Anda di halaman 1dari 3

24

Lusi Widayanti / Karakterisasi Frekuensi Bonang Barung dengan Menggunakan Audacity

Karakterisasi Frekuensi Bonang Barung dengan Menggunakan


Audacity
Lusi Widayanti*, Yudhiakto Pramudya
Magister Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo,Yogyakarta 55161
*email: widalusi@ymail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi bonang barung. Data diperoleh dengan merekam suara
dengan perangkat lunak Audacity dan dianalisis dengan fasilitas analisis yang ada dalam program tersebut, sehingga
diperoleh frekuensi suaranya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi tiap nada berbeda-beda. Frekuensi nada
yang paling rendah pada bonang barung pada deret 2 adalah 300,1 Hz dan frekuensi yang paling tinggi adalah 512,8
Hz. Sedangkan untuk deret 1 frekuensi nada yang paling rendah adalah 609,6 Hz dan frekuensi yang paling tinggi
adalah 1049,8 Hz. Perbandingan antara frekuensi ke-n dengan n = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 pada deret 1 dan deret 2 rataratanya adalah 2,012.
Kata kunci: frekuensi, gamelan, bonang barung, audacity
Abstract This study aims to determine the frequency of bonangbarung. Data obtained by recording with Audacity
software and analyzed with analysis of existing facilities in the program, in order to obtain the sound frequency. The
results showed that the frequency of each tone is different. The frequency of the lowest tone on bonangbarung in series 2
is 300.1 Hz and the highest frequency is 512.8 Hz. As for series 1 of the lowest tone frequency is 609.6 Hz and the highest
frequency is 1049.8 Hz. Comparison between the frequency of the n with n = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 in the series 1 and series 2
the average is 2.012.
Keywords: frequency, gamelan, bonangbarung, audacity
I. PENDAHULUAN
Kebudayaan Jawa memiliki alat musik tradisional yang
beragam, salah satunya adalah gamelan. Terdapat dua
nada (laras) gamelan yaitu laras slendro yang bernada
lima dan laras pelog bernada tujuh. Dalam slendro dan
pelog, setiap nada gamelan memiliki pola khusus pada
ukuran interval. Jadi, instrumen dari satu set gamelan
tidak bisa dimainkan pada set yang lain. Dengan kata
lain, tidak ada nada standar. Setiap gamelan mempunyai
karakteristik bunyi tersendiri[1].
Penelitian tentang gamelan mengenai analisis frekuensi
dan pola dasar frekuensi gender laras slendro diperoleh
pola dasar
n
f n = f 0 2 5,
(1)
yang berlaku untuk gender laras slendro. Peralatan yang
digunakan yaitu microphone, komputer, pre-amp,
osiloskop dan generator frekuensi audio [2]. Penelitian
mengenai gamelan Jawa telah dilakukan dengan
mengukur dan mengidentifikasi frekuensi dasar beberapa
instrumen gamelan. Identifikasi dasar dilakukan dengan
menggunakan Sound Forge 8.0. Kisaran frekuensi
bonang yang diperoleh yaitu berkisar di antara 132
1832 Hz [3]. Penelitian lain mengenai gamelan gong Bali
telah dilakukan dengan menganalisis struktur puncak
frekuensi yang merupakan respons dari pengukuran
dengan microphone, PCB accelerometer, dan SLDV.
Microphone dan accelerometer data yang diperoleh
dengan sampling rate 50000Hz. Pengukuran frekuensi
yang dilakukan untuk mengarakterisasi fenomena
layangan yang dikenal sebagai ombak dalam permainan
gamelan Bali [4].
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengarakterisasi
frekuensi
gamelan
dengan

menggunakan perangkat lunak Audacity yang dapat


menganalisis bunyi dan menampilkan spektrum
bunyinya.
II. LANDASAN TEORI
A. Gamelan
Gamelan adalah instrumen musikal berupa kumpulan
alat-alat musik tradisional. Berdasarkan bahan
pembuatannya gamelan dibedakan menjadi dua yaitu dari
logam dan kayu. Salah satunya yang terbuat dari besi
yaitu bonang. Dalam gamelan, bonang berfungsi sebagai
penghias lagu pokok. Bonang terdiri dari dua baris
horizontal mangkuk logam yang terbuka ke bawah.
Diletakkan di atas tali yang direntangkan pada bingkai
kayu. Dalam satu set gamelan slendro-pelog lengkap
terdapat dua jenis bonang, yaitu bonang barung dan
bonang panerus. Slendro bonang memiliki sepuluh
mangkuk logam dan pelog bonang memiliki empat belas
mangkuk logam (gambar 1). Bonang panerus bernada
satu oktaf lebih tinggi dari bonang barung.

Gambar 1. Pelog bonang barung.

Deret 1 pada gambar 1 merupakan barisan mangkuk


logam dengan oktaf yang tinggi dan pada deret 2

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN: 0853-0823

Lusi Widayanti / Karakterisasi Frekuensi Bonang Barung dengan Menggunakan Audacity

merupakan barisan mangkuk logam dengan oktaf rendah.


Susunan nada pada setiap deret terdapat pada gambar 2.
Pemain gamelan menabuh bonang pada deret 1 dan deret
2 pada nada yang sama dan pada waktu yang bersamaan.
Pada penelitian lain [5] mengenai penentuan nada pada
dua gamelan pelog yang terbuat dari perunggu dapat
dilihat pada tabel 1.
B.Audacity
Audacity adalah open sourceaudio processor, perangkat
lunak yang dapat diperoleh secara gratis dan dapat
digunakan untuk merekam dan menganalisis gelombang
bunyi[6]. Pada saat merekam bunyi gamelan laptop
berpindah mengikuti posisi mangkuk logam. Keluaran
Audacity berupa profil frekuensi gelombang bunyi.

Gambar 2. Urutan nada pelog bonang barung.


Tabel 1. Data hasil penelitian pada gamelan swastigitha dan
gamelan kyai kaduk manis.

Gamelan Swastigitha
Nada
1
2
3
4
5
6
7

Deret 1
(Hz)
602
643
708
828
887
950
1052

Deret 2
(Hz)
300
324
353
415
444
472
525

Gamelan Kyai
Kaduk Manis
Deret 1
Deret 2
(Hz)
(Hz)
604
310
682
336
732
362
840
424
892
445
976
482
1077
538

III. METODE PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Ruang Auditorium kampus 1
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dengan
menggunakan perangkat lunak Audacity versi 2.0.3,
laptop Compaq 510 T5870 Intel Core 2 Duo @2.00GHz
dan satu set pelog bonang barung Gendhing Bahana UAD
seperti pada Gambar 3. Dalam penelitian ini langkah
awal dilakukan dengan merekam bunyi bonang barung
dengan menggunakan Audacity. Pada saat merekam
bunyi gamelan, laptop berpindah mengikuti posisi
mangkuk logam. Jarak rata-rata antara mangkuk logam
deret 1 dengan laptop adalah 41,5 cm.
Deret 1

41,5cm

Gambar 3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian.

25

Dengan menggunakan fasilitas analisis pada Audacity,


hasil rekaman dapat dianalisis dan diperoleh frekuensi.
Kemudian dari grafik yang diperoleh dilakukan
karakterisasi frekuensi sebagai pembuktian hasil analisis
dan eksperimen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian ini diperoleh dari perekaman suara
bonang barung. Suara dari 14 mangkuk logam dalam satu
set bonang barung direkam dengan menggunakan
perangkat lunak Audacity.
Hasil rekaman mangkuk logam pelog bonang barung
dengan perangkat lunak Audacity sebanyak 10 ketukan
pada nada rendah yaitu nada ke-2 pada deret 1 terlihat
pada gambar 4.
Setiap ketukan hasil rekaman di atas kemudian
dianalisis dengan spektrum plot yang tersedia pada
perangkat lunak Audacity terlihat pada gambar 5.
Frekuensi karakteristik mangkuk logam pada setiap
nada adalah frekuensi dengan intensitas bunyi yang
maksimum. Untuk mangkuk logam yang lain dengan
metode yang sama diperoleh frekuensi seperti terlihat
pada tabel 2.

Gambar 4. Bentuk gelombang mangkuk logam nada 2.

Gambar 5. Hasil analisis suara mangkuk logam nada 2.


Tabel 2. Data frekuensi pada deret 1 dan deret 2.

Nada
1
2
3
4
5
6
7

Frekuensi
Deret 1
(Hz)
609,6
653,9
705,8
822,3
887,1
954,5
1049,8

Standar
deviasi
(Hz)
0,4
0,1
0,2
0,1
0,1
0,3
0,3

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, 26 April 2014
ISSN: 0853-0823

Frekuensi
Deret 2
(Hz)
300,1
322,3
345,8
411
459,5
476,1
512,8

Standar
deviasi
(Hz)
0,1
0,2
0,3
0,2
0,2
0,1
0,4

266

Lusi Widayantii / Karakterisasii Frekuensi Bonaang Barung denggan Menggunak


kan Audacity

Freekuensi deret 1 dan frekuennsi deret 2 denngan nada yanng


sam
ma pada gambbar 6 menunjukkan bahwaa frekuensi tiaap
nadda berbeda-beeda. Semakin tinggi nada semakin besaar
frekuensinya. Perbandingann antara frrekuensi ke--n
denngann = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7paada deret 1 daan deret 2 rataarataanya adalah 2,012.
2

Informasi
In
2011 (SNATI 22011), ISSN: 1907-5022,
Yogyakarta,
Y
17--18 Juni 2011.
[4] D.W.
D
Krueger dan
d K.L.Gee, A
Acoustical and
d Vibrometry
Analysis
A
of a Large
L
Balinese Gamelan Gon
ng, J.Acoust.
Soc.
S Am. 128 (1), July 2010, ppp. EL8-EL13.
[5] W.A.Sethares,
W
T
Tuning,
Timbree, Spectrum, Sca
ale, 2nd Ed.,
Springer,
S
2005, pp. 379-380.
[6] A.
A Pejuan dan M.
M Novell, Auddio Processors as
a a Learning
Tool
T
for Basicc Acoustics,Comput Appl En
ng Educ 17,
2009,
2
pp. 379-388.(Publis
3
shed online in Wiley
In
nterScience.)

TANY
YA JAWAB
M Mataram
Khairril Anwar, UM
? Ben
ntuk gelombbang rekamaan bunyi alaat tersebut
bagaim
mana? Apakahh ada frekuenssi harmonikny
ya?

Gaambar 6. Hasiil analisis rekam


man suara manggkuk logam padda
bonaang barung.

Lusi Widayanti,
W
UAD
Bentu
uk gelombaang bunyi bonang barrung yang
dihasillkan adalah gelombang sinus. Adaa frekuensi
harmo
oniknya, tapi untuk penellitian ini yan
ng diambil
adalah
h frekuensi dassarnya.

LAN
V. KESIMPUL
F
Frekuensi
naada yang paaling rendah pada bonanng
barrung pada derret 2 adalah 300,1Hz
3
dan frekuensi yanng
palling tinggi addalah 512,8 Hz.
H Sedangkann untuk deret 1
frekuensi nada yang
y
paling rendah
r
adalahh 609,6 Hz daan
frekuensi yangg paling tinnggi adalah 1049,8 Hzz.
Perrbandingan anntara frekuenssi ke-n dengannn = 1, 2, 3, 4,
4
5, 6,
6 7pada derett 1 dan deret 2 rata-ratanya adalah 2,012..

Ag. Beekti S., USD


? Apak
kah f dapat lanngsung diketaahui?

USTAKA
PU

Mifran, UAD
? Alat apa harus dikkalibrasi?

[1]] Sumarsam, Introduction too Javanese Gaamelan, Reviseed


for Wesleyaans gamelan weebpage, Fall 20002.
[2]] A. Nugraha, Sumarna, dan A. Purw
wanto, Analisis
Frekuensi dan
d
Pola Dassar Frekuensi Gender Laraas
Slendro,Prosiding,Fakultass Matematikaa dan Ilm
mu
Pengetahuann Alam, UNY, Yogyakarta,
Y
1 Agustus
A
2006.
[3]] A. Tjahyantto, Y.K.Suprappto, dan D.P. Wulandari,Mod
W
el
Analysis-by-Synthesis Aplikasi
A
Pem
mbangkit Suarra
Gamelan Siintetik. Seminar Nasional Applikasi Teknologgi

Lusi Widayanti,
W
UAD
Dikeetahui. Dengaan analisis gellombang, frek
kuensi dapat
diketah
hui dengan memilih
m
menuu analisis pad
da audacity
kemud
dian dipilih spektrum ploot. Nanti ak
kan muncul
frekueensi dan intenssitasnya.

Lusi Widayanti,
W
UAD
Softtware tidak seccara langsungg dikalibrasi, tetapi
t
sudah
dikalib
brasi dengan bunyi
b
dari waavetone dengaan frekuensi
1000H
Hz diperoleh error 3,35%.

Proosiding Pertemuan Ilmiah XXVIIII HFI Jateng & DIY, Yogyakaarta, 26 April 20114
IS
ISSN:
0853-0823

Anda mungkin juga menyukai