2. Karakteristik Minyak
Chemical caracteristic
Tabel 1 menunjukkan komposisi asam lemak dari minyak jarak. Asam lemak
konten dapat dibagi menjadi dua kelompok utama seperti yang digambarkan.
dapat dilihat bahwa, kandungan asam lemak jenuh dari asam lemak jarak pagar
adalah 19,18% sedangkan asam lemak tak jenuh isinya adalah 81,21%. itu juga
melihat bahwa, rasio total asam lemak jenuh merupakan lebih dari 61% dari total
asam lemak tak jenuh sedangkan asam linoleat memiliki nilai yang jauh lebih
tinggi 34% dibandingkan linoleat 2% dari total asam lemak tak jenuh. Di sisi lain
asam palmitat menunjukkan lebih dari 83% asam lemak jenuh dan 15% dari total
asam lemak.
Tabel 2 menunjukkan karakteristik kimia dari asam lemak ethoxyate jarak pagar
pada 145oC menggunakan 1% K2CO3 untuk periode waktu yang berbeda. Tampak
jelas dari tabel 2 bahwa reaksi etoksilasi menyebabkan penurunan besar dalam
nilai asam karena konsumsi besar asam lemak sebagai reaksi etoksilasi terutama
terjadi dengan kelompok karboksilat bebas.
3. Proses Pembuatan Etoksilat Asam Lemak dari Minyak Biji Jarak Pagar
Secara umum Fatty Acid Ethoxylates dibuat melalui proses etoksilasi dimana
asam lemak direaksikan dengan etilen oksida. Metode ini dikenal dengan fatty
acid ethoxylation. Flow diagram proses pembuatan etoksilat asam lemak
Gliserol
Bahan baku
(Minyak
atau lemak)
Hidrolisis
Asam Lemak
Etoksilasi
Etoksilat
asam
lemak
Minyak dan lemak adalah substansi dari tumbuhan dan hewan yang terdiri
dari ester gliseril dari asam lemak atau trigliserida yang tidak dapat larut dalam
air. Sebelum digunakan minyak harus ditreatment terlebih dahulu agar bahan baku
yang akan digunakan benar-benar murni. Cara pemurnian minyak adalah dengan
membebaskan fosfatida dengan asam fosfat lalu pencucian untuk menghilangkan
kelebihan asam fosfat. Perlu dipergunakan karbon aktif untuk menyerap logam
berat dan menghilangkan kotoran seperti getah (gum), sabun dan padatan. Untuk
bahan olah minyak sawit, minyak inti sawit, dan minyak stearin sawit tahapan ini
sudah tidak diperlukan karena biasanya sudah diolah di daerah penghasil.
2. Hidrolisis minyak menjadi asam lemak
Proses pembuatan asam lemak dari minyak dapat dilakukan dengan cara
hidrolisis. Pada proses hidrolisis minyak (fat splitting), air memecah gugus alkil
dalam trigliserida dan membentuk asam lemak dan gliserol berdasarkan
persamaan reaksi berikut:
C3H5(COOR)3 + 3H2O
3RCOOH
+ C3H5(OH)3
Trigliserida
Air
Asam Lemak
Gliserol
Reaksi hidrolisis minyak dapat dilakukan pada tekanan rendah dan suhu
rendah akan tetapi reaksinya berlangsung lambat, sehingga diperlukan katalisator.
Katalisator tidak diperlukan jika hidrolisis dilakukan pada tekanan dan suhu
tinggi, hal ini disebabkan kelarutan air dalam minyak makin meningkat pada suhu
yang tinggi sehingga mampu memecah trigliserida dalam minyak.
Proses Hidrolisis minyak (fat splitting), yang saat ini dikenal ada tiga macam
cara yaitu:
a. Twitchell
Cara ini yang paling tua dalam fat splitting. Splitting dilakukan pada tangki
terbuat dari logam monel yang dioperasikan secara batch dengan kondisi operasi
pada suhu 100-105C dan tekanan atmosferik. Minyak dicuci terlebih dulu dengan
asam kemudian bersama-sama air (20-25% dari berat minyak) dan katalis (0,11,25% dari berat minyak) diumpankan ke dalam tangki. Katalis (reagent twitchell)
yang digunakan adalah asam-asam alkil-aril sulfonat atau asam-asam sikloalifatik
sulfonat. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan steam selama 12-48 jam.
Pada cara ini dapat diperoleh konversi sebesar 85- 98%.
dan
Reaksi etoksilasi gagal ketika dilakukan langsung pada jarak pagar pada suhu
yang berbeda (80-180 oC) dan persentase yang berbeda dari K2CO3. ini dapat
dikaitkan dengan komposisi trigliserida minyak jarak pagar yang tidak dapat
teretoksilasi menggunakan katalis K2CO3 konvensional karena kurangnya
hidrogen aktif yang diperlukan untuk reaksi tersebut. Oleh karena itu asam lemak
bebas dipisahkan dari minyak untuk meningkatkan reaksi menggunakan katalis
K2CO3 sebagai ini digambarkan dalam skema 1. Reaksi ini akan menyebabkan
hanya untuk pembentukan monoester yang berarti bahwa reaksi dengan etilen
oksida akan disukai terhadap reaksi esterifikasi itu layak disebutkan di sini bahwa
ketika reaksi dilakukan pada 80-120oC menggunakan 1% K2CO3 tidak ada produk
yang diperoleh namun produk etoksilat diperoleh pada 145oC menggunakan 1%
K2CO3 dan atau 120oC menggunakan 2% K2CO3.
4. Kegunaan
Sebagai contoh pada derajat etoksilasi (Produk ENVIRACID ) yang rendah
minyak dapat larut dan melakukan pelumasan dan agen anti-statis. Derajat media
hasil etoksilasi teretoksilasi bahan asam lemak dengan aktivitas permukaan yang
tinggi dan memberikan keseimbangan hidrofil/lipofil superior (HLB) untuk
digunakan dalam deterjen dan bahan pembersih. Produk ENVIRACID dengan
derajat yang tinggi ethoxylation cocok sebagai pelarut yang besar dan agen
pendispersi untuk emulsi minyak dalam air.
Umum: Fatty Acid etoksilat memiliki banyak kegunaan, terutama sebagai
surfaktan nonionik dalam berbagai formulasi kedua, industri & domestik. Ini juga
digunakan sebagai agen pembersih, agen pembasahan, dispersan atau pengemulsi
softners, berputar menyelesaikan agen di formulasi tekstil. Juga digunakan
sebagai pengemulsi, solubalizers dalam kosmetik & formulasi perawatan
kesehatan.
articles1/surfactants-widely-used-in-industrial-processes-fatty-