PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus
Capaian
pembelajaran
praktikum
yang
diharapkan
mahasiswa :
a.
b.
c.
d.
e.
adalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
bencana
merupakan
bencana
adalah
pengaturan
upaya
kesadaran
tentang
semua
bencana
pihakdalam
sehingga
masyarakat
terlibat
dalam
atau
proses
penanganan bencana
4. Melindungi anggota masyarakatdari bahaya atau dampak bencana
sehingga korban dan penderitaan yang dialami dapat dikurangi.
5. Mengurangi, atau mencegah, kerugian karena bencana
6. Menjamin terlaksananya bantuan yang segera dan memadai terhadap
korban bencana
7. Mencapai pemulihan yang cepat dan efektif.
2.3
b
c
2.3
Tim Bencana
Tim bencana merupakan orang. orang yang mengkoordinir atau
memiliki tanggung jawab terhadap manajemen bencana. Tim bencana
yang biasanya digunakan dihotel biasanya adalah Emergency Responsible
Teamdan Fire Brigade, sedangkan menurut BPBD Kota Denpasar
beberapa jenis tim bencana
tersebut
merupakan
organisasi
yang
bertugas
untuk
mobil ambulance, dan siaga 24 jam di setiap pos jaga. Petugas PSC
bergerak mengikuti pergerakan mobil pemadam pada saat terjadi
kebakaran dan PSC setiap saat bertugas mengevakuasi korban
kecelakaan lalulintas dan bencana lainya.
d. Search and Rescue (SAR)
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43 Tahun 2005
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, Searh
and Rescue (SAR)memiliki pengertian yaitu badan yang berfungsi
melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi
Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap orang dan
material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi
bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan
bantuan
SAR
dalam
penanggulangan
bencana
dan
musibah
dalam
bentuk
non
struktural,
diantaranya
seperti
kondisi
lingkungan
dan
potensi
bencana
yang
dihadapinya.
c) Pendekatan admisnistratif
Pemerintah
atau
pimpinan
organisasi
dapat
melakukan
Penyususnan
tata
ruang
dan
tata
lahan
yang
3)
d) Pendekatan kultural
Pendekatan kultural diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
mengenai bencana. Melalui pendekatan kultural, pencegahan
bencana disesuaikan dengan kearifan masyarakat lokal yang
telah mebudaya sejak lama.
B.
Saat Bencana
Tahapan paling krusial dalam sistem manajemen bencana adalah saat
bencana sesungguhnya terjadi. Mungkin telah melalui proses peringatan
dini, maupun tanpa peringatan atau terjadi secara tiba-tba. Oleh karena itu
diperlukan langkah-langkah seperti tanggap darurat untuk dapat mengatasi
dampak bencana dengan cepat dan tepat agar jumlah korban atau kerugian
dapat diminimalkan.
1) Tanggap darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan
b)
c)
d)
Penanggulangan bencana
Selama kegiatan tanggap darurat, upaya yang dilakukan adalah
menanggulangi bencana yang terjadi sesuai dengan sifat dan jenisnya.
Penanggulangan bencana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus
menurut kondisi dan skala kejadian.
10
Pasca Bencana
Setelah bencana terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati,
maka langkah berikutnya adalah melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi.
1) Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
public atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
11
Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan
sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, social, dan budaya, tegaknya
hukum, dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana
2.2
Persyaratan
analisi
bencana
digunakan
sebagai
dasar
dalam
12
13
bahaya/ancaman
tersebut
diinventarisasi,
kemudian
di
perkirakan
14
15
hasil
identifikasi
bencana
dilakukan
penilaian
Evaluasi Risiko
Berdasarkan hasil penilaian risiko tersebut, selanjutnya ditentukan
peringkat risiko yang mungkin timbul dengan mempertimbangkan
kerentanan dan kemampuan menahan atau menanggung risiko.
Risiko tersebut di bandingkan dengan kriteria yang ditetapkan,
misalnya oleh pemerintah atau berdasarkan referensi yang ada.
16
Mengurangi kemungkinan
Strategi
pertama
adalah
dengan
mengurangi
kemungkinan
untuk
selanjutnya
dikembangkan
program
kerja
penerapannya.
2.3
17
18
Adalah peristiwa yang disebabkan oleh faktor non alam antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah
penyakit.
3. Bencana Sosisal
Adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok, antar komunitas masyarakat dan teror.
Rosyidie (2004) lebih lanjut mengungkapkan bahwa bencana dapat
terjadi dimana saja, kapan saja dan pada siapa saja. Frekuensi dan seberapa
kuat atau besar bencana tersebut pun susah untuk diprediksi. Melihat sifat
dari bencana tersebut, maka sering kali terjadi banyak kerugian dan korban
meninggal dunia maupun luka-luka.
Pengertian bencana menurut Undang Undang Nomor 24 Tahun
2007, terfokus pada asal dari gangguan tersebut, sedangkan pengertian
Rosyidie (2004) yang terfokus pada sifat dari bencana tersebut.
Berdasarkan definisi bencana menurut para ahli tersebut maka
definisi bencana dalam penelitian ini yaitu gangguan atau ancaman dari
keadaan normal hingga menyebabkan kerugian dari gangguan tersebut yang
bersumber dari alam, non alam dan sosial. Gangguan tersebut tidak dapat
diprediksi kapan, dimana dan kepada siapa terjadinya.
Bencana ini dapat terjadi di belahan dunia manapun dan pada bidang
apapun, termasuk di suatu industri pariwisata, yang mana industri pariwisata
menurut Yoeti (1985) adalah kumpulan dari macam - macam perusahaan
yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya, selama dalam
perjalanan. Menurut Spillane (1987) ada lima unsur industri pariwisata
yang sangat penting yaitu:
1. Attraction (daya tarik)
Attraction dapat digolongkan menjadi site attraction (seperti kebun
binatang, dan museum), event attraction(seperti festival, pameran atau
pertunjukkan kesenian daerah).
2. Facilities(fasilitas yang diperlukan).
Selama tinggal di tempat tujuan wisata,wisatawan memerlukan tidur,
makan, minum oleh karena itu diperlukan fasilitas penginapan. Selain
itu diperlukan pulaindustri penunjang seperti took sourvenir, jasa
laundry, dan jasa pemandu.
19
3. Infrastructure
Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau
belum
ada
infrastruktur
dasar.
Pemenuhan
atau
penciptaan
20
Resource
Department
suatu
hotel
harus
menunjuk
dan
mengenai
penaganan
pertama
terhadap
kecelakaan.
21
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN
3.1 Hasil Kegiatan
Setelah melakukan kegiatan praktik selama 3 minggu adapun hasil serta kegiatan dilampirkan dalam bentuk tabel yaitu sebagai
berikut :
NO HARI/TANGGAL
1
URAIAN TUGAS
NAMA PENGAWAS
Senin, 21
November 2016
Pukul 08.00
Putrayasa,
11.00 WITA
dilanjutkan dinas
S.Kp.,M.Kep.,Sp.MB.
dan
Bapak
Drs.
Made
Widastra,
Tempat Tugas :
22
PARAF
SPGDT
Mandara
Anggota Tim ESR :
a. tim ambulans (dokter, paramedis, sopir)
b. tim SPGDT/PSC
c. tim administrasi dan radio medik
Operasional ESR :
SOP Harian ESR :
a Menerima dan memastikan infromasi dari masyarakat melalui
b
jadwal piket.
Tim ESR melaporkan kepada koordinator piket Pusdalops PB
(Fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi) tentang persiapan
peraturan
23
dan
10.0 Orientasi kantor UPT Pusdalops PB Provinsi Bali (Ruang Obat, Ruang
dan sekitarnya.
Ambulance IV ditugaskan di daerah Mantra ( Jl. Bypass Ida Bagus
Mantra)
11.0 Pengenalan tim jaga pagi pos induk pusdalops PB provinsi Bali.
JAGA MALAM
20.00 Menerima operan dari rekan dinas sore yang menginformasikan hasil
sharing dengan senior atau pembimbing di SPGDT. Adapun operan yang
disampaikan yaitu:
a. Pengertian SPGDT
24
Selasa, 22
November 2016
Rabu, 23
JAGA SORE
November 2016
14.00 Menerima operan dari rekan jaga pagi di SPGDT. Rekan melaporkan
25
ruangan, ketersediaan VAR dan ada tidaknya bencana agar apabila terjadi
bencana, tim SPGDT bisa mengarahkan tim di lapangan untuk merujuk ke
rumah sakit.
16.00 Melakukan roundtable di ruang lingkup SPGDT Pusdalops PB Prov
Bali
1. RS Sanglah
Operator : dr. Elfrida
Ambulan : 3 unit
Personil : dr. 3 org Prwt : 9 org Sopir : 1 org
Ruangan : Ruangan Full
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
2. RS Wangaya
Operator : Gek Is
Ambulan : 5 unit
Personil : dr. 3 org Prwt : 6 org Sopir : 2 org
Ruangan : UGD 4, Kls I 4, II 4, III 6, VIP 1, ICU 2, HCU 3, ICCU 2,
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
3. RS Badung
Operator : Anik
Ambulan : 7 unit
Personil : dr. 3 org Prwt : 6 org Sopir : 3 org
Ruangan : Kls I 2, II 9, III 7, VIP 2, ICU 1, BOX 4
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
4. RS Gianyar
Operator : Kadek
Ambulan : 3 unit
26
Kamis, 24
November 2016
08.00 Menerima operan dari rekan jaga malam. Rekan melaporkan tentang
Pukul 08.00-14.00
WITA
Tempat Tugas :
SPGDT
27
Operator : Endang
Ambulan : 5 unit
Personil : dr. 3 org Prwt : 6 org Sopir : 2 org
Ruangan : UGD 2, Kls I 1, III 6, VIP 2, ICU 2, ICCU 2,
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
3. RS Badung
Operator : Anik
Ambulan : 7 unit
Personil : dr. 3 org Prwt : 6 org Sopir : 3 org
Ruangan : Kls I 1, II 4, III 8, BOX 4, PICU 2
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
4. RS Gianyar
Operator : Ketut
Ambulan : 3 unit
Personil : dr. 2 org Prwt : 6 org Sopir : 1 org
Ruangan : Ruangan Full
Var : nihil (-) Kebencanaan : nihil (-).
5. RS Tabanan
Operator : Angga
Ambulan : 2 unit
Personil : dr. 2 org Prwt : 8 org Sopir : 2 org
Ruangan : Ruangan full
Var : tersedia (+) Kebencanaan : nihil (-).
11.00 Melakukan mobiling di wilayah ambulan I ( Teuku Umar, Imam
Bonjol, Sunset Road, Sesetan, Panjer dan sekitarnya) Melakukan penjaagan Pos
di kantor Pusdalops PB Prov. Bali.
14.00 Operan dengan rekan jaga sore mengenai kondisi dan situasi jaga pagi.
28
Jumat, 25
JAGA MALAM
November 2016
13.30
Pukul 20.00
Menerima operan dari rekan dinas pagi. Rekan dinas pagi melakukan
Round table dan mencatat hasil round table serta melakukan diskusi
08.00 WITA
dengan dr. Komang Arya mengenai evakuasi pasien, hasil diskusi yaitu:
a. Evakuasi adalah kegiatan pemindahan korban dari lokasi bencana ke
Tempat Tugas :
SPGDT
29
30
31
32
Sabtu, 26
JAGA PAGI
November 2016
Pukul 08.00 14.00WITA
Tempat Tugas :
Ambulans I
7
Minggu, 27
JAGA MALAM
November 2016
Pukul 20.00 08.00WITA
Tempat Tugas :
Ambulans I
MINGGU KE II
6
Senin, 28
November 2016
33
WITA
Tempat Tugas :
Ambulans III
tanda-tanda
vital,
yaitu
stetoskop
dan
Spigmomanometer raksa.
h. Kotak emergency yang berisi epinefrin dan hecting set
i. Tas hitam yang berisi obat-obatan dan tas merah berisi set rawat luka
(NaCl 0,9%, betadine, gaas steril, verban, hipapix)
34
Selasa, 29
November 2016
Pukul 08.00 14.00 WITA
Tempat Tugas :
Ambulans III
tanda-tanda
vital,
yaitu
stetoskop
dan
Spigmomanometer raksa.
h. Kotak emergency yang berisi epinefrin dan hecting set
i. Tas hitam yang berisi obat-obatan dan tas merah berisi set rawat luka
(NaCl 0,9%, betadine, gaas steril, verban, hipapix)
2. Observasi dan asistensi dr. Luh Aryanthini saat menangani pasien di Ruang
Dokter, Pasien perempuan bernama Ny. S berusia 50 tahun datang dengan
keluhan lemas (+), kaki gatal dan kesemutan. Pasien mengatakan anggota
keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit DM yaitu Ayah dan Ibu
35
Rabu, 30
November 2016
Pukul 20.00
08.00 WITA
Tempat Tugas :
Ambulans III
tanda-tanda
vital,
yaitu
stetoskop
dan
Spigmomanometer raksa.
h. Kotak emergency yang berisi epinefrin dan hecting set
i. Tas hitam yang berisi obat-obatan dan tas merah berisi set rawat luka
2.
36
37
38
Jumat, 02
1.
Desember 2016
Pukul 14.00
20.00 WITA
Tempat Tugas :
Ambulans III
tanda-tanda
vital,
yaitu
stetoskop
dan
Spigmomanometer raksa.
h. Kotak emergency yang berisi epinefrin dan hecting set
i. Tas hitam yang berisi obat-obatan dan tas merah berisi set rawat luka
(NaCl 0,9%, betadine, gaas steril, verban, hipapix)
9
Sabtu, 03
Desember 2016
Pukul 08.00
2.
1.
Melakukan
39
14.00 WITA
adalah :
a. Alat-alat pemasangan infus yang terdiri dari Abocath, infus set, torniket,
Tempat Tugas :
Ambulans III
tanda-tanda
vital,
yaitu
stetoskop
dan
Spigmomanometer raksa.
h. Kotak emergency yang berisi epinefrin dan hecting set
i. Tas hitam yang berisi obat-obatan dan tas merah berisi set rawat luka
(NaCl 0,9%, betadine, gaas steril, verban, hipapix)
2.
40
41
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Bencana terjadi hanya karena tidak terkelolahnya resiko. Pengelolaan
resiko harus merupakan bagian integral dari pembangunan. Resiko memiliki
dua prasyarat utama yakni ancaman (hazard) dan kerentanan/kerapuhan
(vulnerabilities/fragilities). Management Pembangunan haruslah mampu
mengintegrasikan management resiko bencana dan sebaliknya, management
resiko bencana merupakan bagian dari upaya menuju pembangunan
berkelanjutan.
4.2 Saran
Pada saat terjadinya bencana biasanya begitu banyak pihak yang
menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga,
moril maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya
merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap
bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi
efisiensi. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan manajemen logistik dan
peralatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dan terkoordinasi dengan
baik.
Daftar Pustaka
Ika.P. 2015. Perihal. Dalam (https://ikafkmuj12.wordpress.com/perihal/) diakses
pada tanggal 8 Mei 2016.
Ismayanti. Pengantar Pariwisata. Grasindo. Jakarta,2009
Jatna Supriatna, Melestarikan Alam Indonesia. IKAPI. Jakarta,2008
42
2015.
Pengurangan
Risiko
Bencana.
(:http://www.ecoflores.org/id/pengurangan+risiko+bencana/)
Dalam
diakses
LEMBAR PENGESAHAN
Denpasar, 11 Desember 2016
43
Kepala UPT.Pusdalops. PB
Mahasiswa
Pembina Tk. 1
NIM. P07120213016
Pembimbing Akademik / CT
_______________________________
NIP.
44