Laporan Penyebaran Populasi
Laporan Penyebaran Populasi
DISUSUN OLEH :
NAMA
: EVI RAHAYU
NIM
: 4152220013
KELAS
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
IV.
Nama Alat
Kuadrat
Pencuplikan
cmx50cm)
Pinset
Botol Sampel
Kertas Label
Jumlah
(50 1 buah
1 buah
4 buah
secukupny
a
IV.2 Bahan
No
1
V.
Jumlah
secukupny
a
Prosedur Kerja
N
O
1
2
3
4
5
VI.
Nama Bahan
Alkohol 70 %
PROSEDUR KERJA
Menempatkan kuadrat pencuplik pada suatu daerah yang berumput
Mengamati dan mengoleksi jenis hewan yang terdapat pada kuadrat tersebut
dan menghitung jumlah masing-masing jenis hewan termasuk hewan yang
keluar setelah kuadrat diletakkan.
Menyibakkan atau mencabut rumput untuk mendapatkan jenis hewan yang ada
dipermukaan tanah
Melakukan kegiatan hingga 4 kali sampling
Mengidentifikasi jenis hewan yang diperoleh .
JENIS
HEWAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Belalang
Semut
Kecoa tanah
Lalat
Laba-Laba
Kupu-Kupu
Lipan
Kaki Seribu
Capung
Pacat
Jangkrik
KUADRAT
1
4
185
3
2
-
2
7
7
3
1
1
1
-
3
6
96
1
2
4
12
39
3
1
1
1
-
JUMLA
H
29
322
9
1
3
1
1
1
1
1
2
7,25
80,5
2,25
0,25
0,75
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,5
Nama
Hewan
Belalang
Semut
Kecoa
tanah
Lalat
Laba-Laba
Kupu-Kupu
Lipan
Kaki Seribu
Capung
Pacat
Jangkrik
S2
29
322
9
2
49
49
9
3
36
9216
-
4
144
1521
9
245
45001
27
11,58
6360
2,25
1
3
1
1
1
1
1
2
4
-
1
1
1
-
1
4
1
1
1
-
1
5
1
1
1
1
1
4
0,25
0,9
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
1
2
n x 2
S2=
322 2
4 (45001)
S 2=
29
4 (245)
S 2=
2
x2
1
16
34225
9
1. Balalang
x
2
n x 2
S2=
S=
X2
S 2=
980841
12
180004103684
12
2
S =6360
S 2=11,58
2. Semut
3. Kecoa tanah
2
n x 2
S2=
2
n x 2
S2=
9 2
4 (27)
2
S =
S 2=
10881
12
1 2
4 (1)
S 2=
S =2,25
S 2=
3
12
4. Lalat
S 2=0,25
5. Laba-laba
x
2
n x 2
S2=
4 (1)
S 2=
S 2=
3
12
4 (5)
S 2=
S 2=
11
12
S 2=0,9
6. Kupu-Kupu
x
2
n x 2
S2=
S 2=0,25
7. Lipan
x
2
n x 2
S2=
2
4 (1)
S 2=
S 2=
3
12
10. Pacat
S =0,25
8. Kaki Seribu
x
2
n x 2
S2=
1 2
4 (1)
S 2=
4 (1)
2
S =
S 2=
2
n x 2
S2=
S 2=
3
12
S 2=0,25
3
12
11. Jangkrik
2
2
n x
S2=
S =0,25
2
n x 2
S2=
9. Capung
2 2
4 (4 )
S2 =
4 (1)
2
S =
2
S=
S 2=
3
12
12
12
S 2=1
S =0,25
Jenis
Hewan
Belalang
Jlh
Hewan
Kepadatan
Absolute Relatif
(m2)
(%)
Dominansi
Absolute Relatif
(m2)
(%)
29
116
0,078
7,8
7,
Frekuensi
Absolute Relati
(m2)
f
(%)
1
20
INP
35,6
Semut
322
1288
86,7
Kecoa tanah 9
36
2,4
0,86
7
0,024
Lalat
0,2
0,002
Laba-Laba
12
0,8
0,008
Kupu-Kupu
0,2
0,002
Lipan
0,2
0,002
Kaki Seribu
0,2
0,002
Capung
0,2
0,002
Pacat
0,2
0,002
Jangkrik
0,5
0,005
Total
371
1484
99,4 %
0,994
8
87
2,
4
0,
2
0,
8
0,
2
0,
2
0,
2
0,
2
0,
2
0,
5
99,7
20
193,1
0,75
15
19,8
0,25
5,4
0,5
10
11,6
0,25
5,4
0,25
5,4
0,25
5,4
0,25
5,4
0,25
5,4
0,25
100
298,5
VI.2 Pembahasan
Penggunaan jumlah individu dan jumlah biomasa dalam menentukan kepadatan atau
dominansi berbeda. Penggunaan jumlah individu dalam menentukan kepadatan atau
dominansi sering digunakan pada saat ukuran tubuh berbagai populasi cenderung sama ,
sedangkan apabila ukuran tubuh berbagai anggota populasi memiliki perbedaan yang
signifikan , sebaiknya menggunakan biomassa.
Dispersi atau penyebaran populasi merupakan merupakan pergerakan individu ke
dalam atau keluar dari populasi.
Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam alam secara
kasar dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :
1. Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat
tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras
sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
Pada praktikum tidak ditemukan penyebaran yang seragam.
2.
3.
demikian adalah apabila terjadi penjarangan akibat kompetisi antara individu yang relatif
ketat. Pola penyebaran acak terjadi apabila kondisi lingkungan bersifat seragam dan tidak
adanya kecenderungan individu untuk bersegresi. Pada umumnya penyebaran acak dari
hewan relatif jarang dijumpai di alam. Kelompok-kelompok ini terjadi akibat respon individu
terhadap kondisi-kondisi local, perubahan cuaca harian atau musiman, proses dari
perkembangan seperti atraksi seksual untuk membentuk pasangan kawin ataupun kelompok
induk-anak, serta atraksi social yang merupakan agregasi aktif dan individu membentuk suatu
organisasi atau koloni tertentu, seperti pada berbagai serangga atau hewan vertebrata tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D. G., 2000. Pengenalan dan Pengolahan Ekosistem Mangrove. Bogor:Penerbit
PKSPL-IPB,.
Heddy, S., 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta:CV Rajawali.
Michael, P. E., 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta:Universitas Indonesia.
Odum, H. , 1993. Ekologi Sistem Suatu Pengantar. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada.
Umar, R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Penentuan kelurusan
transek
Kuadrat pertama
dengan bergerak 5
langkah
Peletakan kuadrat
dengan kawasan
terdekat
Kuadrat diletakkan
dan melihat hewan
apa saja yang
beraktifitas
Proses perhitungan
jenis dan jumlah
hewan yang ada
Tahap finishing
Penentuan kelurusan
transek
Kuadrat pertama
dengan bergerak 5
langkah
Peletakan kuadrat
dengan kawasan
terdekat
DOKUMENTASI