Anda di halaman 1dari 12

EJAAN

BAHASA INDONESIA

Oleh :
Alit Arlinda Hollandary
Ngakan Putu Manda Teja Putra
Imam Muttaqin
Aprianto Dwi Putra
Dwi Ulul Asmi
Ni Made Meining Putri Swetari

1305315057
1305315059
1305315060
1305315061
1305315063
1305315154

Arsitektur Lansekap
Universitas Udayana 2013

KATA PENGANTAR

Bahasa adalah sebuah lambang bunyi yang bersifat arbitrer, yang


digunakan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sempurna. Dalam penyampaiannya
mutlak susunan kalimat dan sebagainya menjadi hal yang perlu untuk
diperhatikan.
Kesalahpahaman dalam menerima informasi ini dapat terjadi apabila
dalam berkomunikasi tidak memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Maka dari
itu, aturan-aturan ini perlu untuk dipelajari, dan termasuk didalamnya adalah ejaan
bahasa Indonesia. Kesalahan dalam pengejaan dapat menghambat terjadinya
komunikasi.
Berkomunikasi memang bukan hanya melalui lisan, dapat pula
melalui sebuah tulisan. Berkomunikasi melalui lisan lebih mudah daripada tulisan,
karena mimik, gerak-gerik, irama, jeda, dan unsur-unsur nonbahasa lainnya ikut
memperlancar komunikasi itu. Dalam hal ini, unsure-unsur nonbahasa tidak dapat
dituliskan, dan hal ini dapat menyulitkan komunikasi dan member peluang
terjadinya kesalahpahaman. Disinilah ejaan dan tanda baca (fungtuasi) berperan
sampai batas-batas tertentu, yakni menggantikan beberapa unsure nonbahasa yang
diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Dengan ditulisnya laporan makalah ini semoga menjadi pelajaran dan
bermanfaat bagi kita semua, dan kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun untuk laporan ini, agar tercapainya laporan yang lebih baik lagi untuk
kedepannya.
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I

PENDAHULUAN..............................................................................................4

1.

LATAR BELAKANG............................................................................................4

2.

RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4

3.

TUJUAN PENULISAN.........................................................................................4

BAB II

MATERI.............................................................................................................5

A.

LANDASAN TEORI.............................................................................................5

B.

SEJARAH SINGKAT EJAAN BAHASA INDONESIA........................................5

C.

ATURAN PENULISAN HURUF..........................................................................9

BAB III PENUTUP........................................................................................................13


A.

KESIMPULAN....................................................................................................13

B.

KRITIK DAN SARAN........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Banyak diantara kita yang masih banyak menggunakan kata dan
susukan kalimat yang masih salah dalam beberapa forum. Ada saatnya kita
menggunakan kalimat-kalimat baku, dan ada saatnya pula kita
menggunakan kalimat nonbaku.
Hal ini perlu untuk diperhatikan. Ketika penggunaan kalimat telah
sesuai namun penggunaan ejaannya masih belum benar, ini dapat
mengakibatkan kesalahpahaman, atau bahkan informasi yang hendak
disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh pendengar. Ejaan
sangat diperlukan, baik untuk komunikasi secara lisan atau bahkan tulisan.
Sehingga apa yang telah ada pada masyarakat umumnya, perlahan
pemahaman ejaan yang digunakan diperhatikan dan diperbaiki dari
keadaan semula yang mungkin terjadi kesalahan dalam pemakaiannya.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang disebut dengan ejaan?
2. Bagaimana sejarah singkat ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana aturan-aturan penulisan huruf?

3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendeskripsikan pengertian ejaan.
2. Untuk menjelaskan sejarah singkat ejaan.
3. Untuk menerangkan aturan-aturan penulisan huruf.

BAB II
MATERI
A. LANDASAN TEORI
Ejaan merupakan penggambaran lambang-lambang bunyi ajaran dan
interelasi antar lambang dalam suatu bahasa. Ejaan mengalami tahap
perkembangan, sebelum Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan telah
mengalmi perubahan berulang kali, yaitu yang pertama Ejaan Van
Ophuysen pada tahun 1901, kemudian Ejaan Republik (Soewandi) pada
tahun 1997, baru kemudian Ejaan Yang Disempurnakan yang diresmikan
pada tanggal 16 Agustus 1972.

B. SEJARAH SINGKAT EJAAN BAHASA INDONESIA


Ejaan ditinjau dari dua segi, meliputi segi khusus dan segi umum.
Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai perlambangan bunyi-bunyi
bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang
telah disusun menjadi kata, kelmpok kata atau kalimat. Secara umum,
ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan
diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat Melajoe, dan mulai
berlaku. Ejaan tersebut disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang
dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Mamoer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan ini dituliskan
oleh penulis, pada umumnya memiliki aturan sendiri dan sangat
beragam dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan
tanda baca. Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van
Ophuysen antara lain sebagai berikut:
a) Huruf y ditulis dengan j
Contoh:

b)

c)

d)

e)

1. Sayang Sajang
2. Yakin Jakin
3. Saya Saja
Huruf u ditulis dengan oe
Contoh:
1. Umum Oemoem
2. Sempurna - Sempoerna
Huruf k ditulis dengan ( )
Contoh:
1. Rakyat Rayat
2. Bapak Bapa
3. Rusak Rusa
Huruf j ditulis dengan dj
Contoh:
1. Jakarta Djakarta
2. Raja Radja
3. Jalan Djalan
Huruf c ditulis dengan tj
Contoh:
1. Pacar Patjar
2. Cara Tjara
3. Curang Tjurang

2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ejaan Republik disusun oleh Mr.Soewandi. Penyusunan
ini dimaksudkan untuk menyempurnakan Ejaan Van Ophuysen dan
diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947 dan diresmikan dengan
nama Ejaan Republik.
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti
dengan u dalam Ejaan Republik.
2. Bunyi hamzah () dalam Ejaan Van Ophuysen diganti
dengan k dalam Ejaan Republik.
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan
Republik.
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak
dibedakan.
5. Tanda trema () dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan
dalam Ejaan Republik.

Van Ophuysen
Oemoer

Republik
Umur
Maklum
Rata2,Rata-rata
ekor

Maloem
Rata-rata
kor

3. Ejaan Yang Disempurnakan


Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 16 Agustus
1972.Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman
umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-hal yang bersifat
umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di
atur dalam pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak
pada pedoman umum itu. Ejaan Yang Disempurnakan merupakan
hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun
sebelumnya.

Hal-hal yang diperhatikan dalam Ejaan EYD:


1. Perubahan Huruf
Dj
Tj
Nj
Ch

Ejaan Lama
Djika,wadjar
tjakap,pertjaja
njata,sunji

Ejaan EYD
Jika, wajar
Cakap, percaya
Nyata, sunyi
Ny
Akhir, khwatir
Kh
J
C

achir,chawatir
2. Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa
asing yang telah diresmikan pemakaiannya.
Misal:
Khilaf

Zakat

Fisik

Universitas

3. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang


ilmu pengetahuan tetap digunakan , misalnya pada
kata furqan dan xenon.

4. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di


yang merupakan kata depan. Sebagai awalan, di- di
tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya,
sedangkan di sebagai kata depan ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misal:
Awalan
di-

Kata Depan
Di

dicuci

Dikantor

dibelikan

Di belakang

dilatarbelakangi

Di tanah

5. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsurunsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai penanda
perulangan.
Misal:
Anak-anak,

bukan

anak2

Bersalam-salaman,

bukan

bersalam2an

Bermain-main,

bukan

bermain2

Hal-hal yang diatur dalam EYD:


a. Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf
b.
c.
d.
e.
f.

miring
Penulisan kata
Penulisan tanda baca
Penulisan singkatan dan akronim
Penulisan angka dan lambang bilangan
Penulisan unsur serapan

C. ATURAN PENULISAN HURUF


1. Pemenggalan Kata
Adakalanya kata harus dipenggal, misalnya karena pindah
baris, atau untuk keperluan lain. Kata-kata seperti labrak, keprok,
dan caplok sering dipenggal menjadi la-brak, ke-prok, dan ca-plok.

Cara pemenggalan tersebut salah, dan yang benar adalah lab-rak,


kep-rok, dan cap-lok.
Kata-kata serapan, seperti geografi, moderator, dan
musikus, sering dipenggal menjadi ge-o-graf-i, mo-de-rat-or, dan
mu-sik-us. Padahal kata-kata ini seharusnya dipenggal menjadi geo-gra-fi, mo-de-ra-tor, mu-si-kus.

2. Penulisan Kata Depan dan Partikel


Kata depan di dan ke terpisah dengan kata yang
mengikutinya. Berbeda dengan penulisan awalan di dan ke yang
harus digabung dengan kata dasarnya.
Dipisah

Digabung

di pasar
di rumah
di rumah sakit

ditangkap
dikubur
dipukul

3. Penulisan Gabungan Kata


Unsur kata-kata yang bisa berdiri sendiri penulisannya dipisah.
Sedangkan kata-kata yang tida bisa berdiri sendiri penulisannya
digabung.
Dipisah

Digabung

Buku tulis
Luar negeri
Garam dapur

Antarkota
Prasyarat
Prasejarah

4. Penulisan Kata Ulang


Kata ulangdihasilkandari proses perulangan dan ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh :Lari-lari, Ragu-ragu, kadang-kadang, dll.
Kata ulang yang berubahbunyi.
Contoh :Sayur-mayur, Warna-warni, Bolak-balik.
Perulanganberimbuhansegaligus, diawal saja atau akhir.
Contoh: Berpeluk-pelukan, Berjalan-jalan, Hormat-menghormati.
5. Penulisan Kata Berimbuhan
Macam-macam bentuk imbuhan: meng-, per-, peng-, ter-,
-an, -kan, -i

Penulisan Bentuk Gabungan Terikat


Gabungan kata adalah bentuk terikat yang tidak mandiri
sebagai kata, tetapi memiliki arti penuh.
Contohnya:
..kuselesaikan.. , .kaunyatakan,
bantuanmu,

bukunya

6. Penulisan Bentuk Singkatan dan Akronim


Singkatan adalah bentuk bahasa yang dipendekan dari kata
atau kelompok kata yang terdiri dari atas satu bunyi atau lebih.
1. Ada singkatan biasa (tanpa tanda titik)
2. Singkatan umum (dengan tanda titik)
3. Singkatan ukuran
4. Akronim
7. Penulisan Unsur Serapan
Penulisan kata serapan bahasa asing yang berimbuhan
pada dasarnya tidak berbeda dengan kata berimbuhan bahasa
indonesia pada umumnya, yang memeperlakukan kaidah peluluhan
fonem-fonem tertentu. Fonem p, t, k dan s meluluh.

Kata Dasar
Kritik
Stabil

+ mengMengkritik/ mengritik
Menstabilkan/

+ peng- / peng--an
Pengkritik/ pengritik
Penstabil/ penyetabil

Program

menyetabilkan
Memprograkan/

Pemprograman/

Prediksi

memogramkan
Memprediksi/

pemrograan
Pemprediksi/ perediksi

memrediksi

8. Penulisan Angka
Untuk menyatakan bilangan tingkat, harus diberi awalan
ke- dan garis penghubung (-) sehingga penulisannya sebagai
berikut:
Contoh:

juara ke-2
bangku ke-3 dari depan
abad ke-20

10

Untuk angka Romawi tidak perlu menggunakan awalan ke- dan


garis penghubung.
Contoh:
juara II
bangku III dari depan
abad XX
9. Penggunaan Tanda Baca
Permasalahan yang sering ditemukan adalah:
1) Penggunaan tanda titik pada singkatan nama orang, nama gelar
dan nama lembaga
2) Penggunaan tanda koma pada pemerincian
3) Penggunaan tanda penghubung pada akhir baris dan pada
gabungan kata yang maknanya meragukan.
4) Penggunaan tanda titik dua (:) dan kutip (...) pada kalimat
langsung
10. Kata-kata Berejaan Kembar
Dewasa ini banyak dijumpai kata yang cara penulisannya
bermacam-macam. Misalnya, disamping ahli ada akhli ; disamping
doa ada doa; disamping masalah ada masalah dan ada juga
masualah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ejaan sangat mempengaruhi perkembangan Bangsa Indonesia.
Ejaan yang meliputi penulisan huruf, penulisan kata, termasuk singkatan,
akronim,angka, dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca.
Selain itu juga tentang pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur
asing.
Fungsi ejaan antara lain :
-Sebagai landasan pembakuan tata bahasa

11

-Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan


-Sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain kedalam
bahasa Indonesia.
Dengan adanya ejaan tersebut tentu membantu kita dalam hal
penulisan agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik dan
benar oleh para pembaca.
B. KRITIK DAN SARAN
Penggunan ejaan dengan baik dan benar perlu untuk diperhatikan
dan dipahami dengan benar. Penggunaan ejaan tersebut tentunya sangat
penting dalam beberapa keadaan. Missal pembuatan makalah, laporan dan
atau sebagainya. Penanaman penggunaan yang benar perlu untuk diberikan
sedini mungkin pada siswa-siswa, agar tidak terjadi penyalahgunaan yang
lumrah terjadi pada masyarakat umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
I Nengah Sukarta, I N. Suparwa, I G.N.K Putrayasa, I W. Teguh, 2011. Bahasa
Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi. Edisi I, Cetakan 2. Bali:
Swasta Nulus.

12

Anda mungkin juga menyukai