KERANGKA PENULISAN
TOKSIKOLOGI FORENSIK
URIN
JENIS
KERACUNAN
NARKOTIKA
PEMILIHAN
BARBITURAT
PENGAMBILAN
- THC
- AMFETAMIN
-
BENZODIAZEPIN
PENYIMPANAN
PEMERIKSAAN
SAMPEL
- KANABINOID
- KOKAIN
- METHADON
- OPIAT
BAB I
PENDAHULUAN
Kasus penyalahgunaan narkotika semakin hari semakin meningkat.
Diperkirakan antara 153-300 juta jiwa atau sebesar 3,4% - 6,6% penyalahguna
narkotika di dunia usia 15-64 tahun pernah mengkonsumsi narkotik sekali dalam
setahun, dimana hampir 12% (15,5 juta jiwa sampai dengan 38,6 juta jiwa) dari
pengguna adalah pecandu berat. Menurut data terakhir dari Badan Narkotika
Nasional (BNN) tahun 2012, jumlah pecandu narkotika yang mendapatkan
pelayanan terapi dan rehabilitasi diseluruh Indonesia tahun 2012 menurut data
Deputi Bidang Rehabilitasi BNN adalah sebanyak 14.510 orang, dengan jumlah
terbanyak pada kelompok usia 26-40 tahun yaitu sebanyak 9.972 orang. Jenis
narkoba yang paling banyak digunakan oelh pecandu yang mendapatkan
pelayanan terapi dan rehabilitasi adalah shabu (4.697 orang), selanjutnya secara
berurutan adalah jenis ganja (4.175 orang), heroin (3. 455 orang), ekstasi (1.536
orang) dan opiat (736 orang).1 Narkotika menurut UU no 35 tahun 2009 adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana yang terlampir dalam Undang-Undang. Sedangkan penyalah guna
adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.1
Salah satu tindak pidana yang diatur di luar KUHP adalah tindak pidana
penyalahgunaan narkotika. Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat
Laboratorium
memainkan
peran
penting
dalam
mendeteksi
Sehingga
pengambilan
urin
sebagai
sampel
dalam
penyidikan
mempengaruhi
analisis
obat
dengan
gas
chromatographic
mass
spectrometric.1
Dalam kasus penyalahgunaan narkotik perlu juga dikhawatirkan
pemalsuan sampel urin atau memanipulasi sampel agar didapatkan hasil
negatif palsu, sehingga diperlukan beberapa prosedur yang dapat mencegah
pemalsuan sampel, diantaranya:7
1. Melepaskan pakaian luar yang tidak begitu berguna
2. Memindahkan benda/substansi ada area pengambilan sample yang
dapat digunakan untuk memalsukan urine (air, sabun cuci tangan)
3. Menaruh desinfektan berwarna biru pada air pembilas yang terdapat
dalam area pengambilan sampel.
4. Meminta untuk mengeluarkan dan menyimpan barang-barang yang
terdapat di saku pasien.
5. Menyimpan barang-barang pribadi dengan pakaian luar(tas,atau
ransel)
6. Menginstruksikan pasien untuk mencuci tangan dan mengeringkan
(lebih baik dengan sabun cuci tangan cair) dengan pengawasan dan
tidak mencuci tangan sampai pasien menyerahkan sampel.
Terdapat pemeriksaan sederhana untuk mendeteksi adanya manipulasi
ataupun penambahan zat-zat yang mengganggu pemeriksaan. Kondisi
berikut ini merupakan keadaan normal, dan keadaan urin di luar kondisi
berikut patut dicurigai terjadinya manipulasi maupun substitusi urin:7
1. Suhu urin harus dicatat dalam waktu 4 menit sesudah pengambilan
sampel dengan suhu diantara 32-380C dan tetap diatas 330C dalam
waktu 15 menit.
2. pH urine normal berkisar antara 4,5-8
3. berat jenis urine berkisar anatara 1,002-1,020
4. konsentrasi kreatinin lebih dari 20mg/dL
didapatkan hasil bahwa semua obat stabil pada suhu 200C, sedangkan
pada sampel darah yang disimpan di suhu 200C dan 40C terjadi
degradasi matrix pada minggu ke 5 dan minggu ke 13.1
b. Ganja
THC (ganja) akan mengalami penguraian jika terkena udara, panas
dan cahaya. Ganja akan mengalami hidrolisis menjadi cannabidiol atau
dioksidasi menjadi cannabinol sebagai hasil kontak dengan udara atau
kondisi asam. THC dilaporkan stabil dikulkas selama 6 bulan dan
disuhu ruangan selama 2 minggu. Ikatan THC dengan zat yang larut
air seperti bahan kontainer dan tutup tabung dari karet harus
diperhatikan. Contohnya sampel darah yang mengandung THC
disimpan ditabung kaca stabil selama 4 hari disuhu ruangan dan 4
minggu di suhu 200C. Sampel yang sama disimpan pada tabung
berbahan polystyrene menunjukkan penurunan konsentrasi 60-100%.
Prinsipnya metabolit obat lebih stabil dari obat induknya. Pada sebuah
studi,
sampel
urine
yang
mengandung
11
nor
carboxi
MAM
akan
mengalami
deasetilasi
selama
KESIMPULAN
Pemeriksaan urine pada skrining narkoba merupakan pemeriksaan yang banyak
dilakukan karena cepat, sederhana dan terpercaya dengan spesimen yang dapat
diperoleh secara tidak invasif. Kekurangan penggunaan spesimen urine adalah
mudahnya dilakukan pemalsuan spesimen, sehingga dibutuhkan pengawasan saat
dilakukan pengambilan sampel. Metode immunoassay yang digunakan pada
pemeriksaan urine narkoba memiliki sensitivitas dan presisi yang baik, tetapi
dapat terjadi reaksi silang yang menyebabkan hasil positif palsu, sehingga
diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan.
Daftar pustaka
1. M Citra, Pemilihan, Penyimpanan dan Stabilitas Sampel Toksikologi pada
Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(1)
2. Y I Anggraeni, R Endbram, S Tuhu. Pengaruh Alat Bukti Hasil Tes Urin
Melalui Pemeriksaan Laborartorium Forensik Terhadap Putusan yang
Dijatuhkan Hakim dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika ,
Surakarta: 2015
3. K S Yudi, Hasil Tes Urine dalam Pembuktian Tindak Pidana Narkotika
yang Dilakukan oleh Oknum Anggota Kepolisian, Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin, Makassar: 2013
4. V Kelly, K L Igor. Analysis of body fluids for forensic purposes: From
laboratory testing to non-destructive rapid confirmatory identification at a
crime scene. Forensic Science International. Department of Chemistry,
University at Albany, SUNY, 1400 Washington Avenue, Albany, NY
12222, United States: 2009
5. F George,.Recommendations for the collection of forensic specimens from
complainants and suspects. Faculty of Forensic and Legal Medicine
January 2015
6. Gifford Lum, dkk. Urine Drug Testing: Approaches to Screening and
Confirmation Testing, VA Boston Healthcare System, Boston: 2004
7. R I Agnes, Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik Narkoba Urinary
Drugs Testing. Dept. Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/ RS Hasan Sadikin,Bandung: 2015