Anda di halaman 1dari 13

Fungsi Treasury

Penerapan Fungsi Treasury Sektor Swasta Pada


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Pendahuluan
Treasury merupakan salah satu aktivitas finansial di perusahaan, baik
perbankan maupun non perbankan. Treasury berkaitan dengan tiga
aktivitas

utama

yaitu

manajemen

kas,

investasi,

dan

transaksi

pembayaran. Ketiga aktivitas tersebut memiliki tujuan dan sasaran


masing-masing. Aktivitas treasury harus dilakukan sedemikian rupa, tidak
boleh

hanya

mengejar

keuntungan

semata,

tetapi

juga

harus

memperhatikan aspek-aspek risiko keuangan dari setiap keputusan yang


diambil. Hal ini tidak lain untuk menciptakan kestabilan dan ketahanan
keuangan (financial resistance).
Fungsi treasury kian berkembang dan menempati peran strategis dalam
pengelolaan keuangan perusahaan. Sesuai dengan hasil survey yang
dilakukan oleh The Association For Financial Professional (AFP) pada tahun
2003 dan 2006, dikatakan bahwa fungsi treasury di perusahaan mulai
memainkan peran yang lebih strategis. Demikian juga, hasil survei AFP
berikutnya yang dilakukan pada tahun 2011 dan 2014, menegaskan
kembali

bahwa

fungsi

treasury

semakin

penting

dan

fokus

pada

pengelolaan kas dan likuiditas. Pengelolaan kas perusahaan terkait


dengan keluar dan masuknya aliran kas perusahaan, sedangkan likuiditas
perusahaan terkait dengan cara perusahaan memastikan kecukupan kas
untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.
Fungsi treasury pada sektor publik, dalam perkembangannya, tidak
terlepas

dari

reformasi

keuangan

negara.

Terbentuknya

Direktorat

Jenderal Perbendaharaan tidak terlepas dari konsekuensi pelaksanaan


reformasi penyempurnaan manajemen keuangan negara di Indonesia.
Sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara, Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan

1 | Page

yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Adapun fungsi
perbendaharaan meliputi perencanaan kas yang baik, pencegahan
terjadinya kebocoran dan penyimpangan, pencarian sumber-sumber
pembiayaan yang paling murah, dan pemanfaatan dana menganggur
(idle cash) untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.
Direktorat

Jenderal

Perbendaharaan

terus

dituntut

untuk

dapat

melaksanakan fungsi treasury yang modern, profesional dan akuntabel


seperti halnya di sektor privat. Oleh karenanya, untuk memenuhi tuntutan
tersebut, Direktorat Jenderal Perbendaharaan perlu mengambil dan
mengadaptasi fungsi treasury di sektor privat dan kemudian menerapkan
fungsi-fungsi tersebut. Penerapan fungsi-fungsi tersebut secara detail
akan diuraikan dalam tulisan ini.

Fungsi Treasury
Cash Forecasting
Cash forecasting, atau dikenal dengan perencanaan kas didefinisikan
sebagai kegiatan memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas pada
waktu tertentu untuk mengetahui kemungkinan terjadinya mismatch
sehingga

dapat

menindaklanjutinya.

dilakukan

tindakan

yang

sesuai

untuk

Dalam pengertian lain, perencanaan kas dapat

diartikan sebagai model likuiditas sebuah perusahaan atau entitas di


masa yang akan datang pada satu jangka waktu tertentu. Departemen
treasury pada sektor swasta, dalam melakukan perencanaan kas,
mengumpulkan seluruh informasi dari seluruh bagian perusahaan untuk
membuat

perkiraan

kas,

baik

jangka

pendek

maupun

jangka

panjang. Informasi ini dapat berasal dari catatan akuntansi, anggaran,


anggaran modal, dan bahkan dari pimpinan utama perusahaan (CEO).
Perencanaan kas ini diperlukan untuk:

Menentukan apakah perusahaan membutuhkan lebih banyak uang


tunai. Jika hal itu terjadi, maka perusahaan dapat membuat rencana
pendanaan (financing) baik melalui penggunaan hutang atau ekuitas.

2 | Page

Membuat rencana investasi, jika hasil perkiraan surplus dimana ada


kelebihan kas yang timbul.

Membuat rencana operasi yang dapat melindung nilai tukar mata


uang perusahaan dengan mata uang asing.

Perencanaan kas pemerintah adalah kegiatan memperkirakan penerimaan


dan pengeluaran kas dalam jangka waktu tertentu sehingga negara
memiliki saldo kas yang cukup untuk membiayai kewajiban negara dalam
waktu tertentu dalam rangka pelaksanaan APBN. Perencanaan kas
digunakan untuk memperkirakan dan mengatur jumlah arus kas masuk
dan arus kas keluar dalam satu periode pelaporan dengan tujuan menjaga
ketersediaan kas negara.
Fungsi

Cash

Perbendaharaan

Forecasting
yakni

telah

melalui

dijalankan
Subdirektorat

Direktorat

Jenderal

Perencanaan

dan

Pengendalian Kas (Dit. Pengelolaan Kas Negara) dengan melakukan


perencanaan kas harian, mingguan, dan bulanan, menyusun rencana
investasi dan pinjaman, menyusun guide line investasi, dan menyusun
kebijakan teknis di bidang perencanaan kas.
Setiap satuan kerja diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan
rencana penarikan dan penerimaan dana baik harian maupun bulanan
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
277/PMK.05/2014 Tahun 2014 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana
Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas. Saat ini aplikasi perencanaan
kas telah berganti nama, dari AFS (Aplikasi Forecasting Satker) menjadi
APS (Aplikasi Perencanaan Satker), yang selanjutnya disebut APS G2, dan
telah diintegrasikan dengan aplikasi SAS 2015. Pada kenyataannya, di
lapangan selama ini satuan kerja kurang memahami akan pentingnya
perencanaan kas dan pengelolaan keuangan yang baik. Satuan kerja
terkesan asal-asalan dalam menyusun perencanaan kas hanya untuk
memenuhi syarat agar bisa memasukkan SPM. Untuk itu, akan lebih baik
jika satuan kerja diberikan penyuluhan intensif tentang hal ini sehingga
perencanaan kas dapat efektif dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
Working Capital Monitoring

3 | Page

Working capital atau modal kerja adalah sistem pengukuran keuangan


yang

menunjukkan

likuiditas

operasi

yang

tersedia

untuk

bisnis,

organisasi, atau entitas lain termasuk entitas pemerintah. Modal kerja


dianggap sebagai bagian dari modal operasional bersama-sama dengan
aset tetap seperti pabrik dan peralatan. Modal kerja berhubungan erat
dengan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang cukup berarti
memastikan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien.
Perusahaan melakukan pemantauan modal kerja dengan meninjau
kebijakan

perusahaan

yang

berkaitan

dengan

modal

kerja

dan

memproyeksikan dampaknya terhadap arus kas.


Dalam pengelolaan keuangan negara, pengawasan terhadap modal kerja
merupakan perpaduan dari tugas-tugas beberapa direktorat jenderal
dibawah naungan Kementerian Keuangan, seperti DJPB, DJPU, DJP, DJKN,
DJBC, dan DJPK. Seluruh direktorat jenderal tersebut memiliki peran aktif
dalam pengawasan modal kerja pemerintah untuk memastikan keamanan
APBN dalam membiayai kegiatan pemerintah dan membayar utangutangnya. Oleh karenanya, diperlukan koordinasi dalam pengelolaan
modal kerja ini.
Cash Concentration
Cash concentration atau konsentrasi kas adalah transfer dana dari
berbagai rekening ke rekening pusat untuk meningkatkan efisiensi
manajemen kas. Dengan demikian, dana akan lebih mudah untuk
diinvestasikan
terpusat.

atau

Konsolidasi

digunakan
kas

sebagai

pada

pembayaran

rekening

tunggal

dari

rekening

memungkinkan

perusahaan untuk mempertahankan saldo kas yang lebih kecil secara


keseluruhan dan untuk mengidentifikasi kelebihan kas yang tersedia
untuk investasi jangka pendek. Keuntungan dari pengkonsentrasian kas
adalah untuk kendali dan visibilitas kas.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Direktorat Pengelolaan Kas
Negara menerapkan cash concentration melalui dua cara, yaitu Treasury
Notional Pooling (TNP) dan Treasury Single Account (TSA). Treasury
Notional Pooling (TNP) adalah sistem yang digunakan untuk mengetahui
posisi saldo konsolidasi dari seluruh rekening bendahara pengeluaran

4 | Page

yang

terdapat

pada

seluruh

kantor

cabang

bank

umum

yang

bersangkutan tanpa harus melakukan perpindahan dana antar rekening.


Saldo seluruh rekening bendahara pengeluaran dikonsolidasikan pada
akhir hari setelah proses tutup buku dan diberikan jasa giro harian oleh
Bank kepada Menteri Keuangan selaku BUN sesuai dengan kesepakatan
yang dituangkan dalam kontrak antara Pusat Bank yang bersangkutan
dengan

Ditjen

Perbendaharaan.

Bendahara

pengeluaran

tidak

diperkenankan menarik uang yang menjadi tanggung jawabnya setelah


pukul 15.00 waktu setempat. Pada keesokan harinya, pada pukul 08.00
waktu setempat, bendahara pengeluaran dapat menarik uangnya kembali
seperti semula, sesuai dengan jumlah saldo pada hari sebelumnya.
Treasury Single Account (TSA) adalah pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran negara melalui satu rekening. Semua uang negara tersimpan
dalam rekening tersebut dan semua pengeluaran negara dilaksanakan
melalui

rekening

dari TSA Pengeluaran

yang

sama.

Pelaksanaan

dan TSA Penerimaan.

TSA

TSA

terdiri

diimplementasikan

melalui konsolidasi seluruh rekening pemerintah di Rekening Kas Umum


Negara di Bank Indonesia dan penerapan zero balance atas rekening
pemerintah yang berada di luar Bank Indonesia. Dengan adanya TSA
tersebut, pemerintah dapat mengendalikan saldo dan aliran kas yang
dimiliki,

minimalisasi

memberikan

uang

transparansi

yang
dalam

menganggur
pengelolaan

(cash

float),

serta

penerimaan

dan

pengeluaran.
Investment
Investasi adalah pembelian aset atau barang dengan harapan bahwa
pembelian tersebut akan menghasilkan pendapatan atau dihargai di masa
yang akan datang dan akan dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Investasi dapat juga diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan untuk
mendapatkan saham entitas lain. Investasi jangka panjang biasanya
digunakan ketika mengacu pada pandangan jangka panjang. Sebuah
strategi investasi yang baik akan mendiversifikasi portofolio perusahaan
sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan. Strategi investasi sektor
swasta yaitu dengan menggunakan kebijakan investasi perusahaan untuk
mengalokasikan kelebihan uang tunai untuk berbagai jenis investasi,

5 | Page

tergantung pada tingkat kembalian dan seberapa cepat investasi tersebut


dapat

dikonversi

mendapatkan

menjadi

maximum

uang

tunai.

return dari

Tujuan

investasi

utamanya
tersebut.

adalah
Penting

bagi treasury untuk memilah investasi yang tepat dan tidak berisiko
tinggi, serta memastikan bahwa tanggal jatuh tempo dari investasi
tersebut telah sesuai dengan proyeksi kas yang dibutuhkan perusahaan.
Fungsi investasi yang dijalankan Direktorat Jenderal Perbendaharaan lebih
mengarah kepada konsep investasi pemerintah. Investasi Pemerintah
adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah
pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga
dan investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok
ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya
dalam jangka waktu tertentu. Seksi Optimalisasi Kas, Subdirektorat
Perencanaan dan Pengendalian Kas (Direktorat Pengelolaan Kas Negara)
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan untuk penempatan
dan/atau investasi, memonitor penempatan dan/atau investasi yang telah
dilakukan, mencairkan penempatan dan/atau investasi, menganalisis
pasar penempatan, tempat penempatan dan instrumen penempatan
dan/atau

investasi,

melaksanakan

optimalisasi

kas

lainnya,

menginstruksikan setelmen transaksi kepada back office, dan menyusun


kebijakan teknis di bidang optimalisasi kas. Sedangkan, Direktorat Sistem
Manajemen Investasi bertugas untuk menyiapkan perumusan kebijakan,
mengembangkan sistem investasi, dan mengelola investasi dan kredit
program berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.
Dalam waktu dekat, Ditjen Perbendaharaan akan melaunching Treasury
Dealing

Room

dana (lender) dan


melalui

sarana

(TDR).

Dealing

peminjam
komunikasi

baik

Room

adalah

tempat

pemilik

dana (borrower) bertemu/berhubungan


secara

langsung

maupun

melalui

perantara (broker atau pialang) untuk melakukan transaksi pinjammeminjam dana. Bisa juga diartikan sebagai tempat terjadinya jual beli
saham, obligasi, dan foreign exchange. Atas transaksi tersebut, pihak
pemilik dana (lender) memperoleh imbalan atau kompensasi dari pihak
peminjam dana (borrower) berupa bunga. TDR Ditjen Perbendaharaan
mulai melakukan operasinya secara bertahap yang dimulai dengan

6 | Page

menempatkan kelebihan dana pemerintah pada Rekening Penempatan di


Bank Indonesia dan di bank umum. Mengingat lingkupnya yang luas,
operasionalisasi Dealing Room mengharuskan adanya koordinasi antar
institusi meliputi: Ditjen Perbendaharaan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan, dan Ditjen Pengelolaan Utang. Sarana dan prasarana yang
memadai, SDM yang kompeten dan payung hukum yang kuat harus
dipersiapkan secara matang agar kelak pelaksanaan Treasury Dealing
Room ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan keuangan negara.
Grant Credit
Perusahaan memberikan kredit kepada pelanggannya dalam rangka
memberikan layanan dan kemudahan bagi pelanggan dalam membeli
barang. Hal ini tentunya dengan tetap memperhatikan adanya kredit yang
bermasalah. Dalam konteks fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Grant Credit dapat berarti bantuan sumber daya dari pemerintah dengan
persyaratan ringan kepada Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, maupun
perusahaan kecil dan menengah. Pemberian kredit oleh pemerintah
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Salah satu contoh
pemberian kredit oleh pemerintah adalah kredit program. Kredit program
ini dilaksanakan oleh Direktorat Sistem Manajemen Investasi, Direktorat
Jenderal Perbendaharaan.
Pada tahun 2014 pemerintah telah melakukan beberapa hal terkait
dengan

kredit

program.

Pertama,

grand

design

kredit

program

terintegrasi. Prinsip utamanya adalah sebagai penanggungjawab kredit


program. Tujuannya adalah untuk mewujudkan skema pembiayaan kredit
program yang akuntabel, tepat sasaran, dan memiliki tata kelola yang
baik dan reposisi tugas pokok dan fungsi stakeholder kredit program.
Kedua, implementasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Ketiga,
pendelegasian wewenang monitoring dan evaluasi kredit program kepada
kanwil DJPBN. Dengan adanya database kredit program terintegrasi, Dit.
SMI akan memiliki database debitur kredit program yang lengkap sebagai
dasar pelaksanaan monitoring dan evaluasi sehingga pemilihan obyek
monitoring dan evaluasi dapat dilakukan secara obyektif tanpa campur
tangan bank pelaksana.

7 | Page

Fund Raising
Fund raising atau penggalangan dana adalah proses pengumpulan uang
untuk tujuan tertentu. Pada sektor swasta, penggalangan dana dilakukan
untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Penggalangan dana
tersebut dilakukan melalui utang maupun penjualan saham. Dalam sektor
publik, Fund Raising dapat berarti pengumpulan dana/penerimaan untuk
membiayai pengeluaran negara. Pemerintah menggalang dana untuk
membiayai APBN nya menggunakan berbagai cara, seperti mendapatkan
pemasukan dari pajak, PNBP, melakukan utang, investasi atau mendapat
bunga dari kredit yang diberikan oleh pemerintah.

Dengan demikian,

Fund Raising merupakan perpaduan dari berbagai fungsi dari Direktorat di


Kementerian Keuangan yaitu DJPB, DJP, DJBC, DJPU, dan DJKN.
Risk Management
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola

ketidakpastian

yang

berkaitan

dengan

ancaman;

suatu

rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan


strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen
risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat.

Hal

ini

dapat

berupa

berbagai

jenis

ancaman

yang

disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di


sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang
tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko
(manusia, staf, dan organisasi).
Sektor swasta menggunakan berbagai strategi lindung nilai (hedging)
untuk mengurangi risiko yang berhubungan dengan perubahan nilai aset,
tingkat

suku

bunga,

dan

kepemilikan

mata

uang

asing.

Dengan

manajemen risiko, kemampuan manajemen yang mengandung risiko


tinggi dinilai, seperti pengelolaan kredit, transaksi surat-surat berharga,

8 | Page

valuta asing dan derivatif serta kegiatan di bidang treasury dan


pengelolaan likuiditas. Kegunaan manajemen resiko bagi perusahaan
adalah dapat memprediksi secara dini akan adanya resiko yang akan
dihadapi pada setiap kegiatan yang dilakukan sehingga perusahaan dapat
melakukan antisipasi sebelumnya.
Risiko Treasury merupakan suatu risiko pada aktivitas treasury dan oleh
karenanya bergantung pada fungsi manajemen risiko dari treasury itu
sendiri. Tugas treasury adalah bagaimana treasury tersebut dapat
mengelola

risiko

likuiditas

dan

pengelolaan

capital

management.

Manajemen Risiko dilakukan atas risiko-risiko terkait pelaksanaan tugastugas dan pencapaian tujuan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Pemerintah melakukan manajemen risiko terutama dalam kaitannya
dengan utang. Komposisi penerbitan/penarikan utang ditentukan oleh
hasil analisis risiko dan biaya utang. Besaran risiko yang dianalisis
ditentukan oleh skenario perubahan yang bersifat negatif (shock)
terhadap nilai tukar dan tingkat bunga.
Bank Relation
Hubungan dengan bank merupakan strategi yang digunakan oleh bank
untuk mempererat hubungan antara bank dengan pelanggan dan
meningkatkan loyalitas pelanggan. Sektor swasta dalam hubungannya
dengan bank, termasuk dalam bentuk layanan yang ditawarkan oleh bank
kepada perusahaan seperti brankas, deposit dan sebagainya. Terkait
dengan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bank Relations dapat
berarti bagaimana kontak, pola hubungan, dan cara bersikap/bertindak
antara Ditjen Perbendaharaan dan Bank-bank mitra kerjanya.
Dalam sektor publik, Bank Indonesia bertindak sebagai pemegang kas
pemerintah. Bank Indonesia untuk dan atas nama Pemerintah dapat
menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta menyelesaikan
tagihan dan kewajiban keuangan Pemerintah terhadap pihak luar negeri.
Treasurer hendaknya menjalin hubungan yang baik dengan setiap bank
yang bermitra dengan pemerintah, tidak hanya Bank Indonesia, untuk
membahas berbagai hal terkait dengan kondisi perkembangan ekonomi
serta inovasi atau apapun yang dapat dilakukan untuk memperlancar
kegiatan pengelolaan keuangan negara.

9 | Page

IT System
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung
operasi dan manajemen. Teknologi informasi mendukung proses bisnis.
Sektor swasta memiliki departemen sistem teknologi informasi yang
menjaga ruang kerja departemen treasury dengan menyediakan berbagai
informasi. Di lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan, IT System
berfokus

kepada

bagaimana

merancang

sebuah

sistem

IT

yang

mendukung proses bisnis perbendaharaan


Saat ini, Sistem Anggaran dan Perbendaharaan Negara (SPAN) telah
diimplementasikan di seluruh KPPN. SPAN atau Sistem Perbendaharaan
dan Anggaran Negara adalah program transformasi berskala besar yang
menempatkan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal
Anggaran dan Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan sebagai
leading institutions, meliputi pembangunan sistem perbendaharaan dan
anggaran negara yang sesuai dengan best practices, serta didukung oleh
sistem informasi yang modern, baik yang terkait dengan software maupun
hardware.

SPAN

melibatkan

dan

menghubungkan

sistem

informasi

perbendaharaan dan anggaran di beberapa eselon I di Kementerian


Keuangan, lima kementerian/lembaga di pusat, DPR, seluruh KPPN, dan
institusi pemerintah lainnya yang ditetapkan. Pengembangan SPAN ini
berfokus pada penyempurnaan proses bisnis, pemanfaatan teknologi
informasi yang terintegrasi dan manajemen perubahan.
Reporting
Pelaporan bisnis adalah pelaporan data operasi dan keuangan oleh
perusahaan secara publik atau penyediaan informasi secara berkala
kepada

para

pengambil

keputusan

dalam

suatu

organisasi

untuk

mendukung pekerjaan mereka. Pelaporan pada sektor swasta terkait


dengan

laporan

mengenai

kondisi

pasar,

masalah

pendanaan,

pengembalian investasi, risiko kas terkait, dan topik-topik lainnya yang


serupa.
Pelaporan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan lebih mengacu
kepada penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Ditjen

10 | P a g e

Perbendaharaan
menyusun

melalui

Laporan

Dit.

Akuntansi

Keuangan

dan

Pemerintah

Pelaporan

Pusat

Keuangan

sebagai

bentuk

pertanggungjawaban atas APBN. LKPP disuusn dalam setiap satu periode


baik bulanan maupun tahunan. Di dalam LKPP terdapat berbagai informasi
keuangan yang mencerminkan informasi keuangan selama satu periode
anggaran. Informasi ini berguna bagi evaluasi pelaksanaan anggaran.
Merger and Acquisitions
Merger dan akuisisi, keduanya adalah aspek manajemen strategis,
keuangan perusahaan dan manajemen terkait dengan membeli, menjual,
membagi dan menggabungkan perusahaan yang berbeda dan entitas
serupa yang dapat membantu perusahaan tumbuh pesat di sektornya
atau lokasi asal, atau bidang baru atau lokasi baru, tanpa membuat anak
perusahaan, entitas anak lain atau menggunakan perusahaan patungan.
Kegiatan merger dan akuisisi dapat diartikan sebagai jenis restrukturisasi
yang

mengakibatkan

perubahan

organisasi

entitas

dengan

tujuan

meningkatkan pertumbuhan atau nilai yang positif.


Merger dan akuisisi banyak dilakukan di sektor swasta. Namun, untuk
sektor publik, penulis mempunyai keterbatasan mengenai kegiatan
merger dan akuisisi yang terjadi di lingkungan pemerintahan Indonesia,
khususnya di Ditjen Perbendaharaan. Dalam hubungannya dengan fungsi
Ditjen Perbendaharaan, merger dan akuisisi belum memiliki bagian atau
aktivitas yang khusus menanganinya. Hal ini kemungkinan karena Ditjen
Perbendaharaan belum memiliki kewenangan untuk menjalankan fungsi
tersebut. Namun untuk lingkup internal organisasi, fungsi tersebut
dijalankan dalam versi yang lebih sempit, yaitu pengaturan tata laksana
organisasi.

Penutup
Berdasarkan pembahasan diatas, peningkatan fungsi atau peran treasury
dalam sektor publik dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi peran
dan fungsi treasury pada sektor privat agar sesuai dengan karakteristik
sektor

publik.

Diantara

berbagai

fungsi

tersebut

beberapa

sudah

diterapkan oleh Ditjen Perbendaharaan tetapi belum sempurna, dan


beberapa

belum

diterapkan.

Dengan

penerapan

fungsi-fungsi

ini

11 | P a g e

diharapkan dapat membantu memperbaiki kinerja Ditjen Perbendaharaan


sertamembantu

dalam

pencapaian

tujuan

dan

visi

misi

Ditjen

Perbendaharaan pada masa yang akan datang.

Daftar Referensi
Association for Financial Professionals. 2014. Strategic Role of Treasury: Report of Survey Results.
Taukhid. 2015. Slide Pengantar Mata Kuliah Seminar Perbendaharaan. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.


(2004). Pemerintah Indonesia.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 Tahun 2014
tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana dan
Perencanaan Kas. (2014). Kementerian Keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.05/2009 Tahun 2009 tentang
Penerapan Treasury Notional Pooling pada Rekening Bendahara
Pengeluaran. (2009). Kementerian Keuangan.
Surat

Edaran Nomor 06 /WPB.11/KP.01/2009 Tahun 2009 tentang


Penyampaian Daftar Rekeninng Bendahara Yang Telah Mendapat
Persetujuan Dalam rangka Penerapan Treasury Notional Pooling.
(2009). Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Business Reporting. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:


http://en.wikipedia.org/wiki/Business_reporting

12 | P a g e

Cash Concentration. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:


http://en.wikipedia.org/wiki/Cash_concentration
Cash Forecasting. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Cash_flow_forecasting
Credit Rating Agency. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Credit_rating_agency
Information System. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
en.wikipedia.org/wiki/Information_system
Manajemen Kas. (n.d.). Retrieved from SPAN:
http://www.span.depkeu.go.id/content/single-probis-manajemen-kas
Mergers and Acquisitions. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mergers_and_acquisitions
Peran Treasury. (n.d.). Retrieved from Jurnal Akuntansi Keuangan:
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/06/apa-peran-utamabagian-treasury-dalam-perusahaan/#comments
Sejarah Ditjen Perbendaharaan. . (n.d.). Retrieved from Perbendaharaan:
http://www.perbendaharaan.go.id/new/?
pilih=news&aksi=lihat&id=2196
Tentang SPAN. (n.d.). Retrieved from SPAN:
http://www.span.depkeu.go.id/content/single-span
Treasury Dealing Room (TDR). (n.d.). Retrieved from Kemenkeu:
http://www.djpbn.kemenkeu.go.id/portal/id/transformasikelembagaan/151-quick-win-tk/1608-treasury-dealing-room-tdr.html
Working Capital. (n.d.). Retrieved from Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Working_capital

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai