Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP II: Hak dan perlakuan yang adil dari pemegang saham dan fungsi kunci

kepemilikan
Dalam OECD 2015 G20 dikatakan dalam Prinsip kedua, bahwa Perusahaan harus
mempunyai kerangka tata kelola perusahaan yang isinya dapat menjamin hak dan perlakuan
adil dari pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Semua pemegang saham harus
memiliki kesempatan untuk memperoleh ganti rugi yang efektif untuk pelanggaran hak-hak
mereka. Berikut adalah ringkasan daripada prinsip kedua dari OECD yang meliputi:
A. Hak-hak dasarnya adalah :
1. Pendaftaran kepemilikan yang aman
2. Menyampaikan atau mengalihkan saham
3. Memperoleh informasi yang relevan
4. Berpartisipasi dan memilih dalam rapat pemegang saham umum
5. Memilih dan menghapus anggota dewan
6. Berbagai keuntungan dari perusahaan
B. Pemegang saham harus cukup diinformasikan, serta memiliki hak untuk menyetujui atau
berpartisipasi dalam, keputusan mendasar mengenai perubahan perusahaan seperti: 1)
amandemen undang-undang, atau artikel dari penggabungan atau dokumen pengelolaan
perusahaan yang serupa 2)otorisasi saham tambahan; dan 3) transaksi luar biasa,termasuk
transfer semua atau secara substansial seluruh aset, yang berlaku menghasilkan penjualan
perusahaan.
C. Pemegang Saham harus dilengkapi dengan cukup dan tepat waktu informasi mengenai
tanggal , lokasi dan agenda rapat umum , serta informasi yang lengkap dan tepat waktu
mengenai masalah yang akan diputuskan pada pertemuan tersebut
D. Pemegang saham, termasuk pemegang saham institusional, harus diizinkan untuk
berkonsultasi dengan satu sama lain pada isu-isu mengenai hakpemegang saham dasar
mereka sebagaimana didefinisikan dalam Prinsip ini, dikenai pengecualian untuk
mencegah penyalahgunaan.
E. Semua pemegang saham seri yang sama dari sebuah kelas harus diperlakukan sama.
Struktur modal dan pengaturan yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk
memperoleh kemampuan untuk menmpengaruhi atau kontrol secara proporsional sesuai
dengan kepemilikan mereka, haruslah diungkapkan (dalam laporan dan aturan tertulis).
F. Transaksi pihak terkait harus disetujui dan dilakukan dengan cara yang menjamin
pengelolaan yang baik dari konflik kepentingan dan melindungi kepentingan perusahaan
dan pemegang saham.
G. Pemegang saham minoritas harus dilindungi dari tindakan pelecehan oleh, atau untuk
kepentingan pemegang saham pengendali yang bertindak baik secara langsung maupun
tidak langsung, dan juga perusahaan harus memiliki sarana yang efektif untuk ganti rugi.
Transaksi pribadi yang merugikan harus dilarang.
H. Pasar untuk kontrol perusahaan harus diizinkan untuk berfungsi dalam cara yang efisien
dan transparan.
Para kreditor dan pemangku kepentingan lainnya juga punya hak dan kewajibannya masingmasing dan kewajiban perusahaan untuk menjaminnya. Sementara di samping itu semua
perusahaan juga harus bisa melindungi dirinya sendiri dari kerugian, konflik kepentingan
yang bisa jadi mengancam keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Dan melalui Annual
Report berikut adalah hasil analisa kami atas bagian Tata Kelolaan Perusahaan dari dua
perusahaan ini :

MAG.
Informasi Pemegang Saham sudah disajikan oleh perusahan pada halaman 50 dalam annual
reportnya. Pada bagian Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Coorporate Governance)
yang disajikan dalam Annual Report (hal. 72-119) kelompok kami melihat bahwa Perusahaan
sudah cukup menerapkan Prinsip 2 dari pada OECD ini, Kami dapat berkesimpulan demikian
karna perusahaan sudah menyajikan informasi yang cukup dan sesuai juga dengan peraturan
OJK, hal ini ditulis perusahaan melalui paragraf 2 halaman 72: Pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik tidak hanya sebagai pemenuhan terhadap Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi
Perusahaan Asuransi dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21/POJK.04/2015 tentang
Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Terbuka akan tetapi Perusahaan
berkomitmen untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik dengan tujuan untuk
meningkatkan kegiatan usaha secara lebih profesional, efisien, transparan dan meningkatkan
kepatuhan Perusahaan terhadap pemenuhan peraturan perundangan. Komitmen ini
merupakan peran serta Perusahaan dalam mendukung perkembangan industri asuransi
nasional. Aspek-aspek yang dipakai dalam pelaksanaan Tata Kelolanya ialah:
Keterbukaan/Transparasi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian, Kesetaraan dan
Kewajaran. Serta dalam sejarah perusahaan, Perusahaan melakukan Right Issue atau
Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan
Hak Memesan Efek Terlebih dahulu (HMETD) pada tanggal 10-21 Oktober 2011. Selain itu
Perusahaan juga menyajikan laporan berupa
1. Kebijakan Dividen diberlakukan,
2. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,
3. Perubahan Peraturan dan Perundang-undangan yang berpengaruh Signifikan bagi
Kinerja Perusahaan,
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik diwujudkan antara lain melalui :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham yang merupakan organ tertinggi Perusahaa terdiri dari
atas RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan diselenggarakan setiap
tahun, paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku ditutup pada tanggal 31
Desember setiap tahun. RUPS Luar Biasa diselenggarakan menurut kebutuhan di luar
RUPS Tahunan. Pada tahun 2015, RUPS diselanggarakan pada tanggal 15 Juni 2015
bertempat di Panin Bank Building Lantai 4, Jalan Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta.
RUPS ini terdiri dari RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa I dan RUPS Luar Biasa II.
Dalam laporan ini juga dicantumkan mengenai tahap, agenda, dan hasil dari semua
RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa I dan II. Pembaca dapat melihar pada halaman 7479.
2. Dewan Komisaris dan Komite-komite dibawah Komisaris
Pengangkatan Dewan Komisaris perusahaan adalah hasil dari RUPS Luar Biasa II,
sudah dicantumkan oleh perusahaan dalam laporan ini mengenai pedoman,
persyaratan, tugas dan wewenang, tata cara pengangkatan dan pengunduran
diri, sistem remunerasi, serta komposisi komisaris, komite audit dan frekuensi
rapat yang menurut kelompok kami lihat sudah sesuai dengan POJK No.34/2014
dan OECD. Dalam laporan tata kelola ini juga dijelaskan mengenai tugas, pokok, dan
fungsi dari Audit Internal serta bagian Komite Resiko.

3. Dewan Direksi dan Komite di bawah Dewan Direksi


Perusahaan juga sudah menampilak keterangan mengenai Dewan Direksi sama seperti
penyajianya terhadap Dewan Komisaris. Komite yang diangkat dibawah Direksi ialah
komite investasi, komite pengembangan produk, dan sekertaris perusahaan. Masingmasing dari perangkat ini juga ditampilkan tugas, wewenang, dan fungsinya sebagai
perangkat dibawah Direksi sesuai dengan POJK No.33/2014.
TASPEN
Dalam annual report pada halaman 88 sudah disajikan oleh perusahaan mengenai Komposisi
Pemegang Saham. Pada bagian Tinjauan Kinerja Keuangan, Perusahaan menyajikan banyak
hal yang kepada para pemegang saham sesuai dengan poin-poin yang disyaratkan oleh
OECD, yaitu mengenai hal:
1. Kebijakan Dividen diberlakukan,
2. Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan dan/atau Management,
3. Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Penggabungan/Peleburan
Usaha, Akuisisi atau Restrukturisasi Utang/Modal,
4. Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum,
5. Transaksi Material yang mengandung benturan Kepentingan atau transaksi dengan
Pihak Afiliasi,
6. Perubahan Peraturan dan Perundang-undangan yang berpengaruh Signifikan bagi
Kinerja Perusahaan,
7. Kebijakan Akuntansi, dan
8. Kesinambungan Usaha.
Berbeda dalam penyajiannya dalam bagian Tata Kelola Perusahaan, PT. Taspen dibagian awal
bagian Tata Kelola Perusahaan sudah menyajikan dalam bentuk tabel, menyusun panduan
GCG (GCG Manual) sebagai panduan implementasi yang komprehensif atas penerapan GCG
Perseroan, antara lain:

Aspek-aspek yang dijadikan acuan dalam penerapan Tata Kelola yang baik menurut
Taspen sama dengan MAG yaitu Transparasi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban,
Kemandirian, Kesetaraan dan Kewajaran. Diketahui dari laporan ini bahwa PT.
Taspen ternyata menilai Tata Kelola perusahaannya sendriri melalui Satuan Pengawas
Internalnya (Self Assesment) dan memperoleh skor 96,050 dengan kategori Sangat
Baik. Pengukuran implementasi GCG tahun buku 2015 dilakukan dengan cara
evaluasi (review) dengan metode self assessment yang dilakukan oleh Satuan
Pengawasan Intern (SPI) sejak tanggal 14 Desember 2015 sd tanggal 16 Februari
2016.
Selain penilaian dari SPI, Taspen juga menyajikan Tata Kelolanya melalui RUPS yang
dibagi menjadi RUPS Tahunan meliputi RUPS Persetujuan Laporan Tahunan dan
RUPS mengenai Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta RUPS
Luar Biasa. Didalamnya juga mencantumkan Tata Cara Penyelenggara RUPS,
Pimpinan dan Risalah RUPS. Di dalam bagian ini juga dicantumkan Penyelenggaraan
RUPS tahun 2015 yang menghasilkan beberapa poin berikut :
A. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2015.
Dengan menunjuk pada pasal 21 Anggaran Dasar PT TASPEN (PERSERO), RUPS
mengesahkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2015 dengan pokokpokok sebagai berikut:

a.1. Proyeksi Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian


a.2. Proyeksi Laporan Laba/Rugi Komprehensif Konsolidasian
a.3. Rencana Belanja Modal
a.4. Gaji Direksi dan Honorarium Dewan Komisaris,
Gaji Direksi dan Honorarium Dewan Komisaris serta fasilitas yang diberikan tahun
2015 untuk sementara sama dengan tahun 2014. Gaji Direksi dan Honorarium
Dewan Komisaris serta fasilitas yang diberikan secara final akan ditetapkan pada
RUPS pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2014.
B. Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (RKA PKBL). RUPS mengesahkan RKA PKBL PT TASPEN
(PERSERO) tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut:
b.1. Program Kemitraan
b.2. Program Bina Lingkungan
C. Persetujuan Key Performance Indicators (KPI) yang tertuang dalam Kontrak
Manajemen Tahun 2015 antara Direksi dan Dewan Komisaris PT TASPEN
(PERSERO) dengan Pemegang Saham PT TASPEN (PERSERO).
D. Persetujuan Key Performance Indicators (KPI) Tahun 2015 antara Dewan
Komisaris PT TASPEN (PERSERO) dengan Pemegang Saham PT TASPEN
(PERSERO).
E. Menyetujui rencana pengalihan portofolio program THT Bukan PNS dari PT
TASPEN (PERSERO) ke PT Asuransi Jiwa TASPEN (TASPEN Life) dengan
mengacu kepada persetujuan Menteri Keuangan melalui surat Nomor: S850/MK.06/2014 tanggal 17 Desember 2014.
Selain hasil dari pada RUPS tahunan di atas, penyajian Tata Kelola Perusahaan yang lainnya
disajikan serupa dengan penyajian laporan Tata Kelola Perusahaan oleh MAG, hanya saja
yang berbeda ialah susuan laporan yang ditampilkan oleh MAG lebih ringkas dan tidak
banyak detail yang ditampilkan.
Hasil Kesimpulan dan Analisis
Berdasatkan hasil analisis kami membandingkan penyajian laporan Tata Kelola Perusahaan
antar dua perusahaan ini dengan Prinsip kedua dari OECD dapat disimpulkan bahwa, Hak
dan perlakuan yang adil atas pemegang saham dan fungsi kunci kepemilikan sudah
dilaksanakan cukup baik oleh kedua perusahaan.
Masing-masing perusahaan sudah cukup memberikan informasi kepada para pemegang
saham (poin A-C) serta menjamin bahwa para pemegang saham haknya dipenuhi (poin D-H).
Hal ini dapat dilihat melalui penyajian laporan dibagian tinjauan kinerjanya yang tidak
melanggar atau merugikan pemegang saham. Akan tetapi melalui penyajian laporan yang
disajikan, PT Taspen lebih terlihat lebih detail dalam penyajiannya dibanding MAG, hal itu
dapat dilihat melalui banyaknya penjelasan PT Taspen akan 8 poin informasi kinerja
keuangan terhadap pemegang saham.

PRINSIP 3: Institusional investor, pasar saham, dan perantara lainnya


Kerangka tata kelola perusahaan harus menyediakan insentif suara di seluruh rantai investasi
dan menyediakan untuk pasar saham agar berfungsi dengan cara yang memberikan kontribusi
untuk tata kelola perusahaan yang baik.
A. Investor Institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fidusia harus mengungkapkan
keseluruhan tata kelola perusahaan dan kebijakan pemungutan suara berkaitan dengan
investasinya, termasuk tata cara yang telah ditetapkan untuk memutuskan penggunaan
hak suara mereka.
B. Vote sebaiknya dialihkan oleh custodian atau nominator dengan arah yang
menguntungkan pemilik saham.
C. Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fiduciary harus
mengungkapkan bagaimana mereka menangani benturan kepentingan yang material
yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan hak-hak pemilik utama berkaitan dengan
investasinya
D. Kerangka corporate governance harus mensyaratkan bahwa penasehat proxy(mandat),
analis, broker, lembaga pemeringkat dan lain-lain yang menyediakan analisis atau
saran yang relevan dengan keputusan oleh investor, mengungkapkan dan
meminimalkan konflik kepentingan yang mungkin membahayakan integritas analisis
atau nasihat mereka.
E. Insider trading dan manipulasi pasar harus dilarang dan aturan yang berlaku
ditegakkan.
F. Bagi perusahaan yang terdaftar dalam yurisdiksi selain yurisdiksi incorporasi mereka,
hukum tata kelola perusahaan dan peraturan yang berlaku harus diungkapkan secara
jelas.
G. Pasar saham harus memberikan price discovery yang adil dan efisien sebagai sarana
untuk membantu mempromosikan tata kelola perusahaan yang efektif
Melalui poin-point diatas dan melalui Annual Report berikut adalah hasil analisa kami atas
bagian Tata Kelolaan Perusahaan dari dua perusahaan ini :
MAG
Melalui pembahasan Prinsip 2 yang sudah dijelaskan dalam paper ini, dapat dilihat bahwa
untuk poin A-D tidak sesuai pembahasannya dengan perusahaan ini dikarenakan bukan
Perusahaan Pembiayaan dan tidak mengandung unsur Fidusial didalamnya. Akan tetapi
perusahaan mempunyai Entitas Anak yang bergerak dalam hal Reksa Dana yaitu Reksa Dana
Terproteksi MNC Dana Proteksi II berbentuk Kontrak Invetasi Kolektif. Akan tetapi dalam
hal ini tidak dijelaskan mengenai Tata Kelolanya. Dalam hal insider trading belum ditemukan
kasus yang terjadi pada PT. MAG. Dan melalui saham yang didaftarkan di Bursa Efek,
terlihat bahwa perusahaan masih aktif dalam menyajikan tata kelola yang efektiif.
TASPEN
Sama halnya dengan perusahaan MAG, Taspen bukanlah perusahaan yang bergerak dalam
pembiayaan (financing) layaknya Bank dan perusahaan Financing lainnya. Akan tetapi dalam
Analisi dan Pembahasan Manajemen disampaikan bahwa Taspen melakukan analisa terhadap

pasar saham dan perusahaan pembiayaan. Hal ini disampaikan melalui bagian Kinerja
Industri Keuangan Non-Bank, dengan statement yang menyatakan Selama 2015, jumlah aset
Perusahaan Pembiayaan tumbuh 1,25% menjadi sebesar Rp425,72 triliun, sedangkan aset
Perusahaan Modal Ventura menjadi sebesar Rp8,9 triliun. Selain itu, jumlah aset Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur tumbuh 174,69% menjadi sebesar Rp38,24 triliun. Dalam hal
insider trading, belum ada kasus yang terjadi dalam PT. Taspen.
Hasil Kesimpulan dan Analisis
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan asuransi dari prinsip OECD yang
ketiga ini kurang sesuai dalam menerapkannya. Dan dalam penerapan hukum yang melarang
Insider Trading masing-masing perusahaan berpacu pada UU No.8 tahun 1995 mengenai
Pasar Modal. Saham daripada MAG dan Taspen tidak memperdagangkan sahamnya di luar
Indonesia, sehingga tidak ada Yuridiksi lain yang mengatur selain Pemerintah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai