Proposalku 2016 R
Proposalku 2016 R
Proposal Skripsi
Program Studi Teknik Informatika
Giyarto
2114T0842
Oleh :
G I YAR T O
2114T0842
Disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
PROPOSAL
1.
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kekeringan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya
ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kehidupan, pertanian,
kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kekeringan merupakan suatu kondisi
penyimpangan sementara dan berbeda dengan musim kemarau. Kekeringan
bersifat relatif, dan dapat terjadi pada berbagai daerah dengan tipe iklim yang
berbeda. Mengingat banyaknya dampak yang disebabkan oleh kekeringan
dalam kehidupan, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk menanggulangi
bahaya kekeringan, salah satunya dengan cara melakukan sistem monitoring
kekeringan yang dapat menghasilkan peringatan dini akan terjadinya maupun
berakhirnya suatu fenomena kekeringan.
Kekeringan dapat terjadi secara
berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak
dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu
dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun,
bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang
panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan
basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basah-dekade kering.
Terjadinya kekeringan meteorologi merupakan tanda awal terjadinya
kekeringan, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat
kekeringannya sehingga bisa dijadikan sebagai peringatan dini akan adanya
kekeringan yang lebih jauh. Adapun macam-macam metode analisis
kekeringan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Percent of Normal,
Reclamation Drought Indeks (RDI), Crop Moisture Index (CMI), Standardized
Precipitation Index (SPI), Palmer Drought Severity Index, Theory of Run.
Metode yang digunakan dalan penelitian ini menggunakan metode SPI,
yang merupakan model untuk mengukur kekurangan/defisit curah hujan pada
mengolah,
memanipulasi,
analisis,
memperagakan
dan
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu berjudul Penggunaan Metode Standardized
Precipitation Index Untuk Identifikasi Kekeringan Meteorologi Di Wilayah
Pantura Jawa Barat. Permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana
menganalisis secara spasial kondisi kekeringan meteorologi di wilayah pantura
Jawa Barat dengan metode SPI yang diperoleh dari data curah hujan bulanan
dengan periode waktu 30 tahun atau lebih yang ada di wilayah pantura Jawa
Barat. Yang akan dikorelasikan dengan kondisi El Nino pada saat itu. Adapun
hasil daripada penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
rata-rata curah hujan wilayah untuk masing-masing kabupaten di pantura
Jawa Barat menunjukkan pola curah hujan yang sama yaitu pola hujan
monsunal dengan puncak curah hujan maksimum terjadi pada bulan Januari dan
minimumnya pada bulan Agustus. Menurut Borger (2001) bahwa kriteria
tingkat kekeringan meteorologi dibatasi sebagai suatu periode dengan tiga atau
lebih bulan kering berturut -turut yaitu bulan dengan curah hujan kurang dari
100 mm per bulannya dan kurang dari 200 mm per tiga bulannya. Untuk
menggambarkan sebaran curah hujan diperlukan informasi spasial yang
sangat penting dalam menentukan daerah-daerah yang memiliki curah hujan
minimum di wilayah Kabupaten Indramayu, Subang, dan Karawang (Triatmoko
dan Satria, 2013).
Penelitian yang lain berjudul Penyusunan Software Aplikasi Spasial
Untuk
Menentukan
Tingkat
Kekeringan
Meteorologi
Di
Indonesia.
Permasalahan pada penelitian ini yaitu daerah cakupan yang sangat luas dengan
mode yang berbeda yaitu menentukan nilai tingkat
kekeringan (Drought
Severity Score). Interpretasi yang digunakan metode ini berbeda dengan SPI.
Serta aplikasi yang digunakan dalam penyusunan tingkat kekeringan
meteorologi menggunakan Visual Basic yang dilengkapi ekstension Map Object
yang berbasis desktop. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa software
aplikasi visual basic berhasil menganalisis dan memetakan kekeringan
meteorologi di Indonesia dengan daerah yang berpotensi kering dan sangat
kering yaitu Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kejadian bulan kering dengan nilai
curah hujan kurang dari 100 mm per bulan terjadi antara bulan Mei-Oktober
dengan distribusi daerah pantura Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan pulau Sumatera Barat, Kalimantan dan Irian Jaya tidak berpotensi
terjadi kekeringan. Posisi lintang utara potensi kekeringan lebih rendah
dibanding lintang selatan (Adi Witono dkk, 2006).
Adapun penelitian yang lain lagi dengan judul Pemanfaatan Sistem
Informasi Geografis Untuk Memetakan Hasil Pemilu Legislatif 2009 Di Daerah
Metode Peneltian
Metodologi penelitian ini berupa serangkaian kegiatan yang mendukung
proses pelaksanaan penelitian, serta kegiatan lainnya yang juga sangat
mendukung proses penelitian. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
dalam penelitian ini, yang diantaranya adalah :
3.1. Tahap Pra Pemrosesan
Tahap ini merupakan tahapan paling awal yang dilakukan sebelum
melaksanakan proses penelitian. Tahapan ini sangat penting dalam
pengorganisasian pengumpulan data lapangan maupun data atibut. Tujuan
dari tahapan ini adalah mempersiapkan rencana kerja yang akan digunakan
untuk melaksanakan proses penelitian yang dimulai dengan studi literatur
dari berbagai sumber perancangan Sistem Informasi Geografis serta
aplikasi programnya.
Dalam tahap ini juga dilakukan pengumpulan data berupa data
spasial dan data atibut. Data spasial adalah data berupa peta yang dijadikan
sebagai dasar untuk membuat konsep perancangan Sistem Informasi
Geografis. Data atribut merupakan data pelengkap yang digunakan sebagai
informasi dari data spasial. Dalam data atribut menyajikan informasi
mengenai data curah hujan pos pengamatan dan indeks kekeringan yang
ada di kabupaten/kota di Jawa Tengah.
3.2. Tahap Pemrosesan
Tahap ini adalah tahapan yang dilakukan setelah mendapatkan data
yang telah dikumpulkan. Jika data-data tersebut telah lengkap, maka
dalam
bentuk
web.
Dan
juga
merupakan
tahap
Daftar Pustaka
Adi Witono, Lely Q.A, Hendra Sumpena (2010). Penyusunan Software
Aplikasi Spasial Untuk Menentukan Tingkat Kekeringan Meteorologi Di
Indonesia. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN.
Danu Triatmoko, Armi Susandi, Musa Ali Mustofa, Erwin E.S. Makmur
(2012). Using Standardized Precipitation Index Method for Identification
Meteorological Drought in Pantura West Java Area . Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
Muliawan, Hadi (2012).
Analisa Indeks