Anda di halaman 1dari 1

SYETAN SEKALI, MANUSIA SETIAP HARI

Oleh : KH. Muhammad Najib Muhammad, Jombang


Sumber : Tabloid Media Ummat Edisi 202 Minggu ke III-IV Februari 2015
Yang Mengutip : Hardjito
Sebagai orang Islam, kalau mau merenungkan secara mendalam, sebenarnya syetan dengan manusia itu
lebih jelek mana, atau lebih jahat mana ? Dalam sepanjang masa, syetan berbuat dosa, berbuat maksiat
dengan Allah SWT itu hanya satu kali, yakni ketika Allah SWT memerintahkan sujud kepada Adam,
akan tetapi syetan tidak mau bersujud kepada Adam. Hanya karena syetan tidak mau bersujud kepada
Adam, maka dia mendapatkan kutukan dari Allah SWT sampai hari akhir. Adapun yang namanya
manusia itu setiap hari melakukan dosa, bahkan setiap waktu manusia acapkali melakukan dosa kepada
Allah SWT.

i dalam sebuah kitab disebutkan, pada zaman tabiittabiin (cucunya sahabat) diceritakan ada
seorang laki-laki yang sedang berjalan-jalan, ketika itu ada makhluknya Allah SWT yang
sedang menyapanya, Wahai manusia, apakah saya diperkenankan ikut berjalan-jalan bersama
kamu ? lalu laki-laki tersebut bertanya kepadanya, Kamu ini siapa ?, Saya adalah syetan,
jawab makhluk tadi, Wahai manusia, saya ingin berjalan-jalan dengan kamu..
Ketika keduanya sedang berjalan-jalan, tibalah waktu shalat Dzuhur, akan tetapi laki-laki tersebut
tidak menunaikan shalat Dzuhur. Kemudian melanjutkan perjalanan lagi, ketika datang waktu shalat Ashar
laki-laki tersebut juga tidak menunaikan shalat Ashar, begitu juga ketika datang waktunya shalat Maghrib
dan Isya lelaki tersebut juga tidak menunaikan shalat.
Ketika malam tiba, dan saatnya untuk tidur, makhluknya Allah SWT yang namanya syetan itu berlari
terbirit-birit karena takut. Lalu lelaki itu menegurnya, Wahai syetan kenapa kamu berlari menjauhi saya ?.
Syetan pun menjawab, Saya takut kepadamu (ana akhaffu minka). Lelaki itupun menyangkal, Kenapa
kamu takut kepada saya, saya manusia dan kamu syetan, seharusnya saya yang takut kepadamu, wahai
syetan. Lantas syetan berkata kepadanya, Saya seumur hidup berbuat dosa kepada Allah SWT itu hanya
sekali (inni ashaitu rabbi muddata umri marratan wahidah), hanya sebab dosa itu saya terlaknat sampai
hari kiamat (fa kuntu malunan ila yaumil qiyamah). Sedangkan saya dari tadi mengamati kamu tidak
melaksanakan shalat Dzuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib, dan shalat Isya, dan saya yakin besok pagi
kamu juga tidak akan melaksanakan shalat Shubuh. Jadi, kamu wahai manusia, lebih jelek daripada saya.
Dari kisah itu dapat kita ambil kesimpulan kalau kita mengaku beragama Islam akan tetapi tidak
melaksanakan shalat, maka sebenarnya kita adalah syetan, bahkan kita menjadi rajanya syetan. Sebab syetan
seumur hidup melakukan maksiat hanya satu kali, sedangkan manusia setiap saat, setiap waktu, setiap hari
hampir melakukan dosa dan kemaksiatan kepada Allah SWT.
Di negara kita ini, paling sering diadakan majlis ilmu, pengajian rutin, acara resepsi pernikahan
(walimatul ars), peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, peringatan Nuzulul Quran, peringatan isra
miraj Nabi Muhammad SAW, acara Halal Bihalal, acara walimatul khitan dan lain sebagainya yang mana di
dalamnya sudah barang tentu ada mauidloh hasanah (nasihat, ajakan tentang kebaikan), akan tetapi perilaku
kebanyakan manusia tetap saja tidak berubah. Meskipun sering ada mauidloh hasanah kalau tidak adanya
seorang yang menjadai uswatun hasanah maka sulit rasanya merubah perilaku sebuah masyarakat. Jadi,
uswatun hasanah lebih baik daripada mauidloh hasanah. Rasulullah SAW bersabda, Akan datang suatu
masa dimana tiada Islam hanya sebatas sebuah nama. Sekarang banyak tempat-tempat ibadah dibangun
dengan megah, akan tetapi jarang orang Islam yang shalat berjamaah di dalamnya dan sebagainya. Negara
kita ini jumlah muslimnya paling banyak, tetapi kenapa predikat-predikat negative selalu acap kali tertuju
kepada negara kita. (mu/kaselir)

Anda mungkin juga menyukai