan, 2015).
4.3 Mutu Pelayanan Kefarmasian di Apotek
4.3.1 Karakteristik Apotek Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari keempat potek yang diteliti di kota
kisaran kabupaten Asahan, jumlah Tenaga teknis kefarmasian yang bekerja pada
masing-masing apotek berjumlah 1 orang. Karakteristik apotek dapat dilihat pada
Tabel 4.1

25

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Karakteristik Apotek Penelitian


No
1.

Variabel
Status Kepemilikan:
Apotek BUMN
Apotek Swasta
Status Apoteker:
Merangkap Pekerjaan
Tidak merangkap Pekerjaan
Jumlah Tenaga Teknis
Kefarmasian:
1 orang
2 orang
3 orang
> 3 orang
Jumlah Tenaga non
kefarmasian:
1 orang
2 orang
3 orang
> 3 orang

2.

4.

Jumlah Apotek

Persentase (%)

4 Apotek

100%

2 Apotek
2 Apotek

50 %
50 %

4 Apotek
-

100%
-

2 Apotek
1 Apotek
1 Apotek

50 %
25 %
25 %

4.3.2 Ketenagaan
Ketenagaan mencakup frekuensi kehadiran apoteker dan pelatihan yang
berkaitan dengan pelayanan kefarmasian di apotek. Peran Apoteker dituntut
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat
melaksanakan interaksi langsung dengan pasien (Menkes, RI., 2014). Data
ketenagaan yang diperoleh di empat apotek penelitian dapat dilihat di Tabel 4.2
Tabel 4.2 Ketenagaan

No
1
2

Kegiatan
Kehadiran Apoteker
Pelatihan

Apotek
A
5
1

Jumlah Skor
Apotek Apotek
B
C
5
2
1
1

Apotek
D
2
1

Dilihat dari data yang diperoleh di empat apotek, untuk frekuensi


kehadiran apoteker di

apotek, 2 apoteker hadir selama apotek buka, dan 2

26

Universitas Sumatera Utara

apoteker lainnya hadir dua kali seminggu, sedangkan untuk pelatihan semua
apoteker di empat apotek mengikuti pelatihan.
4.3.3 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian dimaksudkan adalah suatu pelayanan langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien (Menkes, RI., 2014). Data pelayanan kefarmasian yang diperoleh di empat
apotek penelitian dapat dilihat di Tabel 4.3
Tabel 4.3 Pelayanan Kefarmasian
Kegiatan

No
1
2
3
4

Pemeriksaan resep
Dispensing
Penyerahan obat
Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Perbekalan Kesehatan

Jumlah Skor
Apotek Apotek Apotek
A
B
C
18
18
7
4
4
2
12
14
4
20
20
20

Apotek
D
7
2
4
20

Pada pemeriksaan resep, keempat apotek tidak melakukan pemeriksaan


duplikasi, kontra Indikasi, interaksi Obat, dan reaksi alergi sebagaimana
tercantum dalam Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek. Pada saat melakukan dispensing, apotek A dan B
dilakukan oleh Apoteker sedangkan apotek C dan D dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian. Di empat apotek penelitian tidak melakukan homecare pada pasien
penyakit kronis yang terdokumentasi, pemantauan terapi obat, dan monitoring
efek samping. Pada kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan, keempat apotek tersebut melakukannya sesuai dengan aturan yang
berlaku.

27

Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Administrasi Apotek


Administrasi apotek merupakan pencatatan, pengarsipan dan pelaporan
hal-hal yang berkaitan dengan data pasien dan penggunaan obat di apotek. Berikut
merupakan data administrasi di empat apotek penelitian yang dapat di lihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4.4 Administrasi

No
1

2
3
4

Kegiatan
Pencatatan pengobatan data
pasien (medicationrecord) untuk
penyakit kronis
Pencatatan pemakaian obat
Pengarsipan resep pemakaian
obat
Pelaporan obat yang dilakukan
secara rutin

Apotek
A
0

Jumlah Skor
Apotek Apotek
B
C
0
0

Apotek
D
0

4
4

4
4

4
4

4
4

Dari data administrasi di empat apotek penelitian, pencatatan pengobatan


pasien (medicationrecord) untuk penyakit kronis tertentu menunjukkan bahwa ke
empat apotek penelitian tidak melakukan pencatatan pengobatan pasien untuk
penyakit kronis tertentu yang meliputi: data dasar pasien, nama dan jumlah obat
yang diberikan, keluhan/gejala penyakit pasien, penyakit yang pernah diderita
sebelumnya dan riwayat alergi. Pada pencatatan pemakaian obat narkotika dan
psikotropika, ke empat apotek penelitian melakukannya. Pada pengarsipan resep
pemakaian obat, empat apotek melakukannya untuk obat narkotika dan
psikotropika. Sedangkan pada pelaporan obat yang dilakukan secara rutin meliputi
pemakaian obat narkotika dan psikotropika ke empat apotek penelitian
melakukannya.

28

Universitas Sumatera Utara

4.3.5 Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian


Evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di apotek merupakan usaha untuk
menyempurnakan

kualitas

pelayanan

dengan

pengukuran

kinerja

dan

tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian serta dilakukannya


survei dan observasi terhadap proses pengelolaan sediaan farmasi. Data evaluasi
mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek penelitian, dapat dilihat di Tabel 4.5
Tabel 4.5 Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian

No
1
2
3
4

Kegiatan
Tersedianya SPO
Melaksanakan evaluasi
kepuasan konsumen
Mempunyai informasi obat
berupa leaflet, brosur

Apotek
A
0

Observasi pelaksanaan SPO

Jumlah Skor
Apotek Apotek
B
C
0
6

Apotek
D
6

Dari data evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek penelitian


menunjukkan bahwa hanya dua apotek yaitu apotek (C dan D) yang memiliki
standar prosedur operasional tertulis. Apotek yang tidak memiliki standar
prosedur operasional tertulis memiliki alasan yaitu apoteker pengelola apotek
yang telah mengetahui prosedur-prosedur yang harus dilakukan pada tiap kegiatan
pelayanan kefarmasian.
4.3.6 Penilaian Mutu Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Berdasarkan penilaian mutu standar pelayanan kefarmasian dari empat
apotek (A, B, C dan D) di peroleh bahwa dua apotek masuk dalam kategori cukup
dan dua apotek lainnya masuk dalam kategori kurang. Hasil yang didapat bahwa
apotek A memperoleh skor 74 berada pada range 61-80 yang masuk dalam

29

Universitas Sumatera Utara

kategori cukup, apotek B memperoleh skor 76 berada pada range 61-80 yang
masuk dalam kategori cukup, sedangkan apotek C dan apotek D memperoleh skor
56 berada pada range 20-60 yang masuk dalam kategori kurang, dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Penilaian mutu standar pelayanan kefarmasian di masing-masing
apotek
No
1.
2.
3.
4.

Apotek
Apotek A
Apotek B
Apotek C
Apotek D

Total Skor
74
76
56
56

Kategori
Cukup
Cukup
Kurang
Kurang

Indikator skor :
I. 81-100

: Baik

II. 61-80

: Cukup

III. 20-60

: Kurang (Ditjen Binfar dan Alkes, 2008).

Hal ini dikarenakan bahwa apotek A dan B adalah apotek yang Pemilik
Sarana Apotek nya seorang apoteker atau APA di apotek tersebut sehingga
kehadiran apoteker selalu ada selama apotek buka. Sedangkan apotek C dan D
adalah apotek yang Pemilik Sarana Apotek nya bukan seorang apoteker dan
kehadiran APA di apotek tersebut hanya satu minggu sekali sehingga pelayanan
kefarmasian lebih banyak dilakukan oleh Tenaga teknis kefarmasian.
Pada penelitian tentang pelayanan kefarmasian di apotek yang pernah
dilakukan oleh Rosita (2012) di Apotek Kecamatan Semampir wilayah Surabaya
berdasarkan skoring pelayanan kefarmasian adalah 27,27% apotek kategori baik,
36,36% kategori sedang dan 36,36% kategori kurang. Hal ini disebabkan data dari
11 apoteker yang diambil melalui pengisian kuesioner bahwa hasil penelitian
terkait data dasar apoteker menunjukkan 54,54% apotek adalah milik orang lain,

30

Universitas Sumatera Utara

27,27% apoteker merangkap dan hanya 9,09% apotek yang memiliki apoteker
pendamping. Sedangkan berdasarkan ketenagaan menunjukkan 54,54% apoteker
tidak hadir selama jam apotek buka (Rosita, 2012).
4.4 Tingkat Kepuasan Konsumen
Kepuasan merupakan perasaan menyenangkan atau kecewa seseorang
yang membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (hasil) dan
harapan-harapannya. Kualitas berdampak langsung pada kinerja atau jasa.
Kepuasan merupakan hal yang penting untuk menilai mutu pelayanan dari
pelayanan suatu pemberi jasa dan menilai keberhasilan dari suatu organisasi
apotek (Kothler, 2003).
4.4.1 Karakteristik Responden Penelitian
Responden untuk penelitian ini diperoleh dari empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan. Untuk penelitian ini peneliti mendapatkan 344 orang
responden. untuk masing-masing apotek 86 orang.
Karakteristik responden pada Tabel 4.7 terlihat dari 344 responden yang
diperoleh yang datang untuk menebus resep, memebeli obat, dan membeli alat
kesehatan masih berusia berada pada rentang (18-49) tahun sebesar 56,4%.
Berdasarkan jenis kelamin dari 344 responden yang diperoleh, dapat
dilihat bahwa sebagian besar konsumen yang datang ke apotek adalah mereka
yang berjenis kelamin perempuan, hal ini terbukti dengan 62,5% perempuan dan
37,5% laki-laki di empat apotek. Dari segi pendidikan tingkat pendidikan SMA
menempati persentase terbesar yaitu 47,3% pada keempat apotek di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan.

31

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7 Karakteristik responden penelitian


No
1

Karakteristik
Umur
13 - 17 tahun
18 - 49 tahun
> 50 tahun
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi/Akademik
Penghasilan
<Rp 1.000.000
Rp 1.000.000-Rp 5.000.000
> Rp 5.000.000
Pekerjaan
Mahasiswa/Mahasiswi
Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
Ibu rumah tangga
Lain-lain
Frekuensi kunjungan
Pertama kali
2-5 kali
> 5 kali
Tujuan Kunjungan
Menebus resep
Membeli Obat bebas
Membeli alat kesehatan

Jumlah
(n=344)

62
194
88

18
56,4
25,6

129
215

37,5
62,5

25
41
51
163
64

7,2
11,9
14,8
47,3
18,6

110
175
59

31,9
50,8
17,1

25
122
33
57
97
10

7,2
35,4
9,6
16,5
28,2
2,9

70
164
110

20,3
47,6
31,9

114
157
73

33,13
45,6
21,2

Keterangan
n : Jumlah responden
Berdasarkan penghasilan dari 344 responden yang diamati, dapat dilihat
bahwa persentase penghasilan terbesar berada pada rentang Rp 1.000.000 Rp
5.000.000 yaitu 50,8% pada keempat apotek. Hal ini berkaitan dengan tingkat

32

Universitas Sumatera Utara

pendidikan dan pekerjaan konsumen yang sebagian besar tamatan SMA dan
dengan pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta 35,4% pada keempat apotek, dan
rata-rata adalah mereka yang 2-5 kali mengunjungi apotek.
Tingkat

pendapatan

tiap

bulan

dapat

menggambarkan

tingkat

perekonomian keluarga, dimana perekonomian ini sangat mempengaruhi pola


kehidupan seseorang. Sehingga secara tidak langsung hal ini juga akan
mempengaruhi kepuasan seseorang (Sutrisna, dkk., 2008). Berdasarkan tujuan
terbesar konsumen datang ke apotek adalah untuk membeli obat tanpa resep,
kemudian menebus resep dan membeli alat kesehatan.
4.4.2

Persentase Tingkat
Kepuasan pada
variabel
yang
Mempengaruhi Kepuasan Konsumen terhadap Mutu Pelayanan
Kefarmasian di Empat Apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan
Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh data bahwa tingkat kepuasan konsumen

terhadap variabel kehandalan 91,71% yang terdiri dari kecepatan pelayanan


81,44%, kelengkapan obat 98,85%, keramahan petugas 93,76%, dan kesiapan
membantu 93,10%. Pada variabel ketanggapan diperoleh tingkat kepuasan
konsumen 88,46% meliputi cepat tanggap 88,23%, pemberian solusi 95,63%,
komunikasi efektif 86,40%, dan informasi obat 83,76%.
Berdasarkan variabel keyakinan adalah 96,11% yang terdiri dari
pengetahuan petugas 92,54%, kualitas obat 97,12%, dan kesesuaian produk obat
98,83%. Pada variabel empati diperoleh tingkat kepuasan 93,80% yang meliputi
perhatian petugas 97,09%, pelayanan tanpa memandang status sosial 95,32% dan
kenyamanan menunggu 89,30%.

33

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8

No

A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Persentase tingkat kepuasan pada variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek
A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Variabel yang mempengaruhi kepuasan


konsumen
A.KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B.KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan petugas
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan
alat
Kebersihan dan kerapian petugas
Rata-Rata

Penilaian Responden
Kenyataan

Harapan

1295
294
346
331
324
1258
330
329
305
294
1013
335
338
340
1015
334

1412
361
350
353
348
1422
374
344
353
351
1054
362
348
344
1086
344

%
91,71
81,44
98,85
93,76
93,10
88,46
88,23
95,63
86,40
83,76
96,11
92,54
97,12
98,83
93,80
97,09

347

364

95,32

334
1391
349
342

374
1449
369
360

89,30
95,99
94,57
95

342

360

95

358
5972

360
6419

99,44
93,03

Dari variabel fasilitas berwujud didapat tingkat kepuasan konsumen


sebesar 95,99% yang terdiri dari kebersihan dan kerapian apotek 94,57%,
penataan exterior dan interior ruangan 95%, kelengkapan kesiapan dan kebersihan
alat 95% serta petugas apotek berpakaian yang bersih dan rapi 99,44%.

34

Universitas Sumatera Utara

Dari keseluruhan variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen


terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek A di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan, di peroleh tingkat kepuasan konsumen sebesar 93,03%.
Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh data bahwa tingkat kepuasan kosumen
terhadap variabel kehandalan 92,35% yang terdiri dari kecepatan pelayanan
92,77%, kelengkapan obat 95,53%, keramahan petugas 85,59%, dan kesiapan
membantu 95,48%.
Tabel 4.9

No

A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Persentase tingkat kepuasan pada variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek
B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Penilaian Responden
Variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen
Kenyataan Harapan
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B.KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan petugas
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan,kebersihan alat
Kebersihan dan kerapian petugas
Rata-Rata

35

334
342
303
338
1362
332
352
334
344
1032
343
341
348
1006
333

360
358
354
354
1428
354
362
353
359
1066
358
354
354
1061
350

92,77
95,53
85,59
95,48
92,77
93,78
97,23
94,61
95,82
95,53
95,81
96,32
98,30
85,59
95,14

352

357

98,59

332
1400
345
353
350
352
6170

354
1419
352
357
354
356
6400

93,78
95,76
98,01
98,87
98,87
98,87
95,75

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan variabel ketanggapan diperoleh tingkat kepuasan konsumen


92,77% meliputi cepat tanggap 93,78%, pemberian solusi 97,23%, komunikasi
efektif 94,61%, dan informasi obat 95,82%. Sedangkan tingkat kepuasan
konsumen terhadap variabel keyakinan adalah 95,53% yang terdiri dari
pengetahuan petugas 95,81%, kualitas obat 96,32%, dan kesesuaian produk obat
98,30%.
Untuk variabel empati diperoleh tingkat kepuasan 85,59% yang meliputi
perhatian petugas 95,14%, pelayanan tanpa memandang status sosial 98,59% dan
kenyamanan menunggu 93,78%. Dari variabel fasilitas berwujud didapat tingkat
kepuasan konsumen sebesar 95,76% yang terdiri dari kebersihan dan kerapian
apotek 98,01%, penataan exterior dan interior ruangan 98,87%, kelengkapan
kesiapan dan kebersihan alat 98,87% serta petugas apotek berpakaian yang bersih
dan rapi 98,87%. Dari keseluruhan variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek B di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan, di peroleh tingkat kepuasan konsumen sebesar 95,75%.
Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh data bahwa tingkat kepuasan konsumen
terhadap variabel kehandalan 88,34% yang terdiri dari kecepatan pelayanan
79,83%, kelengkapan obat 95,53%, keramahan petugas 90,38%, dan kesiapan
membantu 87,67%.
Pada variabel ketanggapan diperoleh tingkat kepuasan konsumen 89,41%
meliputi cepat tanggap 82,35%, pemberian solusi 96,11%, komunikasi efektif
84,13%, dan informasi obat 95,26%. Sedangkan tingkat kepuasan konsumen
terhadap variabel keyakinan adalah 94,92% yang terdiri dari pengetahuan petugas
94,33%, kualitas obat 92,73%, dan kesesuaian produk obat 97,74%. Untuk

36

Universitas Sumatera Utara

variabel empati diperoleh tingkat kepuasan 94,65% yang meliputi perhatian


petugas 90,39%, pelayanan tanpa memandang status sosial 99,44% dan
kenyamanan menunggu 94,06%. Dari variabel fasilitas berwujud didapat tingkat
kepuasan konsumen sebesar 96,18% yang terdiri dari kebersihan dan kerapian
apotek 94,59%, penataan exterior dan interior ruangan 95,51%, kelengkapan
kesiapan dan kebersihan alat 97,74% serta petugas apotek berpakaian yang bersih
dan rapi 96,93%.
Tabel 4.10

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Persentase tingkat kepuasan pada variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di
Apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Variabel yang mempengaruhi
kepuasan konsumen

A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B.KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan petugas
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan,kebersihan alat
Kebersihan dan kerapian petugas
Rata-Rata

37

Penilaian Responden
Kenyataan Harapan
%
1266
1433
88,34
289
362
79,83
342
358
95,53
329
364
90,38
306
349
87,67
1293
1446
89,41
308
374
82,35
346
360
96,11
297
353
84,13
342
359
95,26
1011
1065
94,92
333
353
94,33
332
358
92,73
346
354
97,74
1010
1067
94,65
320
354
90,39
357

359

99,44

333
1385
350
341
346
348
5965

354
1440
370
357
354
359
6451

94,06
96,18
94,59
95,51
97,74
96,93
92,46

Universitas Sumatera Utara

Dari keseluruhan variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen


terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek C di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan, di peroleh tingkat kepuasan konsumen sebesar 92,46%.
Berdasarkan Tabel 4.11, diperoleh data bahwa tingkat kepuasan konsumen
terhadap variabel kehandalan 86,81% yang terdiri dari kecepatan pelayanan
80,83%, kelengkapan obat 93,33%, keramahan petugas 88,43%, dan kesiapan
membantu 84,72%.
Tabel 4.11 Persentase tingkat kepuasan pada variabel yang mempengaruhi
kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek
D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B.KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan petugas
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan,kebersihan alat
Kebersihan dan kerapian petugas
Rata-Rata

38

Penilaian Responden
Kenyataan Harapan
%
1238
1426
86,81
291
360
80,83
336
360
93,33
306
346
88,43
305
360
84,72
1283
1435
89,40
314
374
83,95
329
351
93,73
305
358
85,19
335
352
95,17
1014
1052
96,38
342
350
97,71
340
356
95,50
332
346
95,95
1006
1089
92,38
328
364
90,10
347

364

95,32

331
1360
329
337
346
348
5901

361
1440
362
360
360
360
6444

91,68
94,31
90,88
93,61
96,11
96,66
91,57

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan tingkat kepuasan konsumen terhadap variabel ketanggapan


adalah 89,40%. Variabel keyakinan adalah diperoleh tingkat kepuasan konsumen
96,38%. Untuk variabel empati diperoleh tingkat kepuasan 92,38%. Untuk
variabel fasilitas berwujud didapat tingkat kepuasan konsumen sebesar 94,31%.
Dari keseluruhan variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan, di peroleh tingkat kepuasan konsumen sebesar 91,57%.
Berdasarkan Tabel 4.12, diperoleh data bahwa tingkat kepuasan konsumen
terhadap variabel kehandalan 90,73%. Pada variabel ketanggapan diperoleh
tingkat kepuasan konsumen 89,63%. Untuk variabel keyakinan diperoleh tingkat
kepuasan konsumen 96,05%. Dari variabel empati diperoleh tingkat kepuasan
konsumen 94,74%. Sedangkan pada variabel fasilitas berwujud diperoleh tingkat
kepuasan konsumen 96,64%.
Berdasarkan

keseluruhan

variabel

yang

mempengaruhi

kepuasan

konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran


Kabupaten Asahan, diperoleh tingkat kepuasan konsumen sebesar 93,36%.
Dimana dengan tingkat kepuasan ini menunjukkan konsumen apotek sudah puas
atas pelayanan kefarmasian yang diberikan di empat Apotek di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan, Walaupun masih ada beberapa variabel yang harus diperbaiki
oleh apotek.
Adanya perbedaan kebutuhan yang diinginkan oleh pasien akan
menyebabkan perubahan pada kepuasan pasien tersebut. Untuk itu, penyedia jasa
dalam hal ini adalah apotek harus senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik
kepada para pasien (Amirin, 2009).

39

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12 Persentase tingkat kepuasan pada variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di empat
Apotek di Kota Kisaran kabupaten Asahan
No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B.KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan petugas
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang status
sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan,kesiapan, kebersihan alat
Kebersihan dan kerapian petugas
Rata-Rata

Penilaian Responden
Kenyataan Harapan
%
5169
5697
90,73
1208
1443
83,71
1366
1426
95,79
1292
1417
91,17
1303
1411
92,34
5137
5731
89,63
1284
1476
86,99
1333
1417
94,07
1246
1417
87,93
1274
1421
89,65
4070
4237
96,05
1353
1423
95,08
1351
1416
95,40
1366
1398
97,71
4075
4299
94,74
1315
1412
93,13
1399

1444

96,88

1361
5551
1388
1373
1384
1406
24002

1443
5744
1453
1434
1428
1435
25708

94,31
96,64
95,92
95,74
96,91
97,97
93,36

Pengukuran kepuasan konsumen merupakan elemen penting dalam


menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien, dan lebih efektif. Apabila
konsumen merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Tingkat
kepuasan konsumen terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam
suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan konsumen,

40

Universitas Sumatera Utara

meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan


terhadap populasi sasaran (Yuningsih, 2008).
4.4.3 Pembuatan Diagram Kartesius
4.4.3.1 Perhitungan nilai rata-rata kenyataan vs harapan konsumen
Kepuasan konsumen diketahui dengan cara melakukan penilaian terhadap
tingkat harapan/kepentingan dan kepuasan konsumen. Skor rataan kepentingan
(Y) dan skor rataan kepuasan (X) dijumlah keseluruhan, lalu dibuat rataan secara
keseluruhan. Hasil perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada
variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan, dapat dilihat
pada Tabel 4.13, Tabel 4.14, Tabel 4.15, Tabel 4.16 dan Tabel 4.17. X rata-rata
kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek A di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan 3,85 dan nilai Y rata-rata= 4,14. X rata-rata kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek B di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan 3,94 dan nilai Y rata-rata= 4,13. X rata-rata kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek C di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan 3,84 dan nilai Y rata-rata= 4,16. X rata-rata kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefarmasian di Apotek D di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan 3,81 dan nilai Y rata-rata= 4,16. Dari perhitungan rata-rata
penilaian kenyataan dan harapan pada variabel yang mempengaruhi kepuasan
konsumen terhadap mutu pelayanan kefamasian di empat apotek di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan di peroleh nilai X rata-rata= 3,86 dan nilai Y rata-rata= 4,14.
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandingkan persepsi
kenyataan (X) dengan harapan (Y) yang digambarkan dalam Diagram Kartesius,

41

Universitas Sumatera Utara

diagram kartesius untuk setiap apotek dapat dilihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2,
Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5.
Tabel 4.13

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
tarhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek A di kota kisaran
kabupaten Asahan
Penilaian Responden

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B. KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan dan keterampilan
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang
status sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan,
kesiapan,kebersihan alat
Petugas apotek bersih dan rapi
Rata-rata

42

Kenyataan

Harapan

294
346
331
324

361
350
353
348

3,42
4,02
3,85
3,77

4,19
4,07
4,10
4,05

330
329
305
294

374
344
353
351

3,84
3,83
3,55
3,42

4,35
4,00
4,10
4,08

335
338
340

362
348
344

3,89
3,93
3,95

4,20
4,04
4,00

334

344

3,88

4,00

347

364

4,03

4,23

334

374

3,88

4,34

349
342

369
360

4,05
3,97

4,30
4,18

342

360

3,97

4,18

358
5972

360
6419

4,16
3,85

4,18
4,14

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1 Diagram Kartesius penilaian kenyataan vs harapan konsumen di


Apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan.

Keterangan Kegiatan:
1. A1 Kecepatan pelayanan obat
2. A2 Obat tersedia dengan lengkap
3. A3 Keramahan petugas dalam melayani Konsumen
4. A4 Petugas selalu siap membantu
5. B1 Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen
6. B2 Petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang
dihadapi konsumen
7. B3 Terjadi komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
8. B4 Konsumen mendapat informasi yang jelas dan mudah dimengerti
tentang resep/obat yang ditebusnya
9. C1 Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam
Bekerja
10. C2 Obat yang diperoleh terjamin kualitasnya
11. C3 Obat yang diberikan sesuai dengan yang diminta
12. D1 Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
13. D2 Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa
memandang status sosial
14. D3 Konsumen merasa nyaman selama menunggu
15. E1 Apotek terlihat bersih dan rapi
16. E2 Penataan exterior dan interior ruangan

43

Universitas Sumatera Utara

17. E3 Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai


18. E4 Petugas apotek berpakaian yang bersih dan rapi
Dari diagram kartesius apotek A diperoleh 4 (empat) kuadran yaitu:
a.

Kuadran I
Kuadran I menunjukkan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini
kinerjanya harus ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan secara
berkesinambungan. Pada kuadran I di apotek A di kota Kisaran Kabupaten
Asahan terdapat variabel A1 (kecepatan pelayanan) dan B1 (cepat tanggap),
dimana konsumen apotek tidak puas dan ini menjadi prioritas utama untuk
diperbaiki.
b.

Kuadran II
Kuadran II menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini harus dipertahankan dan dikelola dengan baik karena
keberadaannya memiliki keunggulan dimata pelanggan. Pada kuadran II di apotek
A variabel yang berada pada kuadran II dimana konsumen merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan sehingga harus dipertahankan. Variabel yang harus
dipertahankan adalah pengetahuan dan keterampilan petugas (C1), pelayanan
tanpa memandang status sosial (D2), kenyamanan menunggu (D3), apotek terlihat
bersih dan rapi (E1), penataan exterior dan interior ruangan (E2), kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai (E3), petugas apotek berpakaian
bersih dan rapi (E4).

44

Universitas Sumatera Utara

c.

Kuadran III
Kuadran III menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh konsumen. Berdasarkan
diagram kartesius, pada kuadran III di apotek A di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan variabel kehandalan (A) pada kuadran III yaitu prioritas rendah yang
dianggap kurang penting oleh konsumen adalah keramahan petugas (A3),
kesiapan membantu (A4). Pada variabel ketanggapan yang berada pada kuadran
III prioritas rendah adalah pemberian solusi (B2), komunikasi efektif (B3),
informasi obat (B4).
d.

Kuadran IV
Pada kuadran IV menunjukkan pelayanan yang dianggap kurang penting

oleh konsumen akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting


tetapi sangat memuaskan. Pada apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
variabel kehandalan (A) yang terdapat pada kuadran IV adalah kelengkapan obat
(A2), pada variabel keyakinan (C) yang terdapat pada kuadran IV adalah kualitas
obat (C2), dan kesesuaian produk yang diminta (C3). Pada variabel empati (D)
yang terdapat pada kuadran IV adalah (D1) perhatian petugas.

45

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.14

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
tarhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek B di kota kisaran
kabupaten Asahan
Penilaian Responden

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B. KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan dan keterampilan
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang
status sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan alat
Petugas apotek berpakaian yang
bersih dan rapi
Rata-rata

46

Kenyataan

Harapan

334
342
303
338

360
358
354
354

3,88
3,97
3,52
3,93

4,18
4,16
4,11
4,11

332
352
334
344

354
362
353
359

3,86
4,09
3,88
3,88

4,11
4,21
4,10
4,17

343
341
348

358
354
354

3,98
3,96
4,04

4,16
4,11
4,11

322

350

3,74

4,07

352

357

4,09

4,15

332

354

3,86

4,11

345
353

352
357

4,01
4,10

4,09
4,15

350

354

4,07

4,11

352

356

4,09

4,14

6107

6400

3,94

4,13

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2 Diagram Kartesius penilaian kenyataan vs harapan konsumen di


Apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Dari diagram kartesius Apotek B diperoleh 4 (empat) kuadran yaitu:


a.

Kuadran I
Kuadran I menunjukkan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi. Pada kuadran I di apotek B di Kota Kisaran Kabupaten


Asahan terdapat variabel A1 (kecepatan pelayanan), dimana konsumen apotek
tidak puas dan ini menjadi prioritas utama untuk diperbaiki.
b.

Kuadran II
Kuadran II menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini harus dipertahankan dan dikelola dengan baik karena
keberadaannya memiliki keunggulan dimata pelanggan. Pada kuadran II di apotek
B, variabel yang harus dipertahankan prestasinya adalah kelengkapan obat (A2),

47

Universitas Sumatera Utara

pemberian solusi (B2), informasi obat (B4), pengetahuan dan keterampilan


petugas (C1), pelayanan tanpa memandang status sosial (D2), apotek terlihat
bersih dan rapi (E1), penataan exterior dan interior ruangan (E2), petugas apotek
berpakaian bersih dan rapi (E4).
c.

Kuadran III
Kuadran III menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh konsumen. Pada kuadran
III di apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan variabel kehandalan (A) pada
kuadran III yaitu prioritas rendah yang dianggap kurang penting oleh konsumen
adalah keramahan petugas (A3), kesiapan membantu (A4). Pada variabel
ketanggapan yang berada pada kuadran III prioritas rendah adalah kesiapan
membantu (B1), komunikasi efektif (B3). Pada variabel empati yang berada pada
kuadran III prioritas rendah adalah perhatian petugas (D1) dan kenyamanan
menunggu (D3).
d.

Kuadran IV
Pada kuadran IV menunjukkan pelayanan yang dianggap kurang penting

oleh konsumen tetapi sangat memuaskan. Pada kuadran IV di apotek B di Kota


Kisaran Kabupaten Asahan variabel keyakinan (C) yang terdapat pada kuadran IV
adalah kualitas obat (C2), dan kesesuaian produk yang diminta (C3). Sedangkan
pada variabel fasilitas berwujud (E) yang berada pada kuadran IV adalah
kebersihan dan kerapian apotek (E1), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alatalat yang dipakai (E3).

48

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.15

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
tarhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek C di kota kisaran
kabupaten Asahan
Penilaian Responden

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B. KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan dan keterampilan
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang
status sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan alat
Petugas apotek berpakaian yang
bersih dan rapi
Rata-rata

49

Kenyataan

Harapan

289
342
329
306

362
358
364
360

3,36
3,97
3,82
3,55

4,20
4,16
4,23
4,05

308
346
302
342

350
360
353
359

3,58
4,02
3,51
3,97

4,35
4,18
4,10
4,17

333
332
346

353
358
354

3,87
3,86
4,02

4,10
4,16
4,11

320

354

3,72

4,11

357

359

4,15

4,17

333

354

3,87

4,11

350
341

352
357

4,06
3,96

4,30
4,15

346

354

4,02

4,11

348

359

5965

6420

4,04
3,84

4,17
4,16

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.3 Diagram Kartesius penilaian kenyataan vs harapan konsumen di


Apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Dari diagram kartesius Apotek C diperoleh 4 (empat) kuadran yaitu:


a.

Kuadran I
Kuadran I menunjukkan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini
kinerjanya harus ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan secara
berkesinambungan. Pada kuadran I di apotek C di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan terdapat variabel A1 (kecepatan pelayanan), keramahan petugas (A3) dan
B1 (cepat tanggap), dimana konsumen apotek tidak puas dan ini menjadi prioritas
utama untuk diperbaiki.
b.

Kuadran II
Kuadran II menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, pada kuadran II di apotek C variabel
yang berada pada kuadran II dimana konsumen merasa puas dengan pelayanan

50

Universitas Sumatera Utara

yang diberikan sehingga harus dipertahankan. Variabel yang harus dipertahankan


adalah pemberian solusi (B2), informasi obat (B4), pelayanan tanpa memandang
status sosial (D2), apotek terlihat bersih dan rapi (E1), petugas apotek berpakaian
bersih dan rapi (E4).
c.

Kuadran III
Kuadran III menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah. Berdasarkan diagram kartesius, pada
kuadran III di apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan variabel kehandalan
(A) pada kuadran III yaitu prioritas rendah yang dianggap kurang penting oleh
konsumen adalah kesiapan membantu (A4). Pada variabel ketanggapan yang
berada pada kuadran III prioritas rendah adalah komunikasi efektif (B3). Pada
variabel empati yang berada pada kuadran III prioritas rendah adalah perhatian
petugas (D1).
c.

Kuadran IV
Pada kuadran IV menunjukkan pelayanan yang dianggap kurang penting

tetapi sangat memuaskan. Pada kuadran IV di apotek C di Kota Kisaran


Kabupaten Asahan variabel kehandalan (A) yang terdapat pada kuadran IV adalah
kelengkapan obat (A2), pada variabel keyakinan (C) yang terdapat pada kuadran
IV adalah pengetahuan dan keterampilan petugas (C1), kualitas obat (C2), dan
kesesuaian produk yang diminta (C3). Pada variabel empati (D) yang terdapat
pada kuadran IV adalah kenyamanan selama menunggu (D3), Sedangkan pada
variabel fasilitas berwujud (E) yang berada pada kuadran IV adalah kebersihan
dan kerapian apotek (E1), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang
dipakai (E3).

51

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.16

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
tarhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek D di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan
Penilaian Responden

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B. KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan dan keterampilan
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang
status sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan, dan
kebersihan alat
Petugas apotek berpakaian yang
bersih dan rapi
Rata-rata

52

Kenyataan

Harapan

291
336
306
305

360
360
346
360

3,38
3,90
3,55
3,54

4,18
4,18
4,02
4,05

314
329
305
335

374
351
358
352

3,65
3,82
3,54
3,89

4,35
4,08
4,16
4,09

342
340
332

350
356
346

3,97
3,95
3,86

4,06
4,13
4,02

328

364

3,81

4,23

347

364

4,03

4,23

331

361

3,84

4,19

329
337

362
360

3,82
3,91

4,30
4,18

346

360

4,02

4,18

348

360

5901

6444

4,04
3,81

4,18
4,16

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.4 Diagram Kartesius penilaian kenyataan vs harapan konsumen di


Apotek D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Dari diagram kartesius diperoleh 4 (empat) kuadran yaitu:


a.

Kuadran I
Kuadran I menunjukkan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi. Pada kuadran I di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten


Asahan terdapat variabel A1 (kecepatan pelayanan) dan B1 (cepat tanggap) dan
B3 (komunikasi efektif), dimana konsumen apotek tidak puas dan ini menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki.
b.

Kuadran II
Kuadran II menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini harus dipertahankan dan dikelola dengan baik karena
keberadaannya memiliki keunggulan dimata pelanggan. Pada kuadran II di apotek

53

Universitas Sumatera Utara

D variabel yang berada pada kuadran II dimana konsumen merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan sehingga harus dipertahankan. Variabel yang harus
dipertahankan prestasinya adalah kelengkapan obat (A2), perhatian petugas (D1),
pelayanan tanpa memandang status sosial (D2), kenyamanan menunggu (D3),
apotek terlihat bersih dan rapi (E1), penataan exterior dan interior ruangan (E2),
kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai (E3), petugas apotek
berpakaian bersih dan rapi (E4).
c.

Kuadran III
Kuadran III menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh konsumen. Berdasarkan
diagram kartesius, pada kuadran III di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan variabel kehandalan (A) pada kuadran III yaitu prioritas rendah yang
dianggap kurang penting dan kurang memuaskan oleh konsumen adalah
keramahan petugas (A3) dan kesiapan membantu (A4).
d.

Kuadran IV
Pada kuadran IV menunjukkan pelayanan yang dianggap kurang penting

oleh konsumen akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting


tetapi sangat memuaskan. Pada kuadran IV di apotek D di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan variabel ketanggapan (B) yang terdapat pada kuadran IV
adalah pada pemberian solusi (B1) dan informasi obat (B4), pada variabel
keyakinan (C) yang terdapat pada kuadran IV adalah pengetahuan dan
keterampilan petugas (C1), kualitas obat (C2), dan kesesuaian produk yang
diminta (C3).

54

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.17

No
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3
E4

Perhitungan rata-rata penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
tarhadap mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan
Penilaian Responden

Variabel yang mempengaruhi


kepuasan konsumen
A. KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan
Kelengkapan obat
Keramahan petugas
Kesiapan membantu
B. KETANGGAPAN
Cepat tanggap
Pemberian solusi
Komunikasi efektif
Informasi obat
C. KEYAKINAN
Pengetahuan dan keterampilan
Kualitas obat
Kesesuaian produk obat
D. EMPATI
Perhatian petugas
Pelayanan tanpa memandang
status sosial
Kenyamanan menunggu
E. FASILITAS BERWUJUD
Kebersihan dan kerapian apotek
Exterior dan interior ruangan
Kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan alat
Petugas apotek berpakaian yang
bersih dan rapi
Rata-rata

55

Kenyataan

Harapan

1208
1366
1292
1303

1443
1426
1417
1411

3,51
3,97
3,75
3,78

4,19
4,14
4,11
4,10

1284
1333
1246
1274

1476
1417
1417
1421

3,73
3,87
3,62
3,70

4,29
4,11
4,11
4,13

1353
1351
1366

1423
1416
1398

3,93
3,92
3,97

4,13
4,11
4,06

1315

1412

3,82

4,10

1399

1444

4,07

4,19

1361

1443

3,87

4,19

1388
1373

1453
1434

4,03
3,99

4,20
4,16

1384

1428

4,02

4,15

1406

1435

4,08

4,17

24002

25708

3,86

4,14

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5 Diagram Kartesius penilaian kenyataan vs harapan konsumen di


Empat Apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Dari diagram kartesius di empat apotek diperoleh 4 (empat) kuadran yaitu:


a.

Kuadran I
Kuadran I menunjukkan kualitas pelayanan yang memiliki tingkat

kepentingan yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini
kinerjanya harus ditingkatkan dengan cara melakukan perbaikan secara
berkesinambungan. Pada kuadran I di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan terdapat variabel A1 (kecepatan pelayanan) dan B1 (cepat tanggap)
dimana konsumen apotek tidak puas dan ini menjadi prioritas utama untuk
diperbaiki.

56

Universitas Sumatera Utara

Pada variabel kecepatan pelayanan yang merupakan salah satu variabel


yang dianggap paling penting menurut konsumen. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi dan juga berhubungan dengan kecepatan pelayanan. Kecepatan
pelayanan di apotek

dimulai saat terjadinya transaksi sampai obat diberikan

kepada konsumen. Dalam proses menunggu obat walaupun sudah disiapkan


tempat yang nyaman untuk menunggu namun keterlambatan pelayanan ini terjadi
pada saat banyak konsumen yang menebus resep, membeli obat bebas, membeli
alat kesehatan sehingga memberikan beban pekerjaan kepada petugas yang dapat
memperlambat pelayanan. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengatur jadwal
kerja petugas dengan cara menempatkan lebih banyak petugas pada saat jam
sibuk. Menyediakan ruang tunggu yang lebih nyaman lagi dan meningkatkan
keramahan petugas kepada konsumen, sehingga pasien tidak akan merasa
keberatan untuk pelayanan yang membutuhkan sedikit waktu. Selain itu kecepatan
pelayanan juga dapat ditentukan jenis resep, jumlah obat dan ketersediaan obat
dari resep yang ditebus konsumen.
Cepat tanggap merupakan variabel yang sangat penting bagi konsumen
karena dengan kecepatan dan ketanggapan petugas maka kecepatan pelayanan
dapat menjadi semakin cepat. Dalam pelaksanaannya, dimensi ini memuat 2 unsur
utama, yaitu kemampuan institusi untuk memberikan pelayanan sebagaimana
yang dijanjikannya dan keakuratan pelayanan yang diberikan atau seberapa jauh
institusi mampu meminimalisir atau mencegah terjadinya kesalahan atau error
dalam proses pelayanan yang diberikan (Praptiwi, 2009).
Menurut Irawan (2007), Kemudahan untuk memperoleh produk atau jasa
merupakan salah satu komponen yang dapat mendorong kepuasan pelanggan.

57

Universitas Sumatera Utara

b.

Kuadran II
Kuadran II menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini harus dipertahankan dan dikelola dengan baik karena
keberadaannya memiliki keunggulan dimata pelanggan. Pada kuadran II di empat
apotek variabel yang berada pada kuadran II dimana konsumen merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan sehingga harus dipertahankan. Variabel yang
harus dipertahankan prestasinya adalah pelayanan tanpa memandang status sosial
(D2), kenyamanan menunggu (D3), apotek terlihat bersih dan rapi (E1), penataan
exterior dan interior ruangan (E2), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat
yang dipakai (E3), petugas apotek berpakaian bersih dan rapi (E4).
c.

Kuadran III
Kuadran III menunjukkan kualitas pelayanan yang memperlihatkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah, kualitas pelayanan yang termasuk
dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh konsumen dan kurang
memuaskan. Berdasarkan diagram kartesius, pada kuadran III di empat apotek di
kota Kisaran Kabupaten Asahan variabel kehandalan (A) pada kuadran III yaitu
prioritas rendah yang dianggap kurang penting oleh konsumen adalah keramahan
petugas (A1), petugas selalu siap membantu (A4), pada variabel kehandalan (B)
adalah variabel kehandalan (B) adalah pemberian solusi (B2), komunikasi efektif
(B3) dan informasi obat (B4), Pada variabel empati (D) adalah perhatian petugas
(D1).

58

Universitas Sumatera Utara

d.

Kuadran IV
Pada kuadran IV menunjukkan pelayanan yang dianggap kurang penting

oleh konsumen akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting


tetapi sangat memuaskan. Pada kuadran IV di empat apotek di kota Kisaran
Kabupaten Asahan variabel kehandalan (A) yang terdapat pada kuadran IV adalah
kelengkapan obat (A2). Pada variabel keyakinan (C) yang terdapat pada kuadran
IV adalah pengetahuan dan keterampilan petugas (1), kualitas obat (C2), dan
kesesuaian produk yang diminta (C3).
4.5

Keterkaitan antara mutu pelayanan kefarmasian dengan tingkat


kepuasan konsumen di empat apotek di kota Kisaran Kabupaten
Asahan
Berdasarkaan mutu pelayanan kefarmasian di apotek (A, B, C dan D)

apotek A dan B masuk dalam kategori cukup, sedangkan apotek C dan D masuk
dalam kategori kurang. Sementara berdasarkan tingkat kepuasan dari 344
responden rata-rata konsumen merasa puas dengan pelayanan kefarmasian di
empat apotek tersebut. Sehingga antara mutu pelayanan kefarmasian dengan
kepuasan konsumen di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan tidak
sejalan. Hal ini dapat didasari atas beberapa kemungkinan seperti, konsumen yang
datang ke apotek tidak mengetahui adanya standar dari pelayanan kefarmasian di
apotek yang sudah diatur sesuai dengan Permenkes Nomor 35 tahun 2014 tentang
standar pelayanan kefarmasian di apotek. Konsumen yang datang ke apotek tidak
mengetahui peran serta kehadiran apoteker di apotek tersebut sehingga pasien
yang telah mendapatkan informasi baik dari apoteker maupun Tenaga teknis
kefarmasian atau pegawai apotek lainnya, sudah merasa puas dengan pelayanan

kefarmasian di apotek tersebut.

59

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a.

Mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di kota Kisaran kabupaten


Asahan yaitu (apotek A, B, C dan D), apotek A dan B masuk dalam
kategori cukup. Sedangkan apotek C dan D masuk dalam kategori
kurang.

b.

Tingkat kepuasan konsumen di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten


Asahan, berdasarkan diagram kartesius diperoleh bahwa konsumen
merasa puas terhadap kelengkapan obat 95,79%, pengetahuan dan
keterampilan 95,08%, kualitas obat 95,40%, kesesuaian produk obat
97,71%, pelayanan tanpa memandang status sosial 96,88%, kenyamanan
menunggu 94,31%, kebersihan dan kerapian apotek 95,92%, penataan
exterior dan interior ruangan 95,74%, kelengkapan, kesiapan, dan
kebersihan alat 96,91%, serta kebersihan dan kerapian petugas 97,97%.
Sedangkan tingkat kepuasan rata-rata konsumen di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan adalah 93,36%.

5.2 Saran
a. Disarankan agar Apotek menyediakan kotak saran untuk mengetahui
kelemahan atau kekurangan pelayanan yang diberikan berdasarkan
persepsi konsumen sehingga akhirnya apotek di Kota Kisaran Kabupaten
Asahan dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai standar

60

Universitas Sumatera Utara

b. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk mengukur mutu pelayanan


kefarmasian di apotek menggunakan indikator lain seperti waktu
penyiapan obat, waktu peyerahan obat.

61

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Aly, A.R. (2013) Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Tingkat Kepuasan
Terhadap Pelayanan di Poly Gigi dan Mulut Rumah Sait Umum Daerah
Dr. Siful Anwar Malang. Tugas Akhir. Progam Study Pendidikan Dokter
Gigi. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Halaman 5
Amirin, T.M. (2009). Populasi dan Sampel Penelitian 3: Pengambilan Sampel
dari
Populasi
Tak
Terhingga
dan
Tak
Jelas.
http://tatangmanguny.wordpress.com. Diakses tanggal: 3 Maret 2015
Anonim, (2007) Raosoft Sample Size Calculator. http: //www. raosoft.
com/ samplesize.html?tfrm=5. Diakses tanggal: 3 Maret 2015
Bustami, M.S. (2011).
Penjaminan
Mutu Pelayanan Kesehatan
& Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Halaman 5 - 6.
Ditjen Binfar dan Alkes. (2008). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Fadli, M. (2015). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Program Jamkesmas
Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Beberapa Rumah Sakit Di
kota Medan. Skripsi. Medan: Program Ekstensi Sarjana Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Ginting, A. ( 2008 ). Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek di
Kota Medan Tahun 2008. Skripsi. Medan. Fakultas Farmasi USU.
Halaman 49.
Irawan, H. (2007). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo. Halaman 45
Kothler, P. (2003). Manajemen Pemasaran Internasional. New Jersey: Prentice
Hall. Halaman 45.
Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J., dan Lwanga, S.K. (1997). Besar Sampel
Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Halaman 46 - 55.
Menkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 35 tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta. Halaman 124.
Perry, A.G., dan Patricia, A.P. (1994). Keterampilan dan Prosedur Dasar.
Jakarta: EGC. Halaman 154.

62

Universitas Sumatera Utara

Pohan, I.S. (2007). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman 20
Praptiwi, A. (2009). Pengelolaan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelayanan
Kesehatan. Pelatihan dan Workshop Manajemen Keperawatan di RSUD
45 Kuningan. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjajaran. Halaman 6
Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Pemerintahan Negara RI. Jakarta: Lembaran
Negara RI tahun 2009 No. 124.
Rangkuti, F. (2006). Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Halaman 266
Rosita. (2012). Studi Mengenai Pelayanan Kefarmasian di Apotek-apotek di
Wilayah Surabaya Utara Kecamatan Semampir. Skripsi. Surabaya.
Universitas Surabaya.
Sari. N. (2008). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Kualitas Pemberian Informasi Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Orthopedi
Prof.
Dr.
Soeharso
Surakarta.
http//v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/15398/5/13. Diakses tanggal: 5
Maret 2015.
Sastroasmoro, S. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi
Ketiga. Jakarta: Sagung Seto. Halaman 93 - 95.
Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Cetakan Ketiga. Jakarta: Renika Cipta. Halaman 231-234
Sutrisna, E.M., Meiliana, D., dan Tri Yulianti. (2008). Tingkat Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan Di Apotik Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Publikasiilmiah.ums.ac.id/betstream/
handle/123456789/3209/Tingkat
kepuasan
pasien
rawat
jalan.
Pdf?sequence =1. Diakses tanggal: 5 Maret 2015.
Tjiptono, F., dan Anastasia, D. (2001). Total Quality Management. Edisi Revisi.
Yogyakarta: Andi Offset. Halaman 4.
Yuningsih, Y. (2008). Evaluasi Kinerja Apotek Mitra Sehat Colomadu
Karanganyer
Dengan
Perspektif
Customer
dan
Keuangan.
http//v2.eprints.ums.ac.id/archive/etd/986/1/1. Diakses tanggal: 4 April
2015.
Yusmainita. ( 2008 ). Jasa Profesi Farmasi di Apotek . Artikel Majalah Medisina.
3(5): 8.

63

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Daftar Tilik Mutu Pelayanan Kefarmasian


DAFTAR TILIK
Jumlah tenaga teknis kefarmasian dan kualifikasi :
Jumlah Apoteker

Orang

Jumlah tenaga teknis kefarmasian (TTK)

Orang

Jumlah tenaga non teknis kefarmasian

Orang

Status Apoteker
Merangkap pekerjaan (Tidak khusus di apotek)
Tidak merangkap pekerjaan (Khusus di apotek)
Berilah tanda () pada kolom yang sesuai dengan keadaan dan kegiatan
Apoteker di apotek

A. KETENAGAAN
1. Frekuensi kehadiran Apoteker
5

Selama apotek buka

Setiap hari, pada jam tertentu

2-3 x seminggu

1 x seminggu

1 x sebulan

2. Apakah Apoteker pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan


pelayanan kefarmasian di apotek
1

YA

TIDAK
Total Skor 6

64

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. (Lanjutan)
B. PELAYANAN KEFARMASIAN
N
O
I
1
2
3

5
II
1
2
III
1

2
3
4

DILAKUKAN

KEGIATAN
PEMERIKSAAN RESEP
Pemeriksaan kelengkapan resep
Pemeriksaan keabsahan resep
Pertimbangan klinik yang dilakukan
meliputi:
a. Kesesuaian jumlah obat dengan
kegunaan
b. Aturan pakai
c. Duplikasi
d. Kontra indikasi
e. Interaksi obat
f. Reaksi alergi
Pemeriksaan Obat:
a. Memeriksa obat yang tersedia di
apotek dengan permintaan pada
resep
b. Memeriksa kualitas fisik obat
c. Memeriksa tanggal kadaluarsa
obat
Apabila dalam resep ada hal-hal yang
meragukan maka melakukan konsultasi
dengan dokter
DISPENSING
Yang melakukan Dispensing
Obat yang diserahkan diperiksa ulang
PENYERAHAN OBAT
Pada saat penyerahan obat, informasi
obat yang diberikan pada pasien:
a. Dosis obat
b. Frekuensi pemakaian obat
c. Lama pengobatan
d. Cara pemakaian
e. Efek samping dan kontra
indikasi
f. Cara penyimpanan obat
Konseling kepada pasien
Home care pada pasien penyakit kronis
yang terdokumentasi
Monitoring efek samping obat dan
pemantauan terapi obat

Total skor

65

OLEH
APT

OLEH
TTK

TIDAK
DILAKUKAN

2
2

1
1

0
0

2
2
2
2
2

1
0
0
0
0

0
0
0
0
0

2
2

1
1

0
0

2
2
2
2

1
1
1
1

0
0
0
0

2
2

1
0

0
0

46

15

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. (Lanjutan)
IV

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN


PERBEKALAN KESEHATAN
Dilakukan perencanaan pengadaan sediaan farmasi
Dilakukan pengadaan obat melalui jalur resmi
Penyimpanan obat sesuai FEFO
Penyimpanan obat sesuai FIFO
Dilakukan pengecekan saat penerimaan obat
Dilakukan pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak
Dilakukan pengendalian
Penyimpanan narkotika sesuai ketentuan
Penyimpanan psikotropika sesuai ketentuan
Dilakukan pencatatan dan pelaporan

Total skor

YA

TIDAK

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

0
0
1
1
0
0
0
0
0
0

20

C. ADMINISTRASI
NO
1
2

KEGIATAN
Pencatatan pengobatan data pasien (Medication
Record) untuk penyakit kronis tertentu
Pencatatan pemakaian obat meliputi :
a. Narkotika
b. Psikotropika
Pengarsipan resep pemakaian obat meliputi:
a. Narkotika
b. Psikotropika
c. Obat Generik
Pelaporan obat yang dilakukan secara rutin:
a. Pemakaian narkotika
b. Pemakaian psikotropika

YA TIDAK

Total skor

2
2

0
0

2
2
2

0
0
0

2
2

0
0

16

D. EVALUASI MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN


NO
1

KEGIATAN
Tersedianya SPO tertulis untuk setiap proses:
a. Pemeriksaan resep
b. Dispensing
c. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan
Melaksanakan evaluasi terhadap tingkat kepuasan
konsumen melalui kotak saran
Apotek mempunyai informasi obat secara aktif
berupa leaflet, brosur, komputerisasi, dll
Observasi pelaksanaan SPO pelayanan

Total skor

66

YA

TIDAK

2
2

0
0

12

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Kuesioner Tingkat Kepuasan Konsumen


KUESIONER
TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI EMPAT APOTEK DI KOTA
KISARAN KABUPATEN ASAHAN
Survei ini adalah survei untuk penulisan skripsi di Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara (USU), oleh karena itu saya sebagai peneliti akan
sangat berterima kasih jika Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia mengisi dan
menjawab setiap pertanyaan dengan sukarela.
Beri tanda ( ) pada pilihan yang sesuai
I. Karakteristik Konsumen
1. Umur
Remaja

: usia 13-17 tahun

Dewasa

: usia 18-49 tahun

Orangtua

: 50 tahun ke atas

2. Jenis kelamin
Laki laki

Perempuan

3. Pendidikan :
Tidak tamat SD

SMA

SD

Perguruan Tinggi / Akademi

SMP
4. Tingkat penghasilan Kepala keluarga /bulan
< Rp.1.000.000

Rp.1.000.000 s/d Rp.5.000.000

>Rp.5.000.000
5. Pekerjaan
Mahasiswa/mahasiswi

Pegawai swasta

Wiraswasta

Ibu rumah tangga

Pegawai negeri sipil

Lain-lain

6. Sudah berapa kali anda datang ke apotek ini


Baru pertama kali

2-5 Kali

Lebih dari 5 kali

7. Tujuan anda datang ke apotek ini


Menebus Resep

Membeli obat bebas

67

Membeli ALKES

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. (Lanjutan)
Pilih jawaban yang anda rasa tepat dengan tanda ( ) pada kolom yang
sesuai
II. Kepuasan Konsumen

Keterangan :
Pelayanan Yang Anda Dirasakan :
TB
= Tidak Baik
KB
= Kurang Baik
CB
= Cukup Baik
B
= Baik
SB
= Sangat Baik

NO

Harapan Anda :
TB
= Tidak Baik
KB
= Kurang Baik
CB
= Cukup Baik
B
= Baik
SB
= Sangat Baik

DAFTAR PERTANYAAN

Yang Anda
Rasakan
SKOR

Harapan
Anda
SKOR

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
T KC B S T KC B S
B B B
B B B B
B

A.
A1
A2
A3
A4
B
B1
B2
B3
B4
C
C1
C2
C3

KEHANDALAN
Kecepatan pelayanan obat
Obat tersedia dengan lengkap
Keramahan petugas dalam melayani
konsumen
Petugas selalu siap membantu
KETANGGAPAN
Petugas cepat tanggap terhadap keluhan
konsumen
Petugas mampu memberikan
penyelesaian terhadap masalah yang
dihadapi konsumen
Terjadinya komunikasi yang baik antara
petugas dan konsumen
Konsumen mendapatkan informasi yang
jelas dan mudah dimengerti tentang
resep/obat yang ditebusnya
KEYAKINAN
Petugas mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang baik dalam bekerja
Obat yang diperoleh terjamin kualitasnya
Obat yang diberikan sesuai dengan yang
diminta

68

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. (Lanjutan)

NO

Yang Anda
Rasakan
SKOR

DAFTAR PERTANYAAN

1 2 3
T
B

D
D1

E
E1

Apotek terlihat bersih dan rapi

D3

E2
E3
E4

K
B SB
CB
B

1 2 3 4 5
T K C B S
B B B
B

EMPATI
Petugas memberikan perhatian
terhadap keluhan konsumen
Petugas memberikan pelayanan
kepada semua konsumen tanpa
memandang status social
Konsumen merasa nyaman
selama menunggu obat
FASILITAS BERWUJUD

D2

4 5

Harapan
Anda
SKOR

Penataan exterior dan interior


ruangan
Kelengkapan, kesiapan dan
kebersihan alat-alat yang
dipakai
Petugas apotek berpakaian
bersih dan rapi

69

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Judul Penelitian dan Pembimbing II

70

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian

71

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

72

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Pemberitahuan Selesai Penelitian

73

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

74

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

75

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. (Lanjutan)

76

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Persentase tingkat kepuasan pada variabel-variabel yang


mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Tingkat Kepuasan Kosumen (%)=
a.

Kenyataan
arapan

x 100%

Kehandalan
1.

Kecepatan Pelayanan

2.

Kelengkapan Obat

3.

Keramahan Petugas

4.

Kesiapan Membantu

Total

294
361
346
350
331
353
324
348

x 100% = 81,44%
x 100%

x 100%

= 93,76%

x 100%

= 93,10%

1295
1412

x 100%

98,85%

= 91,71%

Jadi, Tingkat Kepuasan Kehandalan adalah 91,71%


b.

Ketanggapan
1.

Cepat Tanggap

2.

Pemberian solusi

3.

Komunikasi Efektif

4.

Informasi Obat

Total

330
374
329
344
305
353
294
351

x 100%

= 88,23%

x 100%

= 95,23%

x 100% = 86,40%
x 100%

1258
1422

= 83,76%

x 100% = 88,46%

Jadi, Tingkat Kepuasan Ketanggapan adalah 88,46%

77

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. (Lanjutan)
c. Keyakinan
1.

Kemampuan menjawab pertanyaan =

2.

Kualitas Obat

3.

Kesesuaian Produk Obat

Total

335

x 100%

= 92,54%

x 100%

= 97,12%

362
338
348
340
344

x 100% = 98,83%

1013

x 100% = 96,11%

1054

Jadi, Tingkat Kepuasan Keyakinan adalah 96,11%


a. Empati
1.

Perhatian Petugas

2.

Pelayanan Tanpa memandang status sosial =

3.

Kenyamanan menunggu

Total

334

x 100% = 97,09%

344
347

x 100% = 95,32%

364
334
374

= 89,30%

x 100%

1015
1082

x 100%

= 93,80%

Jadi, Tingkat Kepuasan Empati adalah 93,80%


b. Fasilitas Berwujud
1.

Kebersihan dan Kerapian Apotek

2.

Exterior dan interior ruangan

3.

Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat


=

4.

342
360

x 100%

349
369
342
360

x 100% = 94,57%
x 100% = 95%

= 95%

Kebersihan dan kerapian petugas

Total

78

358
360

x 100% = 99,44%

1391
1449

x 100%

= 95,99%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. (Lanjutan)
Jadi, Tingkat Kepuasan Fasilitas Berwujud adalah

95,99%. Sehingga

diperoleh rata-rata tingkat kepuasan konsumen adalah:


% rata-rata =
Jadi,

5972

x 100%

= 93,03%

Kepuasan

rata-rata

6419

Tingkat

konsumen

terhadap

pelayanan

kefarmasian di apotek A di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 93,03%

79

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan pada


variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek A di Kota Kisaran
Kabupaten Asahan
A.

Kehandalan

Tabel 1. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kecepatan pelayanan

X
Xi

1
5
5

Penilaian Responden
2
3
4
5
10 15
56 20 45 224 i 294
x= n = 86 = 3,42

86
294

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 69
17
- - 276
85

Y
Yi

361
86

86
361

= 4,19

Tabel 2. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kelengkapan obat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
2
9
60
15
4
27 240 75
i 346
x= n = 86 = 4,02
1
-

86
346

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 80
6
- - - 320
30

350
86

86
350

= 4,07

Tabel 3. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap keramahan petugas


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X 3 8
71
4
Xi 3 24
284
20
i 331
x= n = 86 = 3,85

86
331

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 77
9
- - - 308
45

353
86

86
353

= 4,10

Tabel 4. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kesiapan membantu

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
- 20
66
- 60
264
i 324
x= n = 86 = 3,77

1
-

86
324

Y
Yi

1
-

Harapan Responden
2 3 4
5
- - 82
4
- - 328
20

80

348
86

86
348

= 4,05

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. (Lanjutan)
A.

Ketanggapan

Tabel 5. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Cepat tanggap

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
5
9
67
5
10
27
268 25
i 330
x= n = 86 = 3,84

1
-

86
330

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 56
30
- - - 224 150

374
86

86
374

= 4,35

Tabel 6. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pemberian solusi


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 5
14
58
9
Xi - 10
42
232 45
i 329
x= n = 86 = 3,83

86
329

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10
66
10
- - 30 264
50

344
86

86
344

= 4,00

Tabel 7. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Komunikasi efektif

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
4
6
15
61
4 12
45
244
i 305
x= n = 86 = 3,55

86
305

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 77
9
- - - 308
45

353
86

86
353

= 4,10

Tabel 8. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Informasi obat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5

5
5

10
20

x=

15
45

294
86

56
224

Harapan Responden
1 2 3 4
5

86
294

= 3,42

Y
Yi

- - - - -

81

69
276
i

6
30

306
86

75
306

= 4,08

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. (Lanjutan)
B.

Keyakinan

Tabel 9. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pengetahuan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
3
9
68
6
6
27
272 30
i 335
x= n = 86 = 3,89
1
-

86
335

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 68
18
86
- - - 272
90
362

362
86

= 4,20

Tabel 10. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kualitas obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 14
64
8
- - 42
256 40
i 338
x= n = 86 = 3,93

86
338

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10 62
14
- - 30 248
70

348
86

86
348

= 4,04

Tabel 11. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kesesuaian produk

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 8
74
4
- - 24 296 20

x=
C.

340
86

86
340

Y
Yi

= 3,95

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10 66
10
- - 30 264
50

344
86

86
344

= 4,00

Empati

Tabel 12. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Perhatian patugas

X
Xi

1
-

Penilaian Responden
2
3
4
5
4
5
74
3
8
15 296 15

x=

334
86

86
334

Y
Yi

= 3,88

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10
66
10
- - 30 264
50

82

344
86

86
344

= 4,00

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel 13. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pelayanan tanpa
memandang status sosial

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
1
5
70
10
2
15 280 50
i 347
x= n = 86 = 4,03
1
-

86
347

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 66
20
86
- - - 264 100 364

364
86

= 4,23

Tabel 14. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kenyamanan


Menunggu

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
4
5
74
3
8
15 296 15

x=
D.

334
86

86
334

Y
Yi

= 3,88

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 56
30
- - - 224 150

374
86

86
374

= 4,34

Fasilitas Berwujud

Tabel 15. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian apotek

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
10
61
15
30 244 75
i 349
x= n = 86 = 4,05

86
349

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 61
25
- - - 244 125

369
86

86
369

= 4,30

Tabel 16. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Exterior dan interior
Ruangan

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
5
78
3
15 312 15
i 342
x= n = 86 = 3,97

86
342

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

83

360
86

86
360

= 4,18

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. (Lanjutan)
Tabel 17. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
6
76
4
18 304 20
i 342
x= n = 86 = 3,97

1
-

86
342

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

360
86

86
360

= 4,18

Tabel 18. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian petugas

X
Xi

1
-

x=

Penilaian Responden
2
3
4
5
3
66
17
9
264 85

358
86

86
358

= 4,16

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

84

360
86

86
360

= 4,18

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. Persentase tingkat kepuasan pada variabel-variabel yang


mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di Apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Tingkat Kepuasan Konsumen (%)=
d.

Kenyataan
arapan

x 100%

Kehandalan
1.

Kecepatan Pelayanan

2.

Kelengkapan Obat

3.

Keramahan Petugas

4.

Kesiapan Membantu

Total

334
360
342
358
303
354
338
354

x 100% = 92,77%
x 100%

= 95,53%

x 100%

= 85,59%

x 100%

= 95,48%

1317
1426

x 100%

= 92,35%

Jadi, Tingkat Kepuasan Kehandalan adalah 92,35%


e.

Ketanggapan
5.

Cepat Tanggap

6.

Pemberian solusi

7.

Komunikasi Efektif

8.

Informasi Obat

Total

85

332
354
352
362
334
353
344
359

x 100%

= 93,78%

x 100%

= 97,23%

x 100% = 94,61%
x 100%

1362
1428

= 95,82%

x 100% = 92,77%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. (Lanjutan)
Jadi, Tingkat Kepuasan Ketanggapan adalah 92,77%
f.

Keyakinan
4.

Kemampuan menjawab pertanyaan =

5.

Kualitas Obat

6.

Kesesuaian Produk Obat

Total

343

x 100%

= 95,81%

x 100%

= 96,32%

358
341
354
348
354

x 100% = 98,30%

1032

x 100% = 95,53%

1066

Jadi, Tingkat Kepuasan Keyakinan adalah 95,53%


g.

Empati
4.

Perhatian Petugas

5.

Pelayanan Tanpa memandang status sosial =

6.

Kenyamanan menunggu

Total

333
350

x 100% = 95,14%

352

x 100% = 98,59%

357
332
354

x 100%

100
1061

= 93,78%

x 100%

= 85,59%

Jadi, Tingkat Kepuasan Empati adalah 85,59%


h.

Fasilitas Berwujud
5.

Kebersihan dan Kerapian Apotek

86

345
352

x 100% = 98,01%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. (Lanjutan)
6.

Exterior dan interior ruangan

7.

Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat


=

8.

350
354

x 100%

353
357

x 100% = 98,87%

= 98,87%

Kebersihan dan kerapian petugas

Total

352
356

x 100% = 98,87%

1400
1419

Jadi, Tingkat Kepuasan Fasilitas Berwujud adalah

x 100%

= 95,76%

98,66%. Sehingga

diperoleh rata-rata tingkat kepuasan konsumen adalah:


% rata-rata =
Jadi,

617

x 100%

= 95,75%

Kepuasan

rata-rata

6400

Tingkat

konsumen

terhadap

pelayanan

kefarmasian di apotek B di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 95,75%

87

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek B di kota Kisaran
kabupaten Asahan
Kehandalan

B.

Tabel 1. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kecepatan pelayanan


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- - 13
70
3
- - 39 280 15

X
Xi

x=

334
86

86
334

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 70
16
- - 280
80

Y
Yi

= 3,88

360
86

86
360

= 4,19

Tabel 2. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kelengkapan obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
1 4
80
2
1 12 320 10
i 342
x= n = 86 = 3,97

86
342

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 72
14
- - - 288
70

358
86

86
358

= 4,16

Tabel 3. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap keramahan petugas


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 41
45
Xi - 123 180
i 303
x= n = 86 = 3,52

86
303

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Tabel 4. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kesiapan membantu

X
Xi

Penilaian Responden
2 3
4
5
- 10
72
4
- 30
288
20
i 338
x= n = 86 = 3,93

1
-

86
338

Y
Yi

1
-

Harapan Responden
2 3 4
5
- - 76
10
- - 304
50

88

354
86

86
354

= 4,11

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. (Lanjutan)


E.

Ketanggapan

Tabel 5. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Cepat tanggap

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
15
68
3
45
272 15
i 332
x= n = 86 = 3,86

1
-

86
332

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Tabel 6. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pemberian solusi


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 78
8
Xi - 312 40
i 352
x= n = 86 = 4,09

86
352

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 68
18
- - 272
90

362
86

86
362

= 4,21

Tabel 7. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Komunikasi efektif

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
14
68
4
42
272 20
i 334
x= n = 86 = 3,88

86
334

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 77
9
- - - 308
45

353
86

86
353

= 4,10

Tabel 8. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Informasi obat

X
Xi

1
-

x=

Penilaian Responden
2
3
4
5
-

8
24

344
86

70
280

8
40

Harapan Responden
1 2 3 4
5

86
344

=4

Y
Yi

- - - - -

89

72
288
i

14
70

359
86

86
359

= 4,17

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. (Lanjutan)


F.

Keyakinan

Tabel 9. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pengetahuan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
6
75
5
18
300 25
i 343
x= n = 86 = 3,98
1
-

86
343

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 72
14
86
- - - 288
70
358

358
86

= 4,16

Tabel 10. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kualitas obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- 7
75
4
- - 21
300 20
i 341
x= n = 86 = 3,96

86
341

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Tabel 11. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kesesuaian produk

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 82
4
- 328 20

x=
G.

348
86

86
348

Y
Yi

= 4,04

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 76
10
- - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Empati

Tabel 12. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Perhatian patugas

X
Xi

1
-

Penilaian Responden
2
3
4
5
16
65
5
48 260 25

x=

333
86

86
333

Y
Yi

= 3,74

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 80
6
- - 320
30

90

350
86

86
350

= 4,07

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. (Lanjutan)


Tabel 13. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pelayanan tanpa
memandang status sosial

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
7
64
15
21 256 75
i 352
x= n = 86 = 4,09
1
-

86
352

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 73
13
86
- - - 292
65
357

357
86

= 4,15

Tabel 14. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kenyamanan


Menunggu

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
78
8
292 40

x=
H.

332
86

86
332

Y
Yi

= 3,86

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Fasilitas Berwujud

Tabel 15. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian apotek

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
5
75
6
15 300 30
i 343
x= n = 86 = 4,01

86
343

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 66
20
- - - 264 100

352
86

86
352

= 4,09

Tabel 16. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Exterior dan interior
Ruangan

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
77
9
- 308
45
i 353
x= n = 86 = 4,10

86
353

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 75
11
- - - 292
55

91

357
86

86
357

= 4,15

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. (Lanjutan)


Tabel 17. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
80
6
320 30
i 350
x= n = 86 = 4,07

1
-

86
350

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Tabel 18. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian petugas

X
Xi

1
-

x=

Penilaian Responden
2
3
4
5
78
8
312 40

352
86

86
352

= 4,09

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 74
12
- - - 296
60

92

356
86

86
356

= 4,14

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11. Persentase tingkat kepuasan pada variabel-variabel yang


mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di Apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Tingkat Kepuasan Konsumn (%)=
i.

Kenyataan
arapan

x 100%

Kehandalan
1.

Kecepatan Pelayanan

2.

Kelengkapan Obat

3.

Keramahan Petugas

4.

Kesiapan Membantu

Total

289
362
342
358
329
364
306
349

x 100% = 79,83%
x 100%

x 100%

= 90,38%

x 100%

= 87,67%

1266
1444

x 100%

95,53%

= 87,67%

Jadi, Tingkat Kepuasan Kehandalan adalah 87,67%


j.

Ketanggapan
9.

Cepat Tanggap

10. Pemberian solusi

11. Komunikasi Efektif

12. Informasi Obat

Total

308
374
346
360
297
353
342
359

x 100%

= 82,35%

x 100%

= 96,11%

x 100% = 84,13%
x 100%

1293
1446

= 95,26%

x 100% = 89,41%

Jadi, Tingkat Kepuasan Ketanggapan adalah 89,41%

93

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11. (Lanjutan)


k. Keyakinan
7.

Kemampuan menjawab pertanyaan =

8.

Kualitas Obat

9.

Kesesuaian Produk Obat

Total

333

x 100%

= 94,33%

x 100%

= 92,73%

353
332
358
346
354

x 100% = 97,74%

1011

x 100% = 94,92%

1065

Jadi, Tingkat Kepuasan Keyakinan adalah 94,92%


c. Empati
7.

Perhatian Petugas

8.

Pelayanan Tanpa memandang status sosial =

9.

Kenyamanan menunggu

Total

320

x 100% = 90,39%

354
357

x 100% = 99,44%

359
333
354

= 94,06%

x 100%

1010
1067

x 100%

= 94,65%

Jadi, Tingkat Kepuasan Empati adalah 94,65%


d. Fasilitas Berwujud
9.

Kebersihan dan Kerapian Apotek

10. Exterior dan interior ruangan

=
=

350
370
341
357

x 100% = 94,59%
x 100% = 95,51%

11. Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat


=

346
354

x 100%

= 97,74%

12. Kebersihan dan kerapian petugas


Total

=
=

94

348
359

x 100% = 96,93%

1385
1440

x 100%

= 96,18%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11. (Lanjutan)


Jadi, Tingkat Kepuasan Fasilitas Berwujud adalah

96,18%. Sehingga

diperoleh rata-rata tingkat kepuasan konsumen adalah:

% rata-rata =

Jadi,

5925

x 100%

= 92,46%

Kepuasan

rata-rata

6451

Tingkat

konsumen

terhadap

pelayanan

kefarmasian di apotek C di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 92,46%

95

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek C di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan
C.
Kehandalan
Tabel 1. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kecepatan pelayanan

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
7
17
62
7
34
248 0

x=

289
86

86
289

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 68
18
- - 272
90

Y
Yi

= 3,36

362
86

86
362

= 4,20

Tabel 2. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kelengkapan obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 1
6
73
6
- 2
18 292 30
i 342
x= n = 86 = 3,97

86
342

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 72
14
- - - 288
70

358
86

86
358

= 4,16

Tabel 3. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap keramahan petugas


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 6
4
75
1
Xi - 12
12
300
5
i 329
x= n = 86 = 3,82

86
329

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 66
20
- - - 264 100

364
86

86
364

= 4,23

Tabel 4. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kesiapan membantu

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
3 - 37
38
8
3 - 111
152
40
i 306
x= n = 86 = 3,55

86
306

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

96

360
86

86
360

= 4,05

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. (Lanjutan)


I.

Ketanggapan

Tabel 5. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Cepat tanggap

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
36
50
108 200
i 308
x= n = 86 = 3,58

86
308

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 80
6
- - - 320
30

350
86

86
350

= 4,35

Tabel 6. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pemberian solusi


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 84
2
Xi - 336 10
i 346
x= n = 86 = 4,02

86
346

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 3
64
19
- - 9
256
95

360
86

86
360

= 4,18

Tabel 7. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Komunikasi efektif

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
14
15
57
26
48
228
i 302
x= n = 86 = 3,51

1
-

86
302

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 71
15
- - - 284
75

353
86

86
353

= 4,10

Tabel 8. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Informasi obat

X
Xi

1
-

x=

Penilaian Responden
2
3
4
5
-

9
27

342
86

70
380

7
35

Harapan Responden
1 2 3 4
5

86
342

= 3,97

Y
Yi

- - - - -

97

71
284
i

15
75

359
86

86
359

= 4,17

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. (Lanjutan)


J.

Keyakinan

Tabel 9. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pengetahuan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
11
75
33
300
i 333
x= n = 86 = 3,87

86
333

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 77
9
86
- - - 308
45
353

353
86

= 4,10

Tabel 10. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kualitas obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 12
74
- - 36
296
i 332
x= n = 86 = 3,86

86
332

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 72
14
- - 288
70

358
86

86
358

= 4,16

Tabel 11. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kesesuaian produk

X
Xi

K.

Penilaian Responden
2
3
4
5
84
2
336 10
i 346
x= n = 86 = 4,02

1
-

86
346

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 76
10
- - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Empati

Tabel 12. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Perhatian patugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 1
22
63
- 2
66 252
i 320
x= n = 86 = 3,72

86
320

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 76
10
- - 304
50

98

354
86

86
354

= 4,11

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. (Lanjutan)


Tabel 13. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pelayanan tanpa
memandang status sosial

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
5
23
18
12 252 90
i 357
x= n = 86 = 4,15
1
-

86
357

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 71
15
86
- - - 284
75
359

359
86

= 4,17

Tabel 14. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kenyamanan


Menunggu
Penilaian Responden
1
2
3
4
5
X
2
9
73
2
Xi 4
27 292 10
i 333
x= n = 86 = 3,87
L.

86
333

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

354
86

86
354

= 4,11

Fasilitas Berwujud

Tabel 15. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian apotek

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
80
6
320 30
i 350
x= n = 86 = 4,06
1
-

86
350

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 78
8
- - - 312
40

352
86

86
352

= 4,30

Tabel 16. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Exterior dan interior
Ruangan

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
10
69
7
30 276
35
i 341
x= n = 86 = 3,96
1
-

86
341

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 73
13
- - - 292
65

99

357
86

86
357

= 4,15

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 12. (Lanjutan)


Tabel 17. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
4
76
6
12 304 30
i 346
x= n = 86 = 4,02

1
-

86
346

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 76
10
- - - 204
50

354
86

86
354

= 4,11

Tabel 18. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
2
78
6
6
312 30
i 348
x= n = 86 = 4,04

86
348

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 71
15
- - - 284
75

100

359
86

86
359

= 4,17

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13. Persentase tingkat kepuasan pada variabel-variabel yang


mempengaruhi kepuasan kosumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Tingkat Kepuasan Konsumen (%)=
l.

Kenyataan
arapan

x 100%

Kehandalan
1.

Kecepatan Pelayanan

2.

Kelengkapan Obat

3.

Keramahan Petugas

4.

Kesiapan Membantu

Total

291
360
336
360
306
346
305
360

x 100% = 80,83%
x 100%

x 100%

= 88,43%

x 100%

= 84,72%

1238
1426

x 100%

93,33%

= 86,81%

Jadi, Tingkat Kepuasan Kehandalan adalah 86,81%


m. Ketanggapan
2. Cepat Tanggap

1.

Pemberian solusi

2.

Komunikasi Efektif

3.

Informasi Obat

Total

314
374
329
351
305
354
335
352

x 100%

= 83,95%

x 100%

= 93,73%

x 100% = 86,15%
x 100%

1283
1435

= 95,17%

x 100% = 89,40%

Jadi, Tingkat Kepuasan Ketanggapan adalah 89,40%

101

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13. (Lanjutan)


n.

Keyakinan
10. Kemampuan menjawab pertanyaan =
11. Kualitas Obat

12. Kesesuaian Produk Obat

Total

342

x 100%

= 97,71%

x 100%

= 95,50%

350
340
356
332
346

x 100% = 95,95%

1014

x 100% = 96,38%

1052

Jadi, Tingkat Kepuasan Keyakinan adalah 96,38%


o.

Empati
10. Perhatian Petugas

11. Pelayanan Tanpa memandang status sosial =


12. Kenyamanan menunggu

Total

328

x 100% = 90,10%

364
347

x 100% = 95,32%

364
331
361

= 91,68%

x 100%

1006
1089

x 100%

= 92,38%

Jadi, Tingkat Kepuasan Empati adalah 92,38%


p.

Fasilitas Berwujud
1.

Kebersihan dan Kerapian Apotek

2.

Exterior dan interior ruangan

3.

Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat


=

4.

346
360

x 100%

329
362
337
360

x 100% = 90,88%
x 100% = 93,61%

= 96,11%

Kebersihan dan kerapian petugas

Total

102

348
360

x 100% = 96,66%

1360
1440

x 100%

= 94,31%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13. (Lanjutan)


Jadi, Tingkat Kepuasan Fasilitas Berwujud adalah

89,40%. Sehingga

diperoleh rata-rata tingkat kepuasan konsumen adalah:

% rata-rata =

Jadi,

590

x 100%

= 91,57%

Kepuasan

rata-rata

6444

Tingkat

konsumen

terhadap

pelayanan

kefarmasian di apotek D di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 91,75%

103

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di apotek D di kota Kisaran
kabupaten Asahan
D.
Kehandalan
Tabel 1. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kecepatan pelayanan

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
5
13 12
56 5
26 36 224 -

x=

291
86

86
291

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 70
16
- - 280
80

Y
Yi

= 3,38

360
86

86
360

= 4,18

Tabel 2. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kelengkapan obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 2
10
68
6
- 4
30 272 30
i 336
x= n = 86 = 3,90

86
336

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

Y
Yi

360
86

86
360

= 4,18

Tabel 3. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap keramahan petugas


Penilaian Responden
2
3
4
5
X
40
44
2
Xi
120 176
10
i 306
x= n = 86 = 3,55
1
-

86
306

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 84
2
- - - 336
10

346
86

86
346

= 4,02

Tabel 4. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kesiapan membantu

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
4 6
15
61
4 12 45
244
i 305
x= n = 86 = 3,54

86
305

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

104

360
86

86
360

= 4,05

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. (Lanjutan)


M.

Ketanggapan

Tabel 5. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Cepat tanggap

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
30
56
90
224
i 314
x= n = 86 = 3,65

86
314

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 56
30
- - - 224 150

374
86

86
374

= 4,35

Tabel 6. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pemberian solusi


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 6
4
75
1
Xi - 12
12
300
5
i 329
x= n = 86 = 3,82

86
329

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 7
65
14
- - 21 260
70

351
86

86
351

= 4,08

Tabel 7. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Komunikasi efektif

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
6
15
61
12
45
244
i 305
x= n = 86 = 3,54

1
4
4

86
305

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 76
10
- - - 304
50

358
86

86
354

= 4,16

Tabel 8. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Informasi obat

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
3
8
67
8
3
24
268
40
i 335
x= n = 86 = 3,89

86
335

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 78
8
- - - 312
40

105

352
86

86
352

= 4,09

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. (Lanjutan)


N.

Keyakinan

Tabel 9. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pengetahuan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
20
48
18
60
192 90
i 342
x= n = 86 = 3,97

86
342

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 69
17
86
- 276 85
361

350
86

= 4,06

Tabel 10. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kualitas obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 14
62
10
- - 42
248 50
i 340
x= n = 86 = 3,95

86
340

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 74
12
- - 296
60

356
86

86
356

= 4,13

Tabel 11. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kesesuaian produk

X
Xi

O.

Penilaian Responden
2
3
4
5
- 15
68
3
- 45 272 15
i 332
x= n = 86 = 3,86

1
-

86
332

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 8
68
10
- - 24 272
50

346
86

86
346

= 4,02

Empati

Tabel 12. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Perhatian patugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 6
4
73
3
- 12 12 292 15
i 328
x= n = 86 = 3,81

86
331

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 8
68
10
- - 24 272
50

106

364
86

86
346

= 4,23

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. (Lanjutan)


Tabel 13. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pelayanan tanpa
memandang status sosial

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
1
5
74
6
2
15 296 15
i 347
x= n = 86 = 4,03
1
-

86
328

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 66
20
86
- - - 264 100 364

364
86

= 4,23

Tabel 14. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kenyamanan


Menunggu
Penilaian Responden
1
2
3
4
5
X
4
3
70
9
Xi 8
9
280 50
i 331
x= n = 86 = 3,84
P.

86
347

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 66
20
- - - 264 100

361
86

86
364

= 4,19

Fasilitas Berwujud

Tabel 15. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian apotek

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
15
56
15
30 224 75
i 329
x= n = 86 = 3,82
1
-

86
329

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 68
18
- - - 272
90

362
86

86
362

= 4,30

Tabel 16. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Exterior dan interior
Ruangan

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
10
73
3
30 291 15
i 337
x= n = 86 = 3,91
1
-

86
337

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

107

360
86

86
360

= 4,18

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 14. (Lanjutan)


Tabel 17. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
4
76
6
12 304 30
i 346
x= n = 86 = 4,02

1
-

86
346

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

360
86

86
360

= 4,18

Tabel 18. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
2
78
6
6
312 30
i 348
x= n = 86 = 4,04

86
348

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 70
16
- - - 280
80

108

360
86

86
360

= 4,18

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. Persentase tingkat kepuasan pada variabel-variabel yang


mempengaruhi kepuasan kosumen terhadap mutu pelayanan
kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan
Tingkat Kepuasan Konsumen (%)=
q.

Kenyataan
arapan

x 100%

Kehandalan
1.

Kecepatan Pelayanan

2.

Kelengkapan Obat

3.

Keramahan Petugas

4.

Kesiapan Membantu

Total

1208
1443
1366
1426
1292
1417
1303
1411
5169
5697

x 100% = 83,71%
x 100%

x 100%

= 91,17%

x 100%

= 92,34%

x 100%

= 90,73%

95,79%

Jadi, Tingkat Kepuasan Kehandalan adalah 90,73%


r.

Ketanggapan
3. Cepat Tanggap

1.

Pemberian solusi

2.

Komunikasi Efektif

3.

Informasi Obat

Total

1284
1476
1333
1417
1246
1417
1274
1421
5137
5731

x 100%

= 86,99%

x 100%

= 94,07%

x 100% = 87,93%
x 100%

= 89,65%

x 100% = 89,63%

Jadi, Tingkat Kepuasan Ketanggapan adalah 89,63%

109

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. (Lanjutan)


s.

Keyakinan
13. Kemampuan menjawab pertanyaan =
14. Kualitas Obat

15. Kesesuaian Produk Obat

Total

1353

x 100%

= 95,08%

x 100%

= 95,40%

1423
1351
1416
1366

x 100% = 97,71%

1398
4070

x 100% = 96,05%

4237

Jadi, Tingkat Kepuasan Keyakinan adalah 96,05%


t.

Empati
13. Perhatian Petugas

14. Pelayanan Tanpa memandang status sosial =


15. Kenyamanan menunggu

Total

1315
1412
1399
1444
1361
1443
40 5
4299

x 100% = 93,13%
x 100% = 96,68%
x 100%

= 94,31%

x 100%

= 94,74%

Jadi, Tingkat Kepuasan Empati adalah 94,74%


u.

Fasilitas Berwujud
1.

Kebersihan dan Kerapian Apotek

2.

Exterior dan interior ruangan

3.

Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat


=

4.

1384
1428

x 100%

1388
1453
1373
1434

x 100% = 95,92%
x 100% = 95,74%

= 96,91%

Kebersihan dan kerapian petugas

Total

110

1406
1435
5551
5744

x 100% = 97,97%
x 100%

= 96,64%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 15. (Lanjutan)


Jadi, Tingkat Kepuasan Fasilitas Berwujud adalah

96,64%. Sehingga

diperoleh rata-rata tingkat kepuasan konsumen adalah:

% rata-rata =

Jadi,

24002
25708

Tingkat

x 100%

Kepuasan

= 93,36%
rata-rata

konsumen

terhadap

pelayanan

kefarmasian di empat apotek di Kota Kisaran Kabupaten Asahan adalah 93,36%

111

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 16. Perhitungan rata-rata dari penilaian kenyataan dan harapan pada
variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen
terhadap mutu pelayanan kefarmasian di empat apotek di Kota
Kisaran Kabupaten Asahan
E.
Kehandalan
Tabel 1. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kecepatan pelayanan
Penilaian Responden
1
2
3
4
5
17 40
40
244
3
17 80 120 976 15

X
Xi

x=

1208
344

344
1208

Harapan Responden
1 2 3
4
5

- - - 27
67 344
- - - 1108 335 1443

Y
Yi

= 3,51

1443
344

= 4,19

Tabel 2. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kelengkapan obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 5
29 281
29
- 10 87 1124 145
i 1366
x= n = 344 = 3,97

344
1366

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 294
50
- - - 1176
250

Y
Yi

1426
344

344
1426

= 4,14

Tabel 3. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap keramahan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
3 12
57
266
6
3 24 171
1064 30

x=

1292
344

344
1292

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 303
41
344
- - - 1212 205 1417

= 3,75

1417
344

= 4,11

Tabel 4. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap kesiapan membantu

X
Xi

Penilaian Responden
2 3
4
5
- 75
243
20
- 225
972
100
i 1303
x= n = 344 = 3,78

1
6
6

344
1303

Y
Yi

1
-

Harapan Responden
2 3 4
5
- - 309
35
- - 1236 175

112

3411
344

344
3411

= 4,10

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 16. (Lanjutan)


Q.

Ketanggapan

Tabel 5. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Cepat tanggap


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 5
90
241
8
Xi - 10 270
964
40
i 1284
x= n = 344 = 3,73

344
1284

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 244 100 344


- - - 976 500 1476

1476
344

= 4,29

Tabel 6. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pemberian solusi


Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 5
54
264
21
Xi - 10 162 1056 105
i 1333
x= n = 344 = 3,87

344
1333

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 20 243
81
- - 40 972 405

Y
Yi

1417
344

344
1417

= 4,11

Tabel 7. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Komunikasi efektif

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
26
59
247
4
52 177 988 20
i 1246
x= n = 344 = 3,62

1
8
8

344
1246

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 303
41
344
- - - 1212 205 1417

1417
344

= 4,11

Tabel 8. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Informasi obat

X
Xi

Penilaian Responden
1
2
3
4
5
10 20
47
252 15
10 40 141 1008 75
i 1274
x= n = 344 = 3,70

344
1274

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 301
43
344
- - - 1204 215 1416

113

1416
344

= 4,13

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 16. (Lanjutan)


R.

Keyakinan

Tabel 9. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pengetahuan petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 3
46
266
9
- 6 138 1064 145
i 1353
x= n = 344 = 3,93

344
1353

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 297
47
- - - 1188 235

1423
344

344
1423

= 4,13

Tabel 10. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kualitas obat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 47
275
22
- - 141 1100
110
i 1351
x= n = 344 = 3,92

344
1351

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10 284
50
- - 30 1156 250

1416
344

344
1416

= 4,11

Tabel 11. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kesesuaian produk

X
Xi

S.

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 23
308 13
- 69 1232 65
i 1366
x= n = 344 = 3,97

344
1366

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 18 286
40
- - 54 1144 200

1398
344

344
1398

= 4,06

Empati

Tabel 12. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Perhatian patugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2
3
4
5
- 11
47
275 11
- 22 141 1100 55
i 1318
x= n = 344 = 3,82

344
1318

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 10 288
46
- - 30 1152 230

114

1412
344

344
1412

= 4,10

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 16. (Lanjutan)


Tabel 13. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Pelayanan tanpa
memandang status sosial

X
Xi

Penilaian Responden
2
3
4
5
2
22
271
49
4
66 1084 245
i 1399
x= n = 344 = 4,07

1
-

344
1399

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5

- - - 276
68
344
- - - 1104 340 1444

1444
344

= 4,19

Tabel 14. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kenyamanan


Menunggu
Penilaian Responden
1 2
3
4
5
X - 10 17 295
22
Xi - 20 51 1180 110
i 1361
x= n = 344 = 3,95
T.

344
1361

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 277
67
- - - 1108 335

1443
344

344
1443

= 4,19

Fasilitas Berwujud

Tabel 15. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian apotek

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 30 272
42
- - 90 1088 210
i 388
x= n = 344 = 4,03

344
1388

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 273
71
- - - 1092 355

1447
344

344
1447

= 4,20

Tabel 16. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Exterior dan interior
Ruangan

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5
- - 25 297
22
- - 75 1188
110
i 37
x= n = 344 = 3,98

344
1373

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - - 286
58
- - - 1144 290

115

1434
344

344
1434

= 4,16

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 16. (Lanjutan)


Tabel 17. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kelengkapan,
kesiapan dan kebersihan alat

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5

- - 14 308
22
344
- - 42 1232 110 1384
i 1384
x= n = 344 = 4,02

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3 4
5
- - - 292
52
- - - 1168
260

1428
344

344
1428

= 4,15

Tabel 18. Tingkat penilaian dan harapan responden terhadap Kebersihan dan
kerapian petugas

X
Xi

Penilaian Responden
1 2 3
4
5

- - 7 300
37
344
- - 21 1200 185 1406
i 1406
x= n = 344 = 4,08

Y
Yi

Harapan Responden
1 2 3
4
5
- - 285
59
- - - 1140
295

116

1435
344

344
1435

= 4,17

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai