PEDOMAN
PENYUSUNAN
RENCANA AKSI DAERAH
PENURUNAN EMISI
GAS RUMAH KACA
KATA PENGANTAR
Prof. Armida Salsiah Alisjahbana
MENTERI PPN / KEPALA BAPPENAS
Pengendalian Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar bagi kehidupan manusia
pada saat ini dan akan datang. Berbagai kejadian alam telah menunjukkan bahwa perubahan suhu,
kenaikan permukaan air laut, curah hujan, dan iklim ekstrim telah mengakibatkan berbagai dampak
buruk terhadap kehidupan termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan
perhatian yang serius dalam menghadapi dampak perubaan iklim tersebut dengan memberikan
komitmen untuk melakukan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dengan usaha sendiri
dan sampai dengan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Sebagai tindak lanjut
konkrit dari komitmen tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 61
Tahun 2011. RAN GRK telah menjabarkan komitmen penurunan emisi GRK ke dalam:
(i) Alokasi target penurunan emisi ke dalam 5 (lima) bidang utama yaitu Kehutanan dan Lahan
Gambut, Pertanian, Energi dan Transportasi, Industri, dan Pengelolaan Limbah
(ii) Program Pemerintah untuk memfasilitasi terjadinya penurunan emisi GRK secara nasional,
baik di pusat maupun di daerah
Dengan demikian, RAN GRK merupakan pedoman nasional untuk penurunan emisi yang akan
dilakukan bersama oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta/pelaku usaha dan masyarakat.
Sehubungan dengan pelaksanaan RAN GRK tersebut, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
berperan sangat penting dalam penurunan emisi GRK di daerah. Hal ini ditegaskan melalui Peraturan
Presiden No. 61 Tahun 2011 yang menyebutkan bahwa Gubernur harus menyusun Rencana Aksi
Daerah untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) dalam rangka menurunkan emisi GRK di
masing-masing wilayah provinsi.
Untuk membantu penyusunan RAD GRK tersebut, maka disusunlah Buku Pedoman ini, yang
menjelaskan secara ringkas tentang substansi dan sistemastika RAD GRK, proses dan prosedur
penyusunannya, dan cara mengorganisasikan kegiatan dan kelembagaan yang diperlukan,
serta contoh-contoh penerapan dalam bentuk tabel-tabel sederhana agar mudah dipahami dan
dilaksanakan.
Buku Pedoman Penyusunan RAD GRK ini disusun melalui serangkaian diskusi dengan berbagai
pihak seperti para ahli dari berbagai perguruan tinggi, lembaga non pemerintah, Kementerian/
Lembaga, dan terutama dengan perwakilan daerah. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan Buku Pedoman ini. Mari kita gunakan
Buku Pedoman ini untuk menyusun RAD GRK agar komitmen Indonesia dalam penurunan emisi GRK
dapat dilakukan dalam langkah nyata, sehingga menuju pembangunan nasional yang rendah karbon
dan berkelanjutan. Langkah ini sekaligus berkontribusi pada penurunan emisi GRK secara global.
Jakarta, Desember 2011
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
Prof. Armida S. Alisjahbana
DAFTAR ISI
0
I
II
III
IV
V
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Istilah
1
3
4
4
5
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup
Landasan Hukum
7
7
7
7
8
9
11
12
13
15
18
20
Pengorganisasian
Uraian Tugas
Mekanisme Kerja
Jadwal Penyusunan RAD GRK
BAB V. PENUTUP
22
23
24
24
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
27
28
31
33
34
35
36
37
38
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
9
22
24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
Gambar 3.7.
Gambar 3.8.
Gambar 3.9.
Gambar 4.1.
8
11
12
13
15
16
17
18
19
21
23
DAFTAR ISTILAH
APBD
APBN
BAU
Baseline
Base year
Bappenas
BPLHD
BPS
Emisi (netto)
GRK
ICCSR
KAK
KLH
K/L
Kemendagri
MRV
NAMAs
OPD
PerPres
Penurunan Emisi GRK
RAN GRK
RAD GRK
REDD+
Renstra K/L
Renja K/L
RKP
RKPD
RPJP Nasional
RPJP Daerah
RPJMD
RPJMN
RTRWP/K
Renja SKPD
Renstra SKPD
TPA
UNFCCC
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
RAD GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan
berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung
menurunkan emisi GRK dalam kurun waktu tertentu. Dasar hukum utama bagi Pemerintah Provinsi untuk
menyusun dokumen ini adalah Peraturan Presiden No. 61/2011 tentang RAN GRK yang menjabarkan
target penurunan emisi GRK nasional pada tahun 2020 dapat dicapai dengan kontribusi dari pemerintah
daerah.
Dalam menyusun RAD GRK, harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota (RTRWP/K) yang selanjutnya menjadi masukan
dan dasar penyusunan dokumen-dokumen rencana strategis daerah seperti: Renstra SKPD, RPJMD, RKPD
dan APBD.
RAD GRK berisi upaya-upaya penurunan emisi GRK yang bersifat multi sektor dengan mempertimbangkan
karakteristik, potensi, dan kewenangan daerah, serta terintregasi dengan rencana pembangunan
daerah. Kegiatan-kegiatan untuk penurunan emisi GRK yang dilakukan atau difasilitasi oleh pemerintah
menggunakan judul program dan kegiatan yang sesuai dengan RPJMN, RPJMD, dan RKP/RKPD.
Proses penyusunan RAD GRK bersifat partisipatif dan menggunakan referensi yang tersedia di tingkat
nasional seperti Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK dan Pedoman Pelaksanaan
Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK. RAD GRK dapat dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan
nasional serta perkembangan yang ada.
1.2. Tujuan
Pedoman Penyusunan RAD GRK bertujuan untuk memberikan panduan bagi Pemerintah Provinsi dalam
menyusun RAD GRK, agar terjamin konsistensi secara nasional dalam upaya mengurangi emisi GRK.
1.3. Ruang Lingkup
Pedoman penyusunan RAD GRK meliputi :
a) Substansi dan Struktur RAD GRK
b) Proses dan Prosedur Penyusunan RAD GRK
c) Pengorganisasian berbagai kegiatan dan lembaga yang terkait dengan penyusunan RAD GRK,
termasuk jadwal penyusunan
1.4. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan RAD-GRK antara lain adalah:
a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention
on Climate Change.
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN).
c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
e) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil
Pemerintah Pusat di Daerah.
f) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014.
g) Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunanan Emisi Gas
Rumah Kaca.
BAB II
SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK
Bab ini secara ringkas menjelaskan tentang substansi inti yang terkandung di dalam RAD GRK, dan struktur
(sistematika) penulisan dokumen RAD GRK.
2.1. Substansi RAD GRK
Substansi inti dari RAD GRK terdiri dari 5 (lima) elemen1 , yaitu:
1. Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK
Identifikasi bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan
pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral, dan karakteristik daerah.
2.
3.
Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa kegiatan inti maupun kegiatan
pendukung.
a) Usulan-usulan aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan emisi GRK dari bidang/subbidang terpilih (dari kegiatan yang sudah ada maupun yang baru).
b) Potensi reduksi emisi dari baseline dari tahun 2010 sampai tahun 2020 untuk setiap aksi/
kelompok aksi mitigasi yang diusulkan.
c) Perkiraan biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi GRK untuk setiap aksi yang
diusulkan.
d) Jangka waktu pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidentifikasi.
4.
5.
Lembaga Pelaksanaan dan pendanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi, pengukuran dan
pemantauan program/ kegiatan RAD GRK di daerah.
3. Usulan
Rencana
Aksi Mitigasi
2. Baseline
Emisi GRK
1. Sumber ,
Potensi dan
Karakteristik
Emisi GRK
RAD GRK
4. Skala
Prioritas
Usulan Aksi
Mitigasi
5. Kelembagaan
dan Pendanaan
BAB RAD
GRK
SUBSTANSI
DESKRIPSI
REFERENSI
DAN ALAT BANTU
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Keluaran
1.4. Dasar Hukum
1.5. Kerangka waktu Penyusunan
II.
III.
RPJPD
RTRWP/K
RPJMD
Renstra SKPD
Lampiran 1
Lampiran 2
Pedoman Pelaksanaan
Rencana Aksi Penurunan
Emisi GRK (sub-bab 7.6)
Lampiran 1
Lampiran 2
10
BAB RAD
GRK
SUBSTANSI
DESKRIPSI
REFERENSI
DAN ALAT BANTU
V.
Bab
ini
menjelaskan
strategi Lampiran 5
pelaksanaan aksi mitigasi terpilih, Lampiran 6
meliputi: lembaga pelaksana, sumber Lampiran 7
pendanaan, dan jadwal pelaksanaan.
VI.
VII.
PENUTUP
Lampiran
11
BAB III
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD GRK
Bab III ini menjelaskan secara runtun tentang proses penyusunan RAD GRK dan beberapa prinsip penting serta
tahapan yang diperlukan agar dokumen RAD GRK dapat disusun oleh Tim Penyusun Provinsi.
3.1. Prinsip-prinsip penyusunan RAD GRK
Dalam upaya penyusunan RAD GRK, Pemerintah Provinsi harus mengacu kepada beberapa prinsip yang
sejalan dengan prinsip penyusunan RAN-GRK yaitu:
a) RAD GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan
berdasarkan pada kebijakan serta rencana strategis daerah.
b) RAD GRK tidak menghambat upaya-upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,
serta tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat.
c) RAD GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang lainnya (cross
sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan.
d) RAD GRK merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia
dalam menurunkan emisi GRK.
e) RAD GRK merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan baru yang lebih
memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK.
f) Penyusunan RAD GRK harus mengikut sertakan para pelaku pembangunan di daerah dari berbagai
unsur masyarakat untuk memperkaya substansi RAD GRK, meningkatkan kepemilikan (ownership),
dan meningkatkan keterlibatan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan (participation).
g) Pelaksanaan kegiatan dalam RAD GRK harus mengikuti sistem pemantauan, penilaian dan pelaporan
yang berlandaskan pada peraturan pemerintah yang berlaku2 dan bersifat dapat diukur, dilaporkan
dan diverifikasi.
Selanjutnya, tahapan proses penyusunan RAD terdiri dari: (1) Tahap Persiapan; (2) Tahap Pengumpulan
Data; (3) Tahap Penghitungan ; (4) Tahap Perumusan Rencana Aksi; dan (5) Tahap Penetapan. Setiap tahap
memiliki berbagai kegiatan penting yang saling terkait satu sama lain. Keseluruhan tahapan ini diperlukan
untuk melengkapi dan menghasilkan dokumen kerja (buku) RAD GRK seperti yang telah dibahas di
dalam Bab II. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan ke-5 tahapan ini adalah 9 sampai
dengan 12 bulan yang sejalan dengan amanat PerPres 61/2011 pasal 6 ayat 2. Gambar 3.1 di bawah ini
merinci setiap tahapan tersebut disertai dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan.
TAHAP PERSIAPAN
1. PersiapanAwal
a. Pembentukan Tim
b. Sidang Pleno Tim
2. Identifiasi Awal
3. Persiapan Teknis
4. Konsultasi Publik
1-2 Bulan
TAHAP
PENGUMPULAN DATA
5. Data dan
Informasi Umum
6. Data dan
Informasi Teknis
7. Pendataan
Kelembagaan Publik
8. Pendataan
Kelembagaan
Masyarakat dan
Pelaku Usaha
2-3 Bulan
TAHAP PENGHITUNGAN
9. Penghitungan
Emisi Baseline
TAHAP PERUMUSAN
RENCANA AKSI
TAHAP
PENETAPAN
12. Konsolidasi
Hasil Pokja
a. Sidang Pleno Tim
b. Konsultasi Publik
13. Penetapan
Skala Prioritas
14. Penentuan
Target Reduksi
Emisi GRK
17. Penetapan
Peraturan
Gubernur
Tentang RAD
GRK
11. Pemetaan
Kelembagaan
Daerah
15. Formulasi
Strategi
Implementasi
RAD GRK
2-3 Bulan
2-3 Bulan
1 Bulan
Gambar 3.1. Proses dan Perkiraan Waktu Penyusunan Dokumen RAD GRK
2 PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
12
1. Persiapan Awal
a. Pembentukan Tim
b. Sidang pleno Tim
2. Identifikasi Awal
Identifikasi pemahaman
tim
Identifikasi kebutuhan
tim
Identifikasi kegiatan
penghasil emisi GRK
3. Persiapan Teknis
Penyimpulan Data
Awal
Identifikasi Metodologi
Penyiapan Perangkat
Survey
Penyusunan jadwal
kerja
4. Konsultasi Publik
1-2 Bulan
1)
Persiapan Awal
a.
b.
2)
Identifikasi Awal
Pada tahap kajian awal ini terdapat 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Tim
Penyusun RAD GRK), yaitu:
a. Identifikasi pemahaman terhadap perubahan iklim secara umum dan kaitannya dengan upayaupaya penurunan emisi GRK.
b. Persiapan pembentukan tim dalam penyusunan RAD GRK.
c. Identifikasi kegiatan penghasil/penyerap emisi GRK.
Contoh format identifikasi awal sumber emisi GRK untuk beberapa bidang/sub-bidang terkait
dapat dilihat di Lampiran 1.
3)
Persiapan Teknis
Persiapan teknis oleh Pokja yang didasarkan pada hasil Identifikasi Awal (butir 2 di atas) diperlukan
untuk merumuskan rencana kerja yang lebih rinci dalam proses penyusunan RAD GRK. Hal-hal yang
tercakup ke dalam persiapan teknis adalah sebagai berikut:
1. Penyimpulan data awal dari hasil proses indentifikasi awal mengenai sumber-sumber emisi
GRK, dari hasil Inventarisasi GRK (jika tersedia), dan dari data/informasi umum tentang
profil dan potensi fisik daerah. Kesimpulan awal ini menggambarkan tentang pengenalan
potensi fisik bidang dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK, cakupan wilayah emisi GRK,
dan kewenangan pemerintah daerah dalam upaya pengendalian emisi GRK3. Informasi ini
digunakan untuk menulis Bab II dokumen RAD GRK.
3 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 7.7
2.
3.
4.
4)
13
Identifikasi metodologi, yakni metodologi penhitungan emisi untuk setiap bidang dan kegiatan
penghasil emisi GRK yang akan digunakan untuk pembuatan baseline, Skenario Aksi Mitigasi,
penghitungan penurunan emisi dan biayanya4 . Sebagai referensi dapat mengacu ke Pedoman
Teknis per bidang yang akan ditetapkan oleh Pokja Nasional atau yang sudah tersedia dii K/L
terkait, dan Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK yang akan ditetapkan oleh KLH5 .
Persiapan perangkat survey, yakni pembuatan dan penggandaan alat-alat (instrumen)
pengumpulan data primer untuk beberapa bidang dan kegiatan tertentu (bila diperlukan)
yang akan digunakan untuk penyusunan RAD GRK. Beberapa contoh jenis perangkat antara
lain terdiri dari lembar observasi, kuesioner, pedoman wawancara. Apabila survey untuk jangka
pendek tidak dapat dilakukan dapat menggunakan data yang saat ini tersedia sebagai proxy.
Sementara survey dapat diposisikan untuk penyempurnaan selanjutnya.
Penyusunan rencana kerja, yakni penyusunan secara rinci kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh Pokja RAD GRK sampai dengan terumuskannya usulan kegiatan mitigasi daerah
(tersusunnya dokumen RAD GRK). Rincian kegiatan dapat berbeda dari satu provinsi dengan
provinsi lainnya, selama memenuhi tahapan-tahapan yang ada. Sebagai acuan lihat Tabel 4.2
di Bab IV.
Konsultasi Publik
Konsultasi publik mengenai adanya kegiatan penyusunan RAD GRK, melalui cara pemberitaan
yang lazim dilakukan oleh suatu provinsi. Konsultasi yang dilakukan secara langsung setidaknya
melibatkan unsur-unsur dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/sejenis, Asosiasi Profesi
dan pelaku usaha/swasta. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan penyusunan RAD GRK, serta untuk membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak
terkait dan sekaligus untuk membuka komunikasi awal bagi pengumpulan data.
1 Bulan
Gambar 3.3 Tahap Pengumpulan Data
4 Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK, Sub Bab 4.2
5 Peraturan Presiden No. 71/2011
14
Kebutuhan data dan informasi yang harus dikumpulkan setidaknya harus meliputi:
1) Data dan Informasi Umum
Data dan informasi umum adalah gambaran umum daerah beserta dengan kebijakan dan rencana
strategis daerah dan tata ruang provinsi yang akan digunakan oleh Tim Penyusun sebagai masukan
untuk menyusun Bab II dan Bab III RAD GRK. Data yang dibutuhkan antara lain:
a. Profil atau gambaran umum wilayah perencanaan, dalam hal ini wilayah provinsi, contohnya
sumber daya manusia, ekonomi, fisik, dan lingkungan.
b. Kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan kegiatan/sumber penghasil emisi
GRK di daerah.
Pada tahap ini, Pemerintah Provinsi (melalui Pokja) harus dapat mengindikasikan kegiatan
perencanaan tata ruang yang terkait dengan kegiatan penyumbang emisi GRK yang kemungkinan
dapat diintervensi. Sejalan dengan hal ini, Pemerintah Provinsi juga mengindikasikan substansi
kebijakan dan program pembangunan yang terkait dengan penghasil emisi, serta peluangnya
dengan usaha penurunan emisi GRK.
Contoh format untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kebijakan dan rencana
pembangunan strategis Pemerintah Provinsi yang berkaitan dengan penghasil emisi/serapan GRK
dan berpeluang untuk dapat menurunkan emisi GRK dapat dilihat pada Lampiran 2. Data dan
informasi umum ini juga diperlukan oleh Pokja untuk membuat identifikasi awal tentang bidang
dan kegiatan yang menghasilkan emisi GRK dan yang berpeluang untuk dapat menurunkan emisi
GRK. Disamping itu, data dan informasi ini diperlukan juga sebagai masukan untuk membuat
usulan-usulan kegiatan dalam rencana aksi daerah.
2)
3)
4)
15
tersebut. Data dan informasi untuk melakukan kajian ini diperoleh dari Lembaga Masyarakat dan pelaku
usaha secara langsung (melalui pertemuan-pertemuan) atau secara tidak langsung dari laporan yang
telah dipublikasikan (melalui media cetak atau elektronik, serta website). Contoh format yang dapat
digunakan untuk mendata lembaga dan kegiatan masyarakat dan swasta dapat dilihat di Lampiran
6. Informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk melengkapi Bab V dokumen RAD GRK.
3.4. Tahap Penghitungan
Pokja masing-masing bidang melakukan penghitungan emisi GRK dengan menggunakan data dan
informasi umum dan teknis (per bidang) yang telah dikumpulkan sebelumnya agar dapat menyusun
baseline dan skenario mitigasi, usulan penurunan emisi GRK, dan biaya serta jangka waktu pelaksanaanya.
Tahap penghitungan ini dilakukan untuk setiap bidang dan kegiatan yang telah dipilih melalui proses
identifikasi awal sumber-sumber emisi GRK, yang hasilnya akan menjadi masukan utama untuk penulisan
Bab IV dan Bab V dari dokumen RAD GRK. Pada tahap ini, penyelenggaraan kegiatan dapat dilakukan
dalam jangka waktu 2 (dua) 3 (tiga) bulan.
2-3 Bulan
1)
16
25,000
3R+ Pengomposan
20,000
15,000
10,000
5,000
0
2010
2015
2020
2025
2030
Sejalan dengan penyusunan baseline adalah penyusunan tingkat emisi GRK dengan skenario mitigasi,
yaitu menghitung jumlah emisi/serapan GRK yang akan dihasilkan dari suatu bidang/kegiatan pada
suatu kurun waktu yang panjang (misal 2010-2020) berdasarkan: 1) Data historis (hasil inventarisasi
GRK); dan 2) Data proyeksi emisi/serapan GRK dengan asumsi data/informasi masa depan yang
sudah mengikutsertakan/setelah penerapan kebijakan/teknologi penurunan emisi GRK. Informasi
mengenai metodologi penghitungan emisi GRK dengan baseline dan skenario mitigasi, serta data/
informasi yang diperlukan untuk beberapa bidang terkait dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan
Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK .
2)
17
b) Kegiatan yang
sudah ada di
dalam Rencana
Strategis Daerah
a)Kegiatan yang
tercantum di
dalam RAN GRK
c) Usulan Kegiatan
baru
Dokumen
RAD GRK
Secara terinci, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh Pokja per bidang dalam melakukan
penetapan usulan kegiatan penurunan emisi GRK sebagai mana yang diilustrasikan pada Gambar
3.6. di atas.
1. Mengidentifikasi aksi mitigasi yang terdapat pada Dokumen RAN GRK. Berdasarkan hasil
identifikasi tersebut, apabila terdapat kegiatan penurunan emisi GRK yang sudah tercantum
yang dengan jelas menyebutkan lokasinya berada pada provinsi tersebut maka Pemda
mendukung kegiatan yang tercantum dalam RAN GRK dan dapat melaksanakan kegiatan
yang sama dengan program/kegiatan dari pusat (menambah jumlah dan/atau volume untuk
di wilayah provinsinya) dari kegiatan yang ada. Hal tersebut berarti bahwa kegiatan-kegiatan
tersebut direncanakan akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat, melalui Kementerian/Lembaga
terkait. Pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan, Pemerintah Pusat akan
berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah.
2. Langkah berikutnya, mengidentifikasi program dan kegiatan pembangunan yang telah ada
(existing actions) yang terdapat di dalam dokumen rencana pembangunan strategis daerah
untuk beberapa sektor yang telah dipilih oleh Pemerintah Provinsi pada proses identifikasi
awal. Apabila program/kegiatan tersebut diperkirakan memiliki peran menurunkan emisi GRK,
maka program/kegiatan tersebut dapat dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK.
3. Mengusulkan beberapa kegiatan mitigasi yang baru dari beberapa lembaga publik, swasta
dan masyarakat untuk dimasukan ke dalam dokumen RAD GRK, sepanjang usulan-usulan
tersebut layak untuk dipertimbangkan dan diseleksi lebih lanjut.
Contoh-contoh usulan aksi mitigasi untuk setiap bidang dapat dilihat di Pedoman Pelaksanaan
Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK.
Selanjutnya , penghitungan perkiraan jumlah emisi yang dihasilkan (dalam satuan CO2 eq) dari setiap
usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dilakukan dengan menggunakan metodologi
penghitungan reduksi emisi GRK yang akan ditetapkan dalam panduan teknis oleh K/L terkait.
Kemudian dilanjutkan dengan penghitungan perkiraaan biaya mitigasi yang diperlukan (dalam
satuan Rupiah) dari setiap usulan kegiatan mitigasi (yang lama dan yang baru) dengan menggunakan
metodologi penghitungan biaya mitigasi sektoral yang tersedia.
18
Pokja juga harus memperkirakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
usulan kegiatan mitigasi dimulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap operasionalisasi. Semua
informasi ini digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab IV dan Lampiran dokumen RAD
GRK. Contoh-contoh format penghitungan tersebut di atas dapat dilihat di Lampiran 3 dan 4.
3)
15. Formulasi
Strategi
Implementasi
RAD GRK
2-3 bulan
1)
2)
19
Karakteristik dan
potensi daerah
Kebijakan/Perda
Kelembagaan /SDM
Pendanaan
Pengembangan
Kapasitas
3)
4)
20
2.
3.
4.
Informasi ini (poin 1-4) digunakan oleh Tim Penyusun untuk menyusun Bab V dokumen RAD GRK.
Secara khusus, untuk mendukung kebijakan dan strategi implementasi RAD GRK yang telah
dirumuskan tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi dapat memfungsikan lembaga pemerintah
daerah yang telah ada untuk terlibat di dalam pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan RAD GRK di
masa yang akan datang, misalnya antara lain :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Berperan sebagai koordinator umum pelaksanaan, pemantaun dan pelaporan seluruh bidang/
kegiatan RAD GRK
2. Instansi daerah yang menangani bidang Lingkungan Hidup
Berperan sebagai koordinator pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan penyelengaraan
Inventarisasi GRK
3. Instansi daerah yang menangani bidang Industri
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang industri
4. Instansi Daerah yang menangani pengelolaan Limbah Padat dan Cair
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang limbah
padat dan cair domestik
5. Instansi Daerah yang menangani bidang Perhubungan
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang transportasi
6. Instansi Daerah yanng menangani bidang Energi dan Pertambangan
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang energi/
pembangkit listrik
7. Instansi Daerah yang menangani bidang Kehutanan
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang kehutanan
dan lahan gambut
8. Instansi Daerah yang menangani bidang Pertanian
Berperan sebagai koordinator pelaksana dan pelaporan aksi mitigasi daerah bidang pertanian
3.6. Tahap Penetapan
Pada tahap ini Pokja RAD GRK bertugas menyusun Rancangan Naskah Peraturan Gubernur mengenai
RAD GRK Provinsi. Rancangan ini selanjutnya akan ditetapkan dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 bulan
sejak diterbitkannya Perpres 61/2011. Setelah itu, RAD GRK ini diserahkan kepada Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri untuk dapat diintegrasikan ke
dalam upaya-upaya pencapaian target penurunan emisi GRK nasional.
Penetapan RAD GRK Provinsi tersebut perlu diikuti oleh kegiatan sosialisasi kepada publik, untuk
meningkatkan koordinasi dan partisipasi dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan RAD GRK
sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama.
1 bulan
Gambar 3.9. Tahap Penetapan
21
22
BAB IV
PENGORGANISASIAN PENYUSUNAN RAD-GRK
4.1. Pengorganisasian
Organisasi penyusunan RAD-GRK terdiri atas Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja) Penyusunan
RAD-GRK, dengan tugas dan susunan anggota sebagai berikut:
1.
Tim Koordinasi
Tim Koordinasi terdiri atas:
Penanggung Jawab
: Kepala Daerah
Ketua
: Sekretaris Daerah
Sekretaris
: Kepala Bappeda
Anggota
: Kepala SKPD Terkait
2.
Kelompok Kerja
Kelompok kerja (Pokja) terdiri atas:
Tabel 4.1. Pembagian Kelompok Kerja untuk Penyusunan RAD GRK
NAMA POKJA
TANGGUNG JAWAB
KOMPOSISI
Ketua:
Dinas Pertanian/ SKPD terkait bidang Pertanian
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN,
SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait
Kehutanan, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi,
Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM
Pokja II
Bidang Kehutanan dan Lahan
Gambut
Ketua :
Dinas Kehutanan/ SKPD terkait bidang Kehutanan
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, BPN,
SKPD terkait sumber daya air, SKPD terkait Pertanian, SKPD terkait Perkebunan, Pelaku Usaha /
Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga
Penelitian/LSM
Pokja III
Bidang Energi
Ketua:
Dinas ESDM/ SKPD terkait bidang ESDM
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, SKPD
terkait sumber daya air, SKPD terkait Kehutanan,
PLN, Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM
Pokja IV
Bidang Transportasi
Ketua:
Dinas Perhubungan/ SKPD terkait bidang
Perhubungan
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS, PU
Bina Marga, SKPD terkait Energi, Pelaku Usaha /
Organisasi Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga
Penelitian/LSM
Pokja I
Bidang Pertanian
NAMA POKJA
TANGGUNG JAWAB
23
KOMPOSISI
Pokja V
Bidang Industri
Ketua:
Dinas Perindustrian/ SKPD terkait bidang
Perindustrian
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BLHD/BAPEDALDA, BPS,
Pelaku Usaha /Organisasi Profesi, Perguruan
Tinggi /Lembaga Penelitian/LSM
Pokja VI
Pengelolaan Limbah
Ketua:
Dinas PU Cipta Karya atau BLHD/BAPEDALDA
atau SKPD terkait bidang Pengelolaan Limbah
Anggota:
Dinas Penataan Ruang/ SKPD terkait Penataan
Ruang, Bappeda, BPS, Pelaku Usaha /Organisasi
Profesi, Perguruan Tinggi /Lembaga Penelitian/
LSM
KETERANGAN:
1)
Pemerintah provinsi dapat menggunakan kelompok kerja yang telah ada/terbentuk di daerah yang terkait program/kegiatan
penanganan perubahan iklim.
2)
Susunan ketua dan anggota pokja masing-masing bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah masingmasing.
TIM KORDINASI
Penanggung Jawab
Ketua
Sekretaris
Anggota
Pokja I
Anggota
Pokja II
Anggota
dst
..............................
Pokja IV
Anggota
dst
KELOMPOK
KERJA
Ketua
Anggota
Anggota
24
c.
d.
e.
f.
2.
Memberikan arahan dan persetujuan tentang Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana
Anggaran Belanja (RAB) untuk penyusunan RAD GRK.
Menyampaikan draft akhir dokumen RAD GRK yang telah disusun kepada Sekretariat RAN GRK
di tingkat pusat untuk ditinjau kelengkapannya.
Memperbaiki dan melengkapi draft akhir dokumen RAD GRK yang sudah ditinjau , untuk
selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Gubernur.
Menyampaikan Pergub RAD GRK kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam
Negeri.
Tim Koordinasi mengadakan sidang pleno dan rapat kerja sesuai keperluan selama penyusunan RAD
GRK.
Kelompok kerja mengadakan rapat teknis sesuai dengan jadwal dan keperluan selama penyusunan
RAD GRK.
Kepala Bappeda selaku Sekretaris Tim Koordinasi mengkonsolidasikan penyusunan dokumen RAD
GRK yang disusun oleh setiap Pokja.
Draft akhir RAD-GRK yang telah disusun oleh Tim Koordinasi RAD GRK di tingkat Provinsi akan
dikonsultasikan dengan Sekretariat RAN GRK di tingkat pusat sebelum ditetapkan oleh Gubernur.
NO
KEGIATAN
TUGAS
I. TAHAP PERSIAPAN
1
Persiapan Awal
a. Pembentukan Tim
b. Sidang Pleno I : Arahan dan Persiapan
TK
TK, Pokja
Identifikasi Awal
Pokja
Persiapan Teknis
Pokja
TK,Pokja,PM
BULAN KE 1-2
3-4
5-6
7-8
NO
KEGIATAN
TUGAS
BULAN KE 1-2
Pokja
Pokja
Pokja
Pokja
Pokja
10
Pokja
11
Pokja
TK, Pokja
TK, Pokja
TK, Pokja, PM
13
TK, Pokja
14
TK, Pokja
15
TK, Pokja
V. TAHAP PENETAPAN
Draft Naskah Peraturan Gubernur
Penetapan Peraturan Gubernur
Diseminasi RAD GRK
25
TK
TK
TP,TT,PM
Keterangan: TK: Tim Koordinasi; Pokja: Kelompok Kerja; PM: Perwakilan Masyarakat
3-4
5-6
7-8
26
BAB V
PENUTUP
Pedoman penyusunan RAD GRK merupakan panduan bagi setiap pimpinan daerah untuk menghasilkan
rancangan RAD GRK yang selaras dengan kebijakan nasional dan daerah. Pedoman ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan khususnya dari Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tentang RAN GRK yang mengatur
Pedoman Penyusunan RAD GRK.
Sosialisasi Pedoman dan fasilitasi penyusunan RAD GRK akan diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri
bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS dan Menteri Lingkungan
Hidup.
Dengan menggunakan Pedoman ini, Pemerintah Provinsi dapat menyusun RAD GRK yang bersifat multi
sektoral yang mempertimbangkan aspek-aspek pembangunan berkelanjutan, serta melibatkan partisipasi
dan kerja sama dengan para pihak terkait.
Penyusunan RAD GRK yang sesuai dengan peraturan dan petunjuk yang berlaku akan memudahkan
pemerintah daerah dan nasional dalam tahap pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya.
Dokumen RAD GRK yang dihasilkan dapat dilakukan kaji ulang sesuai dengan kebutuhan daerah dan nasional
serta perkembangan yang ada.
27
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CONTOH FORMAT IDENTIFIKASI AWAL SUMBER EMISI GRK
Karakteristik Provinsi : (aspek fisik, lingkungan, ekonomi, sosial)
Misalnya luas wilayah , jumlah kabupaten/kota, jumlah penduduk, luas hutan, luas lahan pertanian dan perkebunan, jenis dan
jumlah industri/badan usaha, jumlah pegawai dan SKPD Pemda , APBD ,dst
Bidang
Pemerintah Daerah
Potensi sumber emisi
Masyarakat/Pelaku Usaha
Potensi sumber emisi
Misalnya:
Kebakaran hutan
Alih fungsi lahan gambut
Penebangan hutan
Misalnya:
Pembukaan lahan hutan untuk
pengembangan perkebunanPeladangan berpindah
Pertanian
Sumber data:
Dinas kehutanan, Fakultas/Pusat penelitian Pertanian, asosiasi pengusaha
pertanian, BPS, Provinsi dalam angka
Misalnya:
Perluasan lahan pertanian
Penggunaan lahan untuk persawahan
Misalnya:
Pembakaran lahan untuk persiapan
lahan pertanian
Energi
Sumber Data:
Dinas ESDM, PLN, Asosiasi pengusaha
pembangkit listrik, BPS, Provinsi dalam
angka
Transportasi
Sumber data:
Dinas perhubungan, Kantor Samsat,
Asosiasi dealer kendaraan, Pertamina,
BPS, Provinsi dalam angka
Industri
Sumber data:
Dinas perindustrian, Asosiasi industri,
PLN, Pertamina, BPS, Provinsi dalam
angka.
Pengelolaan Limbah
Sumber data:
Dinas Pekerjaan Umum, BPLHD, LSM,
BPS, Provinsi dalam angka
Permasalahan:
Terbatasnya program sosialisasi mitigasi emisi GRK ke masyarakat dan pelaku usaha
Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kegiatan mitigasi antara Pemda dan masyarakat
Dll
28
LAMPIRAN 2
CONTOH FORMAT PENGUMPULAN DATA KEBIJAKAN
DAN RENCANA PEMBANGUNAN
Isi Dokumen*
Nama Dokumen
Bidang/Bagian
RPJPD Provinsi
Kalimantan Timur
2005 - 2025
Kehutanan
Strategi 1: Penjaminan
keberadaan sumberdaya
hutan dalam luasan
yang mencukupi dan
menjamin pengelolaan
hutan secara lestari dan
intensif guna mendukung peningkatan
kualitas ekosistem.
a. Pemberantasan
pembalakan illegal
(illegal logging).
b. Penegakan hukum
dan meningkatkan
partisipasi para pihak
kehutanan.
c. Pemantapan kawasan
hutan.
d. Perlindungan hutan
adat.
e. Penjagaan kawasan
hutan lindung dengan
tidak melakukan alih
fungsi lahan.
f. Perluasan informasi
dan pendidikan
tentang manfaat
kelestarian hutan bagi
masyarakat.
RPJMD KALTIM
2009 2013
Pembangunan Daerah
Perbatasan
Strategi 1: Peningkatan
Pembangunan Wilayah
Perbatasan dalam upaya
Percepatan Pembangunan.
Meningkatkan
pertumbuhan simpul
ekonomi untuk
mengembangkan
sektor perkebunan,
tanaman pangan
dan peternakan yang
disesuaikan dengan
keunggulan komparatif
wilayah melalui Green
Belt dengan tetap
memperhatikan
kelestarian lingkungan
di sekitarnya.
Kebijakan
Memanfaatkan fungsi
hutan lindung sebagai
isu global dengan
mencanangkan
fungsi hutan lindung
di kawasan kayan
mentarang sebagai
bagian paru-paru dunia,
sehingga Negar-negara
maju mempunyai
kewajiban memberikan
kompensasi bagi
pemerintah daerah.
Program
Kegiatan
Pembangunan
infrastruktur jalan,
jembatan.
Pembangunan
perkebunan /
pertanian di sepanjang
perbatasan (GREEN
BELT)
Penyusunan
perencanaan
pengembangan
perbatasan.
Percepatan
pembangunan
perekonomian rakyat
kawasan perbatasan
Percepatan
pembangunan
infrastruktur.
Nama Dokumen
Renstra SKPD
Dinas Kehutanan
Bidang/Bagian
29
Isi Dokumen*
Kebijakan
Program
Kegiatan
Perkebunan
Strategi 1:
Pengembangan
Perkebunan yang
Berpotensi dan Bernilai
Ekonomis Tinggi.
1. Peningkatan produksi
hasil perkebunan.
2. Peningkatan
penerapan teknologi
perkebunan dan
industri pengolahan.
3. Peningkatan
kesejahteraan petani
kebun.
4. Pemberdayaan
penyuluh perkebunan
lapangan.
1. Peningkatan
kemampuan lembaga
petani.
2. Penyuluhan dan
bimbingan penerapan
teknologi tepat guna.
3. Pelatihan petani dan
pelaku agribisnis.
4. Pengembangan bibit
unggul perkebunan.
5.Penyuluhan
dan bimbingan
pemanfaatan dan
produktifitas lahan
tidur
Pertambangan
Strategi 1: Penetapan
Kebijakan dan Peraturan
serta Sistem Pertambangan yang
Beroreintasi pada
Pembangunan yang
Berkelanjutan
1. Percepatan Rencana
Tata Ruang Wilayah
Pertambangan
Batubara.
2. Peningkatan sistem
pengawasan
terpadu
pengelolaan
pertambangan
batubara.
3. Penerapan sistem
Good Minning
Practice
1. Pembinaan dan
pengawasan bidang
pertambangan.
2. Pengawasan
dan penertiban
kegiatan rakyat yang
berpotensi merusak
lingkungan.
1. Pembinaan dan
pengawasan
pertambangan umum.
2. Evaluasi good mining
pratice
Produksi dan
Pemanfaatan Hasil
Hutan
Pembinaan
Perlindungan Hutan
Meningkatkan
peran serta
seluruh pemangku
kepentingan
(stakeholder
kehutanan) untuk
mempercepat
pelaksanaan
rehabilitasi hutan dan
lahan
Penataan dan
Pemanfaatan Kawasan
Hutan
1. Inventarisasi Hutan
2. Pembuatan Peta
Sebaran Ijin
Perkebunan
3. Pembuatan peta
sebaran KP/IUP
Perlindungan dan
Konservasi Sumber daya
Hutan
1. Perlindungan dan
pengamanan hutan
2. Pembinaan dan
pengendalian
kebakaran hutan dan
lahan
3. Pengembangan
ekowisata dan jasa
lingkungan.
1. Perencanaan
rehabilitasi hutan lahan
2. Pembinaan dan
pengendalian
rehabilitasi hutan dan
lahan
Perencanaan dan
Pengembangan Hutan
1. Pengembangan
perencanaan
pembangunan
kehutanan tingkat
provinsi
2. Pemberdayaan
masyarakat desa hutan
3. Pengembangan usaha
masyarakat sekitar
hutan mangrove
30
Nama Dokumen
Bidang/Bagian
Isi Dokumen*
Kebijakan
Fokus 1 : penekanan laju
deforestasi
Rancangan RKPD
Provinsi Kaltim
2012
Prioritas 2 : peningkatan
upaya mitigasi &
adaptasi perubahan
iklim
Fokus 3 : pengendalian
kerusakan lingkungan
Program
Prog. Langit Biru
Kegiatan
Penanaman Pohon
1)Penertiban
Penambangan Liar
2)Pengawasan Lahan
dan Ilegal Logging
Pengendalian
Ilegal Logging dan
Kebakaran hutan
31
LAMPIRAN 3
CONTOH FORMAT MATRIK RAD-GRK
1. Bidang
: Energi dan Transportasi
2. Sub-bidang : Transportasi Darat
3. Penanggung Jawab: Dinas Perhubungan Provinsi
4. Perkiraan tingkat emisi GRK BAU Baseline pada tahun 2020: 0.88 Juta Ton CO2eq
No
Kegiatan Inti
Rp (juta)
Sumber
(1)
(2)
(3)
(4a)
(4b)
Smart/Eco
Driving
0,0192 Juta
343.050
APBN/
APBD
Perkiraan Biaya
Penurunan
Emisi
(Rp/ton CO2eq)
(5)
17.867.188
Perkiraan Waktu
Penyelesaian
Kegiatan***
(tahun)
Mulai Pelaksanaan
(tgl/bln/th)
(6)
(7)
2020
2012
Pelaksana
(8)
Dinas Perhubungan
Provinsi
2
3
Total= target
Sumber : Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan ( BSTP), Dinas Perhubungan Provinsi, 2011.
Keterangan :
*
Rumus pengurangan emisi CO2 pertahun = (Jumlah pengemudi smart driving pertahun X Jumlah konsumsi bahan bakar X %
pengurangan emisi CO2 X faktor emisi CO2 x Jumlah Hari operasi dalam setahun)
**
Komponen biaya mitigasi antara lain terdiri dari: penyiapan kerangka hukum, persiapan pelaksanaan, pelatihan TOT untuk instruktur,
pelatihan smart driving untuk pengemudi, pengadaan alat dan unit center, dan monitoring dan evaluasi.
*** Kegiatan ini diselenggarakan selama 8 tahun (2012-2020) dan diasumsikan akan diikuti oleh 50.000 pengemudi per tahun (kendaraan
pribadi dan angkutan umum) di 12 kota di Indonesia
Kelompok Baris :
1) Bidang diisi dengan nama bidang yang telah diidentifikasi.
2) Sub-bidang diisi dengan sub-bidang yang telah diidentifikasi.
3) Penanggung Jawab diisi dengan identitas Lembaga Publik yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan dari aksi-aksi mitigasi.
4) Perkiraan tingkat emisi GRK dari BAU Baseline di tahun 2020 adalah angka proyeksi emisi GRK yang
dihitung dengan menggunakan metodologi, data dan asumsi tertentu untuk setiap bidang dan
kegiatan terpilih.
B.
Kelompok Kolom:
1) Diisi dengan nomor kegiatan inti.
2) Diisi dengan kegiatan inti (kegiatan yang dapat diukur angka penurunan emisinya dan yang sudah
diseleksi).
3) Diisi dengan angka penurunan emisi yang dihasilkan dari setiap kegiatan inti terhadap emisi BAU
Baseline ( yaitu selisih antara tingkat emisi BAU Baseline dengan tingkat emisi kegiatan inti pada
tahun 2020 dalam satuan CO2eq).
Catatan: Jumlah total penurunan emisi dari semua kegiatan dapat dijadikan dasar untuk penetapan
target per bidang.
32
4)
5)
6)
7)
8)
a.
Diisi dengan perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan inti
(komponen biayanya antara lain terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan
dalam satuan Rupiah).
b. Diisi dengan informasi tentang sumber dana ( APBN, APBD, Swasta, Patungan, dll).
Diisi dengan biaya penurunan emisi per ton CO2 (kolom 4a dibagi dengan kolom 3).
Diisi dengan perkiraan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengimplentasikan setiap kegiatan
inti (mulai dari tahap persiapan, konstruksi dan operasi, dalam satuan tahun/bulan).
Diisi dengan waktu dimulainya pelaksanaan setiap kegiatan (tanggal, bulan, tahun).
Diisi dengan identitas lembaga pelaksana untuk setiap kegiatan inti.
33
LAMPIRAN 4
CONTOH FORMAT MATRIK SKALA PRIORITAS AKSI MITIGASI
Contoh Kriteria
Satuan
Aksi Mitigasi 1
(Smart Driving)
Potensi Mitigasi
(jumlah penurunan
emisi)*
Ton CO2eq
0.0192 Juta
Biaya Mitigasi**
Rp (Juta)
343,050
Biaya Mitigasi
(biaya penurunan
emisi per ton CO2eq)
Rp/Ton
17,867,188
Konsisten Dengan
Tujuan Lingkungan
Hidup, misalnya:
-Berpotensi
mengurangi polusi
udara, dll.
Kualitatif
1. Mengendalikan penggunaan
bahanbakar, mengurangi subsidi,
dan emisi GRK
2. Mengurangi tingkat kecelakaan
3. Menghemat biaya
4. Lebih hemat bahan bakar
karena bekerja pada gigi tinggi,
jarang mengerem, tidak sering
mempercepat dan menggunakan
tekanan ban yang sesuai
4. Lebih nyaman bagi pengemudi
karena pengendaraan lebih
lembut dan penuh antisipasi
Menurunkan kebisingan karena
bekerja pada RPM rendah
5. Lebih selamat karena pengemudi
lebih sabar dan memiliki
kewaspadaan yang lebih tinggi
serta menurunkan stress sehingga
menurunkan resiko kecelakaan
6. Mengurangi emisi yang berarti
mengurangi dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan
7. Membuat suku cadang kendaraan
lebih awet
Keberlanjutan
pilihan secara jangka
panjang
Kualitatif
Layak
Kelayakan :
Teknik,
ekonomi,
sosial
Kualitatif
Layak
Hasil Penilaian
Tinggi/sedang/
rendah
Aksi Mitigasi 2
(............)
Aksi Mitigasi 3
(.............)
34
LAMPIRAN 5
CONTOH FORMAT PENDATAAN KELEMBAGAAN PUBLIK
Komponen Kelembagaan
Institusi Pemerintah
Peraturan
35
LAMPIRAN 6
CONTOH FORMAT PENDATAAN KELEMBAGAAN
DAN KEGIATAN MASYARAKAT/PELAKU USAHA
Lokasi kegiatan
Peluang keterkaitan
dengan RAD GRK (+ / -)
(misal: Kabupaten A)
(+)Dapat dimasukkan
sebagai salah satu usulan
kegiatan dari bidang
Kehutanan.
LSM
Pembuatan Kompos
(misal: Kota B)
(+)Dapat dimasukkan
sebagai salah satu usulan
kegiatan dari sektor
Persampahan.
Bank Nasional
Penghijauan bantaran
sungai
(misal: Kabupaten A)
(+)Dapat dimasukan
sebagai salah satu usulan
kegiatan dari bidang
berbasis lahan
Perusahaan Swasta
(misal: Kota A)
Kelompok
masyarakat desa
(misal: Kabupaten A)
No
Nama Lembaga
Uraian kegiatan
Keterangan : Keterkaitan positif (berpeluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi), keterkaitan negatif (tidak memiliki
peluang untuk mendukung upaya-upaya penurunan emisi GRK)
36
LAMPIRAN 7
CONTOH FORMAT PEMETAAN PERAN KELEMBAGAAN DAERAH
Bidang : Transportasi
Sub-Bidang: Transportasi Darat
No
Nama Lembaga
Perusahaan swasta A
Dinas Kebersihan
Kegiatan-kegiatan yang
menghasilkan emisi GRK
Upaya-upaya untuk
menurunkan emisi GRK
Keterangan tambahan*
Tambahan tenaga
pengawas; tambahan biaya
untuk pembuatan sistem
pengawasan
Tambahan tenaga
pengangkut sampah
Keterangan: * Perkiraan kebutuhan SDM, biaya, sumber dana (APBN, APBD, Swasta, patungan/kerjasama)
37
LAMPIRAN 8
CONTOH DATA-DATA YANG RELEVAN DENGAN PERUBAHAN IKLIM
Provinsi
Penjualan Listrik
(Gwh) Tahun 2009
(Sumber: DJLPE
ESDM)
Aceh
4.494.410
3.335.713
1.082,25
323.010
1.813.895
Sumatera Utara
12.982.204
3.742.120
5.512,65
478.521
4.005.078
Sumatera Barat
4.846.909
2.600.286
1.850
224.442
1.285.132
Riau
5.538.367
9.456.160
1.933,14
122.255
1.846.794
Jambi
3.092.265
Termasuk di Riau
547,37
116.212
2.459.898
Sumsel
7.450.394
2.179.440
2.445,99
569,659
2.610.909
Bengkulu
1.715.518
920.964
351,32
89.315
552.915
Lampung
7.608.405
3.742.327
1.884,92
348.732
1.280.679
Kepulauan Bangka
Belitung
1.223.296
657.510
367,72
3.506
578.591
Kepulauan Riau
1.679.163
1.004.735
1.933,14
113
699.938
DKI Jakarta
9.607.787
475,45
28.260,59
1.200
1.327.5981
Jawa Barat
43.053.732
816.602,7
27.523,57
945.544
3.527.683
Jawa Tengah
32.382.657
201.787
12.460,76
990.652
8.484.785
DIY
3.457.491
647.133
1.486,46
55.332
2.569.268
Jawa Timur
37.476.757
16.819.52
19.801,83
1.108.578
9.892.190
Banten
10.632.166
1.357.206,3
5.934
195.583
765.060
Bali
3.890.757
127.271
2.615,3
80.873
2.886.402
NTB
4.500.212
1.035.838
618,43
230.986
1.170.632
NTT
4.683.827
1.555.068
327,89
124.161
744.037
Kalimantan Barat
4.395.983
9.101.760
1.058,12
292.687
1.435.294
Kalimantan Tengah
2.212.089
15.300.000
469,4
157.406
783.264
Kalimantan Selatan
3.626.616
14.651.053
1.140,29
477.336
1.391.957
Kalimantan Timur
3.553.143
1.566.697
1.552,21
84.235
1.656.639
Sulawesi Utara
2.270.596
725.514
735,18
61.133
755.159
Sulawesi Tengah
2.635.009
647.668
374,04
129.016
1.472.056
Sulawesi Selatan
8.034.776
4.394.932
2.442,54
567.408
Sulawesi Tenggara
2.232.586
2.518.337
313,25
88.635
734.655
Gorontalo
1.040.164
2.118.992
159,43
31.327
242.561
Sulawesi Barat
1.158.651
1.185.666
94,68
53.220
*Lihat Sulsel
Maluku
1.533.506
7.146.109
230,95
11.461
260.448
Maluku Utara
1.038.087
Termasuk dalam
Maluku
133,16
13.630
30.728
Papua
760.422
40.546.360
578,31
29.549
Papua Barat
2.833.381
Termasuk dalam
Papua
Termasuk dalam
Papua
9.116
*Lihat Papua
38
LAMPIRAN 9
ALUR HUBUNGAN RAN GRK, RAD GRK, DAN PEDOMAN
Pedoman Pelaksanaan
Rencana Aksi Penurunan GRK
RAN GRK
RAD GRK
2. Bidang Kehutanan
dan Lahan Gambut
4. Bidang Industri
5. Bidang Pengelolaan
Limbah
39
Pengerjaan Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca didukung oleh Deutsche Gesellschaft
fuer Internationale Zusammenarbaeit (GIZ) melalui Proyek Study and Expert Fund (SFF) for RAN GRK and ICCTF Support.