KEBUDAYAAN BANTEN
NAMA
NIM
KELAS
: 102300914
: TBI-C
SEMESTER : 1
Pendahuluan
KEBUDAYAAN BANTEN
1.
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan , tindakan dan hasil cipta, karsa,
dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara belajar
yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Terdapat tujuh unsur kebudayaan sebagai cultural universal yang didapatkan pada
semua bangsa di dunia, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
System pengetahuan
6.
Religi
2.
Sejarah Banten
Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi ini dulunya
merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000,
dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya
berada di Kota Serang.
Banten pada masa lalu merupakan daerah dengan kota pelabuhan yang sangat
ramai serta dengan masyarakat yang terbuka dan makmur. Banten pada abad ke 5
merupakan bagian dari kerajaan Tarumanegara yang beragama hindu,. Namun
setelah runtuhnya kerajaan Tarumanegara maka di lanjutkan oleh kerajaan sunda.
Lalu Maulana Hasanuddin mendirikan kesultanan Banten.
3.
a.
Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak
silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog,
Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur
antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak
peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli
Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian
maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya
Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya
terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal
sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga
baik-baik, tidak boleh dirusak.
b.
Bahasa
Penduduk asli yang hidup di Provinsi Banten berbicara menggunakan dialek yang
merupakan turunan dari bahasa Sunda Kuno. Dialek tersebut dikelompokkan
sebagai bahasa kasar dalam bahasa Sunda modern, yang memiliki beberapa
tingkatan dari tingkat halus sampai tingkat kasar (informal), yang pertama tercipta
pada masa Kesultanan Mataram menguasai Priangan (bagian tenggara Provinsi
Jawa Barat). Namun demikian, di Wilayah Banten Selatan Seperti Lebak dan
Pandeglangmenggunakan Bahasa Sunda Campuran Sunda Kuno, Sunda Modern dan
Bahasa Indonesia, di Serang dan Cilegon, bahasa Jawa Banten digunakan oleh etnik
Jawa. Dan, di bagian utara Kota Tangerang, bahasa Indonesia dengan dialek Betawi
juga digunakan oleh pendatang beretnis Betawi. Di samping bahasa Sunda, bahasa
Jawa dan dialek Betawi, bahasa Indonesia juga digunakan terutama oleh pendatang
dari bagian lain Indonesia.
c.
Senjata tradisional
Rumah adat
Rumah adatnya adalah rumah panggung yang beratapkan daun atap dan lantainya
dibuat dari pelupuh yaitu bambu yang dibelah-belah. Sedangkan dindingnya terbuat
dari bilik (gedek). Untuk penyangga rumah panggung adalah batu yang sudah
dibuat sedemikian rupa berbentuk balok yang ujungnya makin mengecil seperti
batu yang digunakan untuk alas menumbuk beras. Rumah adat ini masih banyak
ditemukan di daerah yang dihuni oleh orang Kanekes atau disebut juga orang
Baduy.
Arsitektur rumah adat mengandung filosofi kehidupan keluarga, aturan tabu, dan
nilai-nilai privasi, yang dituangkan dalam bentuk ruangan paralel dengan atap
panggung, dan tiang-tiang penyanggah tertentu. Filosofi itu telah berubah menjadi
keindahan fisik sehingga arsitekturnya hanya bermakna estetik.
e.
Tradisi masyarakat
2.
3.
4.
5.
Khaulan
6.
f.
Kesenian
1.
2.
3.
Seni Rudat
4.
5.
Seni Patingtung
6.
7.
Seni Saman
8.
Seni Sulap-Kebatinan
9.
Perubahan kebudayaan
perhubungan dngan masyarakat yang lain. Perubahan ini, selain karena jumlah
penduduk dan komposisinya , juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuanpenemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.Difusi kebudayaan adalah
persebaran unsur- unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain di muka
bumi, yang di bawa oleh kelompok- kelompok manusia yang bermigrasi.
Perubahan terjadi umumnya karena pada para pemuda. Angkatan pemuda islam
sepertinya telah terbius oleh akses- akses seni budaya barat. Mereka ingin terlihat
modern, sementara mereka begitu antipati dan menjauhi seni budayanya
sendiriyang bernafaskan islam. Penyebab para pemuda islam menyebrang ke
kebudayaan barat di antaranya adalah :
1. Kesenian umat islam berjalan dan hidup secara tradisional, itu- itu juga,
stagnant sehingga kurang menarik minat dan selera pemuda.
2. Seni budaya umat islam kurang kreatif, inovatif, dan variatif. Ketinggalan dalam
bobot dan kualitas.
Contohnya terjadi pada pemain debus di Banten. Pada saat ini banyak pendekar
debus bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang.
Yang sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang,
dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain. Dan
karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan, karena tidak
jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang latihan maupun ada yang
jahil dengan pertunjukan yang mereka lakukan. Sehingga semakin lama warisan
budaya ini semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak
wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event event
tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini. Warisan budaya, yang
makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.
Masyarakat Banten merupakan masyarakat yang mempunyai budaya ketimuran.
Namun saat ini sudah mulai bercampur dengan budaya barat, terutama cara
berpakaian pria dan wanitanya, juga mata pencaharian dan peralatan sehari- hari
yang mereka gunakan. Hal tersebut karena sudah berkembangnya teknologi
informasi di dunia, maka masyarakat banten berusaha untuk tidak tertinggal oleh
zaman.
Adapun gangguan- gangguan moral yang di timbulkan oleh moralitas modern di
Indonesia, terutama di tanah Banten antara lain :
1.
pornografi
4.
5. mode pakaian, khususnya bagi kaum wanita. Mode pakaian wanita semakin
mini dan menonjolkan keindahan tubuh wanita. Bukan lagi berfungsi untuk
menutup aurat.
Budaya barat memang memiliki dampak positif dan negatif terhadap masyarakat
Banten, maka kita harus pandai memilih dan memilah mana yang baik dan yang
buruk.
Penutup
Banten sebagai komunitas kutural memang mempunyai kebudayaannya sendiri
yang ditampilkan lewat unsur-unsur kebudayaan. Dilihat dari unsur-unsur
kebudayaan itu, masing-masing unsur berbeda pada tingkat perkembangan dan
perubahannya. Karena itu terhadap unsur-unsur yang niscaya harus berkembang
dan bertahan, harus didorong pula bagi pendukungnya untuk terus menerus belajar
(kulturisasi) dalam pemahaman dan penularan kebudayaan.
Kalau boleh dikatakan, menangkap deskripsi budaya Banten adalah upaya yang
harus serius, kalau tidak ingin menjadi punah. Kepunahan suatu kebudayaan sama
artinya dengan lenyapnya identitas. Hidup tanpa identitas berarti berpindah pada
identitas lain dengan menyengsarakan identitas semula.
Daftar pustaka
Notowidagdo, Rohiman. 1996. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al- Quran dan
Hadits. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ismail, Faisal. 1996. Paradigma Kebudayaan Islam. Yogyakarta : Titian Ilahi Press.
Aminudin, Sandjin. 1997. Banten kota pelabuhan jalan sutra. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Asy Arie, Musa. 1992. Manusia Pembentuk Kebudayaan Dalam Al-Quran.
Yogyakarta : Lembaga Studi Filsafat Islam.
Soelaiman, Munandar, 1992. Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung : PT.
Eresco.
http.google.com/budaya banten
http.wikipedia.org/wiki/banten
http.humaspdg.wordpress.com
http.navigasi.net/budbsbtn