Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEBUDAYAAN BANTEN

NAMA

: OVI SOVINA EKAWATI

NIM
KELAS

: 102300914
: TBI-C

SEMESTER : 1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN


2010

Pendahuluan

Allah telah memberikan dorongan kepada manusia untuk memikirkan alam


semesta, mengadakan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, merenungkan
keindahan ciptaannya dan mengungkap hukum- hukum nya di alam semesta ini.
Manusia sebagai kholifah di bumi dengan akal budi dan ilmu pengetahuan
yang di ajarkan Allah dan dari semua manusia, manusia di tuntut untuk mampu
menciptakan piranti kehidupannya. Dengan karunia Allah dan akal budi serta cipta
rasa dan karsa, manusia mampu menghasilkan kebudayaannya.Dari hasil- hasil
budaya manusia itu dapat di bagi menjadi dua macam:
1. Kebudayaan jasmaniah (kebudayaan fisik) yang meliputi benda- benda ciptaan
manusia, misalnya alat- alat perlengkapan hidup.
2. Kebudayaan rohaniah ( nonmaterial) yaitu semua hasil ciptaan manusia yang
tidak dapat di raba atau di lihat, seperti bahasa, seni, religi, ilmu pengetahuan.
Banten sebagai komunitas kultural mempunyai kebudayaannya sendiri yang di
tampilkan lewat unsur- unsur kebudayaan. Kebudayaan suatu daerah merupakan
identitas bagi daerah tersebut.

KEBUDAYAAN BANTEN

1.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan , tindakan dan hasil cipta, karsa,
dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara belajar
yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Terdapat tujuh unsur kebudayaan sebagai cultural universal yang didapatkan pada
semua bangsa di dunia, antara lain :
1.

Bahasa ( lisan maupun tertulis)

2.

Sistem teknologi ( peralatan dan perlengkapan hidupmanusia)

3.

Sistem mata pencarian (mata pencarian hidup dan Sistem ekonomi)

4.

Organisasi social ( sistem kemasyarakatan )

5.

System pengetahuan

6.

Religi

2.

Sejarah Banten

Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000,
dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya
berada di Kota Serang.
Banten pada masa lalu merupakan daerah dengan kota pelabuhan yang sangat
ramai serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5
merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara yang beragama hindu,. Namun
setelah runtuhnya kerajaan Tarumanegara maka di lanjutkan oleh kerajaan sunda.
Lalu Maulana Hasanuddin mendirikan kesultanan Banten.

3.

Budaya masyarakat banten

a.

Budaya dan Nilai

Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat


religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan
damai.

Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak
silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog,
Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur
antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak
peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli
Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian
maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya
Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya
terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal
sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga
baik-baik, tidak boleh dirusak.
b.

Bahasa

Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang
merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan
sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa
tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta
pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian tenggara Provinsi
Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan
Pandeglangmenggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan
Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik
Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi
juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa
Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang
dari bagian lain Indonesia.
c.

Senjata tradisional

Golok adalah senjata tradisional di Banten.


d.

Rumah adat

Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya
dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat
dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah
dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti
batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak
ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang
Baduy.
Arsitektur rumah adat mengandung filosofi kehidupan keluarga, aturan tabu, dan
nilai-nilai privasi, yang dituangkan dalam bentuk ruangan paralel dengan atap
panggung, dan tiang-tiang penyanggah tertentu. Filosofi itu telah berubah menjadi
keindahan fisik sehingga arsitekturnya hanya bermakna estetik.

e.

Tradisi masyarakat

Tradisi masyarakat Banten pada umumnya berhubungan dengan keaganmaan .


tradisi yang sudah sering kita lihat pada masyarakat banten yang masih bertahan
hingga sekarang antara lain :
1.

Peringatan maulid nabi

2.

Memperingati 7 hari meninggalnya kerabat

3.

Memperingati 40 hari meninggalnya kerabat

4.

Arak- arakan saat sahur ramadhan

5.

Khaulan

6.

Dan lain- lain

f.

Kesenian

Kesenian adalah keahlian dan keterampilan manusia untuk menciptakan dan


melahirkan hal-hal yang bernilai indah. Ukuran keindahannya tergantung pada
kebudayaan setempat, karena kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan. Dari
segi macam-macamnya, kesenian itu terdapat banyak macamnya, dari yang
bersumber pada keindahan suara dan pandangan sampai pada perasaan, bahkan
mungkin menyentuh spiritual.
Ada tanda-tanda kesenian Banten itu merupakan kesenian peninggalan sebelum
Islam dan dipadu atau diwarnai dengan agama Islam. Misalnya arsitektur mesjid
dengan tiga tingkat sebagai simbolisasi Iman, Islam, Ihsan, atau Syariat, tharekat,
hakekat. Arsitektur seperti ini berlaku di seluruh masjid di Banten. Kemudian ada
kecenderungan berubah menjadi bentuk kubah, dan mungkin pada bentuk apa lagi,
tapi yang nampak ada kecenderungan lepas dari simbolisasi agama melainkan pada
seni itu sendiri.
Mengenai kesenian lain, ada pula yang teridentifikasi kesenian lama (dulu) yang
belum berubah, kecuali mungkin kemasannya. Kesenian-kesenian dimaksud ialah:

1.

Seni Debus Surosowan

2.

Seni Debus Pusaka Banten

3.

Seni Rudat

4.

Seni Terbang Gede

5.

Seni Patingtung

6.

Seni Wayang Golek

7.

Seni Saman

8.

Seni Sulap-Kebatinan

9.

Seni Angklung Buhun

10. Seni Beluk


11. Seni Wawacan Syekh
12. Seni Mawalan
13. Seni Kasidahan
14. Seni Gambus
15. Seni Reog
16. Seni Calung
17. Seni Marhaban
18. Seni Dzikir Mulud
19. Seni Terbang Genjring
20. Seni Bendrong Lesung
21. Seni Gacle
22. Seni Buka Pintu
23. Seni Wayang Kulit
24. Seni Tari Wewe
25. Seni Adu Bedug
26. Dan lain-lain

Kesenian-kesenian tersebut masih tetap ada, mungkin belum berubah kecuali


kemasan-kemasannya, misalnya pada kesenian kasidah dan gambus. Relevansi
kesenian tradisional ini mungkin, jika berkenaan dengan obyek kajian penelitian
maka yang diperlukan adalah orsinilitasnya. Tetapi jika untuk kepentingan
pariwisata maka perlu kemasan yang menarik tanpa menghilangkan substansinya.
Walaupun mungkin, secara umum kesenian-kesenian tersebut akan tunduk pada
hukum perubahan sehubungan dengan pengaruh kebudayaan lain. Mungkin karena
tidak diminati yang artinya tidak ada pendukung pada kesenian itu, bisa jadi lama
atau tidak, akan punah. Karena itu, mengenai kesenian yang tidak boleh lepas dari
nilai-nilai Kebudayaan Banten, bisa jadi atau malah harus ada perubahan kemasan.
4.

Perubahan kebudayaan

Masyarakat dan kebudayaan di manapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun


masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi jauh dari berbagai

perhubungan dngan masyarakat yang lain. Perubahan ini, selain karena jumlah
penduduk dan komposisinya , juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuanpenemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.Difusi kebudayaan adalah
persebaran unsur- unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka
bumi, yang di bawa oleh kelompok- kelompok manusia yang bermigrasi.
Perubahan terjadi umumnya karena pada para pemuda. Angkatan pemuda islam
sepertinya telah terbius oleh akses- akses seni budaya barat. Mereka ingin terlihat
modern, sementara mereka begitu antipati dan menjauhi seni budayanya
sendiriyang bernafaskan islam. Penyebab para pemuda islam menyebrang ke
kebudayaan barat di antaranya adalah :
1. Kesenian umat islam berjalan dan hidup secara tradisional, itu- itu juga,
stagnant sehingga kurang menarik minat dan selera pemuda.
2. Seni budaya umat islam kurang kreatif, inovatif, dan variatif. Ketinggalan dalam
bobot dan kualitas.
Contohnya terjadi pada pemain debus di Banten. Pada saat ini banyak pendekar
debus bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang.
Yang sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang,
dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain. Dan
karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan, karena tidak
jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang latihan maupun ada yang
jahil dengan pertunjukan yang mereka lakukan. Sehingga semakin lama warisan
budaya ini semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak
wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event event
tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini. Warisan budaya, yang
makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.
Masyarakat Banten merupakan masyarakat yang mempunyai budaya ketimuran.
Namun saat ini sudah mulai bercampur dengan budaya barat, terutama cara
berpakaian pria dan wanitanya, juga mata pencaharian dan peralatan sehari- hari
yang mereka gunakan. Hal tersebut karena sudah berkembangnya teknologi
informasi di dunia, maka masyarakat banten berusaha untuk tidak tertinggal oleh
zaman.
Adapun gangguan- gangguan moral yang di timbulkan oleh moralitas modern di
Indonesia, terutama di tanah Banten antara lain :
1.

munculnya night life ( kehidupan malam )

2. beauty contess yang memperdagangkan keluwesan dan kecantikan tubuh


wanita sebagai hiburan.
3.

pornografi

4.

homoseksualisme dan lesbianisme

5. mode pakaian, khususnya bagi kaum wanita. Mode pakaian wanita semakin
mini dan menonjolkan keindahan tubuh wanita. Bukan lagi berfungsi untuk
menutup aurat.
Budaya barat memang memiliki dampak positif dan negatif terhadap masyarakat
Banten, maka kita harus pandai memilih dan memilah mana yang baik dan yang
buruk.

Penutup
Banten sebagai komunitas kutural memang mempunyai kebudayaannya sendiri
yang ditampilkan lewat unsur-unsur kebudayaan. Dilihat dari unsur-unsur
kebudayaan itu, masing-masing unsur berbeda pada tingkat perkembangan dan
perubahannya. Karena itu terhadap unsur-unsur yang niscaya harus berkembang
dan bertahan, harus didorong pula bagi pendukungnya untuk terus menerus belajar
(kulturisasi) dalam pemahaman dan penularan kebudayaan.
Kalau boleh dikatakan, menangkap deskripsi budaya Banten adalah upaya yang
harus serius, kalau tidak ingin menjadi punah. Kepunahan suatu kebudayaan sama
artinya dengan lenyapnya identitas. Hidup tanpa identitas berarti berpindah pada
identitas lain dengan menyengsarakan identitas semula.

Daftar pustaka
Notowidagdo, Rohiman. 1996. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al- Quran dan
Hadits. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ismail, Faisal. 1996. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta : Titian Ilahi Press.
Aminudin, Sandjin. 1997. Banten kota pelabuhan jalan sutra. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Asy Arie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Quran.
Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam.
Soelaiman, Munandar, 1992. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung : PT.
Eresco.

http.google.com/budaya banten
http.wikipedia.org/wiki/banten
http.humaspdg.wordpress.com
http.navigasi.net/budbsbtn

Anda mungkin juga menyukai