PENDAHULUAN
A. ILMU DAN FILSAFAT
Menurut Jujun S. Suria Sumantri, jenis manusia dalam kehidupan ini berdasarkan
pengetahuannya dibedakan sebagai berikut :
1. Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya
2. Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya
3. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang diketahuinya
4. Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
Orang yang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila orang tersebut termasuk
golongan 1 dan sekaligus 2 yaitu :
1.
Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya
2.
Orang yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya.
Dengan demikian maka filsafat didorong untuk mengetahui :
1.
Apa yang telah kita ketahui
2.
Apa yang belum kita ketahui
Pengetahuan diperoleh dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dari kedua-duanya.
Orang mampu berfilsafat apabila :
1.
Rendah hati
Memahami bahwa tidak semuanya akan dapat diketahui dan merasa dirinya kecil
dibandingkan dengan kebesaran alam semesta.
Filsuf Faust mengatakan : Nah disinilah aku, si bodoh yang malang, tak lebih pandai dari
sebelumnya. Socrates menyadari kebodohannya dan bilang Yang saya ketahui adalah
bahwa saya tak tahu apa-apa
2.
Bersedia untuk mengoreksi diri
3.
Berani berterus terang terhadap seberapa jauh kebenaran yang sudah kita jangkau
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita alami sejak di bangku sekolah dasar sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang
kepada diri sendiri :
1.
Apakah yang sebenarnya saya ketahui tentang ilmu
2.
Apakah ciri-ciri yang hakiki tentang ilmu dibanding dengan yang bukan ilmu
3.
Bagaimanakah saya tahu bahwa ilmu yang saya ketahui memang benar
4.
Kriteria apa untuk menentukan kebenaran.
Berfilsafat antara lain meliputi :
1.
Apakah ilmu yang telah ada sudah benar
2.
Mengapa kita harus mempelajari ilmu
3.
Apakah kegunaan ilmu itu
4.
Apakah ilmu yang ada sudah meliputi semua aspek kehidupan
5.
Di manakah batas cakupan ilmu.Apakah ada aspek kehidupan yang tidak dapat dijelaskan
oleh ilmu
6.
Apakah kelemahan dan kekurangan ilmu
1
6.
Bagaimana hubungannya dengan kaidah moral
Pada hakekatnya telaahan tersebut digolongkan menjadi :
1.
Ontologi, apa yang dikaji oleh ilmu
2.
Epistemologi, bagaimana caranya memperoleh ilmu
3.
Aksiologi, apa kegunaan ilmu
BAB II
PENGERTIAN FILSAFAT
A.
1.
2.
Definisi Filsafat
Menurut Surajiyo definisi fisafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu sebagai berikut :
Arti Filsafat secara etimologi
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang terdiri dari kata philein artinya
cinta dan sophia artinya kebijaksanaan, sehingga artinya cinta kebijaksanaan.
Arti Filsafat secara terminologi
a. Plato: Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan tentang
kebenaran yang asli
b. Aristoteles : Filsafaf adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik,
dan estetika (filsafat keindahan)
c. Hasbullah Bakry : Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
B. Objek Filsafat
Menurut Surajiyo setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek. Demikian pula filsafat
yang dapat dibedakan dalam :
1. Objek Formal , sudut pandang yang menyeluruh secara umum sehingga dapat mencapai
hakekat dari objek materialnya.Misalnya objeknya manusia yang dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang, di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya
2.
Objek Material , sesuatu yang dimasalahkan oleh filsafat atau disorot oleh suatu disiplin
ilmu. Dalam hal ini terdapat beberapa pengertian yaitu :
a. Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada dan mungkin ada
b. Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia berpikir tentang dirinya dan
tempatnya di dunia
c. Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui manusia
C. Metode Filsafat
Sebenarnya metode filsafat sama banyaknya dengan definisi dari para ahli dan filsuf
karena metode adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakekat yang sesuai dengan
pandangan filsuf itu sendiri. Namun demikian sedikitnya ada sepuluh metode, yaitu sebagai
berikut :
1. Metode Kritis, menganalisis istilah atau suatu pendapat
2. Metode Intuitif, melalui intuisi akan tercapai pemahaman langsung mengenai suatu
kenyataan
3. Metode Skolastik, bertitik tolak dari definisi-definisi atau prinsip-prinsip diperoleh
kesimpulan-kesimpulan
4. Metode Geometris, melalui analisis tentang hal yang kompleks, diperoleh suatu hakekat
yang sederhana
5. Metode Empiris, melalui pengalaman-pengalaman disusunlah secara geometris suatu
5
kesimpulan
6. Metode Transendental, melalui pengertian tertentu kemudian dianalisis dengan
memperhatikan syarat-syarat yang penting.Metode ini disebut juga metode Neo Skolastik
7. Metode Fenomenologis, secara sistematis memperhatikan gejala-gejala sehingga terlihat
hakekat-hakekat yang murni
8. Metode Dialektis, melalui dinamika pemikiran yaitu tesis, antithesis, dan sintesis akan
diperoleh hakekat kenyataan
9. Metode Neo Positivistis, kenyataan dipahami dengan jalan menggunakan aturan-aturan
yang positif atau yang berlaku
10. Metode Analitika Bahasa, menganalisa ucapan-ucapan filosofis dengan jalan menganalisa
melalui pemakaian bahasa sehari-hari.
D. Asal Filsafat, Peranan Filsafat, dan Aliran/Mazhab dalam Filsafat
1. Asal Filsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu sebagai berikut :
a. Keheranan
b. Kesangsian
c. Kesadaran akan keterbatasan,karena merasa dirinya sangat kecil, sering menderita,
dan sering mengalami kegagalan mendorong pemikiran bahwa di luar manusia yang
terbatas, pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.
2. Peranan Filsafat
Berdasarkan sebab-sebab kelahiran filsafat dan proses perkembangannya, sesungguhnya
filsafat telah memerankan sedikitnya tiga peranan utama dalam sejarah pemikiran manusia,
yaitu :
a.
Pendobrak
Berabad-abad manusia tertawan dalam penjara tradisi, kebiasaan, dan mistik.
Dengan filsafat, manusia mendobrak penjara tersebut dan menyadarkan bahwa
kehidupan dalam penjara adalah kehidupan yang tidak benar.
b.
Pembebas
Filsafat bukan hanya mendobrak penjara tersebut, tetapi juga berhasil membawa
keluar manusia dari penjara tersebut dan meninggalkan kebodohan, kepicikan,
ketidakteraturan, kesesatan berpikir serta menuju ke dunia rasionalitas yang bebas
dari hal-hal yang mengekang akal budi manusia
c.
Pembimbing
Filsafat kemudian membimbing manusia untuk berpikir rasional, luas, mendalam,
sistematis, integral, dan koheren.
3.
E. Ciri-Ciri Filsafat
Menurut Ali Mudhofir yang dikemukakan oleh Surajiyo, ciri-ciri filsafat adalah sebagai
berikut :
1. Radikal, berpikir sampai ke akar-akarnya
2. Universal, berpikir tentang hal-hal yang bersifat umum dan bukan parsial
3. Konseptual, hasil generalisasi dari pengalaman individual
4. Koheren dan konsisten, sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis dan tidak mengandung
kontradiksi
5. Sistematik, kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata
pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud
6. Komprehensif, mencakup secara menyeluruh, misalnya alam semesta secara keseluruhan
7. Bebas, hasil dari pemikiran yang bebas dari berbagai prasangka sosial,
historis,kultural,maupun religious
8. Bertanggung jawab, terhadap hati nurani dan kepada orang lain.
F.
Kegunaan Filsafaf
Dengan belajar filsafat, manusia semakin mampu untuk menangani berbagai pertanyaan
mendasar, dengan demikian menurut Surajiyo, filsafat sangat berguna bagi manusia, yaitu
sebagai berikut :
1. Kegunaan secara umum :
a. Diperoleh pengertian yang mendalam tentang manusia dan dunia
b. Diperoleh kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis tentang
berbagai gejala dari bermacam pandangan
c. Diperoleh dasar metode dan wawasan yang lebih mendalam serta kritis dalam
melaksanakan studi pada ilmu-ilmu khusus
d. Diperoleh kenikmatan yang tinggi dalam berfilsafat (Plato)
e. Dengan berfilsafat manusia berpikir dan karena berpikir maka manusi ada. Menurut
Rene Descartes : karena berpikir maka saya ada (cogito ergo sum)
f.Diperoleh kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat kepada seluruh
Usaha peradaban (Alfred North Whitehead)
g. Filsafat merupakan sumber penyelidikan berdasarkan eksistensi tentang manusia
(Maurice Marleau Ponty)
2.
Kegunaan secara khusus, dalam lingkungan sosial budaya Indonesia menurut Franz
Magnis Suseno :
a. Menghadapi tantangan modernisasi melalui perubahan pandangan hidup, nilai-nilai
dan norma filsafat agar dapat bersikap terbuka dan kritis
b. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kebudayaan, tradisi dan filsafat
Indonesia serta untuk mengimplementasikannya
c. Sebagai kritik yang membangun terhadap berbagai ketidakadilan sosial dan
pelanggaran hak asasi manusia
d. Merupakan dasar yang paling luas dan kritis dalam kehidupan intelektual di
lingkungan akademis
e. Menyediakan dasar dan sarana bagi peningkatan hubungan antar umat beragama
berdasarkan Pancasila.
G.
Cabang-cabang Filsafat
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli filsafat, maka dapat dicatat cabang-cabang
fisafat antara lain sebagai berikut :
1.
Epistemologi (teori pengetahuan)
2.
Etika ( Filsafat Moral )
3.
Logika
4.
Metodologi
5.
Biologi
6.
Psikologi
7.
Antropologi
8.
Sosiologi
9.
Estetika ( Fisafat Seni )
10. Metafisika
11. Politik ( Filsafat Pemerintahan )
12. Filsafat Agama
13. Filsafat Ilmu
14. Filsafat Pendidikan
15. Filsafat Hukum
16. Filsafat Sejarah
17. Filsafat Matematika
H.
BAB III
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
A.
Penalaran
Menurut Andi Hakim Nasoetion dalam sebuah ceramahnya di depan televisi, manusia
mempunyai nalar sedangkan binatang tidak. Kalau binatang mempunyai nalar, maka yang
dilestarikan bukan harimau Jawa tetapi manusia Jawa.
Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
dan ini dimulai dari Adam dan Hawa yang telah memakan buah pengetahuan yang diwariskan
kepada umat manusia sehingga manusia mengetahui mana yang baik dan buruk serta mana
yang indah dan mana yang jelek Binatang sebenarnya juga mempunyai pengetahuan, tetapi
terbatas pada pengetahuan untuk mempertahankan kehidupan ( survival). Contoh, anak tikus
hanya diajari oleh induknya bahwa kucing itu berbahaya demi kelangsungan hidupnya.
Manusia mengembangkan ilmu bukan hanya untuk survival, tetapi juga untuk lainnya demi
tujuan yang lebih tinggi misalnya kebudayaan.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena :
1.
Mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan binatang tidak mempunyai itu, contohnya
anjing tidak bisa tukar menukar tulang dengan temannya.Manusia bisa melakukan tukar
menukar, oleh karena itu disebut Homo Economicus.
Anjing tidak mempunyai nalar yang analitis sehingga tidak ada anjing yang berkata :
Ayahku miskin namun jujur
2.
Penalaran adalah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap,
dan bertindak. Berpikir adalah kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
Kebenaran bagi setiap orang tidak sama, oleh karena itu proses berpikir untuk menemukan
pengetahuan yang benar juga tidak sama.
Ciri-ciri penalaran :
1.
Logika dan kegiatan penalaran adalah proses berpikir logis
2.
Analitik, kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu
Ada kegiatan berpikir yang tidak berdasarkan penalaran, yaitu perasaan dan intuisi .
Kegiatan penalaran, perasaan, dan intuisi sebagai usaha aktif dari manusia.
Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa rasio adalah kebenaran, sedangkan
empirisme adalah paham yang mengatakan bahwa pengalaman adalah suatu kebenaran.
Penalaran yang dikaji dalam pelajaran filsafat ilmu adalah penalaran ilmiah yang merupakan
penggabungan dari penalaran deduktif ( terkait dengan rasionalisme ) dan induktif ( terkait
dengan empirisme ).
B.
Logika
Logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) sehingga menghasilkan
kesimpulan yang benar. Contoh dari penarikan kesimpulan yang tidak benar adalah seperti
berikut ini. Peneliti ingin menemukan penyebab mabuk. Dia menyampur air dengan wiski,
kemudian air dengan minuman keras lokal, dan juga air dengan tuak. Semuanya
mengakibatkan mabuk. Kesimpulan yang diambil, airlah yang menyebabkan mabuk.
Cara penarikan kesimpulan yang benar didasarkan pada hal-hal seperti berikut:
1.
Induktif, dari kasus-kasus individual menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Contoh :
Kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, singa mempunyai mata.
Disimpulkan secara umum bahwa semua binatang mempunyai mata.
Keuntungan penggunaan metode induktif :
a.
Ekonomis, bermacam-macam pernyataan dapat disingkat menjadi satu pernyataan
b.
Dapat diteruskan kepada kesimpulan yang lebih umum lagi. Contoh : Semua
binatang mempunyai mata dan semua manusia mempunyai mata, maka semua
makhluk hidup mempunyai mata.
2.
Deduktif, dari hal-hal yang bersifat umum menjadi bersifat individual. Deduktif
biasanya melalui silogisme yaitu disusun dari 2 pernyataan ( premis mayor dan premis
minor) serta 1 kesimpulan.
Contoh :
Semua makhluk mempunyai mata
(premis mayor)
Si Polan adalah makhluk
(premis minor)
Jadi si Polan mempunyai mata
(kesimpulan)
Kesimpulan yang diambil benar apabila :
Premis mayor benar
Premis minor benar
Pengambilan keputusan sah
Matematika adalah adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Contoh : kalau a sama dengan b dan b sama dengan c, maka akan sama dengan c.
C.
Sumber Pengetahuan
Rene Descartes berkata : De omnibus dubitandum, artinya, segala sesuatu harus
diragukan. Hamlet berkata kepada Ophelia :
Ragukan bahwa bintang-bintang itu api
Ragukan bahwa matahari itu bergerak
Ragukan bahwa kebenaran itu dusta
Tapi jangan ragukan cintaku kepadamu.
Pernyataan tesebut menegaskan bahwa kebenaran diperoleh dari ragu-ragu. Selanjutnya
kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.
Cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dengan mendasarkan pada :
1.
Rasio
Rasio ini menimbulkan paham rasionalisme yang mempergunakan metode deduktif.
Premis yang dipakai berasal dari ide bahwa premis tersebut bersifat apriori dan sudah
ada sejak dahulu sebelum manusia memikirkannya, oleh karena itu paham ini disebut
10
idealisme. Kriteria untuk ide yang benar bagi semua pihak tidak ada karena ide
tersebut bersifat subjektif dan solipsistik ( hanya benar dalam kerangka pemikiran
tertentu yang berada dalam benak orang yang berpikir tersebut );
2.
Pengalaman,
Pengalaman ini menimbulkan paham empirisme yang diperoleh manusia melalui
pengalaman yang konkrit menurut daya tangkap pancaindera manusia.
Contoh : Benda padat kalau dipanaskan akan memanjang, langit mendung diikuti
turunnya hujan.Gejala tersebut muncul mempunyai kesamaan dan berulang dengan
mengikuti pola-pola tertentu.
Kelemahan empiris :
a.
Hubungan antara beberapa fakta tidak jelas
Dalam hal ini harus hati- hati karena fakta-fakta yang dikumpulkan belum tentu
bersifat konsisten.Contohnya hubungan antara rambut keriting dengan inteligensi
manusia.
b.
Kemampuan pancaindera kita terbatas.
Contoh : Tongkat lurus yang dimasukkan ke dalam air bisa terlihat bengkok.
3.
Intuisi
Pengetahuan ini diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu.Seseorang yang
sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba saja menemukan jawaban
atas permasalahan tersebut. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan dan
intuisi tidak dapat diandalkan untuk menyusun pengetahuan, namun dapat dipergunakan
sebagai hipotesis. Maslow mengatakan bahwa intuisi adalah merupakan pengalaman
puncak atau intelegensi yang tertinggi.
4.
Wahyu
Wahyu sebagai usaha yang pasif dari manusia. Wahyu diberikan oleh Tuhan melalui
malaekat dan nabi. Pengetahuan yang diperoleh dari wahyu adalah benar.
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh Tuhan kepada manusia dan
dimulai dari percaya. Kepercayaan kepada Tuhan merupakan sumber pengetahuan atau
sumber ilmu. Sebagai contoh, Al Quran sebagai sumber ilmu pengetahuan sejarah
karena berisi sejarah tentang kisah-kisah sejarah Islam, sumber ilmu hukum karena
mengatur antara lain hukum perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum
pidana dan perdata, dan hukum perang. Sumber ilmu sosial karena mengatur dasar-dasar
kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara. Juga sumber filsafat Islam, Ilmu
Alam, Ilmu Pertanian, Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Ilmu Hewan dan lain-lain.
Perbedaan antara agama dengan pengetahuan lain :
a. Agama dimulai dari rasa percaya yang kemudian bisa dikaji kebenarannya
b. Pengetahuan lainnya dimulai dari rasa tidak percaya yang kemudian melalui
pengkajian ilmiah kita percaya.
11
Kriteria Kebenaran
Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama tentang kebenaran. Contoh :
Anak kecil menganggap gurunya berbohong karena kemaren bilang bahwa 5 + 2 = 7, tetapi
sekarang bilang bahwa 3+4 = 7.
Orang dewasa mudah menerima bahwa hal tersebut benar, tetapi anak kecil mempunyai
kriteria kebenarannya sendiri.
Kebenaran dapat diukur dengan menggunakan tiga teori yaitu teori koherensi atau
konsistensi, teori korespondensi, dan teori pragmatis.
Teori koherensi/konsistensi menyatakan bahwa pernyataan dianggap benar apabila
pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar (aksioma).
Matematika disusun berdasarkan Teori Koheren yang didasarkan pada aksioma. Dari sini
disusun teori dan kemudian dikembangkan menjadi kaidah.
Teori korespondensi berpendapat bahwa pernyataan dianggap benar apabila pernyataan
itu berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori pragmatis/empiris mempergunakan pengumpulan fakta- fakta yang mendukung
suatu pernyataan tertentu. Teori ini mengukur kebenaran dengan kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia.
David Hume berpendapat bahwa di dunia tidak ada kebenaran mutlak .Dia
mengemukan filsafat angsa hitam dan mengatakan bahwa tidak ada jumlah yang cukup untuk
mengatakan bahwa semua angsa berwarna putih karena di antara sejuta angsa ternyata ada
satu angsa yang berwarna hitam. Dia mengatakan bahwa Filsafat adalah induk segala ilmu
oleh karena itu filsafat disebut sebagai Mother of Science.
12
BAB IV
SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT DAN PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
A.
B.
C.
13
BAB V
ONTOLOGI
A.
Metafsika
Taufik Ismail membuat sajak yang berjudul " Berpikir tentang Dunia ". Isi sajaknya
adalah sebagai berikut :
Ternyata dunia ini adalah sebuah peti mati
Sebuah peti yang besar dan tertutup atasnya
Dan kita manusia berputar-putar di dalamnya
Dunia sebuah peti besar yang tertutup di atasnya
Dan kita terkurung di dalamnya
Dan kita berjalan-jalan di dalamnya
Dan kita bermenung di dalamnya
Dan kita beranak di dalamnya
Dan kita membuat peti di dalamnya
Dan kita membuat peti
Di dalam peti ini........
Isi sajak merupakan contoh dari ontologi yang didasarkan pada metafisika yaitu
menjelaskan apa yang dikaji. Di sini yang dikaji adalah " dunia ".
Manusia tak henti-hentinya terpesona menatap dunia dan metafisika mengkaji tentang
apa yang ada dibalik sesuatu yang nyata. Misalnya, sudah kita ketahui bahwa alam adalah
sesuatu yang nyata, maka metafisika mengkaji apa yang ada dibalik alam tersebut yang
menurut tafsiran, bahwa di balik alam ini ada ujud-ujud yang bersifat gaib (supernatural). Di
ini timbul aliran antara lain animisme.
Sebagai lawan dari supernatural adalah paham naturalisme yang menolak adanya ujud
yang gaib. Di sini muncul aliran materialisme yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam
tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan gaib melainkan oleh kekuatan alam itu sendiri. Di
sini muncul teori tentang atom yang menjelaskan bahwa unsur dasar dari alam adalah atom
dan alam beserta isinya ini hanya terdiri dari dua macam yaitu atom dan kehampaan.Dengan
demikian gejala alam hanya perwujudan dari proses kimia-fisika. Di sini muncul 2 paham
yaitu paham mekanistik dan paham vitalistik (lihat lampiran II).
Paham mekanistik mengatakan bahwa gejala alam termasuk makluk hidup, hanya
merupakan gejala kimia-fisika semata. Paham vitalistik mengatakan bahwa gejala pada
makluk hidup bukan hanya gejala kimia-fisika tetapi juga terdapat gejala lain yang unik dan
berbeda secara substantif dengan gejala kimia-fisika. Contohnya, otak manusia yang terdiri
dari 15 miliar sel saraf yang gejalanya tidak seluruhnya dapat dijangkau oleh ilmu kimiafisika melainkan oleh ilmu lain misalnya ilmu psikologi. Di samping itu, otak juga
menghasilkan pikiran dan pikiran menghasilkan ilmu pengetahuan. Di sini muncul aliran
dualistik yang mengatakan bahwa otak dan pikiran adalah dua hal yang berbeda.
Pendapat ini ditentang oleh aliran monistik. Aliran monistik mengatakan bahwa zat dan
pikiran tidak berbeda secara substantif karena pikiran hanya sebagai proses elektrokimia dari
otak. Aliran ini mencoba untuk membuktikan bahwa pikiran bisa dibuat oleh manusia yang
diwujudkan dalam bentuk robot yang bisa berpikir seperti manusia.
14
B.
Asumsi
Semua kejadian yang akan datang tidak ada yang pasti, oleh karena itu setiap pendapat
harus mempunyai asumsi. Dari sini timbul tiga macam analisis yaitu sebagai berikut :
1.
Determinisme, peristiwa tertentu sudah pasti akan terjadi, misalnya besok pagi matahari
tetap akan terbit dari arah timur.
2.
Probabilistik, peristiwa tertentu akan terjadi pada jarak waktu tertentu.Misalnya 6 buah
dadu yang mempunyai nomor urut 1 sampai 6 dilemparkan, maka kemungkinan
munculnya nomor 1 mempunyai probabilitas 1/6, sehingga apabila dilemparkan 6 kali
akan muncul lagi no. 1.
3.
Pilihan bebas, suatu peristiwa terjadi tergantung pilihannya. Misalnya, pemanah yang
akan memanah suatu lingkaran, maka dia bebas akan memanah bagian tengah lingkaran
atau pinggir lingkaran.
C.
Peluang
Suatu ilmu tidak dapat menjamin bahwa yang diuraikan benar 100 % melainkan hanya
memberikan peluang atau kemungkinan terhadap terjadi atau tidak terjadinya sesuatu. Contoh,
berdasarkan ilmu meteorologi dan geofisika bisa diramalkan bahwa hari ini akan terjadi hujan
dengan probability 0.8. Jadi ilmu tersebut hanya bisa memberikan kesimpulan yang
dilengkapi probabilistik. Oleh karena itu, seseorang akan menerapkan teori dari suatu ilmu
tertentu tergantung pada risikonya, dalam arti semakin berat risiko yang dihadapi, diperlukan
probability yang makin besar.
D.
Dengan demikian sebenarnya jangkauan ilmu itu memang sempit karena hanya bisa
menjangkau sepotong dari sekian permasalahan kehidupan.
Ruang penjelajahan ilmu kemudian dikapling menjadi berbagai disiplin ilmu yang
semula hanya ilmu alam dan ilmu sosial, sekarang dua ilmu tersebut sudah menjadi 650
cabang keilmuan. Di samping itu juga muncul ilmu terapan , misalnya ilmu tentang bunyi
mempunyai ilmu terapan yang disebut ilmu teknik akustik. Ilmu sosial berkembang relatif
lebih lambat dibanding dengan ilmu alam.
Di samping ilmu alam dan ilmu sosial , pengetahuan mencakup juga humaniora yaitu
seni, filsafat, agama, sejarah ( sejarah kadang-kadang dimasukkan ke dalam ilmu sosial). Juga
ada matematika yang bukan merupakan ilmu karena merupakan sarana berpikir yang penting
untuk kegiatan berbagai disiplin ilmu. Studi matematika meliputi antara lain aljabar, kalkulus,
stastitika.
Masing-masing ilmuwan harus mengenal batasan kapling ilmunya sendiri dan tidak
menjarah kapling orang lain, karena akan terjadi kekacauan ilmu. Seorang filsuf mengatakan :
kenalilah kau sendiri. Ungkapan ini untuk menjunjung tinggi profesionalisme. Namun kita
harus mengenal kapling tetangganya beserta asumsinya agar tidak terjadi sengketa keilmuan.
16
BAB VI
EPISTEMOLOGI
A.
17
Ilmu terapan tidak menyumbang berkembangnya teori-teori yang bersifat umum sebab
analisanya bersifat praktis. Contoh, daun pepaya bisa melunakkan daging. Pengetahun
tersebut hanya berhenti di situ dan tidak diteruskan dengan analisa kimia.
Pada peradaban tertentu, perkembangan selanjutnya dari pengetahuan ada dua arah:
1.
Kuantitatif , artinya banyak pengetahuan yang ditemukan
2.
Kualitatif, dikembangkan konsep-konsep teori baru yang bersifat teoritis
Jembatan dari kuantitatif ke kualitatif adalah pengembangan konsep teoritis yang
bersifat mendasar yang selanjutnya dijadikan tumpuan untuk pengembangan pengetahuan
ilmiah yang bersifat integral.
Ilmu kurang berkembang dalam peradaban Timur karena aspek kultural yang tidak
memandang penting cara berpikir ilmiah. Bagi mereka, yang penting adalah berpikir etis yang
menghasilkan kearifan (wisdom).
Akal sehat dan percobaan mempunyai peranan penting untuk menemukan penjelasan
mengenai gejala alam.Akal sehat adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman
secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan yang mempunyai karakteristik :
1.
Kebiasaan dan pengulangan
2.
Kabur dan samar-samar
3.
Pengetahuan yang tidak teruji.
Perkembangan selanjutnya adalah tumbuhnya rasionalisme yang berpendapat bahwa
mencari ilmu pengetahuan yang benar adalah secara analitis yang bersifat kritis.Rasionalisme
bersifat majemuk dengan berbagai kerangka yang dibangun secara deduktif di sekitar objek
pemikiran tertentu.
Di samping itu berkembang pula empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan yang
benar didapat dari kenyataan pengalaman.
Timbul pendapat lain bahwa ilmu mempunyai dua peranan, yaitu di satu pihak sebagai
metafisika dan di pihak lain sebagai akal sehat. Dari situ berkembanglah metode eksperimen
yang merupakan jembatan antara penjelasan teoritis yang hidup di alam rasional dengan
pembuktian secara empiris. Dengan metode eksperimen dapat diuji berbagai penjelasan
teoritis apakah sesuai dengan kenyataan empiris, Di sini dapat digabungkan antara berpikir
deduktif dengan induktif. Metode eksperimen akhirnya terbukti bisa mendorong
perkembangan pengetahuan yang sangat cepat.
C.
Metode Ilmiah
Metode adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu . Ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya melalui metode ilmiah yang
menggabungkan cara berpikir deduktif dengan induktif dalam membangun ilmu.
Proses kegiatan ilmiah dimulai dari mengamati.Kita mengamati objek tertentu kalau kita
mempunyai perhatian.Kita mempunyai perhatian kalau kita mempunyai masalah.Dari sini
proses kegiatan berpikir dimulai yang diarahkan kepada objek bersangkutan yang
bereksistensi dalam dunia empiris dan berusaha memecahkan masalah.
Dalam menghadapi masalah, manusia bersikap melalui tiga tahap :
1.
Tahap mistis, merasa dikepung oleh kekuatan gaib
2.
Tahap ontologis, tidak lagi merasa dikepung oleh kekuatan gaib karena dia menyadari
bahwa yang dihadapi adalah masalah konkrit yang terdapat dalam dunia fisik yang nyata
sehingga dia mulai mengadakan penelaahan dalam ruang lingkup jangkauan
pengalaman manusia terhadap objek dengan menggunakan pikiran (bukan perasaan)
yang berdasarkan penalaran. Penelaahan tidak didasarkan pada hal-hal yang diluar
18
pengalaman seperti hal-hal yang mistis dan agama.Namun demikian agama dapat
dipakai untuk melengkapi penelaahan.
3.
Tahap fungsional, penelaahan dapat diteruskan menjadi ilmu apabila hal tersebut
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Teori ilmiah harus memenuhi dua persyaratan yaitu konsisten dengan teori-teori
sebelumnya dan sesuai dengan fakta-fakta empiris. Selanjutnya logika ilmiah merupakan
gabungan antara logika deduktif dengan induktif serta rasionalisme dengan empirisme hidup
berdampingan dalam sebuah sistem dengan mekanisme korektif.
Sebelum teruji kebenarannya. secara empiris, maka status logika ilmiah hanyalah
bersifat sementara yang biasa disebut hipotesis.Kita dapat mengajukan banyak hipotesis
berdasarkan hakekat rasionalisme yang bersifat pluralistik.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang kita hadapi. Hipotesis
merupakan penunjuk jalan untuk mendapatkan jawaban dan kita tidak boleh berhenti atau
berpuas diri hanya sampai pada hipotesis saja.Hipotesis harus diuji dengan kenyataan empiris.
Hipotesis disusun secara deduktif dengan mengambil premis (asumsi) dari pengalaman ilmiah
yang sudah diketahui sebelumnya.
Para jenius umumnya hanya meletakkan dasar-dasar keilmuan saja, sedangkan
pengisiannya dilakukan oleh manusia-manusia biasa yang memiliki ketekunan dan kerja
kerasnya.Ini berbeda dengan filsafat karena seorang filsuf harus membangun sistem secara
lengkap berupa bangunan dan segala isinya.
Dalam penyusunan hipotesis diperlukan proses induktif karena penyusun hipotesis juga
mempunyai pengalaman individu yang dimasukkan sebagai unsur dalam hipotesis.Dalam
menguji kebenaran hipotesis, kita harus menetapkan faktor-faktor apa yang dapat kita uji
untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut. Misalnya untuk penelitian prestasi belajar
ditetapkan faktornya adalah angka rapor di sekolah.
Proses pembuktian memerlukan instrumen untuk meneliti faktor-faktor yang telah
ditetapkan.Instrumen tersebut mungkin belum ada dan harus dibuat terlebih dahulu sehingga
proses pembuktian memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Metode ilmiah sering dikenal sebagai proses logico-hiphotetico-verification yang
terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Perumusan masalah
2.
Penyusunan kerangka berpikir
3.
Perumusan hipotesis
4.
Pengujian hipotesis
5.
Penarikan kesimpulan
Pada dasarnya langkah tersebut berurutan tetapi kadang-kadang terjadi juga lompatan
karena proses tidak hanya didasarkan pada penalaran melainkan juga pada imajinasi dan
kreativitas.
Peneliti harus mempunyai pengetahuan dasar tentang masalah yang diteliti dan
menguasai tema pokok dari metode ilmiah, namun penerapannya tidak kaku dan simplistis
melainkan didasarkan pada logika dan alur jalan pikiran peneliti.
Laporan penelitian ilmiah adalah juga milik masyarakat, oleh karena itu harus dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Dengan
demikian ilmuwan harus dapat menyusunnya dengan sistematika cara berpikir tertentu yang
tercermin dalam format dan tekniknya serta menguasai sarana komunikasi ilmiah.
Suatu hipotesis yang sudah diterima bukan berarti berlaku untuk selamanya karena
mungkin nanti ada yang membuktikan bahwa kesimpulan penelitian ternyata salah.Oleh
karena itu pada dasarnya suatu hipotesis dapat diterima kebenarannya sepanjang tidak ada
19
fakta yang menolak hipotesis tersebut.Jadi ilmu bersifat pragmatis karena tidak bertujuan
untuk mencari kebenaran absolut melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia.
Metode ilmiah tidak dapat diterapkan pada pengetahuan yang bukan ilmu seperti
matematika dan seni .Namun demikian beberapa aspek yang berkaitan dengan pengetahuan
tersebut dapat menerapkan metode ilmiah, misalnya tentang aspek pengajaran seni yang
akhirnya dimasukkan dalam ilmu pendidikan.
Beberapa disiplin ilmu sosial mengembangkan teknik-teknik tersendiri untuk meneliti
aspek tertentu yang bersifat eksploratoris sehingga penelitian yang bersifat kualitatif diikuti
oleh penelitian kuantitatif dengan penerapan metode ilmiah sepenuhnya.
D.
Penelitian dasar atau penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Sedangkan
penelitian terapan bertujuan untuk mempergunakan pengetahuan yang sudah ada untuk
memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis. Dulu jarak waktu antara
diketemukannya ilmu dasar dengan diketemukannya ilmu terapan amat lama, kadang-kadang
sampai ratusan tahun, tetapi sekarang jarak waktu tersebut makin lama makin pendek. Ilmu
terapan tersebut ada yang bersifat konstruktif dan ada yang bersifat destruktif.
Manusia disebut Homo Sapiens , artinya makhluk yang berpikir, sehingga dapat
mengembangkan ilmu dasar. Di samping itu manusia juga disebut Homo Faber :, artinya
makhluk yang membuat peralatan, oleh karena itu manusia dapat mengembangkan ilmu
terapan.
21
BAB VII
AKSIOLOGI
A.
Ilmu dan teknologi amat bermanfaat bagi peradaban manusia. Namun pada sisi lain ilmu
dan teknologi juga mengakibatkan kerusakan bagi peradaban manusia. Di samping itu dalam
perkembangannya ternyata bukan ilmu dan teknologi yang menyesuaikan dengan kebutuhan
manusia, melainkan justru sebaliknya manusialah yang harus menyesuaikan dengan ilmu dan
teknologi, malahan manusia dibelenggu oleh ilmu dan teknologi itu. Dengan kemajuan ilmu
yang sangat pesat sekarang ilmu sudah mengancam dehumanisasi dengan diketemukannya
teknik reproduksi dan penciptaan manusia (kloning)
Berkenaan dengan kemajuan zaman, ilmu, dan kaitannya dengan moral, pada zaman
kerajaan di Jawa dahulu, ada seorang raja yang kemudian menjadi pujangga yaitu
Ronggowarsito dengan tulisannya yang terkenal yang juga dianggap sebagai ramalan tentang
kondisi masa depan sebagai berikut :
Amenangi zaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan ora tahan
Yen tan melu anglakoni
Boya keduman melik
Kaliren wekasanipun
Dilalah kersa Allah
Begja-begjane kang lali
Luwih begja kang eling lan waspada
Artinya dalam bahasa Indonesia :
Mengalami zaman edan
Kita sulit menentukan sikap
Turut edan tidak tahan
Kalau tidak turut edan
Kita tidak kebagian
Menderita kelaparan
Tetapi dengan bimbingan Tuhan
Betapa lebih bahagia yang ingat serta waspada
Sejak pertumbuhannya, ilmu sudah terkait dengan moral. Contoh, Copernicus yang
menyatakan bahwa bumilah yang berputar mengelilingi matahari. Pernyataan tersebut
bertentangan dengan ajaran agama pada waktu itu yang menyatakan bahwa matahari berputar
mengelilingi bumi. Sebagai akibatnya Copernicus diadili oleh Pengadilan Agama agar
Copernicus mencabut pernyataannya. Setelah itu ilmuwan berusaha memperoleh otonomi
dalam melakukan penelitian dan baru berhasil setelah 250 tahun. Dari sinilah bermunculan
konsep ilmiah yang bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkrit yang berupa
teknologi.Teknologi adalah penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah
praktis berupa perangkat keras ( hardware ) maupun perangkat lunak ( sofware ).
22
alasan bahwa seorang ilmuwan harus netral dan ilmu pengetahuan merupakan rangkaian
penemuan untuk penemuan selanjutnya yang dapat mengamankan bahaya dari penemuan
sebelumnya. Apabila penemuan sebelumnya tidak diungkapkan, maka perkembangan ilmu
pengetahuan akan mandeg atau melambat. Contoh, pengetahuan tentang nuklir yang
menghasilkan bom atom tetapi pada perkembangan selanjutnya ilmuwan dapat menemukan
pemanfaatan nuklir untuk membangun PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ) dan
pengetahuan lain yang menguntungkan kehidupan.
Apabila suatu penemuan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif, maka ilmuwan
mempunyai tanggungjawab moral dan berkewajiban untuk melawannya karena dialah yang
paling tahu bagaimana menghadapi orang yang menyalahgunakan ilmu tersebut (Lihat
Lampiran III).
D.
Revolusi Genetika
Ilmu kimia dahulu berkembang karena didorong oleh keinginan untuk menemukan obat
mujarab agar bisa hidup abadi dan juga mencari rumus campuran kimia untuk membuat
logam emas. Ilmu fisika berkembang karena didorong untuk membuat persenjataan agar bisa
memenangkan peperangan yang akhirnya dapat menemukan bom nuklir.
Pada saat ini ilmu memasuki babak baru yaitu berikembangnya ilmu di bidang genetika.
Ilmu genetika sekarang ini bukan lagi menelaah organ-organ manusia, melainkan sudah
menelaah hakekat manusia itu sendiri yang menjurus kepada teknologi untuk mengubah
manusia, misalnya merekayasa agar terlahir manusia yang mempunyai IQ tinggi dan
merekayasa agar manusia tidak bisa mati dengan mengganti organ-organ tubuh yang telah
rusak dengan organ buatan dan seterusnya.
Apakah perkembangan genetika semacam itu dapat dibenarkan secara moral.
Jawabannya dikembalikan kepada hakekat ilmu itu sendiri, yaitu untuk membantu manusia
mencapai tujuan hidupnya yang berkaitan erat dengan hakekat kemanusiaan. Jadi ilmu tidak
berwenang untuk menjamah daerah kemanusiaan yang mempengaruhi tujuan hidupnya.
Kesimpulannya, manusia menolak ilmu yang merekayasa manusia. Contoh, Amerika
melarang penelitian lebih lanjut terhadap sel punca yang dipergunakan untuk merekayasa
manusia.
Penelitian tentang sel punca telah dimulai tahun 1960 . Sel Punca adalah sel induk dari
manusia yang dapat diubah menjadi semua jenis sel lain yang memungkinkan sel induk
menciptakan organ tubuh yang dikehendaki misalnya menjadi sel darah, otot, hati, ginjal dan
lain-lain sehingga menjadi sistem perbaikan tubuh dan penyembuhan penyakit seperti
leukimia dan gangguan terhadap kekebalan tubuh.Sel induk juga bisa dipergunakan untuk
kloning manusia. Sel induk dapat diperoleh antara lain dari sumsum tulang, darah tali pusat,
dan embrio hasil pembuahan.
24
BAB VIII
SARANA BERPIKIR ILMIAH
A.
Bahasa
Manusia juga disebut sebagai Animal Symbolicom , artinya binatang yang memakai
simbol dalam bahasa dan kegunaan bahasa adalah :
1.
Memungkinkan manusia mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain
2.
Memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dan objek faktual ditransformasikan
menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak
3.
Memberikan kemungkinan untuk berpikir secara sistematis dan berlanjut
Bahasa tersebut mengkomunikasikan :
1.
Buah pikiran
2.
Perasaan
3.
Sikap
Namun demikian bahasa mempunyai kelemahan yaitu mempunyai kecenderungan
mengemukakan pula perasaan dan sikap yang bersifat emosional. Di samping itu kadangkadang suatu kata tertentu mempunyai arti yang bermacam-macam.
Apakah sebenarnya bahasa itu ? Jawabannya, bahasa adalah serangkaian bunyi atau
isyarat dan merupakan lambang yang membentuk suatu arti tertentu. Lambang-lambang
tersebut disusun dalam perbendaharaan kata yang merupakan akumulasi dari pengalaman dan
pemikiran.
Komunikasi ilmiah bertujuan menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan yang
terbebas dari unsur emotif dan bersifat reproduktif. Dengan demikian komunikasi ilmiah
harus jelas, objektif, dan bebas emotif. Jelas artinya eksplisit dan dilengkapi dengan definisidefinisi terhadap istilah yang
bisa disalahtafsirkan. Di samping itu juga harus
mempergunakan tatabahasa yang baik dan mempergunakan kata-kata yang baik .Objektif
dalam arti bebas dari emosi dan sikap.
C.
Matematika
Pernyataan matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik, informatif tanpa
konotasi emosional. Contoh :
25
z=y:x
z : lamanya seseorang berjalan kaki
x : kecepatan
y : jarak yang ditempuh
Matematika memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif.
Sedangkan bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif ,
tidak bersifat eksak yang menyebabkan daya prediktif dan kontrol kurang cermat dan tepat,
misalnya gajah lebih besar daripada semut . Matematika mengembangkan konsep pengukuran
dengan memberi ukuran berat pada gajah dan semut tersebut.
Ilmu sosial mengalami kesukaran dalam pengukuran, tetapi sekarang sudah dapat
diatasi dengan mempergunakan matematika dan statistika. Selanjutnya perkembangan ilmu
dapat dibagi dalam tiga tahap :
1.
Sistematik
2.
Komparatif
3.
Kualitatif
Tahap sistematik ilmu menggolongkan objek empiris ke dalam kategori-kategori
tertentu. Tahap komperatif , melakukan perbandingan antara objek yang satu dengan objek
yang lain, kategori yang satu dengan kategori yang lain, dan seterusnya. Tahap kuantitatif
mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran yang eksak dari objek yang kita
selidiki.
Berdasarkan perkembangannya, masalah yang dihadapi logika makin lama makin
rumit dan membutuhkan struktur analisis yang sempurna. Di sini logika berkembang menjadi
matematika dan sejarah perkembangan matematika adalah sebagai berikut :
1.
Matematika kuno ( zaman Mesir kuno )
2.
Matematika estetika
3.
Matematika sebagai ilmu hitung dan aljabar
4.
Matematika modern.
Peranan matematika dalam hubungan dengan komunikasi ilmiah yaitu sebagai ratu dan
sekaligus sebagai pelayan. Sebagai ratu dalam arti merupakan bentuk tertinggi dari logika.
Sebagai pelayan dalam arti memberikan pelayanan terhadap sistem dan bentuk model
matematik.
Beberapa aliran dalam filsafat matematika :
1.
Logistik, berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir logis yang hasilnya
ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris
2.
Intusionis, berpendapat bahwa intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang
matematika bilangan
3.
Formalis, berpendapat bahwa banyak masalah-masalah dalam bidang logika yang
samasekali tidak ada hubungannya dengan matematika.
Ketiga aliran tersebut dalam perkembangannya saling melengkapi.
Matematika hampir sama tuanya dengan peradaban manusia. Sekitar 3500 tahun
sebelum Masehi bangsa Mesir kuno telah ahli dalam matematika dengan pengukuran sungai
Nil dan dapat meramalkan timbulnya banjir. Matematika pada waktu itu dianggap keramat dan
hanya diketahui oleh kalangan tertentu yang sebenarnya untuk mempertahankan
kekuasaannya.
Penduduk yang pertama adalah talking animal ( makhluk yang berbicara dan
penduduk setelah itu adalah calculating animal ( makhluk yang berhitung ). Matematika
tanpa disadari bisa menjadi tujuan dan bukan alat. Di samping itu bagaimana rumit dan
dalamnya matematika seyogyanya dapat dikomunikasikan dengan kata-kata sederhana.
26
D.
Statistika
Suatu kemungkinan dapat dihitung dengan teori peluang yang merupakan dasar dari
teori statistika. Statistika merupakan ilmu yang memungkinan kita menghitung tingkat
peluang dengan eksak. Di samping itu pengujian dengan meneliti seluruh populasi sangat
menyulitkan karena memakan waktu yang lama dan menghabiskan biaya yang mahal. Untuk
mengatasi masalah tersebut statistika memberikan jalan keluar dengan jalan hanya meneliti
sebagian populasi yang bersangkutan ( sample ).
Statistika mampu memberikan secara kuantitaif tingkat ketelitian dari kesimpulan
dengan catatan makin banyak contoh yang diambil maka ketelitian kesimpulannya akan makin
tinggi. Tingkat ketelitian yang diperlukan disesuaikan dengan hakekat permasalahan yang
dihadapi. Contoh, operasi otak manusia harus lebih teliti dibandingkan dengan penelitian
terhadap tinggi badan anak usia 10 tahun.
Statistika juga memberikan kemampuan untuk mengetahui hubungan kausalita antara 2
faktor atau lebih bersifat kebetulan atau benar-benar terkait dalam hubungan yang bersifat
empiris, misalnya hubungan antara pemupukan dengan pertumbuhan padi. Dalam hal ini
statistika tidak dapat mencapai kebenaran yang sempurna tetapi bagaimanapun dapat
memberikan suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita melakukan kegiatan ilmiah
secara ekonomis. Di samping itu juga menghindari penarikan kesimpulan induktif secara tidak
benar karena yang dipakai adalah matematika, padahal hanya logika deduktif yang berkaitan
dengan matematika.
Kesimpulan yang didapat dalam berpikir deduktif merupakan hal yang pasti sepanjang
premis yang dipakai kita percayai kebenarannya. Sedangkan kesimpulan yang ditarik secara
induktif memberikan sekedar peluang. Contoh bulan Nopember untuk beberapa tahun, hujan,
maka Nopember tahun ini kemungkinan besar juga akan hujan.
Menurut bidang pengkajiannya, statistika dibedakan dalam :
1.
Statistika teoritis, mengkaji dasar-dasar teori statistika, misalnya teori pengambilan
sampel
2.
Statistika terapan, penggunaan teori statistika untuk pemanfaatan tujuan tertentu,
misalnya bagaimana menghitung harga rata-rata
3.
Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan
berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan
dengan baik. Dengan demikian jangan sampai statistika dianggap sebagai kebohongan
seperti yang dikatakan oleh Disraeli, bahwa ada tiga kebohongan yakni, dusta, dusta
besar, dan statistik. Dulu terhadap matematika juga seperti itu, yaitu seperti yang
dikatakan oleh Agustinus : Hati-hati terhadap ahli matematika karena merekalah yang
membuat ramalan-ramalan dusta ! .
27
BAB IX
ILMU DAN KEBUDAYAAN
A.
harus dapat mewujudkan anak didik menjadi manusia yang taqwa, terdidik, bermoral luhur,
dan estetik ( mau bekerja keras dan mandiri ).
B.
29
BAB X
ILMU DAN BAHASA
A.
30
BAB XI
FILSAFAT PENDIDIKAN
A.
31
B.
Pembahasan tentang manusia merupakan hal yang sangat mendasar dalam filsafat
pendidikan karena manusia memiliki beberapa dimensi yaitu :
1.
Manusia sebagai makhluk individu
2.
Manusia sebagai makhluk sosial
3.
Manusia sebagai makhluk susila
4.
Manusia sebagai makhluk ber-Tuhan.
Hubungan epistemologi dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan
berusaha menjawab tentang bagaimana menentukan tentang muatan yang benar mengenai apa
yang akan diajarkan dan alat apa yang paling tepat untuk itu dan sebagainya. Sehubungan
dengan itu terdapat beberapa cara untuk mengetahui apa yang diperlukan oleh pendidik :
1.
Mengetahui berdasarkan otoritas, yaitu yang diperoleh dari para pakar, buku teks,
penguasa, dan sebagainya
2.
Mengetahui yang didasarkan pada wahyu Tuhan
3.
Mengetahui berdasarkan pengalaman
4.
Mengetahui berdasarkan nalar, yaitu dengan menggunakan analisis yang logis
5.
Mengetahui berdasarkan intuisi.
Hubungan antara aksiologi dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan
berusaha agar pendidikan mempunyai manfaat yang maksimal, oleh karena itu, maka
pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas karena nilai atau manfaat pendidikan terletak
pada tujuannya.Untuk itu pendidikan harus mendasarkan pada etika dan estetika.
Hubungan antara logika dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan
mengajarkan para siswa bagaimana berpikir yang didasarkan pada nalar sehingga tercapai
kesimpulan-kesimpulan yang sahih. Dalam hal ini anak didik harus menguasai pemikiran
deduktif dan induktif.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
33
BAB XII
STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI INDONESIA
A.
34
C.
2.
3.
4.
36
DAFTAR PUSTAKA
Suria Sumantri, Jujun S., 2007, Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer), Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Surajiyo, 2008, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Suatu Pengantar),
Jakarta, cetakan kedua, Bumi Aksara
Gie, The Liang, 1987,Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Yayasan Ilmu dan Teknologi
Ahmad Saebani, Beni, 2009, Filsafat Ilmu (Kontemplasi Filosofis tentang Seluk Beluk Sumber
dan Tujuan Ilmu Pengetahuan), Bandung, Pustaka Setia
Adib, Mohammad, 2010, Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan, Yogyakarta, edisi ke-2 cetakan I, Pustaka Pelajar
Ali
Ravertz, Jerome R, 2009, Filsafat Ilmu (Sejarah & Ruang Lingkup Bahasan), Yogyakarta,
cetakan IV, Pustaka Pelajar
Sadulloh, Uyoh, 2008, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, cetakan kelima, Alfabeta
Suwidi Tono, 2008, Ramalan Jayabaya (Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa
Depan),Depok, cetakan XI, Visi Gagas Komunika
Drajat, Amroeni, 2006, Filsafat Islam, Jakarta, Penerbit Erlangga
Admiranto, A. Gunawan, 2009, Menjelajahi Bintang, Galaksi, dan Alam Semesta, Yogyakarta,
edisi kedua, Penerbit Kanisius
37
Lampiran I
Ringkasan
" Awal Mula Alam Semesta "
A.
Pendahuluan
1.
Alam semesta sebelum ada isinya, masih berupa ruang kosong maha luas tanpa batas,
tanpa sinar, tanpa gaya, tanpa gravitasi, tanpa atas bawah, tanpa kiblat.
Sekitar 15 miliar tahun yang lalu, ada sebongkah besar inti atom padat meledak sangat
dahsyat dan melepaskan zat hidrogen ke segala arah menjadi miliaran galaksi yaitu
kumpulan bintang-bintang (Big BangTheory/Teori Ledakan Besar)
Jumlah galaksi diperkirakan sebanyak 1 milyar dan di dalam setiap galaksi terdapat
ratusan milyar bintang dan matahari. Setiap matahari mempunyai sistem tata suryanya
sendiri-sendiri.
Sebagai akibat ledakan besar tadi semua benda langit mempunyai gerakan yang sama
yaitu gerak rotasi (berputar pada porosnya) dan revolusi (bergerak ke tempat lain
mengelilingi sesuatu).
Dari muka bumi galaksi-galaksi tadi hanya tampak seperti sebuah bintang yang tidak
bergerak karena jauhnya.
Bumi kita inipun termasuk dalam gugusan galaksi yang dinamakan galaksi Bima Sakti
(Milky Way) yang mempunyai garis tengah sejauh 100 ribu tahun cahaya.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
Jarak antar bintang dinyatakan dengan tahun cahaya, yaitu jarak yang ditempuh oleh
seberkas cahaya dalam waktu satu tahun.
Kecepatan cahaya adalah 300.000 km per detik yang berarti cahaya dapat mengelilingi
bumi sebanyak 7,5 kali dalam waktu satu detik, padahal keliling bumi adalah
40.000 km.
Jarak Bumi ke matahari adalah 150 juta km dan ditempuh oleh kecepatan cahaya
dalam waktu 8 1/3 menit.
Bentuk galaksi bermacam-macam, ada yang bulat seperti bola, pipih, spiral, dan ada
yang tidak berbentuk.
Bimasakti berbentuk spiral konsentril (seperti obat nyamuk bakar).
Garis tengah Bimasakti 100.000 tahun cahaya dan tebalnya 3 ribu tahun cahaya
Galaksi yang terdekat dengan Bimasakti adalah galaksi Magelanik dengan jarak
170.000 tahun cahaya.
2.
3. Salah satu dari ratusan bintang dalam galaksi Bimasakti adalah matahari kita yang
dikelilingi oleh 8 planet dalam sisten tata surya.
Planet-planet tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus (urutan dimulai dari yang paling dekat dengan matahari)
38
Dalam galaksi Bimasakti terdapat kira-kira 100.000 bintang yang sinarnya seperti
matahari dengan suhu 6.000 derajat Celcius dan mempunyai tatasurya seperti
tatasurya kita dengan planet-planet yang mengelilingi matahari.
Jumlah bumi dalam galaksi Bimasakti diperkirakan sebanyak 100.000.Apabila
jumlah bumi dianalogkan dengan bumi yang ada di Bimasakti, maka jumlah bumi
di seluruh galaksi adalah 100.000 x 1 miliar = 100 trilyun bumi.
Di antara planet bumi tersebut mungkin terdapat planet yang dapat dihuni seperti
bumi kita.
5.
Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan 1.600 km per jam dan bumi
mengelilingi matahari dengan kecepatan 106.200 km per jam.Satu kali bumi berputar
pada porosnya selama 24 jam dan bumi mengelilingi matahari selama 365,25 hari atau
satu tahun.
Begitu besarnya kecepatan rotasi dan revolusi tetapi kita tidak merasakan, karena bumi
bergerak dalam ruang kosong sehingga tidak berbenturan dengan apapun.
6.
Suatu saat hidrogen yang dimiliki oleh matahari akan habis dan kalau habis, matahari
tidak bisa bersinar lagi dan tatasurya kita termasuk bumi akan hancur dan musnah
karena berbenturan dengan bangkai matahari dan planet-planet yang lain.
C.
D.
Penutup
Terbentuknya galaksi, bintang-bintang, planet-planet, dan bumi bersifat self propelling
growth, artinya mempunyai dorongan sendiri untuk tumbuh dan berubah.
Berdasarkan self propelling growth tersebut makhluk hidup dibumi berkembang dan
tidak ada yang bersifat instan.
Semua makhluk hidup diberi siklus hidup yang sama yaitu, lahir, dewasa, tua dan
mati.Benda matipun juga diberi siklus, yaitu dari tidak ada menjadi ada dan kembali
menjadi tidak ada lagi.Jadi yang semula alam semesta kosong, kemudian ada ledakan
39
besar sehingga muncul galaksi, bintang, planet, dan bumi, nantinya akan tidak ada lagi
dan alam semesta menjadi kosong kembali.
Lampiran II
ATOM dan NUKLIR
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi
2. Setiap atom digambarkan seperti bola yang terdiri dari :
a. Kulit atom, di bagian luar :
a.
terdapat elektron-elektron bermuatan listrik negatif
b.
bergerak mengelilingi atom
b. Inti atom, di bagian tengah
1) terdapat proton bermuatan listrik positif
2) terdapat neutron tidak bermuatan listrik (netral)
3. Contoh atom :
a. Sebutir nasi terdiri dari molekul-molekul
b. Satu molekul rumus kimianya C6 H12 O6, berarti terdiri dari :
+ 6 atom carbon
+ 12 atom hidrogen
+ 6 atom oksigen
c. Satu atom carbon berisi :
+ 6 buah electrn pada kulit atom
+ 6 buah proton pada inti atom
+ 6 buah neutron pada inti atom
Gambar :
40
41
Lampiran III
Ringkasan
Teori Relativitas Albert Einstein
1.
Teori Relativitas ditemukan oleh Albert Einstein ( bangsa Yahudi ) yang lahir di
Jerman tahun 1879 dan meninggal th. 1955.
Teori tersebut dibagi 2 yaitu :
Teori Relativitas Khusus (diketemukan th. 1905 )
Teori Relativitas Umum ( diketemukan th. 1915 )
Teori tesebut menjadi dasar :
Energi nuklir
Mesin waktu
2.
3.
Teori Relativitas Khusus juga menjelaskan bahwa masa/zat adalah merupakan satu
kesatuan dan bukan dua hal yang berbeda.
42
Kalau masa yang berada dalam suatu atom bergerak dengan kecepatan cahaya maka
akan menciptakan kekuatan yang maha dahsyat.
Disini berlaku rumus Einstein yang terkenal : E = mc2
E adalah energi
M adalah masa
C adalah kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya yaitu 180.000 km per detik
4.
Tahun 1939 Einstein yang sudah pindah ke Amerika ( pindah ke Amerika karena
takut ditangkap Hitler ),menulis surat kepada Presiden Rosevelt bahwa dia bisa
membuat bom atom, oleh karena itu dianjurkan agar segera membuat bom atom
sebelum didahului oleh Jerman. Akhirnya Amerika membuat bom atom yang
kemudian dijatuhkan di Jepang agar Jepang menyerah dan kemudian perang
bisa berhenti..
5.
6.
Teori Relativitas Khusus Einstein bertahan seratus tahun lebih dan tidak ada yang
bisa membantahnya. Namun baru-baru ini ada sejumlah ilmuwan dari Australia
yang membantah kebenaran Teori Relativitas Khusus Einstein. Ilmuwan-ilmuwan
tersebut mengatakan dapat membuktikan bahwa kecepatan cahaya tidaklah konstan
seperti yang dinyatakan dalam rumus Einstein karena kecepatan cahaya bisa berkurang.
Teori ini sekarang sedangkan dikembangkan dan belum diakui oleh semua ilmuwan.
43
44