Anda di halaman 1dari 7

BADAN PUSAT STATISTIK

No. 10/02/Th. XI, 15 Februari 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2007


Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2007 meningkat sebesar 6,3 persen terhadap tahun
2006, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutankomunikasi 14,4 persen dan terendah di sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDB
tanpa migas pada tahun 2007 mencapai 6,9 persen.
Besaran PDB Indonesia pada tahun 2007 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 3.957,4 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai Rp 1.964,0 triliun.
Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2007 dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q)
menurun sebesar minus 2,1 persen, dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2006 (y-on-y) tumbuh
sebesar 6,3 persen.
Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yaitu
sebesar 63,5 persen, konsumsi pemerintah 8,3 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik
24,9 persen serta ekspor neto 4,1 persen (ekspor 29,4 persen dan impor 25,3 persen).
Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2007, dengan pertumbuhan
tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, diikuti oleh ekspor 8,0 persen,
konsumsi rumah tangga 5,0 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 3,9 persen, serta impor sebesar
8,9 persen.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi 6,3 persen adalah ekspor 3,8 persen, diikuti konsumsi rumahtangga
2,9 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,0 persen, konsumsi pemerintah 0,3 persen serta impor 3,3
persen.
PDB per-kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2007 mencapai Rp 17.6 juta (US$ 1.946,1), lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp 15,0 juta (US$ 1.662,6), sementara Produk Nasional
Bruto (PNB) per-kapita tahun 2007 mencapai Rp 16,9 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya Rp 14,4 juta.
Walaupun kontribusinya semakin menurun pulau Jawa masih merupakan penyumbang terbesar dalam
pembentukan PDB Indonesia Triwulan IV 2007 sebesar 58,2 persen. Pulau Sumatera kontribusinya
sebesar 23,2 persen, Kalimantan 9,8 persen, Sulawesi 4,3 persen dan kelompok propinsi-propinsi lainnya
secara keseluruhan menyumbang 4,5 persen.

I.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2007


Perekonomian Indonesia pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen
dibanding tahun 2006. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2007 mencapai Rp
Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. XI, 15 Februari 2008

1.964,0 triliun, sedangkan pada tahun 2006 sebesar Rp 1.847,3 triliun. Bila dilihat berdasarkan
harga berlaku, PDB tahun 2007 naik sebesar Rp 617,9 triliun, yaitu dari Rp 3.339,5 triliun pada
tahun 2006 menjadi sebesar Rp 3.957,4 triliun pada tahun 2007.
Tabel 1
Nilai PDB Tahun 2006-2007 dan
Laju Pertumbuhan Tahun 2007 menurut Lapangan Usaha
LAPANGAN USAHA
(1)
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh.
9. Jasa-jasa
PDB
PDB Tanpa Migas

Atas Dasar
Harga Berlaku
(Triliun Rupiah)
2006
2007

Atas Dasar
Harga Konstan 2000
(Triliun Rupiah)
2006
2007

Laju
Pertumbuhan
(Persen)
2007

Sumber
Pertumbuhan
(Persen)
2007

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

433,2

547,2

262,4

271,6

3,5

0,5

366,5
919,5
30,4
251,1
501,6
231,8
269,1
336,3
3.339,5
2.967,3

440,8
1.068,8
34,8
305,2
590,8
265,3
305,2
399,3
3.957,4
3.541,0

168,0
514,1
12,3
112,2
312,5
125,0
170,1
170,7
1.847,3
1.703,6

171,4
538,1
13,5
121,9
338,9
142,9
183,7
182,0
1.964,0
1.821,4

2,0
4,7
10,4
8,6
8,5
14,4
8,0
6,6
6,3
6,9

0,2
1,3
0,1
0,5
1,4
1,0
0,7
0,6
6,3
-

Selama tahun 2007, semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan-komunikasi yang
mencapai 14,4 persen, diikuti oleh sektor listrik-gas-air bersih 10,4 persen, sektor konstruksi 8,6
persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 8,5 persen, sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan
8,0 persen, sektor jasa-jasa 6,6 persen, sektor industri pengolahan 4,7 persen, sektor pertanian
3,5 persen, serta sektor pertambangan-penggalian 2,0 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas
pada tahun 2007 mencapai 6,9 yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secara
keseluruhan yang besarnya 6,3 persen.
Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor
dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2007. Walaupun kenaikan nilai
nominalnya relatif kecil, sektor-sektor ekonomi yang nilai nominalnya besar tetap akan menjadi
penyumbang terbesar bagi pertumbuhan. Sektor pengangkutan-komunikasi, walaupun
mengalami pertumbuhan tertinggi 14,4 persen, sektor tersebut hanya memberikan kontribusi
sebesar 1,0 persen terhadap total pertumbuhan. Sebaliknya sektor perdagangan-hotel-restoran,
walaupun tumbuh 8,5 persen tetapi menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi sebesar 1,4
persen. Sumber-sumber pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1 diatas.

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th.XI, 15 Februari 2008

Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Tahun 2007
Atas Dasar Harga Konstan 2000
18.0
16.0

14.4

14.0

persen

12.0

10.4

10.0

8.6

8.5

8.0

8.0

6.6

6.0
4.0
2.0

4.7
3.5
2.0
0.5

1.3
0.2

0.5

0.1

1.4

1.0

0.7

0.6

0.0
Pert anian

Pert ambangan

Indust ri

LGA

Laju Pertumbuhan

II.

Konst ruksi

Perdagangan

Angkut an

Keuangan

Jasa-jasa

Sumber Pertumbuhan

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV/2007


Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2007 yang digambarkan oleh
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar minus 2,1 persen
dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut masih mengikuti pola tahun-tahun
yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III.
Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2007 ini terutama karena sektor pertanian
mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu minus 22,9 persen karena siklus musiman. Sektor
pertambangan-penggalian yaitu minus 0,1 persen dan sektor industri pengolahan minus 0,2
persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV mengalami pertumbuhan positif.
Sektor pengangkutan-komunikasi tumbuh 6,8 persen, sektor konstruksi tumbuh 3,8 persen,
sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan tumbuh 3,1 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 2,9
persen, sektor listrik-gas-air bersih tumbuh 2,0 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran
tumbuh 0,5 persen.
Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Triw III 2007
Terhadap
Triw II 2007
(2)

Triw IV 2007
Terhadap
Triw III 2007
(3)

Triw IV 2007
Terhadap
Triw IV 2006
(4)

PDB

9,3
- 0,7
3,0
3,6
3,7
4,8
6,5
1,9
0,7
3,9

- 22,9
- 0,1
- 0,2
2,0
3,8
0,5
6,8
3,1
2,9
- 2,1

3,1
- 2,1
3,8
11,8
9,9
9,1
17,4
8,6
7,2
6,3

PDB Tanpa Migas

4,0

- 2,2

7,0

LAPANGAN USAHA
(1)
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa

Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. XI, 15 Februari 2008

Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2007 bila dibandingkan


dengan triwulan IV tahun 2006 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 6,3 persen.
Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertambanganpenggalian yang mengalami kontraksi 2,1 persen. Sektor pengangkutan-komunikasi mencapai
pertumbuhan tertinggi sebesar 17,4 persen, sektor listrik-gas-air bersih tumbuh 11,8 persen,
sektor konstruksi tumbuh 9,9 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran tumbuh 9,1 persen,
sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan tumbuh 8,6 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 7,2
persen, sektor industri pengolahan tumbuh 3,8 persen dan sektor pertanian tumbuh 3,1 persen.

III.

Struktur PDB menurut Lapangan Usaha Tahun 2006 dan 2007

Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar harga berlaku
menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama
yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,7
persen tahun 2007. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 27,0 persen, sektor
perdagangan-hotel-restoran 14,9 persen, dan sektor pertanian 13,8 persen.
Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006 - 2007
(Persen)
LAPANGAN USAHA

2006

2007

(1)

(2)

(3)

13,0

13,8

11,0
27,5
0,9
7,5
15,0
6,9
8,1
10,1

11,2
27,0
0,9
7,7
14,9
6,7
7,7
10,1

100,0

100,0

88,9

89,5

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,


Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
PDB
PDB Tanpa Migas

Dibandingkan dengan 2006, pada tahun 2007 terjadi perubahan peranan pada beberapa
sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotelrestoran, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan.
Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor industri pengolahan dari 27,5 persen pada tahun
2006 menjadi 27,0 persen di tahun 2007. Peranan sektor keuangan-real estat-jasa perusahaan
menurun dari 8,1 persen menjadi 7,7 persen, sektor pengangkutan-komunikasi dari 6,9 persen
menjadi 6,7 persen dan sektor perdagangan-hotel-restoran menurun dari 15,0 persen menjadi
14,9 persen. Sementara sektor pertanian naik peranannya dari 13,0 persen di tahun 2006 menjadi
13,8 persen di tahun 2007, sektor pertambangan-penggalian naik tipis dari 11,0 persen menjadi
11,2 persen, dan sektor konstruksi naik dari 7,5 persen menjadi 7,7 persen. Untuk sektor listrikgas-air bersih dan sektor jasa-jasa, kontribusinya sama pada tahun 2006 dan 2007 masing-

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th.XI, 15 Februari 2008

masing 0,9 persen dan 10,1 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa
migas naik dari 88,9 persen pada tahun 2006 menjadi 89,5 persen pada tahun 2007.

IV.

PDB menurut Penggunaan

PDB atas dasar harga berlaku tahun 2007 senilai Rp 3.957,4 triliun, sebagian besar
digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp 2.511,3 triliun. Komponen penggunaan
lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp 329,8 triliun, pembentukan
modal tetap bruto atau investasi fisik sebesar Rp 983,8 triliun, perubahan inventori sebesar Rp
0,2 triliun, transaksi ekspor sebesar Rp 1.162,0 triliun dan impor sebesar Rp 1.002,5 triliun.
Tabel 4
Nilai PDB Tahun 2006-2007 dan
Laju Pertumbuhan Tahun 2007 menurut Komponen Penggunaan
Atas Dasar
Harga Berlaku

Atas Dasar
Harga Konstan 2000

Laju
Pertumbuhan

Sumber
Pertumbuhan

(Triliun Rupiah)
2006
2007
(2)
(3)

(Triliun Rupiah)
2006
2007
(4)
(5)

(Persen)
2007
(6)

(Persen)
2007
(7)

2 092,7

2 511,3

1 076,9

1 131,2

5,0

2,9

2. Konsumsi Pemerintah

288,1

329,8

147,6

153,3

3,9

0,3

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

805,5

983,8

403,2

440,1

9,2

2,0

4. a. Perubahan Inventori

42,4

0,2

29,0

0,9

b. Diskrepansi Statistik

-69,9

-27,2

16,9

57,0

1 036,3

1 162,0

868,3

937,8

8,0

3,8

855,6

1 002,5

694,6

756,3

8,9

3,3

3 339,5

3 957,4

1 847,3

1 964,0

6,3

Komponen Penggunaan
(1)
1. Konsumsi Rumah Tangga

5. Ekspor
6. Dikurangi: Impor

Produk Domestik Bruto

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 tercatat sebesar 6,3 persen.
Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen PDB penggunaan, yakni konsumsi rumah
tangga tumbuh sebesar 5,0 persen, konsumsi pemerintah sebesar 3,9 persen, pembentukan
modal tetap bruto sebesar 9,2 persen, serta ekspor maupun impor barang dan jasa, masingmasing meningkat sebesar 8,0 persen dan 8,9 persen.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2007 sebagian besar bersumber dari komponen ekspor
barang dan jasa. Dari 6,3 persen pertumbuhan tahun 2007, 3,8 persen bersumber dari
komponen ekspor barang dan jasa. Komponen terbesar PDB yaitu konsumsi rumah tangga
hanya memberikan sumbangan sebesar 2,9 persen. Sementara pembentukan modal tetap bruto
serta pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masingmasing sebesar 2,0 persen dan 0,3 persen.

Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. XI, 15 Februari 2008

Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Komponen Penggunaan
(Persen)
Triw III 2007
Terhadap
Triw II 2007
(2)

Triw IV 2007
Terhadap
Triw III 2007
(3)

Triw IV 2007
Terhadap
Triw IV 2006
(4)

1. Konsumsi Rumah Tangga

2,1

2,3

5,6

2. Konsumsi Pemerintah

-2,6

23,2

2,0

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

6,4

2,3

12,1

4. Ekspor

1,4

2,6

7,3

5. Dikurangi: Impor

5,5

1,3

13,6

3,9

-2,1

6,3

Komponen Penggunaan
(1)

PDB

Pertumbuhan PDB pada triwulan IV terhadap triwulan III tahun 2007 mengalami
kontraksi 2,1 persen. Menurut komponennya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 2,3
persen, konsumsi pemerintah 23,2 persen, PMTB 2,3 persen, ekspor 2,6 persen dan impor
sebesar 1,3 persen.
Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y)
secara umum pada triwulan IV tahun 2007 semua komponen penggunaan menunjukkan
peningkatan. Tingkat pertumbuhan terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga 5,6 persen,
konsumsi pemerintah 2,0 persen, diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar
12,1 persen. Di samping itu ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 7,3 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga
masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia; yaitu meningkat dari
62,7 persen pada tahun 2006 menjadi sebesar 63,5 persen pada tahun 2007. Komponen lain yang
juga mengalami peningkatan adalah pembentukan modal tetap bruto dari 24,1 persen menjadi 24,9
persen pada tahun 2007. Sebaliknya, masih dalam periode yang sama porsi komponen penggunaan
lainnya menunjukkan penurunan, diantaranya konsumsi pemerintah dari 8,6 persen menjadi 8,3
persen dan ekspor dari 31,0 persen menjadi sebesar 29,4 persen.
Tabel 6
Struktur PDB Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2006-2007
(Persen)

Komponen Penggunaan

2006

2007

(1)

(2)

(3)

1. Konsumsi Rumah Tangga

62,7

63,5

2. Konsumsi Pemerintah

8,6

8,3

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

24,1

24,9

4. a. Perubahan Inventori

1,3

0,0

b. Diskrepansi Statistik

-2,1

-0,8

5. Ekspor Barang dan Jasa

31,0

29,4

6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa

25,6

25,3

PDB

100,0

100,0

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th.XI, 15 Februari 2008

V.

PDB dan Produk Nasional Bruto (PNB) Per Kapita


PDB/PNB per-kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2007 angka PDB per-kapita diperkirakan
mencapai Rp 17,6 juta (US$ 1.946,1) dengan laju peningkatan sebesar 17,0 persen dibandingkan
dengan PDB per-kapita tahun 2006 sebesar Rp. 15,0 juta (US$ 1.662,6). Sementara itu PNB
per-kapita juga meningkat dari Rp 14,4 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 16,9 juta pada tahun
2007 atau terjadi peningkatan sebesar 17,3 persen.
Tabel 7
PDB Dan PNB Per-Kapita Indonesia Tahun 2006 dan 2007
URAIAN

2006

2007

(1)

(2)

(4)

PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku


- Nilai (juta rupiah)
- Indeks Peningkatan (persen)
- Nilai (US$)
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
Nilai (juta rupiah)
- Indeks Peningkatan (persen)
- Nilai (US$)

VI.

15,0
18,6
1.662,6

17,6
17,0
1.947,1

14,4
19,3
1.591,6

16,9
17,3
1.870,9

Profil Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sektoral dan Spasial


Berdasarkan data triwulan-IV 2007, secara umum pulau Jawa masih merupakan kontributor
terbesar terhadap perekonomian Indonesia (58,2 persen), dimana DKI Jakarta merupakan propinsi
penyumbang terbesar (15,9 persen), dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 persen.
Terdapat sedikit perubahan tentang dominasi perekonomian di Jawa, khususnya DKI Jakarta, yaitu
sumbangan ekonominya cenderung menurun.
Selain Jawa, Sumatera merupakan penyumbang terbesar kedua yaitu sebesar 23,2 persen.
Propinsi-propinsi penyumbang terbesar di Sumatera adalah Riau (6,2 persen), Sumatera Utara (5,3
persen), dan Sumatera Selatan (3,1 persen). Kalimantan menyumbang perekonomian nasional
terbesar ketiga yaitu sebesar 9,8 persen, dengan urutan Kalimantan Timur (6,7 persen),
Kalimantan Barat (1,2 persen), Kalimantan Selatan (1,1 persen), dan Kalimantan Tengah (0,8
persen).
Pulau Sulawesi menyumbang perekonomian nasional terbesar keempat yaitu sebesar 4,3
persen. Sulawesi Selatan merupakan penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, dengan sumbangan
2,0 persen. Propinsi lainnya menyumbang kurang dari 1 persen.
Kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV (y-on-y) turun sebesar 1,2 persen. Penurunan
tersebut terjadi khususnya di luar kegiatan pariwisata. Propinsi-propinsi lainnya (Maluku, Maluku
Utara, Irian Jaya Barat dan Papua), secara keseluruhan menyumbang 1,8 persen terhadap
perekonomian nasional. Propinsi terbesar dalam wilayah ini adalah Papua dengan sumbangan 1,2
persen. Di Papua terjadi pertumbuhan ekonomi negatif sebesar 27,5 persen. Perekonomian
propinsi ini sangat terkonsentrasi pada sektor pertambangan, sehingga apabila sektor ini
mengalami perubahan, maka keseluruhan PDRB juga terpengaruh.
Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. XI, 15 Februari 2008

Anda mungkin juga menyukai