Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Beranda
Minggu, 13 Maret 2016
dokumentasi keperawatan
Pengertian Dan Manfaat Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
1. Pengertian Dokumentasi Keperawatan
Menurut Deswani (2011) dokumentasi adalah sesuatu yang ditulis atau dicetak,
kemudian diandalkan sebagai catatan bukti bagi orang yang berwenang, dan
merupakan bagian dari praktik professional. Dokumentasi keperawatan merupakan
informasi tertulis tentang status dan perkembangan kondisi klien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fisbach, 1991 dalam
Setiadi, 2012).
2. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
Menurut Doenges, Moorhouse, dan Burley (1998), tujuan sistem dokumentasi
keperawatan adalah untuk memfasilitasi pemberian perawatan pasien yang
berkualitas, memastikan dokumentasi kemajuan yang berkenan dengan hasil yang
berfikus pada pasien, memfasilitasi konsistensi antardisiplin dan komunikasi tujuan
dan kemajuan pengobatan.
Sedangkan menurut Setiadi (2012), tujuan dari dokumentasi keperawatan yaitu :
a. Sebagai sarana komunikasi : dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat
dan lengkapdapat berguna untuk membantu koordinasi asuhan keperawatan yang
diberikan oleh tim kesehatan, mencegah informasi yang berulang terhadap pasien
atau anggota tim kesehatan atau mencegah tumpang tindih, bahkan sama sekali
tidak dilakukan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian dalam
memberikan
asuhan keperawatan pada pasien, membantu tim perawat dalam menggunakan
waktu sebaik-baiknya.
b. Sebagai Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat : sebagai upaya untuk melindungi
klien terhadap kuallitas pelayanan keperawatan yang diterima dan perlindungan
terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya maka perawat
diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap klien.
(3) Menggambarkan kebutuhan keluarga dan menunjukkan dengan tepat faktorfaktor yang akan meningkatkan pemulihan pasien dan memperbaiki perencanaan
pulang.
(4) Memenuhi obligasi profesional dengan mendokumentasikan informasi
pengkajian yang bersifat penting.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang
telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis keperawatan.
Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang
dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain.
Adapun tahapannya, yaitu :
(1) Menganalisis dan menginterpretasi data.
(2) Mengidentifikasi masalah klien.
(3) Merumuskan diagnosa keperawatan.
(4) Mendokumentasikan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
Adapun tahapannya, yaitu :
(1) Mengidentifikasi tujuan klien.
(2) Menetapkan hasil yang diperkirakan.
(3) Memilih tindakan keperawatan.
(4) Mendelegasikan tindakan.
(5) Menuliskan rencana asuhan keperawatan
d. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
diselesaikan.
Tahapannya yaitu :
(1) Mengkaji kembali klien/pasien.
(2) Menelaah dan memodifikasi rencana perawatan yang sudah ada.
(3) Melakukan tindakan keperawatan.
e. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan.
Adapun tahapannya, yaitu :
(1) Membandingkan respon klien dengan kriteria.
(2) Menganalisis alasan untuk hasil dan konklusi.
(3) Memodifikasi rencana asuhan.
(4) Syarat Dokumentasi Keperawatan
Menurut Hidayat (2007) dalam Fajri (2011), syarat dokumentasi keperawatan
adalah :
a. Kesederhanaan
Penggunaan kata-kata yang sederhana, mudah dibaca, mudah dimengerti, dan
menghindari istilah yang sulit dipahami.
b. Keakuratan
Data yang diperoleh harus benar-benar akurat berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan.
c. Kesabaran
Gunakan kesabaran dalam membuat dokumentasi keperawatan dengan
meluangkan waktu untuk memeriksa kebenaran terhadap data pasien yang telah
atau sedang diperiksa.
d. Ketepatan
Ketepatan dalam pendokumentasian merupakan syarat yang mutlak.
e. Kelengkapan
Pencatatan terhadap semua pelayanan yang diberikan tanggapan perawat/klien.
naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber.
Sumber atau asal dokumentasi dapat di peroleh dari siapa saja, atau dari petugas
kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap
narasumber memberikan hasil observasinya, menggambarkan aktifitas dan
evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian /
kronologisnya.
Keuntungan pendokumentasian catatan naratif :
(1) Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan dari
kejadian dari asuhan / tindakan yang dilakukan.
(2) Memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang
disukainya. 30
(3) Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian
perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes.
Kelemahan pendokumentasian catatan naratif :
(1) Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus, tumpang tindih
dan sebenarnya catatannya kurang berarti.
(2) Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atau
sebagian besar catatan tersebut.
(3) Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis
pasien secara menyeluruh.
(4) Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun
pertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat setiap
pasien.
(5) Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasi
yang bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama.
(6) Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.
b. Flowsheet ( bentuk grafik )
Flowsheet memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran
yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif, termasuk
data klinik klien tentang tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu),
berta badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian
obat.
Flowsheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi.
Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya
dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet. Oleh karena itu flowsheet
lebih sering digunakan di unit gawat darurat, terutama data fisiologis.
Flowsheet sendiri berisi hasil observasi dan tindakan tertentu.
Beragam format mungkin digunakan dalam pencatatan walau demikian daftar
masalah, flowsheet dan catatan perkembangan adalah syarat minimal untuk
dokumentasi pasien yang adekuat/memadai.
c. Checklist
Checklist adalah suatu format yang sudah dibuat dengan pertimbanganpertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan
perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi
item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi
angka itupun sangat ringkas pada data vital sign.
Keuntungan penggunaan format dokumentasi checklist (Yulistiani, Sodikin,
Suprihatiningsih, dan Asiandi, 2003) :
(1) Bagi Perawat
(a) Waktu pengkajian efisien.
(b) Lebih banyak waktu dengan klien dalam melakukan tindakan keperawatan
sehingga perawatan yang paripurna dan komprehensif dapat direalisasikan.
(c) Dapat mengantisipasi masalah resiko ataupun potensial yang berhubungan
dengan komplikasi yang mungkin timbul.
(d) Keilmuwan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan secara legalitas dan
akuntabilitas keperawatan dapat ditegakkan.
(2) Untuk Klien dan Keluarga
(a) Biaya perawatan dapat diperkirakan sebelum klien memutuskan untuk rawat
inap/rawat jalan.
(b) Klien dan keluarga dapat merasakan kepuasan akan makna asuhan keperawatan
yang diberikan selama dilakukan tindakan keperawatan.
(c) Kemandirian klien dan keluarganya dapat dijalin dalam setiap tindakan
keperawatan dengan proses pembelajaran selama asuhan keperawatan diberikan.
(d) Perlindungan secara hukum bagi klien dapat dilakukan kapan saja bila terjadi
malpraktek selama perawatan berlangsung.
a. Jangan menghapus menggunakan tipe-x atau mencatat tulisan yang salah, ketika
mencatat yang benar menggunakan garis pada tulisan yang salah, kata salah lalu di
paraf kemudian tulis catatan yang benar.
b. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik klien maupun tenaga
kesehatan lain. Karena bisa menunjukkan perilaku yang tidak profesional atau
asuhan keperawatan yang tidak bermutu.
c. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis diikuti
kesalahan tindakan.
d. Catatan harus akurat, teliti dan reliabel, pastikan apa yang ditulis adalah fakta,
jangan berspekulatif atau menulis perkiraan saja.
e. Jangan biarkan bagian kososng pada akhir catatan perawat, karena dapat
menambahkan informasi yang tidak benar pada bagian yang kosong tadi, untuk itu
buat garis horizontal sepanjang area yang kosong dan bubuhkan tanda tangan
dibawahnya.
f. Semua catatan harus dapat dibaca dan ditulis dengan tinta dan menggunakan
bahasa yang jelas.
g. Jika perawat mengatakan sesuatu instruksi, catat bahwa perawat sedang
mengklarifikasikan, karena jika perawat melakukan tindakan diluar batas
kewenangannya dapat dituntut.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya.
i. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum (kurang spesifik), karena
informasi yang spesifik tentang kondisi klien atas kasus bisa secara tidak sengaja
terhapus jika informasi terlalu umum. Oleh karena itu tulisan harus lengkap, singkat,
padat dan obyektif.
j. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditandatangani setiap selesai
menulis dokumentasi. Dengan demikian dokumentasi keperawatan harus obyektif,
komprehensif, akurat dan menggambarkan keadaan klien serta apa yang terjadi
pada dirinya.
k. Agar mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru atau hitam.
Diposkan oleh Ana Marliyani di 20.44 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
A. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
B. Tujuan asuhan keperawatan
Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal
C. Fungsi proses keperawatan
Proses Keperawatan berfungsi sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan
2. Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3. Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik,mental,sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah di
analisis jenis data antara lain:
a) Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan,
dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
b) Data subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien,
atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya,kepala pusing,nyeri,dan mual.
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan.
c.
Perumusan masalah
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan (Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan
yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari
satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang
diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b.
Intervensi
Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.Sasaran
evaluasi adalah sebagai berikut
a.
Hasil evaluasi
Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter
2005). Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian
yaitu :
a. Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan)
perawatan klien termasuk perawatan individual,edukasi klien dan penggunaan
rujukan untuk rencana pemulangan.
b.
Tagihan financial
Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalam
berbagai masalah kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe
perawatan yang dibutuhkan klien.
d.
Pengkajian
Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan
informasi tentang faktor-faktor tertentu.
f.
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klienmemberi dasar untuk evaluasi
tentang kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
g.
Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap
tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
Dokumentasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan perawatan klien secara
individual. Ada enam penting penting dalam dokumentasi keperawatan yaitu :
a.
Dasar factual
Informasi tentang klien dan perawatannya harus berdasarkan fakta yaitu apa yang
perawat lihat,dengar dan rasakan.
b.
Keakuratan
Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi yang tepat dapat dipertahankan
klien.
c.
Kelengkapan
Keterkinian
Memasukan data secara tepat waktu penting dalam perawatan bersama klien.
e.
Organisasi
Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh seseorang keorang lain dengan kepercayaan dan
keyakinan bahwa informasi tersebut tidak akan dibocorkan.
Diposkan oleh Ana Marliyani di 20.41 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Diagnosa Keparawatan
KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pengertian
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan adalah masalah
kesehatan actual dan potensial dimana perawat berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk memberikan
tindakan keperawatan. Kewanangan tersebut didasarkan pada standar praktek
keperawatan dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang
respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA
diartikan sebagai defenisi karakteristik. Definisi karakteristik tersebut dinamakan
Tanda dan gejala, Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah
sesuatu yang dirasakan oleh klien.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk
mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang dapat diandalakan(NANDA
Internasional, 2007)
Diagnosa keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian fisiologis, komplikasi, atau
penyakit.
Tujuan Pencatatan Diagnosa Keperawatan
Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang sama
dalam memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim pelayanan kesehatan.
Diagnosa Keperawatan
Fokus: reaksi/ respon klien terhadap tidakan keperawatan dan tindakan medis/
lainya
Orientasi: kebutuhan dasar individu
Berubah sesuai perubahan responden klien
Mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan dan
evaluasinya
Diagnosa keperawatan melengkapi diagnosa medis
Langkah-langkah dalam diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi:
1.
2.
Interpretasi Data
3.
Validasi Data
4.
1.
2.
IDENTIFIKASI
Dari daftar data yang dikumpulkan, maka perawat dapat mengidentifikasi daftar
kebutuhan dan masalah klien dengan menggambarkan adanya suatu sebab-akibat
yang dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Problem Tree).
POHON MASALAH
Langkah-langkah dalam pohon masalah adalah:
Tentukan masalah utama (core problem) berdasarkan identifikasi data subyektif
(keluhan utama) dan obyektif (data-data mayor)
Identifikasi penyebab (E) dari masalah utama.
Identifikasi penyebab dari penyebab masalah utama (akar dari masalah)
Identifikasi penyebab dari penyebab masalah
3.
VALIDASI DATA
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan
bersama klien/ keluarga dan atau masyarakat. Validasi tersebut dilaksanakan
dengan mengajukan pertanyaan dan peryataan yang reflektif kepada klien /
keluarga tentang kejelasan interpretasi data. ( Iyer, taptich & Bernocchi-Losey,
1996)
Menurut price ada beberapa indikasi pertanyaan tentang respon yang menentukan
diagnosa keperawatan:
Apakah data dasar mencukupi, akurat dan berasal dari beberapa konsep
keperawatan?
Apakah data yang signifikan menunjukan gangguan pola?
Apakah ada data-data subyektif dan obyektif mendukung terjadinya gangguan
pola pada klien?
Apakah diagnosa keperawatan yang ada berdasarkan pemahaman ilmu
keperawatan dan keahlian klinik?
Aktual:
menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Syarat: menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Syindrom
(S) harus memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagai kriteria minor dari
pedoman diagnosa NANDA.
Misalnya, ada data: muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
Diagnosa: Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan
secara abnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283).
2.
Resiko:
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi (Keliat, 1990)
Syarat: menegakkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan
etiologi). Penggunaan istilah resiko dan resiko tinggi tergantung dari tingkat
keparahan / kerentanan terhadap masalah.
Diagnosa:Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus
menerus.
3.
Kemungkinan:
script src="http://www.clocklink.com/embed.js">
Mengenai Saya
Ana Marliyani
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (3)
Maret (3)
dokumentasi keperawatan
Cara Membuat Askep
Diagnosa Keparawatan
Template Sederhana. Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.