Referat PEB Olak
Referat PEB Olak
PENDAHULUAN
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin.1 Ketiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan (HDK), dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian ibu telah
berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan
sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh HDK.3
Berdasarkan Report of the Natinal High Blood Presure Education Program
Working Group on High Blood Presure in Pregnancy tahun 2001 hipertensi dalam
kehamilan terbagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu : hipertensi kronik,
preeklampsia-eklampsia, hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
dan hipertensi gestasional.1
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai proteinuria. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan berat. Pembagian preeklampsi menjadi berat dan ringan
tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali
ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami
kejang dan jatuh dalam koma.1
Di Indonesia Preeklampsi berat (PEB) merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Preeklampsi berat (PEB)
adalah preeklampsi dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan
darah sistolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam. 1 Preeklampsia
terjadi pada kurang lebih 5% dari semua kehamilan, 10% pada kehamilan anak
pertama dan 20-25% pada perempuan hamil dengan riwayat hipertensi
sebelumnya. Faktor risiko Ibu untuk terjadinya preeklampsia antara lain
kehamilan pertama, usia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat
pada kehamilan sebelumnya, riwayat keluarga dengan preeklampsi, obesitas atau
kegemukan, dan jarak antar kehamilan kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10
tahun.5
Preeklampsia dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil
sehingga pengetahuan tentang pengelolahan preeklampsi dalam kehamilan harus
benar-benar dipahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Preeklampsia
Definisi
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah umur kehamilan 20
minggu kehamilan disertai proteinuria. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan
darah dan proteinuria meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda
kerusakan
organ
(termasuk
gangguan
pertumbuhan
janin). Preeklampsi
merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menjadi ante, intra dan
postpartum.1
2.1.2
Klasifikasi1
Klasifikasi yang dipakai Indonesia adalah berdasarkan Report of the
Nationa High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy tahun 2001, ialah :
1.
2.
pascapersalinan
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
3.
4.
dan/atau koma
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia adalah hipertensi
kronik disertai tanda-tanda preeklampsia atau hipertensi kronik disertai
5.
proteinuria
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai
proteinuria
dan
hipertensi
menghilang
setelah
bulan
Preeklampsia Berat
2.1.1
Definisi
Preeklampsia pada kehamilan 20 minggu atau lebih dengan tekanan darah
sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria
lebih 5 g/24 jam atau kualitatif 3+. 1,9
2.2.2
Epidemiologi
Di Indonesia Preeklampsi berat (PEB) merupakan salah satu penyebab
Etiologi1
Menurut Zweifel : Preeclampsia, the disease theories, Penyebab pasti
1.
Penyakit-penyakit ginjal
Hiperplasentosis : mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi
4
5
besar, DM.
Riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia
Obesitas
2.
2.2.4
Patofisiologi
Hipotesa faktor- faktor etiologi preeklampsia bisa diklasifikasikan
ke dalam lapisan otot arteria spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan
sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero
plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
dinamakan remodeling arteri spiralis.1
Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada
lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis
relatif mengalami vasokontriksi, dan terjadi kegagalan remodeling arteri
spiralis, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan menjadi hipoksia dan
iskemia plasenta.1
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa invasi sitotrofoblas pada uterus
sebenarnya merupakan jalur diferensiasi yang unik di mana sel-sel fetal
aktivasi
penggumpalan
dan
fibrinolisis.
Aktivasi
trombosit
d.
Teori Genetik
Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotipe
ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial jika
dibandingkan dengan genotipe janin.1
2.2.5
Gambaran klinik1
Perubahan sistem dan organ pada preeklampsia. Yaitu1 :
1.
Volume plasma
Pada hamil normal volume plasma meningkat dengan bermakna guna
memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan normal nya terjadi pada umur
kehamilan 32-34 minggu. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan
volume plasma antara 30% - 40% disbanding hamil normal disebut hipovolemia.
Hipovolemia ini diimbangi dengan vasokontriksi, sehingga terjadi hipertensi.
Volume plasma yang menurun memberi dampak yang luas pada organ-organ
penting.
2.
Hipertensi
Pada preeklampsia peningkatan reaktivitas vaskuler dimulai umur
Fungsi ginjal
a. Perubahan fungsi ginjal disebabkan beberapa hal-hal berikut:
Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia sehingga
terjadi oliguria , bahkan anemia
Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan
meningkatnya
mengakibatkan proteinuria.
Terjadi glomerular capillary endotheliosis akibat sel endotel
glomerular membengkak disertai deposit fibril
menurunnya
infiltrasi
glomerulus
sehingga
terjadi anuria.
Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Pada
preeklampsia kadar elektrolit total sama seperti hamil normal. Kadar natrium dan
kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil normal, yaitu sesuai dengan
proporsi jumlah air dalam tubuh.
5.
yang berat tetapi sering dijumpa. Pada preeclampsia terjadi peningkatan FDP
(fibrin degradation product), penurunan anti-trombin III, dan peningkatan
fibronektin.
6.
Hematologik
Perubahan hematologik disebabkan oleh hipovolemia akibat vasospasme,
Hepar
Janin
Preeklampsi memberikan pengaruh buruk pada janin yang disebabkan oleh
Neurologik
vasogenik edema
Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan
visus, dengan gejala : pandangan kabur, skotomata, ablasio retina
2.2.6
Diagnosis1
Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria preeklampsia berat
bila
dengan cepat
Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular): peningkatan kadar
alanin
Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosa adalah:
1.
2.
aspartat
aminotransferase
9
3.
4.
2.2.7
Komplikasi
Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama
ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan eklampsia.
Biasanya komplikasi yang tersebut di bawah ini terjadi pada preeklampsia berat
dan eklampsia.8
a. Ibu : HELLP syndrome, perdarahan otak, gagal ginjal, hipoalbuminemia,
ablatio retina, edema paru, solusio plasenta, hipofibrinogenemia, hemolisis
10
2.2.8
Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan untuk kehamilan dengan
penyulit
preeclampsia adalah7
a. Mencegah terjadinya preeklampsia berat dan eklampsia
b. Terminasi kehamilan dengan trauma sekecil mungkin bagi ibu dan
janinnya
c. Melahirkan janin hidup
d. Pemulihan sempurna bagi kesehatan ibu.
Penanganan preeklampsia terdiri atas pengobatan medik dan pengobatan
obstetrik, penanganan obstetrik ditujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang
optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi sudah cukup
matur untuk hidup di luar uterus.9
Penatalaksanaan preeclampsia berat
1. Perawatan Aktif1
Yaitu kehamilan diakhiri setelah mendapat terapi medikamentosa untuk
stabilisasi ibu dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
a. Indikasi (salah satu atau lebih) :
a. Ibu
1) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia
2) Kegagalan terapi medikamentosa :
1) setelah 6 jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa terjadi
kenaikan tekanan darah yang persisten
2) setelah 24 jam sejak dimulainya pengobatan medikamentosa tidak
ada perbaikan
gangguan fungsi hepar
gangguan funsi ginjal
dicurigai terjadi solusio plasenta
timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, perdarahan
11
b. Janin
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
Adanya tanda-tanda gawat janin
Timbulnya oligohidramnion
Adanya tanda Intrauterine growth
restriction
(IUGR)
atau
pertumbuhan janin
c. Laboratorium
Adanya "HELLP syndrome" (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).
b. Pengobatan medisinal
Rencana terapi medikamentosa dengan pemberian obat-obatan pada
pasien preeklampsia berat yaitu :
a. Segera masuk rumah sakit
b. Tirah baring miring ke kiri secara intermiten. Tanda vital diperiksa setiap
30 menit, refleks patella setiap jam.
c. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60- 125
cc/jam) 500 cc.
d. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
e. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi
40mg/im.
f. Anti hipertensi
Diberikan jika tekanan darah sistolik lebih 180 mmHg, diastolic
lebih 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan
adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90
mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
Jenis obat : nifedipin 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit
g. Pemberian Magnesium Sulfat
1) Cara pemberian magnesium sulfat :
Cara Prichard : loading dose MgSo4 40% 8 g IM (4g boka, 4g
boki),dilanjutkan dosis pemeliharaan 4g/6 jam jika syarat terpenuhi
2) Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10%, 1
12
cc/kgBB/jam).
3) MgSO4 dihentikan bila :
Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, hipotensi,
refleks fisiologis menurun, fungsi jantung terganggu, depresi
SSP, kelumpuhan
dan
selanjutnya
dapat
menyebabkan
2) Inpartu :
Kala I :
konservatif
adalah
tetap
mempertahankan
kehamilan
Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan ANC yang teratur dan teliti dapat
14
tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu
berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari dikurangi dan
dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah
lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan
perlu dianjurkan. Untuk kehamilan > 37 minggu segera dilakukan terminasi
kehamilan.8
BAB III
KESIMPULAN
3+. Di
Daftar Pustaka
1. Abdul, Bari, dkk (editor). 2011. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohatdjo.
Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hipertensi dalam
Kehamilan. Hal 530 553
2. Rozikhan. 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat di
Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Tesis Program Magister
Epidemiologi, semarang : Universitas Dipenogoro
3. Profil kesehatan Indonesia. 2014. Kementrian kesehatan RI : Jakarta
4. Anna,M.S. 2007. Prevalensi Hipertensi Pada Kehamilan di Indonesia dan
Berbagai Faktor yang Berhubungan (Riset Kesehatan Dasar 200).
Diunduh
dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article
17