Postmodern
Postmodern
RI baru dengan sosok yang pro terhadap Barat dan berpaham kapitalis. Baru setelah itu,
mereka mengobarkan paham Globalisasi kepada masyarakat Indonesia dengan imingiming kemajuan,yang padahal hanya sebagai alat kaum kapitalis untuk memperkuat dan
memperlebar jaringannya di dunia.
Jika dihubungkan dengan peran Amerika Serikat dalam peristiwa G 30 S, kita dapat menarik
suatu benang merah bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya insiden kontroversial
tersebut ialah keganasan Amerika, dkk melalui CIA untuk menggulingkan Soekarno dari
kekuasaanya. Peristiwa G 30 S hanyalah sebuah praktik dari rekayasa barat terhadap
Indonesia agar Indonesia terlepas dari berdikari dan hubungan dekatnya dengan komunis
Uni Soviet yang akhirnya menyebabkan pemerintahan Soekarno jatuh dan digantikan
dengan pemerintahan dengan sebuah sistem ekonomi baru yang dipimpin Presiden Soehato,
bernama kapitalis.
Era Baru, Revolusi Dimulai
Bangsa Indonesia mulai memasuki era Ekonomi Kapitalis sejak pasca G 30 S. Dimana, para
Jendral yang menjadi korban adalah korban dari sebuah Kapitalisme yang diagung-agungkan
oleh Barat.
Era Baru Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Soeharto sangat membuka jalan bagi
Globalisasi/Kapitalisme untuk masuk di Indonesia. Banyak Revolusi yang terjadi kepada
rakyat. Bagi ia yang ber-uang dan berilmu dapat dengan mudah memperoleh status
Konglomerat, dan bagi dia yang bodoh dan miskin mendapat status Kaum Papa. Di era
Soeharto, Indonesia terus menerus meminjam dana kepada barat yang terus menambah
hutang luar negeri Indonesia. Dimana hutang ini akan jatuh tempo pada tahun 1998.
Praktik Awal daripada Revolusi
Praktik daripada revolusi ini sudah terbentuk sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
didirikan. Mengapa saya berasumsi bahwa PBB merupakan cara praktik pertama Barat
menguasai dunia? Karena PBB memiliki The Big 5. Jika tujuan PBB untuk membantu dunia
lepas dari belenggu kemiskinan, mengapa harus ada The Big 5 yang punya hak veto?
Ilustrasi cinta uang
Justru, dengan adanya The Big 5 (Inggris, Perancis, Amerika Serikat, China/RRC, Rusia/Uni
Soviet) malah membuat dunia semakin terpuruk. Karena, hak the big 5 membuat negaranegara lain tidak bisa berekspresi bebas untuk negaranya (seperti halnya pembuatan nuklir,
yang hanya boleh dilakukan oleh The Big 5). Ditambah dengan hak veto, yaitu hak
membatalkan perjanjian di dalam perundingan.
Praktek Berikut daripada Revolusi
Organisasi IMF (International Monetary Fund), World Bank, IGGI dan Organisasi lainnya,
terutama terhadap lembaga ekonomi yang berdomisili di bawah naungan PBB merupakan
alat penggerak program Kapitalisme terhadap dunia miskin dan berkembang. Terutama
kawasan Asia-Afrika, dan wilayah miskin-berkembang lainnya. PT. Freeport menjadi bukti
bahwa perjanjian kapitalisme terhadap Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Borok di
Papua tersebut masih tidak bisa diusir sampai saat ini.
Globalisasi dalam ekonomi, semakin membawa Indonesia menjadi budak para konglomerat
barat. Minyak Indonesia saja 92% dikuasai konglomerat, sisanya 8% baru dikuasai
PERTAMINA. Oleh sebab itu, harga minyak sangat mahal. Bagi saya, untuk apa kita
mengikuti tren harga minyak dunia jika kita punya surga minyak di bawah kaki negara ini
sendiri?
Itu baru contoh kecil. Masih banyak lagi contoh kekuasaan kapitalis yang menggerogoti
Indonesia, salah satunya adalah ketergantungan masyarakat Indonesia untuk menggunakan
merk-merk buatan luar negeri. Padahal bahan mentahnya diproduksi dari Indonesia.
Sungguh ironis sekali melihat mental masyarakat kita yang sangat mengagungkan Barat.
Bagaimana kita dapat keluar dari jeratan kapitalis ini? Semua sudah terjadi. Sulit memang,
sangat sulit. Sebab kanker tersebut sudah merasuk terlalu dalam ke dalam mental bangsa.
Hanya satu yang dapat kita lakukan, tetaplah mengutamakan kepentingan rakyat
dibandingkan diri sendiri! Mari kita mulai dari hal yang kecil saja, contohnya dengan
membeli produk-produk buatan asli Indonesia sehingga menambah kemakmuran orang
Indonesia itu sendiri.