Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengakuan
a. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
20. pengeluaran kas dan/ atau aset, penerimaan hibah dalam
bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi dapat
diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
(a) kemungkinan manfaat ekonomi dan mafaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah
(b) nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)
21. dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/ atau aset,
penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang
menjadi investasi memenuhi kriteria pengauan investasi yang pertama,
entitas perlu mengkaji tingkat kepastian menglairnya mnafaat ekonomi
dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang akan datang
berdasarkan bukti bukti yang tersedia pad saat pengakuan yang
pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa manfaat
yang akan datang atau jasa potensial ang akan diperoleh memerlukan
suatu jaminan bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset
tersebut dan akan menanggung risiko yang mungkin timbul.
22. kriteria pengakuan investasi sebagaimana dinyatakan pada
paeagraf 20 butir b, biasanya dapat dipenuhi karena adanya transaski
pertukaran atau pembelian yang didukung dengan bukti yang
menyatakan/ mengidektifikasi biaya perolehan. Dalam hal tertentu,
suatu

investasi

mungkin

diperoleh

bukan

berdasarkan

biaya

perolehannya, atau berdasarkan biaya perolehan, atau berdasarkan nilai


wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasusu yag demikian,
penggunaan nilai estimasi yang layak dapat digunakan.
39. hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek,
antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen
tunai (cash dividend) diakui pada saat perolehan dan dicatat
sebagai pendapatan

40. hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari


penyertaan modal pemerintah yang pencatatannya menggunakan
metode

biaya,

dicatat

sebagi

pendapatan

hasil

investasi.

Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba


berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat
sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi
pemerintah. Dividen dalam bentuk saham yang diterima akan
menambah nilai investasi pemerintah.
b. IFRS
c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
14. Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada
laporan posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut
menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak
instrumen tersebut.
Pengakuan Awal
Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan
posisi keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak
dalam ketentuan pada kontrak instrumen keuangan( lihat paragraf 38 yang
berkaitan denga pembelian aset keuangan yang reguler). Isi dari paragraf 38 :
pembelian atau penjualan aset keuangan reguler diakui dan dihentikan
pengakuannya menggunakan salah satu di antara akuntansi tanggal perdagangan
atau akuntansi tanggal penyelesaiannya.
Pengehentian Pengakuan Aset Keuangan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :
(a) Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir ,
atau
(b) Entitas mengalihkan aset keuangan seperti dijekaskan di paragraf 18 dan
19, dan pengalihan tersebut memenuhi kriteria pengehntian pengakuan di
paragraf 20.
Isi dari paragraf 18 dan 19 :
18. Entitas mengalihkan aset keuangan, jika dan hanya jika :
(a) Mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan atau,

(b) Tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak
penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan.
19. Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang
beraal dari aset keuangan (aset awal), tetapi juga menanggung kewajiban
kontraktual untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau
lebih entitas (penerima akhir), maka entitas memperlakukan transaksi tersebut
sebagai pengalihan aset keuangan, jika dan hanya jika, seluruh persyaratan berikut
terpenuhi :
(a) Entitas tidak wajib membayar penerima akhir,kecuali jika entitas
memperoleh jumlah yang setara dari aset awal. Uang muka jangka pendek
yang diberikan entitas dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah
yang dipinjamkan tersebut secara penuh ditambah bunga terutang yang
dihitung berdasarkan suku bunga pasar tidak menyalahi kondisi.
(b) Entitas tidak dijinkan berdasarkan persyaratan dalam kontrak pengalihan
untuk menjual atau menggunakan aset awal kecuali untuk menjamin hak
penerima akhir untuk menerima arus kas
(c) Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus kas yang ditagih
untuk dan atas nama penerima akhir tanpa penundaan yang signifikan.
Sebagai tambahan, entitas tidak berhak untuk menginvestasikan kembali
arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau setara kas
(sebagaimanadidefinisikan dalam PSAK 2 : Laporan Arus Kas) selama
periode penyelesaian jangka pendek yaitu yaiyu antara tanggal penagihan
dan tanggal pembayaran kepada penerima akhir, dan pendapatan bunga
yang diperoleh dari investasi tersebut diserahkan kepada penerima akhir.
20. Ketika entitas mengalihkan aset keuangan (lihat paragraf 18), maka
entitas mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset keuangan. Dalam hal ini :
(a) Jika entitas secara substansial mengalihkan seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas menghentikan pengakuan aset
keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas untuk

setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang dimiliki dalam pengalihan
tersebut.
(b) Jika entitas secara substansial memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan aset keuangan, maka entitas tetap mengakui aset keuangan
tersebut.
(c) Jika entitas secara substansial tidak mengalihkan dan tidak memiliki
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka
entitas menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas aset
keuangan tersebut. Dalam hal ini :
(i)
jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian, maka entitas
menghentikan pengakuan aset keuangan tersebut, dan secara
terpisah mengakui sebagai aset atau liabilitas untuk setiap hak dan
kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam pengalihan
tersebut.
Jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset
keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. (lihat
paragraf 30). 30 : Jika entitas tidak mentransfer serta tidak memiliki secara
substansial atas seluruh risiko dan manfaat yang berasal dari kepemilikan aset
yang ditransfer, dan masih memiliki pengendalian atas aset yang ditransfer
tersebut, maka entitas tetap mengakui aset yang ditransfer sebesar keterlibatan
berkelanjutan entitas. Tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas dalam aset yang
ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer. Contoh:
(a) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk pemberian jaminan
atas aset yang ditransfer, tingkat keterlibatan berkelanjutan dari entitas
adalah jumlah terendah antara (i) nilai aset yang ditransfer, dan (ii) nilai
maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar
kembali oleh entitas (nilai jaminan)
(b) apabila keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk penerbitan dan/atau
pembelian opsi (atau keduanya) atas aset yang ditransfer, tingkat
keterlibatan berkelanjutan entitas adalah nilai aset yang ditransfer yang
mungkin dibel kembali. Namun demikian, dalam hal penerbitan opsi jual
(put option) atas suatu aset yang diukur pada nilai wajar, maka tingkat
keterlibatan berkelanjutan dari entitas dibatasi pada nilai terendah antara

nilai wajar aset yang ditransfer dan harga pelaksanaan opsi (lihatparagraf
PA63).
(c) jika keterlibatan berkelanjutan entitas berbentuk opsi yang diselesaikan
secara kas atau persyaratan yang serupa atas aset yang ditransfer, maka
tingkat keterlibatan berkelanjutan entitas diukur dengan cara yang sama
seperti opsi yang diselesaikan secara nonkas sebagaimana diatur pada
huruf (b) di atas.
Pengaliahan yang Diakui sebagai Penghentian Pengakuan (lihat paragraf 20(a)
dan (c) (i))
Jika entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria
penghentian pengakuan untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih
memiliki hak pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu
(fee), maka entitas mengakui kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa
pengelolaan atau liabilitas jasa pengelolaan. Jika imbalan (fee) yang akan diterima
diperkirakan tidak dapat secara memadai mengkompensasi penyediaan jasa yang
diberikan, maka liabilitas jasa pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa
tersebut diakui pada nilai wajar. Jika imbalan (fee) yang akan diterima
diperkirakan lebih dari cukup untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang
diberikan, maka aset jasa pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan
jumlah yang ditentukan berdasarkan alokasi dari nilai tercatat aset keuangan yang
lebih besar sesuai dengan paragraf 27. Isi dari paragraf 27 : Jika aset yang
dialihkan merupakan bagian aset keuangan yang lebih besar (misalnya ketika
entitas mengalihkan arus kas dari bunga yang merupakan bagian dari instrumen
utang, dan bagian yang dialihkan tersebut memenuhi kriteria penghentian
pengakuan secara keseluruhan, maka jumlah tercatat sebelumnya dari aset
keuangan yang lebih besar tersebut dialokasikan pada bagian yang tetap diakui
dan bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif dari
kedua bagian tersebut pada tanggal pengalihan . Untuk tujuan ini, aset jasa
pengelolaan yang masih dimiliki diperlakukan sebagai bagian yang masih diakui.
Selisih antara:
(a) Jumlah

tercatat yang dialokasikan pada bagian yangdihentikan

pengakuannya ,dan

(b) Jumlah dari (i) pembayaran yang diterima untug bagian yang dihentikan
pengakuannya (termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap
liabilitas baru yang ditanggung) dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang dihentikan pengakuannya
tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam penghasilan komprehensif
lain diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya, diakui dalam penghasilan komprehensif lain dialokasikan
pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan pengakuanya,
berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut.
Jika, sebagai akibat dari pengalihan, aset keuangan dihentikan
pengakuannya secara keseluruhan, tetapi pengalihan tersebut mengakibatkan
etitas memperoleh aset keuangan yang baru atau menanggung liabilitas keuangan
yang baru, atau liabilitas jasa pengelolaan, maka entitas mengakui aset keuangana
atau liabilitas keuangan, liabilitas jasa pengelolaan yang baru tersebut pada nilai
wajar.
Pada saat pengehentian, pengakuan aset keuangan secara keseluruhan,
maka selisih antara :
(a) Jumlah tercatat
(b) Jumlah dari (i) pembayaran yang diterima (termasuk setiap aaset baru
yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang ditanggung) dan (ii)
setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam
penghasilan komprehensif lain diakui dalam laba rugi.
5. Entitas telah melakukan perjanjian penjualan dan pembelian kembali
dengan pihak lawan C yang dicatat sebagai pinjaman yang diagunan. Nilai tercatat
aset keuangan (obligasi) yang digunakan sebagai agunan dan dicatat oleh entitas
unuk transaksi adalah Rp 79 juta dengan nilai sebesar Rp 85 juta. Jumlah tercatat
pinjaman yang diagunan (repo payable) adalah Rp 80 juta
12. entitas juga telah melakukan perjanjian balik penjualan dan pembelian
kembali (reverse sale dan repurchase) dengan pihak lawan C yang dicatat sebagai
pinjaman yang diagunkan. Nilai wajar aset keuangan (obligasi) yang diterima
sebagi agunan (dan tidak) diakui dalam laporan posisi keuangan entitas) adalah

Rp 105 juta. Nilai tercatat pinjamn yang diagunkan (reverse repo receivable)
adalah Rp 90 juta.
d. Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Pengakuan awal
32. entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan suku
mudharabah sebesar harga perolehan.
33. harga perolehan sukuk ijarah dansukuk mudharabah yang diukur
pada biaya perolehan termasuk biaya transaksi. Sedangkan harga
perolehan sukuk ijarah dn sukuk mudharaba yan diukur pada nilai
wajar tidak termasuk biaya transaksi.
34. entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah pada saat tanggal perdangan atau penyelesaian transaksi
dalam pasar lazim.
Klasifikasi dan Relasifikasi
35. sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifikasi
investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai
diukur pada biaya perolehan atau dikur diukur pada nilai wajar.
36 investasi diklasifikasikan sebagai dikur pada biaya perolehan jika :
(a) Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan
utama memperoleh arus kas kontraktual: dan
(b) Persyaratan kontraktual menetukan tanggal tertentu pembayaran
pokok dan/ atau hasilnya
37. model usaha yang bertujuan unruk memperoleh arus kas
kontraktual didaskna pada tujuan investasi yang ditentukan oleh
entitas. Arus kas kontraktul yang dimaksud adalah arus kas bagi
hasil dan pokok dari sukuk mudharabah; atau arus kas bagi hasil
dan poko dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika aktual
berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka
entitas menelaah kembali konsisten tujuan investasinya.
38. biaya transaksi untuk investasi pada suku ijrah dan sukuk
mudharabah yang diklasifikasikn sebagai dikur pada biaya
perolehan diakui secara terpisah. Biaya transaksi tersebut
diamortisasi secara garis besar selama jangka waktu sukuk
beban investasi.

39. entitas tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali


trjadi perubahan tujuan model usaha sebagaiman dijelaskan
di paragraf 37
Setelah pengakuan awal
40. untuk invesrtasi pada nilai wajar, selisih antara harga
pasar dengan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi.
41 nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu pada harga
pasar yang dipublikasikan
42. untuk investasi pada sukuk yang diuku pada biaya perolehan,
jika

terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas mengukur

jumlah terpulihkan. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada


jumlah tercatat, maka entitas mengakui rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh entitas
dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya.
e. SAK ETAP
16. properti investai diakui sebagi aset jika dan hanya jika :
(a) besar kemungkinan manfaat ekonomik di masa depan dari aset yang
tergolong properti investasi akan mengalir kedalam entitas; dan
(b) biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal
17. Entitas mengevaluasi sesuai dengan prinsip atas seluruh biaya perolehan
properti invesatsi pada saat terjadinya. Biaya perolehan termasuk biaya yang
tejadi pada saat memperoleh properti investasi dan biaya yang terjadi setelah
untuk penambahan, penggantian bagian properti atau perbaikan properti.
18. sesuai dengan prinsip pengakuan pada paragraf 16, entitas tidak mungkin
mengaki dalam jumlah tercatat properti investasi sehubunan dengan biaya harian
penggunaan properti. Biaya tersebut lebih tepatnya diakui dalam penggunaan
properti. Biaya tersebut lebih tepatnya diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya.
Biaya harian penggunaan properti yang utama adalah biaya tenaga kerja serta
bahan habis pakai dan biaya suku cadang kecl. Tujuan pengeuaran ini sering
digambarkan sebagai :perbaikan dan pemeliharaan dari properti

2. Pengukuran
a. Standar Akuntansi Pemerintah
23. Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang
dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian
nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Sedangkan untuk invesatsai yang tidak memiliki pasar yang dapat
dipergunkana nilai nominal, nilai tercatat atau nilaia wajar
lainnya.
24. investasi angka dalam bentuk suarat berharga, misalnya
saham dan obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan ivestasi meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa
bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
25. investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misal
saham dan obligasi jangka pendek, dicatat

sebesar biaya

perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transakasi


investasi itu sendiri ditambaha komisis perantara juala beli, jasa
bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
26. Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalanya
dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai
nominal deposito tersebut.
27. invesatsi nonpermanen misalnya dalam bentuj pembelian
obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksud tidak untuk
dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehan. Sedangkan
invesatsi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan
perbankan yang direalisasikan.
28. investasi non permanen dalam bentuk pembelian obligasi
jangka panjang dan investasi yang dimaksud tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehan.
b. IFRS
c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Bentuk umum dari instrumen keuangan majemuk adalah instrumen


utang dengan opsi konversi melekat, seperti obligasi yang dapat
dikonversi menjadi saham bias penerbit, dan tanpa fitir derivatif
melekat lain. Paragraf 31 mensyaratkan penerbit instrumen keuangan
jenis ini untuk menyaikan omponen liabilitas dan komponen ekuitas
secara erpisah dalah laporan posisi keuangan, yaitu sebagai berikut ;
(a) Kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran bunga dan
pokok secara terjadwal merupakan liabilitas keuangan yang akan
tetap ada selama intrustrumen belum dikonversi. Pada saat
pengakuan awal, nilai wajar komponen liabilyas adalah nilai kini
dari serangkaian arus kas mas depan yang telah ditetapkan dalam
kontrak, yang didiskontokan dengan suku bunga yang digunakan
oleh pasar pad saat itu terhadap instrumen yang memiliki status
kredit yang dapat dinadingkan dan menghasilkan arus kas yang
secar sustansial sama, dalam persyaratan yang sama, namun tanpa
opsi konversi
(b) Isntrumen ekuitas meupakan opsi yang melekat unuk mengonversi
liabilatas menjadi ekuitas penerbit. Opsi ini memiliki nilai pada
saat pengakuan awal sekalipun jika saat itu opsi berada dalam
kondisi posisi tidak untung.
Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas
mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan
tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau
penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.
Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan
Untuk tujuan pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal,
pernyataan ini mengklasifikasikan aset keuangan dalam empat kategori
sebagaiman didefinisikan di paragraf 09 :
(a)
(b)
(c)
(d)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan atau piutang , dan
Aset keuangan tersedia untuk dijual.
10

Keempat kategori diterapkan pada pengukuran dan pengakuan laba rugi


berdasarkan pernyataan ini. Entitas dapat menggunakan istilah yang berbeda
untuk keempat kategori di atas ketika menyajikan informasi dalam laporan
keuangan.
Setelah pengakuan awal,entitas mengukur aset keuangan, termasuk
derivatif yang diakui sebagai aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya
transaksi yang mungkin timbul pada penjualan atau pelepasan lain, kecuali untuk
aset keuangan berikut ini :
(a) Pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai definisi paragraf 09, yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif
(b) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo sesuai definisi paragraf 09, yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode
suku bunga efektif, dan
(c) Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di
pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta
derivatif yang terkait dengan dan harus diselesaikan melalui penyerahan
instrumen ekuitas tersebut, yang diukur pada biaya perolehan.
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penuruna nilai telah terjadi
atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hinga jatuh
tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian
tersebut diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi
arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit masa depan yang belum
terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut
(yaitu suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Jumlah
tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan akan
cadanga. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi.
Jika, pada periode selanjutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang
dna pengurangan tersebut dapat diakitkan secara obejektif dengan peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit
debitur), maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalik, baik
secara langsung, atau denga menyesuaikan akun cadangan. Pemulihan tersebut

11

tidak dapat mengakibatkan jumlah tercatat aset keuangan melebihi biaya


perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penuruan nilai pada tanggal
pembalikan dilakukan. Jumlah pembalikan aset keuangan diakui dalam laba rugi.
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan niali telah terjadi
atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga kuotasian di pasar aktif dan
yang tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
andal, atau atas aset derivatif yang terkait dan harus diselesaikan dengan
penyerahan instrumen ekuitas tersebut, maka jumlah kerugian penurunan nilai
diukur berdasarkan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dan nilai kini dari
estimasi arus kas untuk aset keuangan serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut
tidak dapat dibalik.
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Jika penurunan dalam nilai wajar atas aset keuanagan tersedia untuk dijual
telah diakui dalam pengahsilan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif
bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai , maka kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari
ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuain reklasifikasi meskipun aset keuangan
tersebut belum dihentikan pengakuannya.
Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi atas investasi
instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual tidak dibalik
melalui laba rugi. Jika pada periode selanjutnya nilai wajar instrumen utang yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut
dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan
kerugian penurunan nilai dalam laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut
dibalik melalui laba rugi.
d. Standar Akuntansi Keuangan ETAP
20. Properti investasi pada awalnya dikur sebesar biaya peroelhan.
Baiay transaksi termasuk dalam pengukuran awal.
21 biaya perolehan dari properti investasi yang dibeli meliputi hatga
pembelian dans etiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
langsung. Pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung

12

termasuk, misalnya biaya jasa hukum, pajak penjualan, dan biaya


transaksi.
3. Penyajian
a. Standar Akuntansi Pemerintah
42. Hal hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan
keuangan pemerintah berkaitan dengan invesatsi pemerintah,
antara lain :
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;
b. Jenis jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen;
c. perubahan harga pasar baik investasi jagka pendek maupun
investasi jangka panjang;

d. penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab


penurunan tersebut
e. investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan
penerapannya;
f. perubahan pos investasi.
b. IFRS
c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
d. NERACA
e. Pemerintah Pusat
f. Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
No
1
3
4
5

Uraian
20x1
Aset
Aset Lancar
Kas diBank Indonesia
Kas di Kantor Pelayanan Perbendaharaan

6
7
8
9
10
11
12
13

negara
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penyisishan Piutang
Beban Dibayar Muka
Bagian
Lancar
Pinjaman
Kepada

14

Perusahaan Negara
Bagian
Lancar

Pinjaman

20x0

Kepada

Perusahaan Daerah

13

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Bagian Lancar Pinjaman kepada Lembaga


Internasional
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya
Persedian
Jumlah Aset Lancar (4 s/d19)
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Pinjaman Jangka Panjang
Dana Bergulir
Investasi dalam Obligasi
Investasi dalam Proyek Pembangunan
Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumalah
Investasi
Nonpermanen
(24s/d28)
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi Permanen (31s/d32)
Jumlah Investasi Jangka Panjang
(29+33)

35
36

42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Kontruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap (37s/d 43)
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (46)
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
AsetTak Berwujud
Aset Lain lain
Jumlah Aset Lainnya (50s/d54)

14

56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68

JUMLAH ASET (20+33+43+47+55)


KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
(62s/d67)

69
70

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan
Utang Dalam Negeri Obligasi
Premium (Diskonto) Obligasi
Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiabn Jangka Panjang
(71s/d74)
JUMLAH KEWAJIBAN (68+75)

78
79

EKUITAS
EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKITAS
DANA (76+79)

g. Standar Akuntansi Keuangan Syariah


43. pendapatam investasi dan beban amortisasi biaya transaksi
disajikan secara neo dalam laba rugi.
Pengungkapan
44. entitas mengungkapkan hal hal berikut ini:
(a) klasifikasi investasi berdasrkan jumlah investasi;
(b) tujuan model usaha yang digunakan;
Jumlah investasi yang direklasifikasikan, jika

ada,

dan

penyebabnya;
(d)Nilai wajar untuk investasi yang dikukur pada biaya perolehan;
dan
(e) lain lain
TANGGAL EFEKTIF
45. entitas menerapkan penyataan ini untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012
15

KETENTUAN TRANSISI
46. pernyataam ini diterapkan secara prospektif
47. untuk sukuk yang telah diterbitkan sebelum tanggal efektif
pernyataan ini. Jumlah tercata pada saat penerpan awal pernyataan ini
merupkan jumlah tercatat awalnya dan pernytaan ini iterapkan atas
sukuk tersebut
48. pada saat penerpan awal pernyataan ini, entitas (invesor)
menetukan kembali klasifikasi investasi pada sukuk sesuai dengan
ketentuan dalam pernyataan ini. Jumlah tercatat pada saat penerpan
awal peryatan ini merupakan jumlah tercatat awalanya (deemed cost)
(a) investasi yang sebelumnya diklasifikasikn sebagi diukur pad nilai
wajar melalui laba rugi dan tersedia untuk dijual, kemuadian
diklasifikasikn sebagai dikur pada biaya perolehan, maka selisis antara
jumlah tercata baru dan nilai nominal diamortisasikan selama sisa
jangka waktu sukuk. Selanjutnya untuk investasi yang sebelumnya
diklasifikasikan sebagai trsedia untuk dijula, saldo perubahan nilai
wajar yang diakui diekuitas direklasifikasikan ke saldo laba
(b) untuk investasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagi dimiliki
dijial dan dipiinjam yang diberikan dan piutang, kemudian
diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar, mak perubahan nilai
wajar pada saat penerpan wala pernytaan ini diakui di saldo laba
4. Kasus
Pada tanggal 1 Januari 20x1, PT ABC (perusahaan) membeli aset
keuangan seharga Rp15 Milyar yang tidak diperdagangkan di pasar aktif.
Perusahaan hanya memiliki satu kelas aset keuangan tersebut.
Harga awal pemeblian sebesar Rp 15 M tersebut merupakan nilai wajar
pada pengakuan awal
Setelah pengakuan awal, perusahaan akan menerapkan teknik penilaian
untuk menetapkan nilai wajar aset keuangan tersebut. Teknik penlaian ini
meliput berbagai variabel selain data pasar teramati.
Pada pengakuan awal, teknik penilain serupa akan menghasilkan angka
sebesar Rp 14M, dengan selisih sebesar Rp 1 Milyar dari nilai wajar
Pererapan persyaratan
Pengungkapan dalam laporan keuangan PT ABC untuk tahun 20x1 akan
menyertakan hal hal berikut.

16

Kebijakan akuntansi
Perusahaan menerapkan teknik penilaian aset berwujud neto per saham
(net tangible aset NTA per share)

untuk menetukan nilai wajar

instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif.


Kemungkinan muncul selisih antar nilai wajar pada pengakuan awal (yang
didasarkan PSAK 55 biasanya adalah harga pembelian) dan jumlah yang
ditentukan pada pengakuan degann menggunakan teknik penilain NTA.
Segala selisih tersebut dicatat secara langsung dalam laporan laba rugi
komprehensif pada tahun perolehan.
Dalam catatan atas laporan keuangan
Sebagaimana dibahasa dalam kebijakan akuntansi penting, perusahaan
menerapkan teknik penilain aset berwujud neto saham (NTA) untuk
mengukur nilai wajarinstrumen keuangan yang tidak diperdagangka di
pasar aktif. Namun, berdasarkan PSAK 55, nilai wajar suatu instrumen
pada saat permulaan biasanya adalah harga pembilaan. Jika terdapat selisih
antara harga pembelian dengan jumlah yang ditentukan pada permulaan
dengan menggunkan teknik NTA, selisih tersebut dicatat secara langsung
dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun perolehan. Selama tahun
20x1, kerugian sebesar Rp 1 Milyar dibebankan ke laporan laba rugi
komprehensif

DAFTAR PUSTAKA
1. Ikatan Akuntan Indonesia.2015.Standar Akuntansi Keuangan
2. Juan, Ng. Wahyuni, Ersa Tri.2012.Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta : Salemba Empat
3. Komite Standar Akuntansi pemerintahan.2010.Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah

17

Anda mungkin juga menyukai