Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEDUA

FULL TERM PAPER


EKOLOGI POPULASI
PERAN PAUS PEMBUNUH (Orcinus orca) DI EKOSISTEM LAUT

FALAH FARIKHATIN
15/386943/PBI/1342

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

ABSTRAK
Paus pembunuh (Orcinus orca) dapat ditemukan di semua wilayah laut, terutama
laut terbuka dan memiliki peranan yang sangat penting pada rantai makanan di dalam
ekosistem laut. Perannya sebagai predator dapat mempengaruhi banyaknya populasi
mangsanya. Orcinus orca memiliki macam-macam cara yang berbeda untuk
berkomunikasi dengan sesama individu dalam satu kelompok maupun antar kelompok lain
untuk memudahkannya dalam mencari dan menyerang mangsanya. Mangsa Orcinus orca
terdiri dari bermacam-macam hewan laut, mulai dari yang kecil seperti cumi-cum,
penguin, lumba-lumba sampai paus humpback yang memeiliki ukuran tubuh besar.
KATA KUNCI: Paus pembunuh (Orcinus orca), predator, ekosistem laut
PENDAHULUAN
Paus pembunuh (Orcinus orca) dapat ditemukan hampir di semua habitat laut atau
muara, tetapi paling sering ditemukan di daerah yang memiliki produktivitas tinggi,
terutama di daerah lintang yang lebih tinggi. Paus O. orca juga dapat ditemukan dari zona
dekat pantai sampai laut terbuka. Paus O. orca biasanya legih suka pada kedalaman 20-60
m, namun juga sering ditemukan pada perairan dangkal di sepanjang garis pantai atau
kadang juga menyelam sampai kedalaman 300 m untuk mencari mangsa. Pergerakan paus
O. orca sangat luas dan memiliki daerah jelajah yang sama setiap tahunnya. Beberapa Paus
O. orca tercatat melakukan migrasi dari Alaska menuju California dengan jarak tempuh
lebih dari 2000 km, paus O. orca juga tercatat mampu melakukan migrasi dari Kutub Utara
menuju Atlantik. Pola pergerakan paus O. orca dipengaruhi oleh ketersediaan spesies
mangsa, sebagai contoh puncak penampakan paus O. orca di Bahama terjadi selama
musim akhir musim semi dan awal musim panas yang bertepatan dengan migrasi musiman
pelagis ikan (Dunn dan Claridge 2014).
Paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mamalia terbesar yang ada di lautan. O. orca
merupakan salah satu mamalia dari bangsa Cetacea yang menjadi spesies terkuat di lautan
dan menjadi predator puncak. Orcinus orca menjadi pengendali ekosistem laut dengan
memangsa organisme laut lainnya, O. orca umumnya memakan ikan-ikan kecil dan cumicumi, bahkan paus ini juga dapat memangsa mamalia laut lainnya seperti paus balin, paus
sperma, hiu, lumba-lumba dan beberapa burung laut (Pitman et al. 2015). Spesies ini
ditemukan di seluruh samudera, dari kawasan bersuhu rendah seperti Artik dan Antartika
hingga kawasan bersuhu hangat (Marilyn dan White, 2010; Ainley dan Ballard, 2012).

Paus O. orca dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu tipe A, tipe B, tipe C dan tipe D.
Tipe-tipe paus ini dibedakan berdasarkan pola makan dan letak bintik putih yang ada pada
tubuhnya (Ainley dan Ballard, 2012). Tipe A lebih sering memangsa paus minke, tipe B
yang ukurannya lebih kecil dari tipe A lebih sering memangsa anjing laut dan singa laut,
tipe C merupakan tipe paus pembunuh berukuran paling kecil yang memangsa ikan-ikan
kecil, dan tipe D masih menjadi misteri bagi para peneliti (Ainley dan Ballard, 2012; Dunn
dan Claridge 2014).
Paus O. orca dapat membuat berbagai macam suara untuk komunikasi, dan masingmasing tipe paus memiliki suara khas sendiri yang dapet terdengar dari kejauhan. Suara
tersebut dikenal dengan suara echo. Paus O. orca menggunakan suara tersebut bukan hanya
untuk berkomunikasi tetapi juga untuk menggoda lawan jenis, berburu, mengukur
kedalaman dan pengungkap lokasi mereka (Samarraa, 2015).
Tulisan ini bertujuan untuk (1) mempelajari peran O. orca; (2) mempelajari strategi
O. orca untuk menarik perhatian mangsanya; dan (3) mempelajari tingkat predasi dan
interaksi antara O. orca dengan mangsanya.
PEMBAHASAN
Peran Orcinus orca
Paus O. orca dalam ekosistem laut memiliki peranan yang sangat penting, yaitu
sebagai penyeimbang ekosistem laut secara menyeluruh dalam efek rantai makanan. Dalam
rantai makanan Paus O. orca menduduki puncak ekosistem dan memakan anggota dari
karnivora tingkat pertama. Paus O. orca merupakan mamalia laut yang sangat aktif dan
akrobatik, mereka adalah salah satu hewan tercepat di laut yang dan sering menerobos air,
lobtail (mengepakan ekornya yang pipih ke permukaan air laut) dan spy-hop
(memunculkan kepala ke permukaan air). Paus O. orca merupakan predator teratas di
ekosistem laut yang paling mempengaruhi populasi mangsa. Paus O. orca memiliki
kebiasaan makan yanga sangat luas, terdiri dari ikan, burung camar, penguin, kura-kura,
cumi-cumi dan mamalia laut. Paus O. orca tidak memiliki predator alami, meskipun
demikian paus O. orca muda dapat diserang oleh paus O. orca dewasa lain atau hiu besar.
Paus O. orca telah dipelajari secara ekstensif terutama di sepanjang pantai barat
Kanada. Studi jangka panjang di Kanada menunjukan bahwa paus O. orca muncul sebagai
populasi residen, transien atau offshore, yang memiliki perbedaan gaya berburu dan
organisai sosial. Peneliti mengidentifikasi populasi paus O. orca yang memakan ikan dan

populasi migrasi yang hanya menargetkan mamalia laut. Kelompok residen merupakan
kelompok yang paling sering ditemui di perairan pantai Pasifik. Kelompok ini
mengunjungi wilayah yang sama secara konsisten. Resident juga terkadang berenang
bersama mamalia laut lainnya seperti anjing laut dan singa laut, dimana hewan ini adalah
mangsa utama kelompok transient. Kelompok transient dapat ditemukan di sepanjang
pantai Samudra Pasifik, Alaska dan California. Kelompok paus O. orca selanjutnya adalah
offshore, paus ini memiliki perbedaan genetik dengan kelompok residen dan transient.
Offshore memiliki bentuk tubuh yang lebih kecil dari kelompok paus O. orca lain, namun
mereka dapat melakukan perburuan dengan kelompok besar serta dapat menyerang dan
memangsa hiu serta paus lain. Tiga ekopite ini digunakan untuk mempertahankan isolasi
sosial satu sama lain meskipun dalam rentan habitat tumpang tindih (overlapping) (Marilyn
dan White, 2010).
Paus O. orca merupakan hewan yang memiliki karakter sosial yang tinggi, hal ini
dapat dilihat dari pergerakan paus O. orca yang menghabiskan hidup mereka dalam
kelompok yang stabil yang disebut dengan Pods dan berburu secara kooperatif. Migrasi
kelompok sosial pods sangat jelas, biasanya mereka membetuk kelompok yang terdiri dari
2 hingga 15 individu paus O. orca, kadang-kadang paus ini juga membentuk kelompok
yang lebih besar hingga beberapa ratus individu, namun hal ini jarang terjadi dan dianggap
sebagai pengelompokan sementara dari unit sosial kecil yang berkumpul saat mendekati
musim pemangsa, interaksi sosial dan atau saat musim kawin.
Strategi O. orca dalam Menarik Perhatian Mangsanya
Ilmuwan di Antartika mengidentifikan beberapa tipe paus O. orca dan menyatakan
bahwa masing-masing tipe memiliki habitat berbeda, preferensi mangsa dan strategi
berburu yang berbeda. Pola serupa juga ditemukan antara paus O. orca di Atlantik, Pasifik
Tropis dan Samudra Hindia. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Marilyn dan White,
2010 menyatakan bahwa setiap kelompok Paus O. orca memiliki tehnik yang berbeda-beda
dalam memburu mangsanya. Namun meskipun memiliki cara yang berbeda-beda dalam
memburu mangsanya antar kelompok, para peneliti beberapa kali menemukan beberapa
individu dalam satu kelompok mengkonsumsi berbagai jenis mangsa yang berbeda.
Paus pembunuh O. orca memiliki penglihatan yang tidak baik di dalam perairan
yang gelap, namun seperti spesies paus yang lain paus O. orca menggunakan sonar untuk
mengetahui keadaan lingkungan perairan mereka terutama dalam memburu mangsa dan
navigasi. Paus ini memburu mangsanya dalam keheningan sebagai upaya agar tidak

terdengar oleh mangsanya. Paus O. orca menggunakan siulannya untuk untuk berbicara
satu sama lain dan sebagaiuntuk menemukan jalan disekitar mereka. Gema dari siulan ini
juga berfungsi untuk membantu individu lain untuk memetakan lingkungan mereka dan
untuk menentukan lokasi pencarian makan selanjutnya. Paus O. orca memiliki 3 kategori
vokalisasi yang digunakan untuk komunikasi dan navigasi, yaitu peluit, panggilan diskrit
dan klik. Paus ini menggunakan panggilan diskrit dan peluit ketika berkomunikasi di dalam
dan di antara pods. Masing-masing kelompok memiliki dialek diskrit yang berbeda dari
pods lain. Klik hanya digunakan untuk ekolokasi (Samarraa, 2015).
Tingkat Predasi dan Interaksi O. orca dengan Mangsanya
Ketersediaan pangan sangat mempengaruhi besarnya populasi paus O. orca di
dalam ekosistem laut. Rendahnya kepadatan Paus O. orca di daerah Tropis dapat
diasumsikan bahwa daerah tersebut tidak memiliki mamalia laut yang memadahi sebagai
sumber pangan Paus O. orca (Dunn dan Claridge 2014). Paus O. orca juga sangat selektif
dalam memilih makanannya, saat mangsa tersedia dalam jumlah yang melimpah paus O.
orca akan memilih bagian-bagian tubuh tertentu untuk dikonsumsinya, misalnya bagian
ventral dari paus balin atau bagian otot dada penguin, kemudian menyisakan bangkai
mangsa untuk organisme lain (Dunn dan Claridge 2014).
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan, sekelompok paus O.
orca berenang secara parallel ke arah Pantai Cape Crozier untuk mendekati mangsanya,
yaitu koloni penguin yang berjumlah 500.000 ekor. Paus betina dewasa yang berukuran
besar akan keluar dari kelompoknya dan menggiring penguin agar penguin mendekat ke
arah kelompok O. orca dengan cara melakukan lonjakan kemudian kembali lagi ke dalam
kelompok (Ainley dan Ballard, 2012). Selain menyerang penguin sebagai mangsanya, paus
O. orca juga menyerang mamalia laut lainnya yang berukuran lebih besar, diantaranya
adalah Paus Humpback dan Lumba-lumba Spinner (Stenella longirostris). (Dunn dan
Claridge 2014).
Orcinus orca beberapa kali juga dilihat mampu menyerang Paus Humpback di
sepanjang pantai Autralia Barat bagian tengah. Terjadi kurang lebih sebanyak 35 kali
interaksi antara O. orca dengan Paus humpback, diantaranya adalah 24 kali (69%)
penyerangan O. orca terhadap Paus Humpback; 5 kali (14%) pendekatan yaitu Paus
Humpback merespon kehadiran O. orca namun tidak terjadi penyerangan; dan 6 kali (17%)
interaksi alami yang tidak diketahui interaksi tersebut menimbulkan penyerangan atau
tidak. Dari 24 serangan yang dilakukan oleh O. orca terhadap Paus Humpback, diketahui

bahwa sebanyak 14 (58%) serangan O. orca dapat membunuh Paus Humpback; 8 (33%) O.
orca tidak dapat membunuh Paus Humpback; dan 2 (8%) penyerangan tidak diketahui
hasilnya (Pitman et al. 2015).
Penyerangan O. orca hanya menargetkan calves humpback, dan tidak ada
pengamatan yang memperlihatkan adanya serangan terhadap paus dewasa maupun paus
yang berenang sendirian. O. orca ttidak akan menyerang Paus Humpback ketika
melakukan pendekatan jika tidak ada tanda-tanda kehadiran calves humpack. Durasi
interaksi pendekatan ini dapat berlangsung selama 1-2 menit atau lebih. O. orca jantan
yang dewasa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari O. orca betina secara
substansial, namun hal itu tidak menjamin kesuksesan berburunya. Diketahui bahwa dari
17 serangan dengan komposisi kelompok yang tepat, satu O. orca jantan dewasa gagal
menaklukan mangsanya pada 2-5 kali penyerangan, namun sekelompok O. orca betina
mampu menaklukan caves humpack meskipun tidak ada O. orca jantan (Pitman et al.
2015).
Paus Humpback memiliki dua perilaku dalam menanggapai serangan O. orca, yaitu
(1) melakukan pergerakan kea rah perairan dangkal, tepian karang atau perahu yang ada
didekatnya. Hasil pangamatan menunjukan bahwa cara ini merupakan cara yang efektif
sebagai pencagahan terhadap 5 kali penyerangan, dan (2) penyerangan langsung terhadap
O. orca, dengan induk atau pendamping lain yang menyertainya dengan cara induk calves
humpack mengangkatnya keluar dari perairan engan menggunakan kepala atau punggung
bagian atas, menghembuskan nafas dengan kuat keratah O. orca (Pitman et al. 2015).
KESIMPULAN
Dari pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa (1) Paus O. orca berperan sebagai
top predator di ekosistem laut; (2) paus O. orca bekerja secara kelompok untuk memburu
mangsanya dengan menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi, yaitu peluit,
panggilan diskrit dan klik yang digunakan untuk berkomunikasi dan navigasi (3) paus O.
orca memangsa berbagai macam mamalia besar seperti penguin, anging laut, singa laut
maupun paus humpback. Durasi predasi Orcinus orca berdeda-beda, dapat terjadi antara 12 menit atau lebih dengan tingkat kesuksesan 33% dari 24 kali penyerangan terhdapa paus
humpback.

DAFTAR ACUAN

Ainley. D. G, and G. Ballard. 2012. Trophic interactions and population trends of killer
whales (Orcinus orca) in the southern ross sea. Aquatic Mammals. 38 (2): 153-160.
Dunn. C, and D. Claridge. 2014. Killer whale (Orcinus orca) occurrence and predation in
the Bahamas. Journal of the Marine Biological. 94 (6): 13051309.
Marilyn. E., Dahlheim, and P. A. White. 2010. Ecological aspects of transient killer whales
Orcinus orca as predators in southeastern Alaska. Wildlife Biology. 16(3): 308-322.
Pitman. R. L., J. A. Totterdell., H. Fearnbach., L. T. Balance., J. W. Durban, and H. Kemps.
2015. Whale killers: Prevalence and ecological implications of killer whale
predation on humpback whale calves off Western Australia. Marine Mammal
Science. 31 (2): 629657.
Samarraa. F. I. P. 2015. Variations in killer whale food-associated calls produced during
different prey behavioural contexts. Behavioural Processes. 116: 3342.

Anda mungkin juga menyukai