Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TEKONOLOGI PETRO DAN OLEOKIMIA

ISOBUTEN

Oleh :
ANAPUJA KHAIRUL

(1407121095)

FIRDAUS SEPTIAWAN

(1407114797)

M. ALFIN KHAIRULLAH

(1407114830)

NURAZIZAH

(1407110910)

HARFIAH FARADILLA

(1407123436)

RICKY PUJI RAHAYU

(1407112485)

RIFAI SIREGAR

(1407113669)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di bumi kita ini, khususnya di Indonesia banyak mengandung sumber daya
alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu contohnya ialah minyak
bumi. Minyak bumi sudah banyak diolah oleh para engineer untuk kebutuhan
manusia seperti naphta, kerosene, solar, aspal dan lain-lain. Selain itu, minyak
bumi dapat diturunkan menjadi produk olahan petrokimia. Salah produk
petrokimia ialah isobutene. Isobutena pada bidang elastomer, sebagian besar
digunakan untuk membuat karet khusus, karet butyl oleh kopolimerisasi dengan
isoprena dalam jumlah yang kecil. Hal ini sangat penting untuk pembuatan bagian
dalam tabung, tetapi sisa produksinya rendah dan meliputi hampir tidak 10 persen
dari SBR (Stirene butadiene Rubber). Isobutena juga digunakan untuk
memproduksi bahan aditif untuk oli-oli (polyisobutena), detergen (di- and
triisobutylenes) dan pada saat sekarang ini untuk pembuatan MTBE
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah isobutene ini untuk digunakan sebagai
salah satu sumber untuk mempelajari bagaimana pengolahan isobutene dan untuk
memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah petro dan oleokimia.

BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Isobutene
Isobutena pada bidang elastomer, sebagian besar

digunakan untuk

membuat karet khusus, karet butyl oleh kopolimerisasi dengan isoprena dalam
jumlah yang kecil. Hal ini sangat penting untuk pembuatan bagian dalam tabung,
tetapi sisa produksinya rendah dan meliputi hampir tidak 10 persen dari SBR
(Stirene butadiene Rubber). Isobutena juga digunakan untuk memproduksi bahan
aditif untuk oli-oli (polyisobutena), detergen (di- and triisobutylenes) dan pada
saat sekarang ini untuk pembuatan MTBE.
Isobutene didapat dari :
a. Ekstraksi pemotongan C4 dari pemecahan uap atau pemecahan katalitik

b. Teknik Reaksi dehidrogenasi isobutana yang serupa dengan propilena atau


n-butena

di

dalam

kondisi

operasi

yang

tersubstansi

serupa,

pengembangan produk tertentu oleh Air product (Proses houdry catofin),


phillips (proses star) dan UOP ( proses oleflex)
Di dalam hal ini, penambahan persediaan isobutene bisa diperoleh dari
isomerisasi

n-butana,dimana

operasinya

menggunakan

dua

varian,

satu

diantaranya mencakup pendaur ulangan dari n-butana yang tidak dikonversi


setelah proses pemisahan.lazimnya,isomerisasi belangsung pada fasa gas sekitar
150-200oC, dibawah tekanan hidrogen sekitar 1,5 sampai 2,5 x 106 Pa absolut .
Adanya katalis pada pembentukan ulang, didasarkan platinum (0,35 persen berat)
yang disimpan pada

alumina oleh

klorida organik. Salah satunya dengan

mengkonversinya dari 40 menjadi 50 persen dan dengan selektivitas molar adalah


95 sampai 100 persen, untuk LHSV 3 hingga 5 h -1, masa aktif katalis selama 3
tahun dan perbandingan molar hidrogen 0,1 sampai 0,5. Proses komersial yang
utama dari ini adalah pengembangannya yang dilakukan oleh BP (British
petroleum), IFP (Institut Francais du Petrole), Union Oil (butomerate),UOP
(Butamer),etc.
Dengan proses shell, pada fasa cair,operasinya akan mengeluarkan AlCl3
(3 sampai 10 persen berat) dari dalam SbCl3 dan asam hidrokloric (5 persen berat
dari umpan) pada 2.106 Pa absolute, dan antara 65 sampai 100 oC.salah satunya
dengan mengkonversinya diatas 60 persen.
2.2

Ekstraksi C4 Cuts
Di dalam industri untuk isobutene dapat dipisah dengan memakai dua

metoda, yaitu hidrasi dan eterifikasi.


1. Hydrasi
Reaksi :Eksotermik
Katalis: Asam Sulfur
Bahan baku: C4 (n-butana dan 38.5% isobutene)
Hasil samping : Butana
Kondisi operasi: Tekanan : 0.4 0.5 x 106 Pa abs
Suhu
: 120 oC
Yield: 98 99.8%
2. Esterifikasi
Reaksi :Eksotermik

2.2.1

Katalis: Asam Cuka


Bahan baku: MTBE
Hasil samping : Dimethil eter
Kondisi operasi: Tekanan : 0,6 106 Pa abs
Suhu
: 150-300 oC( terutama 275 oC )
Yield: 99,9 %
Hidrasi
Proses hidrasi dari pemotongan C4 untuk memperoleh isobutene

menggunakan t-butanol dengan H2O mengikuti reaksi ekotermik pada medium


asam.

Proses ini berdasarkan stabilitas yang paling besar dari ion karbon tersier
yang dibandingkan dengan ion pertama dan kedua, mengikuti konversi pemilihan
ari isonutene pada campuran di pemotongan C4. Proses juga dikembangkan
menggunakan 40 sampai 50 % berat pelarut dan beroperasi pada temperatur
rendah (CFR,BASF, dll) dengan yield antara 90 dan 95 % dan kemurnian diatas
99%. Pada kenyataan ditunjukkan proses terjadi 30oC, dan dengan 45 % berat
asam sulfur, hidrasi isobutene 1500 kali lebih cepat dari n-butene dan 300 kali
lebih cepat dari 1,3-butadiena. Sebagai contoh di indusri, kita memakai proses
CFR. Teknik ini mempunyai tiga langkah, yaitu :
a. Absopsi : di proses ini menggunakan tiga absorber/settler carbon-steel.
Umpan masuk mengalirpada aliran berlawanan dengan 50% berat asam
sulfur. Pada temperatur 50oC dan 0,4 sampai 0,5x106 Pa. Sirkulasi
eksternal medium reaksi menggunakan agitasi dan pendingin. Fasa
hidrokarbon (raffinat) dibusakan dengan kaustik dicampur dengan air dan
kemudian dikirim ke batas battery.
b. Regenerasi : fasa aqeuous (eksrak) peratama diflashkan dibaeah hampa
udara di stage pembakaran untuk mencabut hidrokarbon. Fasa ini dalam
bentuk bagian sulfat dihidrolisa menjadi t-butyl alkohol. Kemudian,
dikirim untuk kolom regenerasi carbon-steel, yang mana terbentuk 3
bentuk, dilusi asam, regenerasi isobutene, dan konsentrasi asam yang
dioperasikan pada temperatur sekitar 120oC.

c. Purifikasi : gas effluent dari regenerator mengandung isobutene, tidak


dikonversi dengan akohol, polymer dan air. Isobutene ini dibusakan
dengan kaustik untuk mengembunkan polymer dan bagian t-butanol. Sisa
alkohol dan isobutene direcover dengan didinginkan dan dipissahkan
dengan distilasi. T-butil polimer bebasdidistilasi di dalam bentuk pada
keadaan azeotrop dengan air dan direcycle ke regenerasi. Di proses ini, 87
sampai 93 % dari umpan isobutene direcover di kemurnian 99 samapai
99,8 % dan 5% di polimerisasi denagn produk digunakan dalam gasolin.

Gambar 2.1 Pemisahan hidrasi isobutene dengan CFR proses.


Dehydrogenasi Isobutane
Reaksi : Endodermis
Katalis : Alumina dan Platinum
Bahan baku: Isobutane
Hasil samping : isobutene
Kondisi operasi: Suhu : 150-200 oC
Tekanan
: 1,5 2,5 106 Pa abs
Yield: 80%
Isomerisasi
Dehydrogenasi

hydrasi

etherifikasi

Reaksi

Eksotermik

Eksotermik

Endodermis

Katalis

Asam Sulfur

Cuka

Alumina dan Platinum

Bahan

C4 (n-butana dan

MTBE

Isobutane

38.5%

baku

isobutene)

Hasil

Butanes

Isobutane

samping

isobutene

MTBE
Tekanan : 0.4

Tekanan : 0,6 106

0.5 x 106 Pa

Kondisi
operasi

dan

abs
Suhu

: 120 oC

Temperatur: 150-200
oC

Pa abs
Suhu

: 150-300

Tekanan :

1,5 2,5 106 Pa

oC( terutama

abs

275 oC )
98 99.8%

Yield

99,9 %

80%

2.3 Turunan Isobutene


2.3.1

Methyl tert-Butyl Ether


Methyl tert-Butyl Ether dibuat hampir sama dari isobutene yang

diisolasikan bereaksi dengan metanol dengan bantuan katalis asam, biasanya ion
asam diganti resin.
2.3.2 Butyl Rubber
Butyl Rubber adalah sebuah copolymer dari isobutene dengan 2 - 5%
isoprene. Butyl rubber digunakan untuk ban dalam untuk ban tubeless karena
impermeabilitas di udara.
2.3.3 Tert-Butanol
Tert-Butanol merupakan isobuten yang dihidratkan dengan bantuan sebuah
katalis asam seperti 60 % asam sulfur pada temperatur rendah diantara 10-30 oC.
tert-Butanol dapat digunakan untuk octane improver dan menjadi bahan pembuat
MTBE.
2.3.4

Methallyl chloride
Methallyl chloride merupakan hasil dari proses klorinisasi dari isobuten.

Kondisi proses nya pada temperatur antara 400-500oC. Reaksi dari proses ini :

2.3.5

Triisobutylaluminum
Triisobutylaluminum merupakan hasil dari reaksi isobuten dengan

penambahan aluminium dan gas hidrogen. Hasil samping dari proses ini ialah
diisobtylaminum hydrida.
Reaksinya sebagai berikut.

KESIMPULAN
1. Isobutena pada bidang elastomer, sebagian besar digunakan untuk membuat
karet khusus, karet butyl oleh kopolimerisasi dengan isoprena dalam jumlah
yang kecil
2. Isobutena juga digunakan untuk memproduksi bahan aditif untuk oli-oli
(polyisobutena), detergen (di- and triisobutylenes) dan pada saat sekarang ini
untuk pembuatan MTBE
Isobutene didapat dari :
a.Ekstraksi pemotongan C4 dari pemecahan uap atau pemecahan katalitik
b. Teknik Reaksi dehidrogenasi isobutana yang serupa dengan propilena atau
n-butena

di

dalam

kondisi

operasi

yang

tersubstansi

serupa,

pengembangan produk tertentu oleh Air product (Proses houdry catofin),


phillips (proses star) dan UOP ( proses oleflex).
3. Di dalam industri untuk isobutene dapat dipisah dengan memakai dua metoda,
yaitu hidrasi dan eterifikasi.
4. Turunan isobutene:

Methyl tert-Butyl Ether

Butyl Rubber

tert-Butanol

Methallyl chloride

Triisobutylaluminum

DAFTAR PUSTAKA
Chauvel, A dan G. Lefebvre. 1989. Petrochemical Procces : Technical and
Economic Characteristics Jilid 1. Paris : Institut Francais Du Petrole
Publications.
Wittcoff, Harold A. dan Bryan G.Reuben. 1996. Industrial Organic Chemistry.
New York : John Wiley and Son, Inc.

Anda mungkin juga menyukai