PENDAHULUAN
Perlakuan panas (heat treatmeant) dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi operasi
pemanasan dan pendinginan terhadap logam dan paduan,dimana perlakuan panas ini diberikan pada
logam atau paduan untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Pada proses perlakuan panas pada baja
karbon sedang, akan dihasilkan perubahan butir dan sifat mekanik materialnya.
Dalam perencanaan kontruksi mesin harus diupayakan menggunakan bahan sehemat mungkin,
karena setiap kelebihan beban yang tidak perlu berakibat fungsi atau kerja mesin serta memperbanyak
biaya produksi.Supaya berbagai tuntutan terhadap efisiensi bahan serta memaksimalkan hasil tercapai,
maka sifat-sifat bahan seperti mengoperasikannya pada kondisi tertentu harus diuji. Penguji yang lain
1
menyelidiki
kesalahan,perlakuan,atau
kelemahan
bahan
yang
dapat
timbul
pada
saat
a. Pada bahan yang sama dapat dklasifikasikan berdasarkan kekerasan. Dengan kekerasan tersebut
dapat ditentukan penggunaan dari bahan itu.
b. Sebagai control kualitas dari produk seperti halnya diketahui homoginitas akibat suatu proses
pembentukan dingin, pemaduan, heat treatment, cost hardening, dan sebagainya.
c. Sebagai sarana control terhadap proses tersebut.
d. Kekuatan bahan merupakan tekanan atau tegangan tinggi yang diterima suatu bahan akibat dari
perubahan bentuk tersebar sebelum terjadi pepatahan. Tegangan yaitu perpatahan kecil dalam yang
muncul pada suatu satuan bidang seluas 10 mm2.
1.2 Tujuan praktikum
Untuk mengetahui kekerasan suatu baja dengan menggunakan mesin penguji tekan atau mesin
penguji tarik. Untuk Mesin Penguji tekan menggunakan metode Rockweel, Brinnel dan Vicker dimana
metode brinnel menggunakan pembesaran mikroskopik sebesar 5X yaitu I= 0,004. Dan untuk Metode
Vickers pembesaran Mikroskop benda kerja oleh berbentuk segi empat sedangkan Brinnel berbentuk
Bola.
1.2.1 Proses Heat Treatment
Dalam proses ini mempunyai beberapa tujuan antara lain:
a. Mendapatkan sifat mekanika yang diinginkan dengan melakukan proses heat treatment.
2
b. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap sifat fisik dan sifat mekanik suatu material.
c. Membandingkan kekerasan suatu material yang mendapat perlakuan panas dengan material yang
tidak dapat perlakuan panas.
d. Untuk mengurang kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energy.
1.2.2 Pengujian kekerasan
Pengertian uji kekerasan Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan
pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu material. Meskipun
pengukuran hanya dilakukan pada satu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan cukup valid
untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah
digolongkan sebagai material ulet atau getas.
Uji keras juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh
perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah mengalami cold working,
hot working, dan heat treatment, dapat diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur
kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah
melakukan quality control terhadap material. Umumnya pengujian kekerasan menggunakan 3 macam
metode pengujian kekerasan, yakni :
Uji Brinell
Uji brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang terbuat dari baja chrom yang
telah dikeraskan dengan diameter tertentu, oleh gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam
yang diuji harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari bekas
lekukan, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara teliti untuk kemudian dipakai untuk
penentuan kekerasan logam yang diuji dengan menggunakan
Rumus:
L = NxIxB
Keterangan:
L
= Panjang diagonal
=5
2,5X
konstanta (2)
Kenaikan beban ini akan berlangsung sampai mencapai maksimum, untuk batang yang ulet
beban mesin tarik akan turun lagi sampai akhirnya putus. Pada saat beban mencapai maksimum, batang
uji mengalami pengecilan penampang setempat (Local necting) dan penambahan panjang terjadi hanya
di sekitar necking dan batang akan putus pada saat beban maksimum.
Pada pengujian tarik nantinya akan diperoleh sifat mekanik dari logam. Beberapa sifat mekanik
tersebut adalah:
A. Sifat Mekanik di daerah Elastis:
luluh (yield).
Kekakuan (stiffness): suatu batang yang memiliki kekakuan tinggi bila mendapat beban (dalam
tegangan-regangan.
Keuletan (Ductility)
Kemampuan bahan untuk berdeformasi tanpa menjadi patah. Dapat diukur dapat diukur dengan
besarnya tengangan plastik yang terjadi setelah batang uji putus. Ditunjukkan sebagai garis elastik
pada grafik tegangan-regangan.
Ketangguhan (Toughness)
Kemampuan menyerap energi tanpa mengakibatkan patah,dapat diukur dengan besarnya energi
yang diperlukan untuk mematahkan batang uji. Ketangguhan dinyatakan dengan modulus
ketangguhan yaitu banyaknya energi yang dibutuhkan untuk mematahkan satu satuan volume
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Sifat Mekanika Bahan
Pengujian bahan material digunakan untuk mengetahui sifat material yaitu sifat logam yang
dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik. Penggunaan bahanbahan teknik secara tepat dan efisien membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat-sifat mekanisnya.
Dan sifat mekanik logam merupakan sifat yang menyatakan kemampuan suatu logam dalam menerima
suatu beban atau gaya tanpa mengalami kerusakan pada logam tersebut. Sifat-sifat mekanik logam
antara lain:
2.1.1. Kekuatan (Strenght)
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan tersebut
menjadi patah Kekuatan ini ada beberapa macam, dan ini tergantung pada beban yang bekerja antara
7
lain dapat dilihat dari kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan puntir, dan kekuatan
bengkok.
2.1.2. Kekakuan (Stiffines)
Menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.Dimana dalam beberapa hal kekakuan ini
lebih penting dari pada kekuatan.
2.1.3. Kelelehan (Fatique)
Merupakan kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang
(cyclis stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastisitasnya. Sebagian besar
darikerusakan
yang terjadi
pada
komponen
mesin
disebabkan
oleh
kelelahan.Karenya
kelelahan merupakan sifat yang sangat penting tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak
faktor yang mempengaruhinya.
kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima beban yang
menimbulkan deformasi.
2.1.6. Kekerasan (Hardness)
Dapat didefinisikan sebagai kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan, pengikisan
(abrasi), penetrasi.Sifat ini berjkaitan erat dengan sifat keausan (wear resistance).Dimana kekerasan ini
juga mempunyai korelasi dengan kekuatan.
yang permanen
setelah
tegangan
dihilangkan
dan
kembali
ke
ukuran
serta
bentuk asalnya. Contoh aplikasi jika sifat kekenyalan bahan yang ditonjolkan adalah penggunaan bahan
baja untuk pegas.
2.1.8. Kegetasan (Brittleness)
Merupakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi platis (permanen) tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan.material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai
material yang getas (brittle).
2.1.9. Stress (Tegangan)
Tegangan adalah Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda
. Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satunnya Nm-2.Tegangan diberi simbol (dibaca sigma).
Rumus menghitung tegangan:
( )=
F
N /mm2
A0
1
A 0= D 0 (
4
2 mm )
Keterangan:
F
= egangan (N/mm2)
D0
Regangan
()=
l
100
l0
Dimana:
F
= Gaya ( KN )
= Regangan
= Perpanjangan (mm)
D0
L0
A0
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur
mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat
mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan
dengan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan
strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau pendinginan dari suatu
logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan
hal ini maka kecepatan pendingin dan batas temperatur sangat menentukan.
Bentuk struktur Baja:
-Body Centered Cubic (BCC), kubus pusat dalam, yaitu bentuk struktur yang terbuka.
-Close Packed Hexagonal (CPH), yaitu bentuk struktur yang sangat tertutup.
-Face Centered Cubic (FCC), yaitu bentuk struktur tertutup.
11
Sifat logam yang dipengaruhi sifat mekanik oleh struktur mikro logam disamping posisi kimianya, ada
tujuan dari Heat Treatment:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ketebalan bahan:
a. Pengaruh unsur karbon
Kekerasan baja tergantung pada jumlah karbon di dalam baja, dimana makin tinggi persentase
karbonnya makin keras bajanya
b. Pengaruh suhu pemanasan
Baja karbon rendah dipanaskan diatas titik kritis atau tertinggi.Seluruh unsur karbon kedalam
larutan padat dan selanjutnya didingankan.Baja karbon tinggi biasanya dipanaskan hanya sedikit
diatas titik kritis terendah (bawah).Dalam hal ini, terjadi perubahan bentuk perlite menjadi austenit.
Pendinginan yang dilakukan pada suhu itu akan membentuk martensit. Juga suatu kandungan karbon
diatas 0,83% tidak terjadi perubahan sementit bebas menjadi austenit, karena larutannya menjadi
keras. Sehingga perlu dilakukan pemanasan pada suhu tinggi untuk mengubahnya dalam austenit.
Lama pemanasan tergantung pada ketebalan bahan tetapi bahan harus tidak berukuran panjang
karena akan menghasilkan struktur yang kasar.
c. Pengaruh Pendinginan
Jika bahan didinginkan dengan kecepatan minimum yang disebut kecepatan pendinginan kritis
maka seluruh austenite akan berubah kedalam bentuk martensit. Sehingga akan mnghasilkan
kekerasan baja yang maksimum. Adapun kecepatan pendingina kritis adalah bergantung pada
komposisi kimia baja. Untuk pendinginan yang cepat digunakan larutan garam / Soda Api yang
dimasukkan kedalam air. Sementara itu untuk pendinginan yang sangat lambat digunakan hembusan
udara secara cepsat melalui batas laspisnya.
Dari penjelasan diatas, secara umum pemanasan pada baja dpat dibuat skema transformasi dekomposisi
austenite seperti gambar 2.2
12
A3
13
Titik eutectoid selama pendinginan ferit pada komposisi alfa dan sementit pada komposisi terbentuk
simultan dari austenite. Reaksi austenite ini dinamakan Transformasi
A1
dinamakan ferrit.
e3
c)
Gambar 2.1 menunjukkan diagram fasa besi karbida, untuk memilih suhu yang tepat pada
berbagai operasi heat treatment dan memperlihatkan struktur yang dapat diperoleh setelah pendinginan
perlahan-lahan.
Dilihat dari transformasi ada 3 macam baja yaitu :
a. Baja dengan titik transformasi
diatas
A1
A1
14
A1
A3
atau
A1
kamar
c. Baja dengan daerah austenit yang kecil, berupa ferit sampai temperatur tinggi pada daerah
komposisi tertentu
2.3 Proses Pengujian Kekerasan
Kekerasan suatu material merupakan sesuatu ketahanan material terhadap gaya penekanan dari
material lain yang lebih keras, (kekerasan merupakan ketahanan terhadap deformasi dan merupakan
ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastis atau deformasi permanen, Dieter 1987). Prinsip
pengujian kekerasan ini yaitu pada permukaan material dilakukan penekanan dengan indentor sesuai
dengan parameter (diameter, beban, dan waktu). Berdasarkan metode penekanan tersebut, dikenal 3
metode pengujian yaitu :
2.3.1. Metode Gores
Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman atau lebar goresan pada benda uji dengan cara
menggoreskan permukaan benda uji dengan material pembanding. Intendor yang biasa digunakan
adalah jarum yang terbuat dari intan. Namun, metode ini tidak cocok untuk logam yang skala
kekerasannya tinggi. Selain itu kemampu-ulangannya rendah karena idak akurat. Metode ini tidak
banyak digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masih dalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan
oleh Friedrich Mohs yaitu dengan membagi kekerasan material didunia ini berdasarkan skala (yang
kemudian dikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasan yang paling
rendah, sebagaimana dimiliki oleh talc, hingga skala 10 sebagai nilai kekerasan tertinggi, sebagaimana
yang dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohs urutan nilai kekerasan material didunia diwakili oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Talc
Gypsum
Calcite
Flourite
Apatite
6. Orthoclase
7. Quartz
8. Topaz
9. Corondum
10. Diamond
Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase (6) tetapi tidak mampu digores oleh apatite (5),
maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa
metode ini memiliki kekurangan utama berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatu material. Bila
15
kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilai-nilainya berkisar 1-9 saja,
sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.
Untuk bahan/ material pengujian brinel harus disiapkan terlebih dahulu. Material harus bersih
dan diusahakan halus (minimal N6 atau digerinda). Harus rata dan tegak lurus, bersih dari debu, karat,
dan terak.
Standar
- ASTM E10
- ISO 6506
UJI BRINEL
30D^2 = Lama penekanan 25 detik (baja lunak)
2.5D^2= Lama penekanan 100 detik (logam lunak seperti Timah)
5D^2 = Lama penekanan 30 detik (logam non ferro/paduan)
10D^2 = 20 detik
30D^2 = test load 1839 N
2.5^2 = test load 613 N
5D^2 = test load 306 N
10D^2 = test load 613 N
Rumus
HB = gunakan n x i
Ket:
N = Hasil pengukuran
I = Perbedaan yang digunakan (2.5x atau 5x)
Misal:
1. Identor = 2.5
2. Hasil Luka
= 203
3. Pembesaran 2.5x
17
Jadi: HB
=nxi
= 203 x 0,004 (karena menggunakan pembesaran 2.5x)
=0.812 (hasil dari HB)
B = Bila
2.5 kostanta (4)
5 kostanta (2)
L ditemukan
b. Metode Vickers
Uji Vickers di kembangkan di Inggris tahun 1925an. Di kenal juga sebagai Diamond Pyramid
Hardness test (DPH). Uji kekerasan Vickers menggunakan indentor Piramida intan, besar sudut antar
permukaan piramida intan yang saling berhadapan adalah 136.
Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu micro (10g 1000g)
dan macro (1kg 100kg).
Gunakan beban:
a. Material keras 980 N
b. Material lunak 294: N (pada Mc ambil beban terkecil D306 N dengan memutar knock beban searah
Rumus
L =NxI
L = Panjang diagonal
N = Hasil pengukuran luka indicator
I = Konstanta pembesaran Microskop
2.5x = 0.004
5x = 0.002
L ditemukan
c. Metode Rockwell
Pengujian rockwell menggunakan indentor bola baja diameter standar (diameter 10mm,
diameter 5mm, diameter 2.5mm, dan diameter 1mm) dan indentor kerucut intan. Pengujian ini tidak
membutuhkan kemampuan khusus karena hasil pengukuran dapat terbaca langsung. Tidak seperti
metoda pengujian Brinell dan Vickers yang harus dihitung menggunakan rumus terlebih dahulu.
20
21
hasil indentasi berdampak pada tingkat kekerasan material. Semakin dalam indentasi semakin lunak
material yang kita uji.
2.4 Proses Pengujian Tarik
Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan di industri dan
didunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data dan data yang didapatkan memperoleh
informasi mengenai sifat mekanik suatu material. Pengujian tarik dapat dilakukan pada semua material
logam, keramik, maupun polimer.
Uji tarik rekayasa dapat dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
material dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada uji tarik, material
diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamanan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (devis, troxel, wiskocill, 1955). Kurva
tegangan regangan diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji.
Tegangan yang digunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik
yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang melintang benda uji.
a=
p
A0
Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan linier rata-rata,
dengan membagi yang diperoleh perpanjangan panjang ukur (gauge length) benda uji, L , dengan
panjang awal ,
E=
L0
L LL0
=
L0
L0
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Modul 1 : PROSES PENGUJIAN KEKERASAN
A. Hari dan Tanggal praktikum
: 19 Nopember 2016
B. Topik praktikum
C. Tujuan Praktikum
3
4
Membandingkan nilai kekerasan (brinell dan vickers) dari bebrapa jenis logam
Mengetahui prinsip dan teknik kekeran mikro dan mengaplikasikan untuk mengetahui kekerasan
5
6
D. Bahan
ST 42
Tebal (t)
Panjang
: 20 mm
: 5 cm
F. Langkah Kerja
1 Siapkan benda kerja:
a) Potong benda kerja dengan ukuran panjang 40mm
b) Haluskan permukaan benda kerja menggunakan kikir dan ampelas sampai mengkilap
f
g
Setting display monitor pada mesin sesuai dengan sistem uji yang berada pada tabel
Tekan tombol enter pada display mesin universal hardness tester sampai muncul tulisan ok pada
monitor
Kendorkan spindel landasan, geser benda kerja pada sisi pinggirnya untuk mendapatkan percobaan
i
j
k
sebanyak 3x
Tekan tombol emter pada display mesin muncul tulisan OK
Lakukan percobaan sebanyak 3x pada benda kerja
Catatlah nilai kekersan yang muncul pada display mesin, kemudian ambil nilai rata-rata
detik
8) Angkat main load dengan memutar hundle arah ccw
9) Turunkan benda uji dengan memutar hundle wheel arah ccw
10) Ukur panjang diagonal luka dengan mickroskop
5. Untuk metode brinel adapun caranya sbb:
1 Pilih indikator diamond brinell
26
2
3
a
4
5
6
7
8
9
detik
Angkat main load dengan memutar hundle arah ccw
Turunkan benda uji dengan memutar hundle wheel arah ccw
Ukuran panjang diagonal luka dengan mickroskop
Rumus:
L =NxIxB
L = panjang diagonal
N = hasil pengurangan luka indikator
I = konstanta perbesaran mickroskop
2.5 x = 0.004
5 x = 0.002
B = bila 2.5 konstanta (4)
5 konstanta (2)
10 L Ketemu
1)
2)
3)
a.
b.
4)
5)
6)
Type
: CV-700
Identor
-
Brinell
Vickers
Rockell
Pembesaran Mikroskop
28
No
Harga
Jenis
Percobaan
Pengujian
Ke
Rockwell
240
Brinell
5,12
135
Vickers
0,844
78.1
Rockwell
247
Brinell
4,344
193
Vickers
Rockwell
Brinell
Vickers
2
3
3
3
0,84
78.8
4,272
0,838
242
199
419
Kekerasan
N
248
247
246
244
242
242
240 240
238
236
1
29
250
200
150
199
193
135
100
50
0 1
1
79
78.8
78.5
78
77.5
1
78.1
30
3
3
I.
Kesimpulan
Dari kita ambil kesimpulan di atas bahwa dari ke tiga media pendinginan yaitu: Air,Oli,dan Oli
SAE 90 . Membuktikan bahwa specimen besi ST 42 dengan pemanasan suhu 900
dengan media
pendinginan Oli SAE 90 adalah spesimen paling keras. Kemudian di ikuti Air. Kemudian Udara.
Demikian yang dapat di simpulkan dari ketiga jenis percobaan uji kekerasan.
J. Saran
Saran dari praktikum Ilmu Logam ini,Sebaiknya untuk pengambilan data menggunakan
software. Agar mempermudah untuk pengambilan data dalam bentuk foto.
31
: 16 Oktober 2016
B. Topik praktikum
: Pengujian Tarik
C. Tujuan
: 75 mm
32
3. Panjang
: 225 mm
F. Langkah Kerja
1. Buka aplikasi Uji Tarik
Jalur Encoder
Jalur Motor
33
10. Dan proses Uji Tarik sedang berjalan dan setelah selesai klik berhenti
34
G. Data Pengamatan
35
= 50 mm
W0
t0
= 3750 mm
37
Kesimpulan
Bahwa prinsip dasar uji Tarik yaitu dengan menarik suatu specimen/benda kerja dengna alat
yang telah diatur sehingga gaya atau beban mengalami deformasi plastis.
J. Saran
Adapun saran dari praktikum Ilmu Logam ini. Sebaiknya untuk pengambilan Data
menggunakan Software. Agar mempermudah pengambilan data dalam bentuk grafik.
38
LAMPIRAN
B. IKHTISAR-IKHTISAR JENIS BAJA
No
1
Nama Baja
ST 34
ST 37
Sifat-Sifat
Dapat di semen,dapat
Pemakaian
Suku cadang yang mementingkan liat
di sambung,tak dapat
di sepih
Dapat di semen,tidak
keeling
Batang-batang profil sekrup,plat
ST 42
di perkeras
Dapat di semen,tak
ST 50
baik di sepuh
Tak dapat di
Bangunan kapal,jembatan
semen,dapat di sepuh
konstruksi,bangunan gedung
Bagian-bagian dengan muatan tinggi
ST 60
sedikit
Dapat di sepuh,dapat
ST 70
di adikan
Dapat di sepuh
7
8
9
Baja Krom
Baja Cr-Mn
Baja Cr-Ni
rol,pegas
Untuk suku cadang pada muatan tinggi
Muatan yang paling tinggi
Suku cadang mobil,roda gigi
10
Baja Cr-Mo
dalam air
Baja untuk di jadikan
11
12
Baja Cr-Va
Baja tahan
Dapat di sepuh
Tidak dapat berkarat
berubah-ubah,serta pegas
Pegas
Pisau dan sudu turbin
13
karat
Baja V2A
Tidak dapat
berkarat,tahan
terhadap pengaruh
14
Baja Invar
kimia
Tak punya koefisien
15
Baja nitrasi
muai
Permukaannya
astronomi
Suku cadang dari keausan paling tinggi
mempunyai
kekerasan paling
16
Baja tahan
tinggi
Dapat di
panas
jadikan,tahan suhu
sampai 1200
17
Baja magnet
18
19
Baja keras
Baja khrom
silium
20
Baja wolfram
21
Baja Cr-Wo
22
Baja potong
cepat
Baja
widea,stelit
Baja SM
23
24
Magnet permanen
yang kuat
Liat,tahan aus
Keras,bentuk tak
berubah waktu di
kejut
Keras,mempunyai
sifat magnet yang
baik
Liat,keras
Liat,keras,sifat
potong baik
Keras,tahan aus
Lunak,liat dan keras
40
41
42
43
44