Pengakuan
a. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
20. pengeluaran kas dan/ atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
(a) kemungkinan manfaat ekonomi dan mafaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah
(b) nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)
21. dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/ atau aset,
penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang
menjadi investasi memenuhi kriteria pengauan investasi yang pertama,
entitas perlu mengkaji tingkat kepastian menglairnya mnafaat ekonomi
dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang
berdasarkan bukti bukti yang tersedia pad saat pengakuan yang
pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa manfaat
yang akan datang atau jasa potensial ang akan diperoleh memerlukan
suatu jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset
tersebut dan akan menanggung risiko yang mungkin timbul.
22. kriteria pengakuan investasi sebagaimana dinyatakan pada
paeagraf 20 butir b, biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaski
pertukaran atau pembelian yang didukung dengan bukti yang
menyatakan/ mengidektifikasi biaya perolehan. Dalam hal tertentu,
suatu
investasi
mungkin
diperoleh
bukan
berdasarkan
biaya
biaya,
dicatat
sebagi
pendapatan
hasil
investasi.
(b) Tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak
penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan.
19. Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang
beraal dari aset keuangan (aset awal), tetapi juga menanggung kewajiban
kontraktual untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau
lebih entitas (penerima akhir), maka entitas memperlakukan transaksi tersebut
sebagai pengalihan aset keuangan, jika dan hanya jika, seluruh persyaratan berikut
terpenuhi :
(a) Entitas tidak wajib membayar penerima akhir,kecuali jika entitas
memperoleh jumlah yang setara dari aset awal. Uang muka jangka pendek
yang diberikan entitas dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah
yang dipinjamkan tersebut secara penuh ditambah bunga terutang yang
dihitung berdasarkan suku bunga pasar tidak menyalahi kondisi.
(b) Entitas tidak dijinkan berdasarkan persyaratan dalam kontrak pengalihan
untuk menjual atau menggunakan aset awal kecuali untuk menjamin hak
penerima akhir untuk menerima arus kas
(c) Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus kas yang ditagih
untuk dan atas nama penerima akhir tanpa penundaan yang signifikan.
Sebagai tambahan, entitas tidak berhak untuk menginvestasikan kembali
arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau setara kas
(sebagaimanadidefinisikan dalam PSAK 2 : Laporan Arus Kas) selama
periode penyelesaian jangka pendek yaitu yaiyu antara tanggal penagihan
dan tanggal pembayaran kepada penerima akhir, dan pendapatan bunga
yang diperoleh dari investasi tersebut diserahkan kepada penerima akhir.
20. Ketika entitas mengalihkan aset keuangan (lihat paragraf 18), maka
entitas mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan. Dalam hal ini :
(a) Jika entitas secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas untuk
setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang dimiliki dalam pengalihan
tersebut.
(b) Jika entitas secara substansial memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas tetap mengakui aset keuangan
tersebut.
(c) Jika entitas secara substansial tidak mengalihkan dan tidak memiliki
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka
entitas menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas aset
keuangan tersebut. Dalam hal ini :
(i)
jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian, maka entitas
menghentikan pengakuan aset keuangan tersebut, dan secara
terpisah mengakui sebagai aset atau liabilitas untuk setiap hak dan
kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam pengalihan
tersebut.
Jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset
keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. (lihat
paragraf 30). 30 : Jika entitas tidak mentransfer serta tidak memiliki secara
substansial atas seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset
yang ditransfer, dan masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer
tersebut, maka entitas tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar keterlibatan
berkelanjutan entitas. Tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas dalam aset yang
ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Contoh:
(a) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk pemberian jaminan
atas aset yang ditransfer, tingkat keterlibatan berkelanjutan dari entitas
adalah jumlah terendah antara (i) nilai aset yang ditransfer, dan (ii) nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar
kembali oleh entitas (nilai jaminan)
(b) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk penerbitan dan/atau
pembelian opsi (atau keduanya) atas aset yang ditransfer, tingkat
keterlibatan berkelanjutan entitas adalah nilai aset yang ditransfer yang
mungkin dibel kembali. Namun demikian, dalam hal penerbitan opsi jual
(put option) atas suatu aset yang diukur pada nilai wajar, maka tingkat
keterlibatan berkelanjutan dari entitas dibatasi pada nilai terendah antara
nilai wajar aset yang ditransfer dan harga pelaksanaan opsi (lihatparagraf
PA63).
(c) jika keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk opsi yang diselesaikan
secara kas atau persyaratan yang serupa atas aset yang ditransfer, maka
tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas diukur dengan cara yang sama
seperti opsi yang diselesaikan secara nonkas sebagaimana diatur pada
huruf (b) di atas.
Pengaliahan yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan (lihat paragraf 20(a)
dan (c) (i))
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria
penghentian pengakuan untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih
memiliki hak pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu
(fee), maka entitas mengakui kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa
pengelolaan atau liabilitas jasa pengelolaan. Jika imbalan (fee) yang akan diterima
diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi penyediaan jasa yang
diberikan, maka liabilitas jasa pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa
tersebut diakui pada nilai wajar. Jika imbalan (fee) yang akan diterima
diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang
diberikan, maka aset jasa pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan
jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari nilai tercatat aset keuangan yang
lebih besar sesuai dengan paragraf 27. Isi dari paragraf 27 : Jika aset yang
dialihkan merupakan bagian aset keuangan yang lebih besar (misalnya ketika
entitas mengalihkan arus kas dari bunga yang merupakan bagian dari instrumen
utang, dan bagian yang dialihkan tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan secara keseluruhan, maka jumlah tercatat sebelumnya dari aset
keuangan yang lebih besar tersebut dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari
kedua bagian tersebut pada tanggal pengalihan . Untuk tujuan ini, aset jasa
pengelolaan yang masih dimiliki diperlakukan sebagai bagian yang masih diakui.
Selisih antara:
(a) Jumlah
pengakuannya ,dan
(b) Jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untug bagian yang dihentikan
pengakuannya (termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap
liabilitas baru yang ditanggung) dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya
tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif
lain diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya, diakui dalam penghasilan komprehensif lain dialokasikan
pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuanya,
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut.
Jika, sebagai akibat dari pengalihan, aset keuangan dihentikan
pengakuannya secara keseluruhan, tetapi pengalihan tersebut mengakibatkan
etitas memperoleh aset keuangan yang baru atau menanggung liabilitas keuangan
yang baru, atau liabilitas jasa pengelolaan, maka entitas mengakui aset keuangana
atau liabilitas keuangan, liabilitas jasa pengelolaan yang baru tersebut pada nilai
wajar.
Pada saat pengehentian, pengakuan aset keuangan secara keseluruhan,
maka selisih antara :
(a) Jumlah tercatat
(b) Jumlah dari (i) pembayaran yang diterima (termasuk setiap aaset baru
yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang ditanggung) dan (ii)
setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam
penghasilan komprehensif lain diakui dalam laba rugi.
5. Entitas telah melakukan perjanjian penjualan dan pembelian kembali
dengan pihak lawan C yang dicatat sebagai pinjaman yang diagunan. Nilai tercatat
aset keuangan (obligasi) yang digunakan sebagai agunan dan dicatat oleh entitas
unuk transaksi adalah Rp 79 juta dengan nilai sebesar Rp 85 juta. Jumlah tercatat
pinjaman yang diagunan (repo payable) adalah Rp 80 juta
12. entitas juga telah melakukan perjanjian balik penjualan dan pembelian
kembali (reverse sale dan repurchase) dengan pihak lawan C yang dicatat sebagai
pinjaman yang diagunkan. Nilai wajar aset keuangan (obligasi) yang diterima
sebagi agunan (dan tidak) diakui dalam laporan posisi keuangan entitas) adalah
Rp 105 juta. Nilai tercatat pinjamn yang diagunkan (reverse repo receivable)
adalah Rp 90 juta.
d. Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Pengakuan awal
32. entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan suku
mudharabah sebesar harga perolehan.
33. harga perolehan sukuk ijarah dansukuk mudharabah yang diukur
pada biaya perolehan termasuk biaya transaksi. Sedangkan harga
perolehan sukuk ijarah dn sukuk mudharaba yan diukur pada nilai
wajar tidak termasuk biaya transaksi.
34. entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah pada saat tanggal perdangan atau penyelesaian transaksi
dalam pasar lazim.
Klasifikasi dan Relasifikasi
35. sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifikasi
investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai
diukur pada biaya perolehan atau dikur diukur pada nilai wajar.
36 investasi diklasifikasikan sebagai dikur pada biaya perolehan jika :
(a) Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan
utama memperoleh arus kas kontraktual: dan
(b) Persyaratan kontraktual menetukan tanggal tertentu pembayaran
pokok dan/ atau hasilnya
37. model usaha yang bertujuan unruk memperoleh arus kas
kontraktual didaskna pada tujuan investasi yang ditentukan oleh
entitas. Arus kas kontraktul yang dimaksud adalah arus kas bagi
hasil dan pokok dari sukuk mudharabah; atau arus kas bagi hasil
dan poko dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika aktual
berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka
entitas menelaah kembali konsisten tujuan investasinya.
38. biaya transaksi untuk investasi pada suku ijrah dan sukuk
mudharabah yang diklasifikasikn sebagai dikur pada biaya
perolehan diakui secara terpisah. Biaya transaksi tersebut
diamortisasi secara garis besar selama jangka waktu sukuk
beban investasi.
2. Pengukuran
a. Standar Akuntansi Pemerintah
23. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang
dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian
nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Sedangkan untuk invesatsai yang tidak memiliki pasar yang dapat
dipergunkana nilai nominal, nilai tercatat atau nilaia wajar
lainnya.
24. investasi angka dalam bentuk suarat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan ivestasi meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa
bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
25. investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misal
saham dan obligasi jangka pendek, dicatat
sebesar biaya
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan atau piutang , dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
10
11
12
Uraian
20x1
Aset
Aset Lancar
Kas diBank Indonesia
Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan
6
7
8
9
10
11
12
13
negara
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penyisishan Piutang
Beban Dibayar Muka
Bagian
Lancar
Pinjaman
Kepada
14
Perusahaan Negara
Bagian
Lancar
Pinjaman
20x0
Kepada
Perusahaan Daerah
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Kontruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (37s/d 43)
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (46)
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
AsetTak Berwujud
Aset Lain lain
Jumlah Aset Lainnya (50s/d54)
14
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
78
79
EKUITAS
EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKITAS
DANA (76+79)
ada,
dan
penyebabnya;
(d)Nilai wajar untuk investasi yang dikukur pada biaya perolehan;
dan
(e) lain lain
TANGGAL EFEKTIF
45. entitas menerapkan penyataan ini untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012
15
KETENTUAN TRANSISI
46. pernyataam ini diterapkan secara prospektif
47. untuk sukuk yang telah diterbitkan sebelum tanggal efektif
pernyataan ini. Jumlah tercata pada saat penerpan awal pernyataan ini
merupkan jumlah tercatat awalnya dan pernytaan ini iterapkan atas
sukuk tersebut
48. pada saat penerpan awal pernyataan ini, entitas (invesor)
menetukan kembali klasifikasi investasi pada sukuk sesuai dengan
ketentuan dalam pernyataan ini. Jumlah tercatat pada saat penerpan
awal peryatan ini merupakan jumlah tercatat awalanya (deemed cost)
(a) investasi yang sebelumnya diklasifikasikn sebagi diukur pad nilai
wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual, kemuadian
diklasifikasikn sebagai dikur pada biaya perolehan, maka selisis antara
jumlah tercata baru dan nilai nominal diamortisasikan selama sisa
jangka waktu sukuk. Selanjutnya untuk investasi yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai trsedia untuk dijula, saldo perubahan nilai
wajar yang diakui diekuitas direklasifikasikan ke saldo laba
(b) untuk investasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagi dimiliki
dijial dan dipiinjam yang diberikan dan piutang, kemudian
diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar, mak perubahan nilai
wajar pada saat penerpan wala pernytaan ini diakui di saldo laba
4. Kasus
Pada tanggal 1 Januari 20x1, PT ABC (perusahaan) membeli aset
keuangan seharga Rp15 Milyar yang tidak diperdagangkan di pasar aktif.
Perusahaan hanya memiliki satu kelas aset keuangan tersebut.
Harga awal pemeblian sebesar Rp 15 M tersebut merupakan nilai wajar
pada pengakuan awal
Setelah pengakuan awal, perusahaan akan menerapkan teknik penilaian
untuk menetapkan nilai wajar aset keuangan tersebut. Teknik penlaian ini
meliput berbagai variabel selain data pasar teramati.
Pada pengakuan awal, teknik penilain serupa akan menghasilkan angka
sebesar Rp 14M, dengan selisih sebesar Rp 1 Milyar dari nilai wajar
Pererapan persyaratan
Pengungkapan dalam laporan keuangan PT ABC untuk tahun 20x1 akan
menyertakan hal hal berikut.
16
Kebijakan akuntansi
Perusahaan menerapkan teknik penilaian aset berwujud neto per saham
(net tangible aset NTA per share)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Akuntan Indonesia.2015.Standar Akuntansi Keuangan
2. Juan, Ng. Wahyuni, Ersa Tri.2012.Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
3. Komite Standar Akuntansi pemerintahan.2010.Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
17