Anda di halaman 1dari 22

Mekanisme Pertahanan Tubuh

Di
S
U
S
U
N
Oleh : Liza Bella Aziz
Dosen Pembimbing : Ns.Mira Fajrina,s,kep.

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IM


BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendakNyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan baik.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan salah satu pokok bahasan
pelajaran prakarya yaitu mekanisme pertahanan tubuh. Dalam penyelesaiaan makalah
ini, banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
walaupun tentu saja masih terdapat banyak kekurangannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa mendatang.

Banda Aceh, 11 Desember 2015

Penulis

Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................

1
2

1.3 Rumusan Masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Mekanisme Pertahanan Tubuh................................................
2. 2 Pengertian Imunitas (kekebalan tubuh)....................................................
2.2.1 Jenis-Jenis Imunisasi..........................................................................
2.3 . Limfatik dan Respon Imun......................................................................
2. 1 Pengertian Mekanisme Pertahanan Tubuh................................................
2. 2 Pengertian Imunitas (kekebalan tubuh).....................................................
2.2.1 Jenis-Jenis Imunisasi...........................................................................
2.3 . Limfatik dan Respon Imun.......................................................................
2.4

Respon Imun Primer dan Respon Skunder ...........................................

2.5 Pertahanan Tubuh.......................................................................................


2.6 Antigen dan Anti Bodi.............................................................................
2.7 Hormon Pada Respon Imun...................................................................
2.7.1 Sistem kekebalan pada makhluk hidup.............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

i
ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Pada zaman sekarang ini, penyakit-penyakit yang kita dengar dan ketahui semakin lama
semakin banyak sehingga ilmu kedokteran sekarang berkembang dengan pesat keberadaanya.
Karena semakin banyaknya penyakit yang ada, maka kita tidak perlu tinggal diam, kita juga
harus memperdalam pengetahuan dan wawasan kita tentang kesehatan tubuh. Salah satu
bagian yang harus kita perdalam pengetahuan dan wawasan kita adalah mengenai sistem
kekebalan tubuh, karena sistem ini merupakan salah satu sistem yang memegang peranan
penting

dalam tubuh kita.


Sistem pertahanan tubuh diperlukan untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai

penyakit . Sistem kekebalan (bahasa Inggris: immune sistem) adalah sistem pertahanan
manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan
organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan
dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada
autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor Tetapi yang menjadi masalah
kadang-kadang ialah banyak orang yang tidak mengerti dan memahami arti atau peranan dari
sistem kekebalan tubuh mereka sehingga mereka dengan seenaknya mengkonsumsi obat-obat
terlarang atau benda-benda yang sangat berbahaya.
Orang sekarang lebih mementingkan kebahagiaan sementara, demi mencapai itu
mereka mau merusak tubuh mereka dengan lukisan-lukisan (tato) di kulit sehingga akibat dari
perbuatan itu maka sistem imun mereka semakin lama semakin berkurang ketahanannya
terhadap penyakit, sehingga tidak salah jika penyakit semakin lama semakin banyak
Oleh karena, fenomena-fenomena di atas , maka kami selaku penulis makalah ingin
membagi pengetahuan kami kepada masyarakat khususnya bagi pelajar sehingga semakin
mengerti dan memahami sistem kekebalan tubuh mereka sehingga mereka tidak sembarangan
memberlakukan tubuhnya.

1.2 Tujuan Penulisan

1
Mengetahui pengertian tentang system kekebalan tubuh.
. Mengetahui struktur, fungsi, dan proses pada system kekebalantubuh manusia
3
Mengaitkan struktur, fungsi, dan proses pada system kekebalantubuh manusia.
4
Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh.

2.2 Rumusan Masalah

Masalah pokok yang dikaji dalam makalah ini adalah tentang sistem kekebalan tubuh,
segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, manfaat sistem
kekebalan tubuh dan bagaimana aplikasinya ke dalam masyarakat mengenai sistem
kekebalan tubuh ini.Untuk itu sangat diperlukan pemikiran dan penalaran yang baik
dalam menguasai setiap pembahasan dalam makalah ini sehingga makalah dampak
berdampak baik adanya.

BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Mekanisme Pertahanan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang sehat merupakan kekebalan yang dapat


membedakan antara bagian tubuh dari sistem itu sendiri dan benda asing yang masuk ke
dalam tubuh. Secara garis besar, sistem imun menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem
imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral terdiri atas antibodi dan
cairan yang disekresikan organ tubuh tubuh (saliva, air mata, serum, keringat, asam
lambung, pepsin, dan lain-lain). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa
makrofag, limfosit, dan neutrofil yang berada di dalam sel.Tubuh manusia mempunyai
banyak sekali mekanisme pertahanan yang terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu
organ limfoid (thymus, lien, sumsum tulang) beserta sistem limfatiknya.
Jantung, hati, ginjal, dan paru-paru juga termasuk dalam mekanisme pertahanan
tubuh. Sistem limfatik baru akan dikatakan mengalami gangguan jika muncul tonjolan
yang membesar dibandingkan keadaan biasanya. Hal ini dikarenakan kelenjar limfe
sedang berpasangan melawan kuman yang masuk dalam tubuh. Organ limfoid seperti
thymus sendiri mempunyai tanggungjawab dalam pembentukan sel T. Kelenjar thymus
sangat penting bagi bayi yang baru lahir, karena bayi yang tidak memiliki kelenjar
thymus akan mempunyai sistem imun yang buruk.Leukosit (sel darah putih) dihasilkan
oleh thymus, lien dan sumsum tulang belakang. Leukosit bersirkulasi di dalam tubuh
melalui pembuluh limfe dan pembuluh darah, sehingga sistem imun bekerja terkoordinasi
baik memonitor tubuh dari kuman maupun substansi lain yang bisa menyebabkan
permasalahan dalam tubuh. Leukosit pada umumnya memiliki dua tipe, yaitu fagosit
yang bertugas memakan organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang
bertugas mengingat dan mengenali yang masuk ke dalam tubuh serta membantu tubuh
menghancurkan benda asing tersebut. Sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan
bakteri. Kadar netrofil bisa dijadikan indikator adanya infeksi dari bakteri.
Limfosit terdiri dari dua tipe, yaitu limfosit B dan Limfosit T. Limfosit dihasilkan oleh
sumsum tulang belakang. Limfosit yang berada di dalam sumsum tulang belakang jika
matang menjadi limfosit sel B, atau jika meninggalkan sumsum tulang belakang menuju
kelenjar thymus menjadi limfosit T.
Limfosit B dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfosit B berfungsi untuk
mencari target dan mengirimkan tentara untuk mengunci keberadaan benda asing.
Benda asing yang telah diidentifikasi oleh sel B kemudian akan dihancurkan oleh sel T.
Jika terdapat antigen (benda asing yang masuk ke dalam tubuh) terdeteksi, maka

beberapa tipe sel bekerjasama untuk mencari tahu sel yang akan memberikan respon. Selsel ini memicu limfosit B untuk memproduksi antibodi, suatu protein khusus yang
mengarahkan kepada suatu antigen spesifik. Antibodi sendiri bisa menetralisir toksin
yang diproduksi dari berbagai macam organisme, dan juga antibodi bisa mengaktivasi
kelompok protein protein yang disebut komplemen yang merupakan bagian dari sistem
imun dan membantu menghancurkan bakteri, virus, mikroorganisme patogen, ataupun sel
yang terinfeksi.
2. 2 Pengertian Imunitas (kekebalan tubuh)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan
melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam
tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker.Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa
Latin immunitas yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para
senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara
biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga
pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi,
terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari
sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya,
yang masuk ke dalam tubuh.
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka
sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada
umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena
tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan
seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga
pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya,

dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan
pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun,
tidak akan menimbulkan akibat yang fatal
.2.2.1 Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi
aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi
pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam
tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang
terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai
jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa kandungan,
misalnya antibodi terhadap campak.
Kita cenderung menganggap kalau pikiran dan tubuh sebagai sesuatu
yang

terpisah,

padahal

mereka

merupakan

satu

kesatuan:

psikoneiroimunologis. Sistem imun merupakan pelindung kesehatan tubuh


kita. Sedikit saja gangguan timbul, baik serangan penyakit dari luar (bakteri
maupun virus), atau gangguan dari dalam tubuh kita seperti stres dan depresi
akan dapat menimbulkan penyakit. hampir semua jenis penyakit dari reaksi
alergi hingga penyakit degeneratif, dan dari penyakit infeksi hinga kanker.
Dengan memahami seluk beluk sitem daya pertahanan tubuh yang
terdiri atas berbagai aspek biokimiawi dan berbagai macam sel darah putih,
serta hubungan antara otak, daya pikir, perasaan dan sistem imun maka kita
seyogyanya tidak hanya bertindak saat penyakit telah timbul, tetapi jauh
sebelum itu. Sebagai petugas kesehatan, khususnya sebagai perawat kita harus
membantu setiap orang agar mampu hidup sehat dengan benar, berfikir benar
dengan cara hidup gembira, tidak stress, bahkan penuh cinta terhadap setiap
orang dan setiap keadaan.

Dengan cara berfikir positif, hidup penuh semangat jauh dari tekanan
batin, depresi dan lain sebagainya pasti sel tubuh akan menjadi sehat,
termasuk sistem imun tubuh karena zat biokimiawi yang dilepas otak itu
mengandung unsur yang membangkitkan kekuatan bagi sel tersebut, seperti
misalnya endorfin.
2.3 . Limfatik dan Respon Imun
Sirkulasi limfatik memegang peranan penting dalam transport antarsel.
Fungsi sirkulasi limfatik mengumpulkan cairan dari ruangruang jaringan (antarsel,
interseluler) dan mengembalikan ke aliran darah dan akhirnya ke jantung. Cairan
tersebut berwarna bening yang disebut cairan limfe (getah bening). Aliran limfe
terjadi karena gerakan otot dan pengaruh gerakan thorak saat bernafas. Protein yang
terlepas dari pembuluh darah kembali ke jantung lewat pembuluh limfe. Sistem
limfatik berperan penting dalam memelihara volume darah dengan menjaga
tekanan hidrostatik darah, transport lemak

Saluran limfe merupakan saluran berdinding tipis yang tersusun atas endotelium,
berkatup, dan hanya terdiri atas satu aliran saja yang bergabung membentuk duktus
thoracicus dan duktus limfatikus dekster, kemudian saluran limfe bermuara ke vena
jugularis interna dan vena subklavia sinistra dan vena jugularis interna dekstra.
Saluran limfe terdapat hampir pada semua organ kecuali pada saraf dan sumsum
tulang. Nodus limfatikus merupakan jendolan pada saluran limfe yang berfungsi
untuk memproduksi limfosit, filter penyakit infeksi. Lympha bagian dari sistem
limfatik dan sirkulasi, memproduksi limfosit dan

menghancurkan eritrosit.

Manusia dan hewan Vertebrata lainnya memiliki sistem pertahanan tubuh yang
berperan untuk melindungi dirinya dari serangan agenagen penyebab penyakit.
Sistem pertahanan tersebut dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Pertahanan nonspesifik yang memiliki sifat alami (innate) artinya sudah
ada sejak organisme itu lahir dan berlaku bagi semua agen infeksi.
2. Pertahanan spesifik atau disebut juga pertahanan perolehan (acquired)
karena pertahanan ini diperoleh setelah adanya rangsangan oleh benda asing
(agen infeksi).
Pertahanan spesifik merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel
limfosit B yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Adanya interaksi
antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga didapatkan sel yang mempunyai

ekspresi klonal untuk menghasilkan antibodi. Ilmu yang mempelajari sistem


kekebalan tubuh (imunitas) disebut Imunologi.
1. Antigen
Antigen adalah semua benda asing yang masuk ke dalam
tubuh (menginfeksi) suatu organism. Sebagai contoh antigen adalah:
protein asing, virus, Protozoa, bakteri, jamur, cacing, dsb. Perlu
dibedakan antara antigen dengan imunogen karena tidak semua
antigen dapat bersifat imunogen. Imunogen adalah semua benda
asing apabila berada dalam tubuh organisme akan merangsang
timbulnya respon imun (reaksi kekebalan). Setiap imunogen
memiliki bagian yang karakteristik yang merupakan penentu antigen
atau yang disebut antigen determinant (epitope). Antigen determinan
merupakan molekul glikoprotein yang menempel pada membran sel
dan berperan sebagai penentu terbentuknya molekul imunoglobulin
(antibodi).
2. Antibodi
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada plasma
darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisir benda asing seperti bakteri dan
virus. Mereka terbuat dari sedikit struktur dasar yang disebut rantai.
Tiap antibodi memiliki dua rantai berat besar dan dua rantai ringan.
Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah yang disebut sel limfosit B.
Terdapat beberapa tipe antibody yang berbeda dari rantai berat
antibodi, dan beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan
kedalam isotype yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat
mereka masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda diketahui
berada pada tubuh mamalia, yang memainkan peran yang berbeda
dan menolong mengarahkan respon imun yang tepat untuk tiap tipe
benda

asing

yang

berbeda

yang

ditemui.

Antibodi (immunoglobulin) adalah molekul glikoprotein yang


tersusun atas asam amino dan karbohidrat. Secara sederhana
molekul Immunoglobulin dapat digambarkan menyerupai huruf Y
dengan engsel (hinge). Molekul immunoglobulin dapat dipecah oleh
enzim papain atau pepsin (proteasez) menjadi 2 bagian yakni Fab

(fragment antigen binding) yaitu bagian yang menentukan spesifitas


antibodi karena berfungsi untuk mengikat antigen, dan Fc (fragment
crystalizable) yang menentukan aktivitas biologisnya dan yang akan
berikatan dengan komplemen, sebagai contoh immunoglobulin G
mempunyai

kemampuan

menembus

membran

plasenta.

Molekul immunoglobulin berdasarkan ukuran molekulnya dapat


dibedakan menjadi 5 kelas yakni kelas immunoglobulin G, A, M, D,
dan E, dan masing-masing kelas masih dapat dibedakan menjadi
subkelas-subkelas. Tiap kelas Ig memiliki karakteristik tersendiri
misalnya berat molekul, komposisi asam amino, dan strukturnya.

2.4 Respon Imun Primer dan Respon Skunder


Jika terpapar oleh suatu antigen, akan terjadi respon kekebalan. Perkenalan pertama
dengan suatu antigen akan membangkitkan respon kekebalan primer. Jika setelah beberapa
waktu, seseorang terkena antigen yang sama, maka akan muncul respon kekebalan
sekunder.
1. Respon Kekebalan Primer
Setelah antigen masuk kedalam tubug, atnibodi tidak segera terbentuk
didalam serum darah. Masa antara pemberian antigen dan dibentuknya
antibodi dalam serum disebut periode laten. Lama periode laten sekita 6-7
hari.

Pada

periode

laten,

antigen

disampaikan

pada

sel-sel

yang

imunokompeten, yaitu sel B yang menghasilkan antibodi. Pada periode ini


terjadi poliferase dan diferensiasi sel B. Setelah periode laten, kemudian
masuk pada tahap periode biosentisis. fase awal dari periode logaritmis
didalam tubuh, diikuti fase mantap, yaitu dimana kecepatan sintesis protein
sama dengan kecepatan katabolismenya, dan di akhiri fase penurunan, yaitu
dimana katabolisme antibodi lebih cepat daripada sintesisnya.
2. Respon Kekebalan Sekunder
Pertemuan kedua antigen yang sama yang pernah diberikan
sebelumnya akan membangkitkan respon kekebalan sekunder. Ketika antigen
ini terpapar pada tubuh, antibodi yang masih ada dalam serum akan menyusut,
fase ini disebut dengan fase negatif.Antigen dan antibodi dalam serum

kemudian akan membentuk kompleks antigen-antibodi. Jika dosis antigen


sedikit, respon kekebalan yang kuat tidak akan terjadi. Hal tersebut mungkin
karena serum antigen tersebut telah digunakan untuk membentuk kompleks
Antigen-Antibodi. Sebaliknya, jika dosis antigen cukup banyak, sel-sel B yang
tersisa akan membentuk antibodi sehingga muncullah respon sekunder.
3. Perbedaan Respon Primer dan Respon Sekunder
Pada peristiwa stimulasi respon primer, sel-sel perkusor membelah diri
dan mengadakan diferensiasi menjadi sel-sel pembentuk antibodi yang
memproduksi IgM dan IgG. Selama proses terbentuk sel-sel memori yang
jumlahnya masih terbatas . Menusul respon sekunder, sel-sel sensitif terhadap
antigen jumlahnya bertambah cepat sehingga sintesis antibodi meningkat.
Respon kekebalan sekunder yang muncul bersifat lebih cepat, lebih
tahan lama, dan lebih efektif daripada respon sebelumnya. Hal itu disebabkan
sistem kekebalan telah lebih siap terhadap antigen karena sel-sel memori
bersiap melawan antigen. sel-sel memori ini yang paa akhirnya akan
menimbulkan memori imunologis.

2.5 Pertahanan Tubuh


Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan
penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahan-an tubuh membunuh semua bibit

penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Berikut
kita bahas ragam mekanisme sistem pertahanan tubuh pada manusia.
1.Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan
mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus
maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilaku-kan
dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktifmerupakan kekebalan tubuh yang
diperoleh
dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis
kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun
buatan.Kekebalan aktif alami(natural immunity) adalah kekebalan
tu-buh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari
serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah
terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak
akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab,
tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibat-nya, darah membentuk antibodi
untuk
melawan
antigen
tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buat an.
Kekebalan aktif buatan(induced immunity) diperoleh dari luar
tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi
merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya
tubuh
membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementaravaksinialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau
dijinakkan
sehingga
tidak
berbahaya
bagi
tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang de ngan
memberikan
vaksin
disebut
imunisasi.
Orang
yang
mengembangkan
imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter
berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada
semua
umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa
penyakit yng dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG
yang mela-wan antigen penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan
kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun.
Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda
dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimu

b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasifmerupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari
antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara
alami dan buatan.Kekebalan pasif alamiadalah kekebalan yang
diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain.
Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih
dalam kan-dungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui
plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan
antibodi

dari

ASI

eksklusif

melalui

proses

menyusui.

Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang di-peroleh


dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas
antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat
sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang
relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Seba-gai
contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG
(Globulin

Imun).

Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari


serangan berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem
pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri.
Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Menurut beberapa
penelitian, penyakit autoimun lebih banyak menyerang wanita daripada
pria,

khususnya

wanita

usia

produktif.

Penyakit ini tidak menular, namun memiliki kecenderungan bersifat


menurun. Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila sistem
pertahanan tubuhnya mengalami kesalahan. Kesalahan ini ditandai
dengan penyerangan antibodi hasil sintesis tubuh terhadap sel, jaring-an
dan organ di dalam tubuh yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan
tubuh mengalami peradangan.Autoimun pada manusia kebanyakan
menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil publikasi dari Lembaga
Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID) Amerika Serikat,
menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh autoimun menyerang
tubuh dengan cara berlainan.

Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan


penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi di usus
dapat menyebabkan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit autoimun
semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus, paparan sinar
matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan.
Hingga saat ini, penyakit-penyakit autoimun masih sulit untuk
didiagnosis, terutama pada stadium dini yang gejalanya tidak spesi-fik.
Meski tergolong penyakit kronis, kebanyakan dokter tidak bisa
meramalkan kondisi pasien penderita penyakit autoimun pada suatu
waktu. Dokter hanya memberikan obat-obatan tertentu dan memoni-tor
kondisi pasien tersebut.
2.6 Antigen dan Antibodi
1. Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak
bibit penyakit yang dapat mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah,
dengan segera bibit penyakit akan menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut
dapat melayang di udara, larut dalam air, menempel pada tanah, meja, kursi
bahkan buku dan pensil. Bakteri, virus dan organisme sejenisnya adalah
contoh

bibit

penyakit

yang

dapat

menye-rang

tubuh.

Imun
Imunisasi
Antigen
Antibodi
Vaksin
Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tu-buh
dinamakan antigen. Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus,
bakteri, fungi, protozoa, dan cacing parasit. Apabila antigen tersebut masuk ke
dalam tubuh, secara otomatis tubuh meningkatkan sistem pertahanannya.
Peningkatan sistem pertahanan dilakukan untuk mela-wan serangan-serangan
dari organisme dan substansi asing tersebut.
Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau
polisakarida. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Pada umumnya, antibodi
terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat,
antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin. Awalnya,

antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang dipisahkan dari
sel-selnya.
Oleh karena itu, banyak penyakit yang dapat didiagnosis dengan
keberadaan antibodi khusus dalam serum. Ilmu yang mempelajari cara seperti
ini dinamakan serologi yang merupakan cabang immunologi
1.7.1.1 Struktur dan Fungsi Antibodi
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai
mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang
ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein asing seperti
racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau
hipersensitivitas.Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organisme atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian
tersebut dinamakan epitopatau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan
berikatan dengan antibodi yang sesuai.
Sehingga per-mukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen
seluruhnya

dapat

ditutupi

oleh

banyak

jenis

antibodi.

Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang
berbentuk huruf Y.empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfida. Dua
rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y.Sedangkan
dua rantai ringan yang identik berada pada

bagianlainnya.

Pada

kedua

molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai
ringan. Dinamakan seperti itu karena pada ba-gian V memiliki urutan asam
amino yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.Umumnya
antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi
globulin serum.Fraksi-fraksiglobulinserum ini dinamakan imunoglobulin atau
disingkat Ig. Imunoglobulin ini ber-manfaat apabila di dalam tubuh terjadi
reaksi imun. Manusia memiliki beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai
struktur. Adapun tipe-tipeimunoglobulin tersebut meliputi imunoglobin M
(IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA), imunoglobulin D
(IgD), dan imunoglobulin E (IgE).
3. Pembentukan Antigen dan Antibodi

Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral


yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama
oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfo sit, yaitu sel limfosit B dan sel
limfosit T Keduasel ini bekerja sama untuk menghasilkan

antibodi

dalam

tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifik


yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh.
Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis
antigen. Ke-mudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat
antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T
membelah dan membentuk klon. Sementara pada permu-kaan membrannya
menghasilkan immunoglobu-lin

monomerik.

Berikutnya, molekul antigen dan molekul an-tibodi saling berikat an dan


ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara beruru-tan,
makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B
berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk
Sementara itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat
menggunakan berbagai cara, yakni netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan
fiksasi komplemen. Perhatikan Gambar 11.6. Netralisasimerupakan cara yang
digunakan antibodi untuk berikatan dengan antigensupaya aktivitasnya
terhambat. Sebagai contoh, antibodi melekat pada molekul yang akan
digunakan virus untuk menginfeksi inangnya. Pada proses ini, antibodi dan
antigen dapat mengalami proses opsonisasi, yakni proses pelenyapan bakteri
yang diikat antibodi oleh makrofaga melalui fagositosis.
Cara pelenyapan antigen berikutnya adalah aglutinasi. Aglutinasi atau
penggumpalan merupakan proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau
virus sehingga mudah dinetralkan dan diopsonisasi. Misalnya, IgG yang
berikatan dengan dua sel bakteri atau virus secara bersama-sama. Mekanisme
yang sama juga terjadi pada cara berikutnya yakni presi pitasi. Presipitasi atau
pengendapan merupakan pengikatan silang molekul-molekul antigen yang
terlarut dalam cairan tubuh. Setelah di-endapkan, antigen tersebut dikeluarkan
dan dibuang melalui fagositosis.Selain berbagai cara tersebut, pembuangan
antigen dapat melalui fiksasi komplemen.Fiksasi komplemen merupakan

pengaktifan
ren tetan molekul protein komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya
menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh
menjadi lisis.
2.7 Hormon Pada Respon Imun
Sistem kekebalan atau immune system adalah sistem pertahanan manusia
sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan
organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga
berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang
terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
Kemampuan sistem kekebalan untuk membedakan komponen sel tubuh dari
komponen patogen asing akan menopang amanat yang diembannya guna merespon
infeksi patogen baik yang berkembang biak di dalam sel tubuh (intraselular) seperti
misalnya virus, maupun yang berkembang biak di luar sel tubuh (ekstraselular)
sebelum berkembang menjadi penyakit.
Meskipun demikian, sistem kekebalan mempunyai sisi yang kurang
menguntungkan. Pada proses peradangan, penderita dapat merasa tidak nyaman oleh
karena efek samping yang dapat ditimbulkan sifat toksik senyawa organik yang
dikeluarkan sepanjang proses perlawanan berlangsung.
Barikade awal pertahanan terhadap organisme asing adalah jaringan terluar
dari tubuh yaitu kulit, yang memiliki banyak sel termasuk makrofaga dan neutrofil
yang siap melumat organisme lain pada saat terjadi penetrasi pada permukaan kulit,
dengan tidak dilengkapi oleh antibodi. Barikade yang kedua adalah kekebalan tiruan.
Walaupun sistem pada kedua barikade mempunyai fungsi yang sama, terdapat
beberapa perbedaan yang mencolok, antara lain :

sistem kekebalan tiruan tidak dapat terpicu secepat sistem kekebalan turunan

sistem kekebalan tiruan hanya merespon imunogen tertentu, sedangkan sistem yang
lain merespon nyaris seluruh antigen.

sistem kekebalan tiruan menunjukkan kemampuan untuk mengingat imunogen


penyebab infeksi dan reaksi yang lebih cepat saat terpapar lagi dengan infeksi yang sama.
Sistem kekebalan turunan tidak menunjukkan bakat immunological memory.[2]
Semua sel yang terlibat dalam sistem kekebalan berasal dari sumsum tulang.
Sel punca progenitor mieloid berkembang menjadi eritrosit, keping darah, neutrofil,
monosit. Sementara sel punca yang lain progenitor limfoid merupakan prekursor dari
sel T, sel NK, sel B.

Sistem kekebalan dipengaruhi oleh modulasi beberapa hormon neuroendokrin.

Modulasi respon kekebalan oleh hormon neuroendokrin


Hormon
Pencerap
Efek modulasi
sintesis antibodi
ACTH
Sel B dan Sel T, pada tikus
produksi IFN-gamma
perkembangan limfosit-B
sintesis antibodi
Endorfin
limpa
mitogenesis
aktivitas sel NK
meningkatkan laju sintesis antibodi
TSH
Neutrofil, Monosit, sel B
bersifat komitogenis dengan ConA
sel T CD8
GH
PBL, timus, limpa
mitogenesis
proliferasi
LH dan FSH
produksi sitokina
bersifat komitogenis dengan ConA
PRL
sel B dan sel T
menginduksi pencerap IL-2
Produksi IL-1
CRF
PBL
meningkatkan aktivitas sel NK
bersifat imunosupresif
TRH
Lintasan sel T
meningkatkan sintesis antibodi
GHRH
PBL dan limpa
menstimulasi proliferasi
menghambat aktivitas sel NK
menghambat respon kemotaktis
SOM
PBL
menghambat proliferasi
menurunkan produksi IFN-gamma
2.7.1 Sistem kekebalan pada makhluk hidup

Perlindungan di prokariota Bakteri memiliki mekanisme pertahanan yang


unik, yang disebut sistem modifikasi restriksi untuk melindungi mereka dari
patogen seperti bateriofag. Pada sistem ini, bakteri memproduksi enzim yang
disebut endonuklease restriksi, yang menyerang dan menghancurkan wilayah
spesifik dari DNA viral bakteriofag. Endonuklease restriksi dan sistem
modifikasi restriksi hanya ada di prokariota.

Perlindungan di invertebrata Invertebrata tidak memiliki limfosit atau


antibodi berbasis sistem imun humoral. Namun invertebrata memiliki
mekanisme yang menjadi pendahulu dari sistem imun vertebrata. Reseptor
pengenal pola (pattern recognition receptor) adalah protein yang digunakan di
hampir semua organisme untuk mengidentifikasi molekul yang berasosiasi
dengan patogen mikrobial. Sistem komplemen adalah lembah arus biokimia
dari sistem imun yang membantu membersihkan patogen dari organisme, dan

terdapat di hampir seluruh bentuk kehidupan. Beberapa invertebrata, termasuk


berbagai jenis serangga, kepiting, dan cacing memiliki bentuk respon
komplemen yang telah dimodifikasi yang dikenal dengan nama sistem
prophenoloksidase. Peptida antimikrobial adalah komponen yang telah
berkembang dan masih bertahan pada respon imun turunan yang ditemukan di
seluruh bentuk kehidupan dan mewakili bentuk utama dari sistem imunitas
invertebrata. Beberapa spesies serangga memproduksi peptida antimikrobial
yang dikenal dengan nama defensin dan cecropin.

Perlindungan di tanaman Anggota dari seluruh kelas patogen yang


menginfeksi manusia juga menginfeksi tanaman. Meski spesies patogenik
bervariasi pada spesies terinfeksi, bakteri, jamur, virus, nematoda, dan
serangga bisa menyebabkan penyakit tanaman. Seperti binatang, tanaman
diserang serangga dan patogen lain yang memiliki respon metabolik kompleks
yang memicu bentuk perlindungan melawan komponen kimia yang melawan
infeksi atau membuat tanaman kurang menarik bagi serangga dan herbivora
lainnya. Seperti invertebrata, tanaman tidak menghasilkan antibodi, respon sel
T, ataupun membuat sel yang bergerak yang mendeteksi keberadaan patogen.
Pada saat terinfeksi, bagian-bagian tanaman dibentuk agar dapat dibuang dan
digantikan, ini adalah cara yang hanya sedikit hewan mampu melakukannya.
Membentuk dinding atau memisahkan bagian tanaman membantu
menghentikan penyebaran infeksi. Kebanyakan respon imun tanaman
melibatkan sinyal kimia sistemik yang dikirim melalui tanaman. Tanaman
menggunakan reseptor pengenal pola untuk mengidentifikasi patogen dan
memulai respon basal yang memproduksi sinyal kimia yang membantu
menjaga dari infeksi. Ketika bagian tanaman mulai terinfeksi oleh patogen
mikrobial atau patogen viral, tanaman memproduksi respon hipersensitif
terlokalisasi, yang lalu membuat sel di sekitar area terinfeksi membunuh
dirinya sendiri untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian tanaman
lainnya. Respon hipersensitif memiliki kesamaan dengan pirotopsis pada
hewan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanismepadaorganismeyang
melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuhpatogen serta seltumor.sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau
asalnya,yaitu1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)2. Sistem imun Spesifik
(Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)Berdasarkan mekanisme kerjanya, sistem imun
terbagi, yaitu:1. Sistem imun humoral (sistem imun jaringan atau diluar sel, yangberperan
adalah Sel B "antibodi"2. Sistem imun cellular (sistem imun yang bekerja pada sel
yangterinfeksi antigen, yang berperan adalah sel T (Th, Tc, Ts)Imunisasi Merupakan salah
satu usaha manusia untuk menjadikanindividu kebal. terhadap suatu
penyakit.Imunisasi terbagi 2,yaitu:
Imunisasi aktif : Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri.
Imunisasi Pasif : kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody darisuatu individu ke
individu lainnya.Kelainan dan Penyakit pada System Kekebalan Tubuh
terdiridalergi,AIDS,autoimunitas.Kekebalan tubuh kita juga dapat ditingkatkan dengan
memakan buah-buahan seperti semangka,belimbing,brokoli,dan lain-lain

Daftar Pustaka
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.
http://gectriisna.blogspot.com/2011/11/makalah-imunologi.html
http://lisariahnitaheryahoocoid.blogspot.com/2010/07/makalah-imunologi.html
http://lmirlankameri.blogspot.com/2011/05/makalah-lalat-crysops.html http://zahrasanjaya.blogspot.com/2012/06/makalah-dasar-dasar-imunologi.html
http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/ketidakseimbangan-sistempertahanan.html http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/responkekebalan.html http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/mengenal-anti-bodidan- antigen.html http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/search/label/Organ
%20penyusun%20sistem %20pertahanan%20tubuh
http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2012/02/mekanisme-pertahanan-tubuhkekebalan.html

Anda mungkin juga menyukai