Anda di halaman 1dari 3

INVESTASI

Catatan Keuangan1
Oleh: ELVYN G MASASSYA
MENCATAT merupakan hal bagus. Demikian juga dengan memiliki
catatan keuangan yang bisa menjadi sumber data untuk
mengevaluasi keuangan Anda dari waktu ke waktu.
Dalam ilmu keuangan ada yang disebut arus kas alias aliran dana
masuk dan dana keluar. Bagi pekerja tetap, aliran dana masuk bisa
berupa gaji atau upah, bonus, serta uang lembur, mungkin. Jadi, arus
dana masuk, bagi pekerja tetap atau penerima upah, relatif mudah
mengingatnya karena frekuensinya teratur. Sementara bagi pekerja
bukan penerima upah, atau orang-orang yang memiliki profesi
tertentu atau pedagang, tentu aliran dana masuk bisa sangat tinggi.
Namun, pekerja penerima upah ataupun pekerja bukan penerima
upah tetap butuh pengelolaan pengeluaran yang baik jika tak ingin
terjebak pada kondisi besar pasak daripada tiang yang ujungujungnya bisa menimbulkan masalah keuangan.
Hal paling mendasar adalah penafsiran tentang arus kas masuk.
Apakah Anda menganggap penghasilan Anda seperti setengah gelas
penuh atau setengah gelas kosong? Sebagai contoh, Anda
menginginkan satu jenis barang, misalnya tas bermerek yang mahal.
Apa yang ada di benak Anda? Anda merasa mampu memiliki barang
itu, misalnya dengan membelinya secara kredit atau berpikiran Anda
merasa tak membutuhkan barang itu karena masih bisa hidup meski
tidak memakai tas mewah.
Dengan kata lain, Anda berpikir, lebih baik uang ditabung untuk nanti
digunakan bagi keperluan yang lebih penting, misalnya biaya sekolah
anak dan sebagainya. Jika yang ada di benak Anda adalah perasaan
mampu membeli barang mewah, berarti Anda menganggap
penghasilan Anda adalah gelas setengah penuh, yang akan
bertambah terus. Sementara jika menggunakan uang secara hati-hati,
Anda berpandangan setengah gelas kosong, yang bisa habis
dengan cepat. Ironisnya, sering kali dalam praktik, pandangan gelas
setengah penuh yang beranggapan penghasilannya akan naik malah
tidak naik. Yang ada pengeluaran semakin besar, termasuk
membelanjakan penghasilan yang akan datang, melalui kartu kredit.
Ini kesalahan besar.
1
http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009751018

Catatan harian
Setelah memahami makna penghasilan, maka mengatur pengeluaran
merupakan hal berikutnya yang membutuhkan pengetahuan,
kemauan, dan disiplin, termasuk membuat catatan harian
pengeluaran. Bagaimana cara membuatnya?
Pertama, membuat rincian rencana pengeluaran selama setahun.
Tentu angkanya hanya perkiraan. Lazimnya, jenis pengeluaran itu
bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yakni pengeluaran yang personal,
terdiri dari makanan/minuman, pakaian, kesehatan. Kemudian,
pengeluaran untuk anak-anak, di antaranya biaya sekolah/buku,
kursus, dan uang saku. Selanjutnya, jenis pengeluaran untuk rumah,
seperti biaya sewa atau angsuran kredit (jika ada), pemeliharaan
rumah, biaya asuransi rumah, pajak bumi/bangunan, perbaikan,
pembantu rumah tangga, dan hal-hal lain terkait dengan biaya
rumah.
Selain itu mesti dirinci juga pengeluaran untuk transportasi, mulai
biaya BBM jika menggunakan kendaraan sendiri, biaya angsuran
kredit kendaraan, biaya perbaikan kendaraan, hingga biaya bus/taksi
jika masih menggunakan transportasi umum. Di luar itu masih ada
biaya untuk berlibur, makan di luar rumah/rekreasi, hiburan/nonton
film/konser, dan biaya untuk sumbangan. Dan, terakhir adalah biaya
lain-lain, misalnya alokasi dana untuk membantu orangtua, biaya
kartu kredit, dan biaya jaminan sosial/asuransi. Singkatnya, segala
jenis pengeluaran yang lazimnya Anda lakukan mesti tersedia posnya.
Itulah yang disebut dengan perencanaan pengeluaran.
Kedua, berdasarkan rincian setahun itu, lalu diturunkan menjadi
rincian bulanan. Cara merinci pengeluaran bulanan bisa dilakukan
dengan membagi total pengeluaran setahun menjadi 12 bulan. Itu
kalau karakter pengeluaran Anda memang bersifat pro rata. Tetapi,
ada juga kalangan tertentu, yang pada bulan-bulan tertentu,
pengeluarannya besar, sementara di bulan lain bisa lebih kecil.
Terserah Anda. Yang penting, ada angka-angka yang direncanakan
sebagai rencana pengeluaran bulanan, secara rinci.
Ketiga, dari rincian bulanan tersebut, selanjutnya disiapkan catatan
keuangan harian sebagai realisasi dari rencana yang telah dibuat. Di
sini biasanya problem muncul. Selain tidak disiplin, tidak banyak
kalangan yang rela mengalokasikan waktu untuk mencatat
pengeluaran apa saja yang sudah dilakukan hari ini dan apa
pengeluaran untuk besok. Padahal, jika dilakukan, manfaatnya sangat
banyak. Selain sebagai alat kontrol untuk mengetahui pengeluaran
yang sudah terjadi, juga bisa menghentikan rencana pengeluaran
yang mungkin tidak diperlukan.

Apakah memang catatan itu mesti dibuat harian? Tentu saja catatan
harian adalah yang terbaik jika ingin melihat secara detail. Tetapi, jika
tidak dimungkinkan masih ada jalan keluar. Buat catatan pengeluaran
mingguan. Dengan cara ini, paling tidak Anda hanya meluangkan
waktu empat kali sebulan untuk mengetahui apakah Anda tergolong
orang yang disiplin dengan perencanaan pengeluaran yang telah
dibuat atau sebaliknya.
Banyak contoh, memahami detail pengeluaran akan memperbaiki
perilaku keuangan. Setidaknya, akan ada rasa penyesalan kenapa
membeli barang yang tidak perlu, misalnya. Dan ini akan
menghentikan perilaku serupa di kemudian hari. Selain itu, ada sisa
pengeluaran harian yang sebenarnya bisa ditabung dan digunakan
untuk membiayai pengeluaran lain yang telah direncanakan. Tanpa
disadari akan ada penghematan. Dan arus keuangan Anda menjadi
lebih sehat.

Anda mungkin juga menyukai