DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, yang berupa
Qauliah (perkataan), Filiah (pekerjaan), Taqririah (ketetapan ), Hammiah (keinginan atau
hasrat Nabi Saw, yang belum terealisasi), dan Ahwaliah (yang menyangkut sifat-sifat dan
kepribadian Nabi Saw)1[1]. Hadits berkedudukan sebagai sumber hukum Islam yang kedua
setelah Al-Quran.
Adanya hadits berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dari
disampaikannya hadits-hadits yang disandarkan pada Rasulullah SAW tidak semua disetujui
oleh semua ummat Islam.
Terdapat golongan yang mengakui akan ke-tidak-benaran kehadiran hadits-hadits
tersebut. Dengan pemikiran-pemikiran yang membuat kokohnya pendapat yang tidak
mempercayai Sunnah tersebut, golongan-golongan yang terlibat pun ikut andil untuk
mengingkari segala yang sampai pada mereka. Maka perlunya untuk membahas peristiwa AlInkar Al- Sunnah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ingkar As-Sunnah.?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ingkar As-Sunnah.?
a) Ingkar Sunnah Klasik
b) Ingkar Sunnah Masa Kini (Modern)
C. Apa Argumentasi Ingkar as-Sunnah.?
D. Bagaimanakah Bantahan Terhadap Ingkar As-Sunnah.?
1[1] M. Agus Solahudin. Agus Suyadi, Ulumul Hadits, Cet-III, (Bandung:
CV.Pustaka Setia, 2013), hal.17
E. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, sejarah, argumentasi dan bantahan terhadap ingkar as-sunnah.
F. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini penulis bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Study Studi
Hadits dan memberikan penjelasan-penjelasan yang konfrehensif (luas dan menyeluruh)
berdasarkan referensi-referensi buku-buku ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
2[2] Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, Cet-V, (Jakarta: Amzah, 2011), 27.
3[3] M. Agus Solahudin. Agus Suyadi, Ulumul Hadits,..hal. 207. Lihat Pula, Daud
Rasyid, Sunnah Dibawah Ancaman: Dari Snouck Hugronje Hingga Harun
Nasution, (Bandung: Syaamil.2006), hal.vi
Abi Hilal al-Askariy membedakan antara makna al-ingkar dan al-juhdu. Kata alingkar terhadap sesuatu yang tersembunyi yang tidak disertai pengetahuan, sedangkan aljuhdu terhadap sesuatu yang nampak dan di sertai dengan pengetahuan.4[4]
Ada bebrapa definisi Ingkar As-Sunnah yang sifatnya hanya sedrrhana pembatasannya
di antaranya sebagai berikiut;
1. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadits atau sunnah sebagai
sumber ajaran agama Islam kedua setelah Al-Quran.5[5]
2. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang menolak dasar
hukum Islam dari sunnah shahih baik sunnah praktis atau yang secara formal
dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas mutawatir maupun ahad atau
sebagian saja, tanpa ada alasan yang dapat diterima.6[6]
Penyebutan ingkar as-sunnah tidak semata-mata berarti penolakan total terhadap
sunnah. Penolakan terhadap sebagian sunnah pun termasuk dalam kategori ingkar sunnah,
termasuk didalamnya penolakan yang berawal dari sebuah konsep berfikiryang dalamnya
penolakan dari sebuah konsep berfikir yang janggal atau metodologi khusus yang diciptakan
sendiri oleh segolongan orang- baik masa lalu maupun sekarang- sedangkan konsep tersebut
tidak dikenal dan diakui oleh ulama hadis dan fiqih.7[7]
Ada tiga jenis kelompok ingkar As-sunnah.
1. Kelompok yang menolak hadis Rasulullah SAW secara keseluruhan.
2. Kelompok yang menolak hadis-hadis yang tak disebutkan dalam Al-Quran secara
tersurat atau tersirat.
Artinya: Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah
sedikitpun terhadap kebenaran (QS. An-Najm ayat 28)
Mereka berdalil dengan ayat di atas sesuai dengan pemahaman atau penafsiran
mereka sendiri (Ingkar as-Sunnah)8[8]
Penjelasan ayat di atas itu adalah, tidak memberi manfaat sedikit pun dan tidak pula
berdiri pada pihak yang benar. Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda:
"
"