Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia masih juga belum mampu mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI)
yang 307 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 per 1.000
kelahiran hidup. Itu berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap 2 jam ada 2 ibu
hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyebab. (Azrul anwar,2008).
Sedikitnya 18.000 ibu meniggal setiap tahun di Indonesia karena kehamilan atau persalinan.
Tingginya angka kematian ibu itu menempatkan Indonesia pada urutan teratas di ASEAN.
Angka kematian ibu di Indonesia bahkan lebih jelek dari negara Vietnam. Angka kematian
ibu di negara itu tahun 2003 tercatat 95 per 100.000 kelahiran hidup. Negara anggota ASEAN
lainnya , Malaysia tercatat 30 per 100.000 dan singgapura 9 per 100.000.(Siswono,2003)
Dari data WHO (World Health Organization) menunjukan bahwa 25 % dari kematian
maternal disebabkan oleh perdarahan postpartum dan diperkirakan 100.000 kematian
maternal tiap tahunnya.(Admin,2009)
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir. Menurut Wikjosastro.H ,perdarahan postpartum merupakan salah satu dari
sebab utama kematian ibu dalam persalinan. (Moctar,1998). Perdarahan postpartum
merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Semua wanita yang sedang hamil 20
minggu memiliki resiko perdarahan postpartum. Walaupun angka kematian maternal telah
turun secara drastis di negara-negara berkembang, perdarahan postpartum tetap merupakan
penyebab kematian maternal dimana-mana (Admin,2009). Perdarahan, infeksi, hipertensi
kehamilan serta abortus tidak aman, keempat kondisi itulah yang menjadi penyebab angka

kematian ibu (AKI) tetap tinggi. Diantara keempat faktor itu, perdarahan menduduki
peringkat pertama dengan 45% kejadian. (Shvoong, 2008).
Di Amerika serikat kehamilan yang berhubungan dengan kematian maternal secara
langsung diperkirakan terjadi 7-10 wanita tiap 100.000 kelahiran hidup. Data statistik
nasional Amerika Serikat menyebutkan sekitar 8% dari kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan postpartum (admin.2009). Di inggris (2000), separuh (50%) kematian ibu hamil
akibat perdarahan disebabkan oleh perdarahan postpartum (Setiawan, 2008). Kematian ibu
yang disebabkan oleh perdarahan postpartum menurut Abouzhar tahun 1998 tiap 100.000
kelahiran hidup seperti di Hongkong 7 (30%), India 570 (16%), Filipina 280 (53%), Burkina
Faso 930 (59%), Mesir 170 (32%), Kenya 650 (16%), Maroko 610 (16%), Nigeria 1000
(20%), Afrika Selatan 230 (15%), Brazil 220 (20%), Guatemala 200 (2%), Honduras 220
(33%), Meksiko 110 (24%), dan di Indonesia kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
postpartum adalah 650 tiap 100.000 kelahiran hidup atau 43%. (sherries,2002)
Perdarahan postpartum dini dapat ditangani dengan perawatan kebidanan dasar, namun
keterlambatan dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut sehingga memerlukan pelayanan
kebidanan darurat yang komprehensif (Sherries,2002). Bukti dan penelitian menunjukkan
bahwa penanganan aktif pada persalinan kala III dapat menurunkan insidensi dan tingkat
perdarahan postpartum (Admin,2009). Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu
bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik
(Mochtar,1998). Semua ibu hamil harus didorong untuk mempersiapkan kelahiran dan
kesiagaan terhadap komplikasi, dan agar melahirkan dengan bantuan seorang bidan yang
dapat memberikan perawatan pencegahan perdarahan postpartum (Sherries,2002).
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan Perdarahan Postpartum di Wilayah Kerja Rumah Sakit
Raden Mattaher Jambi Tahun 2015

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Perdarahan Postpartum di Wilayah Kerja
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Tahun 2015

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Perdarahan Postpartum di
Wilayah Kerja Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi Tahun 2015
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui disrtibusi frekuensi pengetahuan bidan tentang perdarahan postpartum
berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Petisah Tahun 2010.
2 Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan bidan tentang perdarahan postpartum
berdasarkan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Petisah Tahun 2010.
3 Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan bidan tentang perdarahan postpartum
berdasarkan lama bekerja di wilayah kerja Puskesmas Petisah Tahun 2010.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Meningkatkan wawasan pengetahuan serta mendapatkan pengalaman yang nyata dalam
melakukan penelitian serta penerapan ilmu metodologi penelitian kesehatan dan asuhan
kebidanan yang didapat peneliti selama pendidikan.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan tentang
Perdarahan Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Petisah Medan.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan tambahan bacaan di perpustakaan terutama yang berhubungan dengan
perdarahan postpartum.

Anda mungkin juga menyukai