Makalah Agama New
Makalah Agama New
Hari,tanggal
Islam
Waktu
: 09.00-10.40 WIB
Dosen
: Wahyu M
SYARIAH ISLAM
KELOMPOK 8
Itsna Hanifa Koerunisa
J3L114006
M. Farhan abdilah
J3L114027
J3L114059
J3L114024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini
yang berjudul Syariah Islam .
Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan sebenar-benarnya. Penulis
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan baik materi, penganalisaan, dan
pembahasan. Semua hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan
pengalaman.
Penulis berharap makalah ini dapat diterima dan dipahami bagi para
pembaca. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak terutama
yang bersifat membangun, guna terciptanya kesempurnaan makalah ini dan bila
didalamnya ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaklumi dan dimaafkan.
Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan makalah ini dapat
berguna bagi semua pihak.
( Penulis )
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
10
14
3.1 Simpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
14
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi
seluruh alam semesta, dalam Islam dikenal sebuah syariah sebagai aturan- aturan
bagi umat yang bersumber pada wahyu Allah dan sunnah rasul. Namun dalam era
globalisasi sekarang ini, banyak terjadi penyimpangan dari diri umat manusia
yang tentunya tidak sejalan dengan syariah Islam. Disekitar kita banyak orangorang pintar, namun tidak memiliki akhlak yang baik. Salah satu penyebabnya
adalah karena terabaikannya Syariah Islam untuk mencetak individu-individu
yang beradab.
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT
dengan segala pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang
bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia
lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya. Manusia harus
mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat
sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing syariah akan
melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan
Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan
Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah). Hal ini menjadi sangat penting untuk
dibahas karena menyangkut masa depan generasi penerus. Tanpa ditegakkannya
syariah Islam dalam kehidupan sehari-hari, maka semakin hari akan semakin
banyak kerusakan. Hal inilah yangmendasari penulis membahas mengenai Syariah
Islam ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Syariah Islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia
untuk mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam Al-Quran, yaitu :
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)Nya orang yang kembali (kepada-Nya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13).
Tidak Memberatkan
Hal ini berarti bahwa syariat Islam tidak membebani manusia dengan
kewajiban di luar kemampuannya, sehingga tidak berat untuk dilaksanakan.
Firman Allah SWT antara lain : ... dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk
kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS. Al Hajj: 78).
... Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu ... . (QS. Al Baqarah : 185).
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa):Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau-lah penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (QS. Al Baqarah: 286).
Ayat-ayat yang bersifat umum tersebut telah dijadikan pokok dan dasar
syariat. Berdasarkan ayat-ayat yang demikian itu, diadakan rukhshah, yakni
aturan-aturan yang meringankan agar jangan menempatkan orang Islam dalam
keadaan yang sulit dan berat. Antara lain dalan Al Quran disebutkan :
1) Keringanan berbuka puasa bagi orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan :
... Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan
itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya ... (QS. Al Baqarah: 184).
2) Keringanan bertayamum bagi orang yang tidak boleh menggunakan air :
...dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur. (QS. Al Maidah: 6).
3) Keringanan membolehkan memakan bangkai atau makanan lainnya apabila
dalam keadaan terpaksa :
1. Berdiam diri, yakni tidak menetapkan hukum kepada sesuatu, karena buat
sementara masih perlu diperkenankan, yang kemudian akan diharamkan. Cara
ini dilakukan antara lain dalam masalah warisan. Islam tidak segera
membatalkan hukum warisan jahiliyah, tetapi akhirnya diganti dengan hukum
warisan Islam dan sekaligus membatalkan hukum warisan Jahiliyah tersebut.
Dengan ayat tersebut, syariat belum menetapkan arak dan judi haram, tetapi
dengan menyebut dosanya lebih besar, ada kesan melarangnya. Baru pada tahap
berikutnya Allah mengharamkannya dengan perintah untuk meninggalkannya.
Firman Allah :Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah
4.
Menurut syariat Islam kedudukan semua orang adalah sama dihadapan Allah,
yang membedakan adalah tingkatan taqwa mereka. Oleh karena itu orang yang
kaya dengan orang yang miskin sama dihadapan Allah dalam hal pengadilannya.
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam QS. Al Maidah ayat :8
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Maidah: 8).
Ibadah
Muamalah
Munakahat
Jinayat
10
Siyasa
Akhlak
Akhlak yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar,
tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syajaah
(berani), birrul walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
11
Agama Islam memberi jalan yang luas dan wajar kepada akal fikiran manusia,
sehingga taklid dilarang dalam Islam ( QS Al-Isra (17) :36 ).
An
Nas.
Membaca
Al
Quran
merupakan
ibadah.
perintah
Allah
dan
menjauhi
segala
larangnannya
12
13
Al-Hadist (As-Sunnah)
Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa
Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, (QS Al Hasyr : 7)
Artinya: Aku tinggalkan dua perkara untukmu seklian, kalian tidak akan sesat
selama kalian berpegangan kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah
rasulnya. (HR Imam Malik)
Hadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai
berikut.
14
untuk
menjauhi
perkataan
dusta,
sebagaimana
ditetapkan
dalam
firmannya:
Artinya: Jauhilah perbuatan dusta
Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.
16
Ijtihad
Ijtihad ialah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan suatu
masalah yang tidak ada ketetapannya, baik dalam Al Quran maupun Hadits,
dengan menggunkan akal pikiran yang sehat dan jernih, serta berpedoman kepada
cara-cara menetapkan hukum-hukumyang telah ditentukan. Hasil ijtihad dapat
dijadikan sumber hukum yang ketiga.
DAFTAR PUSTAKA
17
Nandang dan Hakim. 1998. Pendidikan Agama Islam. Bandung (ID) : Ganeca
Exac
18