A. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses penddikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Proses belajar merupakan proses yang harus dilalui oleh
siswa supaya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Proses belajar ini
merupakan kegiatan yang sangat penting. Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran itu
tercapai bergantung bagaimana proses belajar anak didik. Banyak para ahli yang
merumuskan definisi belajar. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Gagne (dalam Suprijono 2013) belajar adalah perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan Travers
dalam karya Suprijono yang berjudul Cooperative Learning mengartikan belajar adalah
proses menghasilkan perubahan tingkah laku.
B. Ciri-ciri Belajar
Beberapa ciri umun kegiatan belajar seperti yang dikemukakan oleh Wragg
dalam Aunurrahman (2011) yaitu :
1. Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau
disengaja.
Pemahaman kita yang pertama dan sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam
bentuk suatu aktivitas tertentu.
2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalamaan-pengalaman atau pengetahuan,
baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau
ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu
hanya dari diri siswa saja yang harus dipenuhi. tapi hal-hal mendasar yang dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran itu juga harus dipenuhi.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar anak terbagi menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
I.
Faktor Intern
1. Faktor Jasmaniah
1) Faktor Kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
Seseorang akan mudah lelah jika kurang sehat, kurang bersemangat, mudah pusing,
ataupun gangguan-gangguan fungsi organ dan alat tubuh yang lain. Sehingga ia akan
sulit menerima materi dalam proses belajar. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik, maka ia harus menjaga kondisi kesehatannya.
2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi seseorang
dalam belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi,
hendaknya ia belajar di sebuah lembaga khusus atau memakai alat bantu yangdapat
menghindari atau mengurangi pengaruh cacat tersebut.
2. Faktor Psikologis
1) Intelegensi
Menurut J.P. Chaplin merumuskan intelegensi sebagai kecakapan yang terdiri
dari tiga jenis yaitu kecakapan menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar seseorang. Meskipun begitu siswa yang
memiliki tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya.
Karena belajar merupakan merupakan suatu proses yang kompleks dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan intelegensi hanya salah satu faktor diantara
faktor yang lain.
2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju padasuatu obyek atau sekumpulan obyek. Agar hasil belajar
siswa baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang harus
dipelajarinya. Maka dari itu, bahan pelajaran hendaknya dikemas dengan menarik
agar siswa terus perhatian dan tidak timbul kebosanan.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Karena bila bahan
pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik karena
tidak sesuai dengan ketertarikannya.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Jika pelajaran yang dipelajari siswa
sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan baik karena ia pasti senang saat
belajar.
Selain faktor-faktor intern di atas, faktor intern lainnya adalah motif,
kematangan, dan kesiapan.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
II.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar terbagi menjadi tiga yaitu cara
masyarakat
juga
memiliki
pengaruh
yang
besar
terhadap
keberlangsungan proses belajar. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang semuanya
mempengaruhi belajar. Dari berbagai penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi
belajar dapat penulis simpulkan bahwa keberhasilan belajar peserta didelahetapkan.
ditik sangat dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut perlu
sekali untuk diseimbangkan agar peserta didik mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
E. Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai
definitif,
efektivitas
dapat
dinyatakan
sebagai
tingkat
keberhasilan
dalam
mencapai tujuan atau sasarannya (Etzioni dalam Daryanto 2012). Menurut Depdiknas
(2004: 7) kualitas pembelajaran adalah keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru,
siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.
Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran
pendidik, perilaku dan dampak belajar peserta didik, hasil belajar, iklim pembelajaran,
materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran.
Hamdani (2011) mendefinisikan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran, termasuk pembelajaran seni. Pencapaian tujuan tersebut berupa
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses
pembelajaran. UNESCO dalam Daryanto (2012) menetapkan empat pilar pendidikan yang
harus diperhatikan secara baik oleh pengelola dunia pendidikan yaitu :
1. Belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know)
2. Belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do)
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima
informasi baru.
3.
Adat Istiadat.
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4.
Kepercayaan Masyarakat.
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orangorang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5.
penyampaian
informasi
harus
memperhatikan
tingkat
aktifitas
2. Ciri-ciri ceramah
1) Ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan
2) Ada suatu ide, pengertian atau pesan yang akan disampaikan
3) Ada kesempatan bertanya bagi pendengar dan harus dijawab penceramah
4) Ada alat peraga yang dipergunakan
3. Keunggulan metode ceramah
Keunggulan metode ceramah adalah :
1) Dapat digunakan pada orang dewasa
2) Penggunaan waktu yang efisien
3) Dapat dipakai pada kelompok yang besar
4) Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran
5) Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan.
4. Kekurangan metode ceramah
Kekurangan metode ceramah adalah :
1) Menghambat respons dari yang belajar sehingga pembicara sulit menerima
reaksinya.
2) Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus
menguasai pokok pembicaraannya.
3) Dapat menjadi kurang menarik, sulit dipakai pada anak anak.
4) Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai.
5. Langkah ceramah
Persiapan :
1) Menentukan maksud dan tujuan ceramah
2) Menentukan sasaran pendegar
3) Mempersiapkan materi
4) Topik yang dikemukakan hanya satu masalah sesuai kebutuhan kelompok sasaran
5) Mempersiapkan pemberitahuan
6) Mempersiapkan bahan bacaaan (jika diperlukan)
6. Pelaksanaan
1) Perkenalan diri
2) Mengemukakan maksud dan tujuan
3) Menjelaskan point-point isi ceramah (sistematika)
4) Menyampaikan ceramah dengan suara jelas dan irama yang tidak membosankan
5) Tujukan tatapan mata pada setiap pendegar dan tidak tetap duduk di tempat
6) Selingi dengan humor segar
7) Pergunakan bahasa sederhana
8) Sediakan waktu untuk Tanya jawab
7. Penilaian
pada waktu
proses
penyampaian
bahan
pendidikan /pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, pita suara dan sebagainya.
3. Alat bantu lihat dengar, seperti televisi dan video cassette. Alat alat bantu ini lebih
dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan
memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya dengan menegakkan
strategi dukungan sosial.
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupu daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan menggunakan strategi advokasi.