Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk dapat menyusun laporan hasil tutorial
skenario 2 yang berjudul Dental Porselen. Pembuatan makalah ini didasarkan
pada hasil pelaksanaan tutorial yang menggunakan metode seven jump. Laporan
ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VII pada skenario
kedua.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Pudji Astuti, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok VII Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu
yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih mengandung banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan sehingga dapat digunakan untuk menyempurnakan laporan berikutnya.
Yang terakhir semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 13 Desember 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
SKENARIO..........................................................................................................iii
STEP 1: Identifying Unfamiliar Words......................................................1
STEP 2: Rumusan Masalah.........................................................................2
STEP 3: Brainstorming................................................................................3
STEP 4: Mapping.........................................................................................6
STEP 5: Learning Objective........................................................................7
STEP 6: Self Study.......................................................................................8
STEP 7: Generalisation................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

ii

SKENARIO 2: PORSELEN

Seorang wanita usia 31 tahun, pekerjaan guru, datang ke RS. Gigi dan
Mulut Universitas Jember dengan keluhan ingin memperbaiki gigi depan rahang
atas yang patah akibat jatuh. Pada pemeriksaan intra oral didapatkan gigi 21 patah
lebih dari 1/3 mahkota gigi, tidak sakit dan tidak goyang. Gambaran rontgenologi
mahkota gigi 21 patah belum mengenai pulpa dan tidak ada kelainan jaringan
periodontal. Pasien meminta dokter gigi untuk merawat gigi tersebut agar bisa
kembali seperti semula, baik bentuk maupun warnanya. Akhirnya dokter gigi
memutuskan untuk dibuatkan mahkota jaket pada gigi 21 menggunakan bahan
porselen. Agar pasien tidak kecewa terhadap hasil perawatan, maka dokter gigi
juga menerangkan kelebihan dan kekurangan dari dental porselen, termasuk:
komposisi, sifat, klasifikasi, jenis, manipulasi, dan dental porselen modern. Hal ini
yang menyebabkan perawatan ini mahal dan lama.

iii

STEP 1
IDENTIFYING UNFAMILIAR WORD
1. Porselen
material anorganik non metal yang bahannya terdiri dari kaolin, feldspar,
kuarsa dan pigmen. Digunakan untuk restorasi bentuk gigi asli, inlay,
onlay, gigi buatan protesa, bahan ini dibakar dengan suhu tinggi.
Pembuatannya dengan dicor, dibentuk dan disuntikkan, estetis tinggi
karena sewarna gigi, dan sifat korosinya rendah.
2. Mahkota jaket
restorasi gigi yang telah dipreparasi untuk sebagian gigi atau semua gigi.
Dapat terbuat dari akrilik, porselen, dan logam akan tetapi pada logam
jarang digunakan.

STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1.

Komposisi apa yang terdapat pada porselen yang menyebabkan porselen bisa

2.

sewarna gigi?
Mengapa dokter memilih porselen? Apa kelebihan dan kekurangan dari

porselen?
3. Bagaimana perbedaan dental porselen modern dan konvensional ?
4. Apa perbedaan porselen dan keramik?
5. Jenis porselen apa yang cocok digunakan pada gigi 21?
6. Apa saja klasifikasi dari porselen?
7. Apa saja syarat porselen yang dapat digunakan?
8. Mengapa perawatan porselen tergolong prawatan mahal dan lama?
9. Apa alasan dokter pada pasien dibuatkan mahkota jaket?
10. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari porselen?

STEP 3
BRAINSTORMING
1.

Komposisi pada porselen yang menyebabkan porselen tersebut dapat sewarna


gigi adalah pigmen. Warna dari oksida kuning-orange hampir serupa warna
gigi. Cobalt untuk warna kebiruan. Titanium untuk warna kekuningan dan
platina untuk warna keabuan.
Komposisi selain pigmen yaitu starch dan gula untuk mempertahakan
ikatan pewarnaan. Kaolin mempengaruhi translusensi, semakin banyak
kaolin, akan semakin gelap. Serta silica yang menyebabkan sifat bening pada
porselen.

2.

Kelebihan
Estetika tinggi karena ada pigmen, sehingga warna bisa disesuaikan
dengan warna gigi.
Tidak terpengaruh cairan rongga mulut
Kekuatan dan kekerasan baik
Biokompatibel
Tidak iritatif
Tahan lama
Insulator panas yang baik
Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi
Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi
insidensi karies
Kekurangan

Harganya mahal
Porositas tinggi
Mudah rapuh
Sukar diasah
Kekerasan terhadap fraktur rendah
Diskolorisasi pada tepi porselen
Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar
Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis
Over/under restorasi pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa
dikurangi sendiri.

3.

Dibahas pada pertemuan kedua sebagai PR.

4.

Keramik dengan porselen adalah sama. Namun pada dental porselen lebih
mendekati kaca karena porselen dalam kedokteran gigi adalah sistem
keramik-kaca dengan dasar oksida. Pada dental porselen, kadar kaolin
dikurangi bahkan tidak digunakan.

5.

Dibahas pada pertemuan kedua sebagai PR.

6.

Dibahas pada pertemuan kedua sebagai Learning Objective.

7.

Syarat Porcelain dalam Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut :


a. Dapat memberikan penampilan natural gigi
b. Biokompatibel
c. Tidak toksik
d. Tidak mengiritasi
e. Tidak mengabrasi gigi antagonis
f. Tidak dapat larut dalam saliva
g. Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut
h. Isolator yang baik.
i.Hardness. Sehingga tahan terhadap abrasi.

8.

Perawatan porselen lama karena proses manipulasinya lama, melibatkan


pembakaran, serta proses pendingingan.
Serta perawatan yang mahal karena bahannya tidak murah yaitu pigmen
dan lain-lain, pembuatannya susah, serta penambahan bahan yang banyak
contohnya pada all porcelain.

9.

Mahkota jaket dapat dipakai/ diindikasikan pada gigi yang rusak parah baik
giginya sudah vital maupun nonvital, untuk fraktur yang parah, dan jaringan
gigi masih kuat.

10. Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen


a.

Indikasi
1. Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis
2. Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya
3. Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
4. Gigi anterior patah

5. Menutup stain
6. Diskolorisasi
7. Tekanan kunyah normal
b.

Kontra Indikasi
1. Karies banyak
2. Tekanan oklusal besar
3. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching
4. Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar
5. Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan)
6. Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang)
7. Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)

STEP 4
MAPPING

BAHAN GIGI TIRUAN


INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI
SYARAT

SIFAT & SYARAT

MANIPULASI

PORSELEN

KOMPOSISI

KEGUNAAN

KLASIFIKASI

PEMANASAN

SUHU

TAHAP MANIPULASI

JENIS PORSELEN

KEGUNAAN DI KG

STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan pengertian
mahkota jaket
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan pengertian
dental porselen
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan komposisi dental
porcelain
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi dental
porcelain
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan sifat dan syarat
dental porcelain
6. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan manipulasi dental
porcelain
7. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan indikasi dan
kontraindikasi dental porcelain
8. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan aplikasi dalam
Kedokteran Gigi

STEP 6
SELF STUDY

STEP 7
GENERALISATION
PR
1. Mengapa hanya tepi yang diskolorisasi?
2. Bisakah diskolorisasi dr faktor porselen (internal) ?
3. Presentase kandungan warna?
4. Beda porselen modern & konvensional?
5. Jenis porselen apa yg cocok?

JAWABAN
1. Keramik merupakan bahan yang stabil dan memiliki ketahanan yang lama,
sehingga tidak akan terjadi diskolorisasi pada tepinya saja. Biasanya porselen
jenis Porcelain Fused to Metal yang bisa menyebabkan diskolorisasi pada
lapisan tipis keramik (pada daerah gingival edge). Hal ini terjadi karena pada
metal yang digunakan terdapat NiO yang akan menimbulkan warna abu-abu
dan Cr2O3 menimbulkan warna hijau.
2. Faktor pengaruh kimia acidulated phosphate fluoride dapat mengetsa kaca
melalui pelepasan ion natrium yang selektif sehingga menggangu anyaman
silica. Contoh : porselen feldspastic dipapar APF 1,23% atau stannous fluoride
8% akan terjadi kekasaran pada permukaan setelah 4 menit. Jika waktu
pemaparan meningkat menjadi 300 menit akan terjadi degradasi hebat yang
menyeluruh di permukaan porselen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
perubahan warna, akumulasi plak dan kerusakan lebih lanjut pada struktur.
Tapi pada konsentrasi rendah, stannous 0,4% natrium fluorida 2% tidak
memberi efek yg nyata pada permukaan keramik (Phillips,
3. Untuk menghasilkan warna yang semirip mungkin dengan gigi pasien,
digunakan shade guide untuk menyamai warna sebisa mungkin. Shade guide
tersebut terbuat dari porselen padat yang paling sering digunakan oleh dokter gigi

untuk mendeskripsikan penampilan yang diinginkan dari gigi asli atau protesa
porselen.

Gambar . shade guide untuk kedokteran gigi.


Pemilihan warna restorasi gigi harus dilakukan pada awal sesi klinik
sebelum mata operator lelah. Mintalah agar pasien menghapus lipstiknya, tata
rias yang tebal, atau melepas perhiasan besar yang dapat mempengaruhi
persepsi warna. Sikat gigi dengan pumis apabila ada stain ekstrinsik, jangan
gunakan lampu unit ntuk memilih warna, gunakan lampu neon yang dingin dan
bersifat memperbaiki warna.

Beberapa jenis shade guide visual yang beredar di pasaran antara


lain:
1. Vita Lumin Vacuum Classical (VITA Zahnfbrik, Bad Sackingen, Germany
pada tahun 1960).
Jenis shade guide ini memiliki 16 warna, yaitu A1-A4 (merah-cokelat),
B1-B4 (merahkuning), C1-C4 (abu-abu), D1-D4 (merah-abu-abu). Urutan
penentuan warna dimulai dari penentuan hue, chroma dan value (Gambar
2.14).
10

2. Vitapan 3D-Master (VITA Zahnfbrik, Bad Sackingen, Germany pada


tahun 1998).
Jenis shade guide ini memiliki 26 warna, antara lain:1M1, 1M2, 2M1,
2M2, 2M3, 2L1.5, 2L2.5, 2R1.5, 2R2.5, 3M1,3M2, 3M3, 3L1.5, 3L2.5,
3R1.5, 3R2.5, 4M1, 4M2, 4M3, 4L1.5, 4L2.5, 4R1.5, 4R2.5, 5M1,5M2,
5M3. Urutan penentuan warna lebih sistematis, dimulai dari penentuan
value, chroma dan hue.
Umumnya shade guide visual yang sering dipakai di klinik adalah Vita
Shade 3DMaster, karena memiliki keunggulan kualitas warna yang
dihasilkan lebih akurat. Sedangkan warna gigi pasien yang paling banyak
ditemukan adalah warna 3M2, atau A3 pada Vitalumin Classical. Prosedur
penentuan warna berdasarkan shade guide Vita 3D-Master, antara lain:
a. Menentukan value (lightness)
Pegang shade guide setentang lengan pasien, posisi pasien

dalam keadaan tegak.


Pilih kelompok 0,1,2,3,4,5.
Mulai memilih kelompok yang paling gelap (value: 5).

Contohnya: terpilih kelompok no 3.


b. Menentukan chroma
Pada tingkatan value yang telah ditentukan, pilih kelompok hue
paling tengah (M), kemudian untuk menentukan chroma pisahkan
ketiga warna pada M seperti kipas, dan pilih salah satu di antara
ketiga warna yang terpilih. Contohnya: 3M2.
c. Menentukan hue
Cocokkan warna telah dipilih ke gigi asli, bila lebih merah pilih R,
atau lebih kuning pilih L. Contoh: 3L2.5
Warna dental porselen
Sifat ini sangat penting untuk menentukan kesesuaian material dengan struktur
gigi. Warna dapat diekspresikan dalam tiga bentuk; hue, value, and chroma.
-

Hue merupakan warna dasar seperti: biru, hijau, kuning, atau merah.
Chroma merupakan intensitas atau saturasi dari warna, pengukuran tingkat

kemurnian seperti biru menjadi biru terang.


Value jumlah dari warna abu-abu. Value yang tinggi menunjukan warna
keabua-abuannya berkurang (warna menuju putih). Sebaliknya value rendah maka
warna akan lebih kehitam-hitaman. Kesesuaian antara warna porselen dengan

11

warna gigi merupakan titik terpenting dalam keberhasilan restorasi menggunakan


dental porselen. (Craig, 2000)

LO 1 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan


pengertian mahkota jaket

Mahkota jaket porselen : Merupakan salah satu tipe pertama mahkota


porselen penuh yang dibuat dari inti alumina berkekuatan rendah dan
porselen vinir (dengan koefsien ekspansi yang sesuai) tanpa menggunakan
dukungan dari substrat logam kecuali pada beberapa keadaan, digunakan
(Annusavice, 2003)

LO 2 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan


pengertian dental porselen

Merupakan bahan keramik yang terdiri dari kaolin, silikat, feldspar, dan
berbagai pigmen serta bahan logam maupun non-logam yang digunakan
untuk restorasi indirect dan memiliki nilai estetik yang tinggi. Bisa
digunakan sebagai gigi tiruan jembatan, inlay, onlay mahkota jaket, dan
lain sebagainya serta memilii sifat seperti dapat dicor, dapat dibentuk, dll.

LO 3 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan


komposisi dental porcelain

Komposisi

Unsur utamanya adalah feldspar, kuarsa (untuk kekuatan dan translusensi), dan
pada beberapa tipe, kaolin (untuk kekuatan dan warna), ditambah dengan pigmen.
Kebanyakn porselen gigi ditambah dengan partikel alumina (40-50% massa)
untuk emberi kekuatan yang lebih besar.
Porselen gigi konvensional adalah keramik vitreus (seperti kaca) yang berbasis
pada anyaman silika (SiO2) dan feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2) atau feldspar

12

soda (Na2O.Al2O3.6SiO2) atau keduanya. Pigmen bahan opak, dankaca


ditambahkan untuk mengontrol temperatur penggabungan, temperatur sintering,
koefisien ekspansi termal, dan kelarutan. Feldspar yang digunakan untuk porselen
gigi relatif murni dan tidak berwarna. Jadi harus ditambahkan pigmen untuk
mendapatkan warna yang cocok dari gigi asli atau warna dari bahan restorasi
sewarna gigi yang sesuai dengan gigi-gigi tetangganya.
-Silika (SiO2) terdapat dalam empat bentuk yang berbeda: quartz kristalin,
kristobalit kristalin, tridymite kristalin, dan silika gabungan non-kristal.
-Feldspar pada porselen Gigi.
Fedlspar kalium dan natrium adalah mineral yang terjadi secara alamidan terdiri
dari potas (K2O), soda (Na2O), dan alumina, serta silika. Sifat penting dari
feldspar yaitu kecenderungannya untuk membentuk leucite mineral kristalin
ketika meleleh. Kaca dimodifikasi dengan penambahan leucite untuk mengontrol
koefisien kontraksi termalnya.
LO 4

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

klasifikasi dental porcelain

Klasifikasi Dental Porcelain.

Dental porcelain diklasifikasikan atas tiga jenis menurut ketinggian temperature


yang diperlukan agar terjadi penyatuan pada porcelain (fusing) tersebut, sebagai
berikut (McCabe dan Walls, 2008):
1. High fusing dental porcelain
Dengan fusing temperature diantara 1300OC (2372oF). High fusing
porcelain digunakan membuat enamel gigi tiruan. Porcelain jenis high
fusing ini digunakan untuk konstruksi gigi palsu tetapi komposisi yaqng
mirip dapat digunakan untuk konstruksi mahkota jaket porcelain dan
memerlukan waktu lima menit atau lebih untuk melebur temperature
tersebut.
2. Medium fusing dental porcelain

13

Dengan fusing temperature diantara 1101O-1300OC (2013O-2072OF).


Medium fusing porcelain digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan.
Kegunaan porcelain ini sama dengan high fusing porcelain.
3. Low fusing dental porcelain
Dengan fusing temperature diantara 850O-1100OC (1562OF). Low fusing
porcelain digunakan untuk pembuatan mahkota dan jembatan.
Klasifikasi berdasarkan bahan dasar
a. Feldspatic Porcelain
Dibuat pada suhu pembakaran 1050C - 1200C. Perbandingan
jumlahfeldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%. Quartz yang rendah
menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga
felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock.
b. Alumina Porcelain
Kristal alumina sebesar 50% koefisien muai panasnya lebih
tinggi, dan kekuatanya dua kali lebih besar dari pada felsdpatik porselen.
Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena itu lebih
diindikasikan pada regio posterior.
c. Metal Bonding Porcelain
Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan
K2O sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara700C 1200C.
Meningkatkan jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan
muai panas pada porselen yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan
logam.

LO 5

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan sifat

dan syarat dental porcelain

a.
b.
c.

Syarat Porcelain dalam Kedokteran Gigi adalah sebagai berikut :


Dapat memberikan penampilan natural gigi
Biokompatibel
Tidak toksik

14

d.
e.
f.
g.

Tidak mengiritasi
Tidak mengabrasi gigi antagonis
Tidak dapat larut dalam saliva
Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut

Porselen gigi mempunyai tiga prasyarat dasar : fungsi (durabilitas, kekuatan, dan
biokompatibilitas), bentuk (kemampuan untuk membuat bentukan yang
kompleks), serta estetika (warna, translsensi, dan transmisi cahaya).

Sifat-sifat Porcelain :

1. Sifat fisis
Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi tegangan tariknya
tinggi. Thermal ekspansi dari dental porselen sama dengan thermal
ekspansi substansi gigi yaitu sekitar 4,1 x 10 mm/C. selain itu sifat
insulatornya juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas
yang rendah, dan penghantar listrik yang rendah.
2. Sifat kimia
Suatu porselen memiliki sifat kelembapan kimia, dimana
kelembapan kimia ini merupakan karakteristik yang penting karena
memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak melepaskan elemenelemen yang berbahaya selain mengurangi risiko dari kekerasan
permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadap adhesi bakteri.Selain
itu sifat kimia yang penting ini ialah porselen merupakan bahan yang
biokompatibel dengan lingkungan rongga mulut dan juga tidak dapat
dirusak oleh lingkungan.
3. Sifat mekanis
Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu
perkembangan porselen lebih mengarah pada perbaikan sifat mekanis,
antara lain dengan penambahan alumina yang dapat memperkuat bahan.
Selain itu sebagian besar keramik memiliki sifat refraktori, kekerasan dan
kerentanan terhadap fraktur karena rapuh. Untuk kekerasan keramik disini
saat sebelum diaplikasikan menjadi suatu bahan restorasi memang
memiliki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan tetapi pada
saat telah diaplikasikan, kekerasanya sangat diharapkan sama dengan

15

enamel untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik dan


mengurangi kerusakan akibat keausan yang terjadi pada enamel karena
adanya restorasi keramik.
4. Sifat estetik
Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting karena
keramik mampu meniru penampilan dan menyamai gigi asli.
5. Sifat Porus
Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung-gelembung udara
yang tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga
diantara partikel porselen.Hal ini menyebabkan porselen ini mudah pecah
karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang. Untuk mengurangi
porusitas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai beriku:
a. Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan air.
b. Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes keluar
dari porselen.
c. Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultan besarnya
pori-pori.
6. Sifat thermal
Konduktifitas thermal dan koefisien thermal mirip jaringan enamel
dan dentin.
Sifat lainnya antara lain :
Pengerutan pada pembakaran 30-40%, jadi mahkota harus dibuat lebih

besar.
Konduktivitas terml rendah.
Sifat estetika bagus.
Rapuh. Penyebab utama kegagalan adalah penyebaran retak yang hampir
selalu berasal dari permukaan dalam yang tidak diglazing. Hal ini dapat
diturunkan dengan cara :
1. Menggabungkan permukaan dalam ke logam, seperti pada teknik

foil platinum dan pengikatan ke logam.


2. Dengan menggunakan inti porselen alumina.
Permukaan yang diglazing tahan terhadap akumulasi plak.

16

LO 6

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

manipulasi dental porcelain

MANIPULASI PORSELEN TAHAP SINTERING


Keramik adalah bahan yang dibuat melalui pembakaran suhu tinggi. Oleh

karena itu pembakaran atau perlakuan panas adalah proses utama di dalam
pembuatan bahan keramik. Dalam tahap perlakuan panas, terjadi peristiwa kimia
antara lain: pengeringan, peruraian bahan organik, penguapan air kristal, oksidasi
logam transisi, peruraian karbonat, sulfat, aditif dan lainnya. Di dalam bahan
kaolin misalnya, air kristal keluar pada suhu antara 450-700C,dehidrasi pada
bahan aluminium hidrat pada suhu antara 320-560C, pada talc terjadi antara 9001000C. Dekomposisi bahan magnesium karbonat pada 700C, dolomite pada
830-920C, magnesium sulfat pada 970C, sedangkan kalsium sulfat pada
1050C. Oksidasi bahan organik yang halus umumnya terjadi pada 200-700C,
tetapi partikel karbon yang kasar terjadi pada 1000C. Bersamaan dengan
terjadinya reaksi kimia, terjadi pula perubahan yaitu yang disebut sintering.
Perubahan struktur mikro terjadi melalui beberapa tahapan. Pertama, perataan
permukaan partikel, pembentukan grain boundary (batas butir) melalui
pertumbuhan leher antar partikel, gerakan di antara partikel dalam pori terbuka,
difusi dan penurunan porositas. Ke-dua, penyusutan pori antara grain boundary,
porositas menurun lebih banyak, perlahan-lahan grain tumbuh. Terakhir, pori-pori
menutup,mengecil dan posisinya terselip di antara grain boundary.
Sintering adalah proses penggabungan partikel-partikel serbuk melalui
peristiwa difusi pada saat suhu meningkat. Pada dasarnya sintering adalah
peristiwa penghilangan pori-pori antara partikel bahan,pada saat yang sama terjadi
penyusutan komponen,dan diikuti oleh pertumbuhan grain serta peningkatan
ikatan antar partikel yang berdekatan, sehingga menghasilkan bahan yang lebih
mampat/kompak. Suhu sintering mempengaruhi proses penyusutan,sedangkan
pengaruh waktu sintering tidak banyak. Sintering umumnya dapat terjadi di dalam
produk pada suhu tidak melebihi dari setengah sampai duapertiga dari suhu
meltingnya, suhu yang membuat atom cukup mampu untuk berdifusi.

17

LO 7

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

indikasi dan kontraindikasi dental porcelain

Indikasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Restoasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis


Pada karies gigi yang besar atau kgagalan restorasi sebelumnya
Keadaan ekonomi pasien memungkinkan
Gigi anterior patah
Menutup stain
Diskolorasi
Tekanan kunyah normal

Kontraindikasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Karies banyak
Tekanan oklusal besar
Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching
Pasien usia muda dengan ruang pulpa yang masih lebar
Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan)
Mahkota klinis terlalu pendek (retensi kurang)
Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)

LO 8

Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan

aplikasi dalam Kedokteran Gigi


Penggunaan porselen dalam Kedokteran Gigi sangat beragam, diantaranya:

Digunakan sebagai keramik logam

Digunakan sebagai inlay, biasanya pada gigi anterior karena restorasi gigi
anterior sangat mempertimbangkan nilai estetis. Bila kavitas sudah cukup
besar, porcelain inlay yang digunakan sebaiknya mengandung silikat
semen karena dapat melindungi kontour mahkota gigi alami dan sedikit
kemungkinan untuk retak atau pecah jika ditekan serta tidak larut dalam
saliva.

Digunakan sebagai mahkota jembatan anterior

Digunakan sebagai gigi tiruan

18

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J., 2003, Phillips Science of Dental Materials 11nd, United
States of America: Elsevier Science.
Callister, Jr.W.D.. 1994, Materials Science and Engineering an Introduction, 3 ed.,
p. 434- 784
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka.
Craig, RG., et al.,2000, Dental Materials; Properties and Manipulation 7nd,
United State of America, Mosby
David Penn, Dr. 2009. Compairing Porcelain Fused to Metal Versus Zirconium
Based Restoration, Australasian Dentist, Sydney.
Manapallil JJ. 2002. Basic Dental Material. Calcuta : Jaypee Brothers Med Public
www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8437/1/020600066.pdf

19

Manappallil JJ, George A, Kumar GV,et al. Basic Dental Materials. India: Jaypee
Brothers Medical Publishers, 1998: 331
McCabe, JF.,dan Walls, A W G., 2008, Applied Dental Materials, 9th ed.,
Cambridge:Blackwell Scientific Publication
Mitchell, Laura, David A. Mitchell, Lorna McCaul. 2014. Kedokteran Gigi Klinik.
Jakarta : EGC.
Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B
Saunders Company.
Ramlan, 2001, Pengaruh MgO dan Suhu Sintering terhadap Mikrostruktur dan
Sifat Fisis

Keramik Beta Alumina (_" - Al2O3)", Tesis Magister Ilmu

Material (S2), Universitas

Indonesia

Reed, J.S., 1995, Introduction to the Principles of Ceramic Processing, John Wiley
& Son,

p. 583-598

Richerson, D.W., 1982, Modern Ceramic Engineering, p.217 239

20

Anda mungkin juga menyukai