Kata Pengantar
Teknologi dalam pembangunan infrastruktur adalah hal mendasar
yang membedakan pembangunan infrastruktur di masa yang lampau dan
pembangunan modern sekarang ini. Teknologi sangat membantu dunia
konstruksi untuk dapat membangun dengan tingkat koordinasi, akurasi, dan
efisiensi, dan akurasi yang tinggi. AutoCAD Civil 3D adalah software terkini
dari AutoDesk yang sangat bermanfaat, dan telah digunakan secara luas oleh
professional professional ternama di bidang desain dan konstruksi infrastruktur.
AutoCAD Civil 3D, sebagai produk mutakhir dari AutoDesk, membawa proses desain infrastruktur ke level yang terbaik dan tingkat intuitif
yang tertinggi. Berbeda dengan software desain tradisional yang memanfaatkan gambar dalam bentuk 2D, metode desain dengan menggunakan
teknologi 3D canggih yang diusung oleh AutoCAD Civil 3D sangat mutakhir, mudah dimengerti, dan kompatibilitas nya dengan teknologi terkini
Building Information Modeling (BIM) telah terbukti meningkatkan efisiensi
koordinasi dalam konstruksi.
Buku ini telah dirancang dan sangat bermanfaat untuk membantu
rekan rekan di bidang desain dan konstruksi infrastruktur untuk secara
mudah memahami dan menguasai teknologi terkini yang dimiliki oleh AutoCAD Civil 3D. Penjelasan penjelasan yang dimuat ringkas namun to the
point sehingga kami yakin Anda pasti akan menyukai dan menikmati pembelajaran dan penggunaan AutoCAD Civil 3D.
Selamat menikmati isi buku ini dan mari maju ke teknologi terkini
konstruksi dengan menggunakan AutoCAD Civil 3D!
Jeremy (jr@encsoftware.com)
ENC Software - Solusi untuk customisasi BIM, CAD & 3D.
Member of AutoDesk Developer Network.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................
14
1.1
14
1.2
14
1.3
15
1.4
16
1.5
17
25
2.1
25
2.2
26
2.3
26
2.4
33
2.4.1
33
37
2.4.2
43
2.4.3
47
2.5
51
2.6
56
2.6.1
57
2.6.2
62
2.6.3
66
72
3.1
72
3.2
77
3.2.1
78
3.2.2
86
3.3
90
3.4
93
97
4.1
97
4.2
97
4.3
98
4.3.1
98
4.3.2
103
4.3.3
111
4.3.4
115
7
120
5.1
Information ...............................................................................
122
5.1.1
122
124
5.1.2
131
138
5.2
141
146
6.1
146
6.2
147
153
7.1
153
7.2
157
7.3
159
7.4
164
168
8.1
168
8.2
169
8.3
175
8.4
180
190
9.1
190
9.2
Information ..................................................................................
191
9.3
Analysis .........................................................................................
193
9.3.1
198
198
202
206
210
215
10.1
Information .................................................................................
216
10.2
Borders .........................................................................................
216
10.3
Contours ......................................................................................
217
10.4
Grid .............................................................................................
218
10.5
Points ..........................................................................................
218
10.6
Triangles .....................................................................................
222
10.7
Watersheds .................................................................................
223
10.8
Analysis .......................................................................................
224
9
10.9
Display ........................................................................................
225
235
237
11.1
238
11.2
245
11.3
248
11.4
251
11.5
254
11.6
257
11.7
261
263
267
270
11.8
273
11.9
277
281
12.1
281
12.2
281
10
297
13.1
297
13.2
297
13.3
299
303
14.1
303
309
15.1
309
318
16.1
318
16.2
319
16.3
321
16.4
322
16.5
324
16.6
325
16.7
327
16.7.1 Stake Out Titik Soil Investigasi (Sondir dan Boring) ............
327
331
333
11
16.8
335
16.9
336
336
338
348
350
375
390
400
12
BAB 1
SETUP COORDINATE SYSTEM
1.1 Apa Itu Sistem Koordinat ?
posisi titik dengan mengukur besar vektor terhadap satu posisi acuan yang
telah di definisikan.
nat tersebut bersifat lokal, namun apabila titik acuan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan matematis maka koordinat tersebut merupakan koordinat yang
mempunyai sistem kesepakatan dasar matematisnya.
dinat geografis (Geographic Coordinate System) dan UTM (Universal Transverse Mercator).
14
Arcgis.com
dinat proyeksi yang mengacu pada bentuk bumi yang datar/planar melalui
proyeksi tertentu. Ilustrasi sistem koordinat geografis sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.2
15
Trsar.org
Untuk Indonesia yang berada pada posisi kurang lebih 900 BT - 1440
BT dan 110 LS - 60 LU terbagi kedalam 9 zona UTM yaitu 46 - 54. Dan ilustrasi pembagian zona UTM untuk wilayah Indonesia sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.3
16
Dokumen.tips
17
ing setting kita bisa juga melakukannya dengan cara kita aktifkan
tab Settingsselanjutnya kita lakukan klik kanan pada Drawing
dan kita pilih Edit Drawing Settings, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 1.5
18
jendela drawing settings dimana terdapat beberapa tab diantaranya Units and Zone, Transformation, Object Layers, Abbreviations, Ambient Settings, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.6
19
Selanjutnya kita aktifkan tab Units and Zone dimana kita bisa
memberikan setting drawing unit, angular unit (setting sudut),
Zone Categories dan lain sebagainya.
Pada Drawing kita set menggunakan meter yang merupakan satuan standar di Indonesia.
Pada zone categories kita set menjadi Indonesia dengan cara menekan tombol drop down menu dan selanjutnya kita set juga sistem koordinat DGN95/UTM Zone 50S hal ini dikarenakan rencana survey berada di Pulau Bali, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 1.1
Untuk lokasi-lokasi lain bisa di pilih dengan mengacu pada Gambar 1.7
20
21
22
23
BAB 2
PEMBUATAN POINT (POINT CREATION)
2.1 Apa Itu Point ?
Point atau titik menunjukkan informasi posisi atau lokasi yang dalam
ruang Euclidean dua dimensi titik dinyatakan oleh pasangan berurut (x,y)
dimana bilangan pertama yang menurut konvensi menyatakan horizontal,
dan bilangan kedua secara konvensional menyatakan vertikal.
-2
-1
-1
-2
Wikimedia.org
Import Points
Miscellaneous
Intersection
Alignments
Surface
Interpolate
Slope
point. Import point ini adalah hasil dari survey lapangan yang langsung di
download dari alat survey.
26
Dan kali ini akan di berikan contoh import point dengan cara yang
sedikit berbeda sebagaimana telah dibahas pada 4 seri buku sebelumnya sebagai berikut :
Langkah pertama kita klik Points > Point Creation Tools untuk memunculkan jendela Tools, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar
2.2
Selanjutnya akan muncul seperangkat tool dan kita klik pada bagian
Import Points, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.3
27
Selanjutnya akan muncul jendela Import Point dan kita tekan tombol
+ untuk melakukan browse file dan memilih file yang sudah kita persiapkan sebelumnya, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar
2.4 dan Gambar 2.5
28
29
Selanjutnya kita pilih format file yang sesuai dengan data survey lapangan dalam hal ini akan di pilih PNEZD dan sekaligus kita langsung
jadikan group point-point tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.6
Selanjutnya kita aktifkan check box Add Points to Point Group untuk
menjadikan seluruh point menjadi satu group dan yang terakhir kita tekan tombol OK untuk melakukan konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.7
30
Dan untuk menampilkan point hasil import kita pilih point group yang
barus aja kita buat dan lakukan klik kanan dan kembali kita pilih Zoom
To, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.8
31
Selanjutnya kita telah berhasil melakukan import point dari hasil surveuy lapangan, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.9
32
2.4
Ada beberapa cara pembuatan dari metode ini antara lain Manual,
Kita tekan menu Points > Create Points Miscellaneous > Manual, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.10
Selain cara diatas kita bisa juga melakukan dengan cara lain yaitu Points
> Point Creation Tools untuk memunculkan jendela Tool untuk tujuan
pembuatan point, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.11
33
Selajutnya akan muncul Creation Tool dan pada drop down menu kita
pilih Manual, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.12
34
Selajutnya kita tentukan lokasi point pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.13
Selajutnya kita berikan deskripsi point, misal kali ini kita berikan nama
Bench Mark, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.14
35
Selajutnya kita tentukan elevasi point, misal kali ini kita tentukan nilainya 100, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.15
Selajutnya kita telah berhasil membuat point dengan deskripsi dari point
adalah Bench Mark dengan menampilkan nilai koordinatnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1.16
36
Kali ini akan dibuat contoh pemanfaatan tool pembuatan point den-
gan cara manual. Misal dalam sebuah pekerjaan konstruksi telah diketahui
dua buah patok Bench Mark yang telah diketahui nilai koordinatnya. Surveyor diminta untuk melakukan stake out untuk seluruh posisi centre point
dari bored pile, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.17
37
Atau kita juga bisa mengkases Points > Point Creation Tools untuk
memunculkan jendela Tool untuk tujuan pembuatan point, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 2.19
38
Selajutnya akan muncul Creation Tool dan pada drop down menu kita
pilih Manual, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.20
Selajutnya kita lakukan klik pada centre dari bored pile pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.21
39
Selajutnya kita berikan deskripsi point yang kali kita berikan penjelasan
sesuai dengan gridnya yaitu T6, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.22
Selajutnya kita berikan elevasi point yang kali kita biarkan sesuai dengan
nilai defaultnya yaitu 0.00 karena kita hanya akan mencari koordinatnya
saja , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.23
40
Dan untuk point-point yang lain bisa dilanjutkan sehingga seluruh koordinat bored pile pada drawing bisa ditampilkan seluruhnya, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 2.24
41
42
Lakukan klik pada ikon Points > Create Points > Miscellaneous >
Northing / Easting, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar
2.26
Selajutnya kita berikan nilai Northing nya dalam hal ini dengan nilai
misal adalah 9034513.09, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.27
43
Selajutnya kita berikan nilai Easting nya dalam hal ini dengan nilai misal
adalah 305347.42, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.28
44
Selajutnya kita berikan keterangan pointnya yang kali ini akan kita berikan keterangan Bench Mark, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.29
Selajutnya kita berikan elevasi pointnya yang kali ini akan kita berikan
nilai 100, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.30
45
Dan terakhir kita telah berhasil membuat satu buah point, dengan nilai
Easting = 305347.42 dan Northing = 9034513.09, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.31
46
Sebuah contoh misal kita memiliki sebuah object segi empat yang kita
asosiasikan dengan sebuah pad sebuah bangunan, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.32
Lakukan klik pada ikon Points > Create Points - Miscelleneous > Divide Object, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.33
47
Selanjutnya kita ketikkan angka yang merupakan jumlah segmen pembagi dari object yang kali ini kita misalkan 10 yang berarti kita membagi object tersebut menjadi 10 segmen, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 2.34
48
Selanjutnya kita ketikkan angka yang merupakan jumlah segmen pembagi dari object yang kali ini kita misalkan 10 yang berarti kita membagi object tersebut menjadi 10 segmen, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 2.35
49
Dan terakhir pada layar akan muncul sejumlah point yang membagi object menjadi 10 segmen dan masing-masing point bisa kita tampilkan
koordinatnya masing-masing, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
2.38
50
Selanjutnya kita bisa langsung buka file dengan format *dwg tersebut
dengan Civil 3D, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.39
Selanjutnya kita file akan terbuka dengan tampilan kurang lebih sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.40
51
Selanjutnya file kita akan membuat point baru dalam Civil 3D dengan
cara mengkonversi point dari Autocad yaitu dengan meakukan klik
kanan pada Point > Create, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
2.41
52
Selanjutnya akan muncul jendela baru berupa seperangkat tool yang bisa
kita pakai untuk pembuatan point. Kita lakukaan klik pada drop down
menu dan kita pilih Convert Autocad Points, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.42
Selanjutnya kita pilih satu persatu point-point yang ada dalam layar atau
dengan menjaringnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.43
53
54
Sejauh ini kita telah behasil melakukan isert point dari Autocad ke dalam
Civil 3D. Maka selanjutnya melakukan konversi point dari Autocad ke
dalam Civil 3D dengan di tandai munculnya point list pada sisi kir layar,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.45
55
Dengan metode ini ada banyak cara yang bisa dilakukan antara lain
: Station/Offset, Divide Alignment, Measure Alignment, At Alignment Geometry, Radial or Perpendicular, Import From File, Profile Geometry Points.
Dan untuk contoh tidak semua akan diberikan hanya beberapa contoh dari
metode tersebut. Dan sebagai asumsi kita telah memiliki satu buah alignment, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.46
56
Selanjutnya kita akses menu Points > Create Point - Allignments > At Allignment Geometry, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar
2.47
57
Selanjutnya kita pilih alignment yang kita maksud dengan cara melakukan klik langsung pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi
Gambar 2.48
Selanjutnya kita pilih starting pointnya dari mana kali ini kita biarkan
saja sesuai dengan nilai defaulnya (0 + 00.00), sebagaimana diperlihatkan
pada ilustrasi Gambar 2.49
58
Selanjutnya kita pilih ending pointnya dari mana kali ini kita ketikkan
angka 245.85, sebagaimana diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 2.50
59
Selanjutnya kita berikan elevasi untuk masing-masing point, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.51
Dan kini kita telah berhasil membuat point yang dibuat dari sebuah allignment. Untuk menampilkan tabel point bisa dilakukan klik pada
Point sebelah kiri layar, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.52
60
61
Kita akses menu Point > Create Points - Alignment > Divide Alignment, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.53
Selanjutnya kita pilih alignment yang kita maksud, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.54
62
Selanjutnya kita tentukan jumlah segment dari alignment yang dalam hal
ini kita berikan 100 yang berarti akan ada 100 segment yang dibatasi oleh
point-point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.55
63
Selanjutnya untuk offset kita biarkan dengan nilai default yaitu 0.000 ,
sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.56
64
Dan kini kita telah berhasil membuat point-point yaitu dengan membagi
sebuah alignment menjadi sebanyak 100 buah segment, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 2.58
65
point pada sebuah alignment dengan menentukan starting station, end station beserta intervalnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Kita akses menu Points > Create Points Alignment > Measure Alignment, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.59
Selanjutnya kita pilih alignment yang kita maksud, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.60
66
Selanjutnya kita tentukan starting station dalam hal ini kita biarkan dengan nilai dafault yaitu 0.000 (pada permulaan alignment), sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 2.61
67
Selanjutnya kita tentukan ending station dalam hal ini kita ketikkan angka 245.85, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.62
Selanjutnya untuk offset kita biarkan dengan nilai default yaitu 0.000 ,
sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.63
68
Selanjutnya kita tentukan interval dalam hal ini kita ketikkan angka 10,
sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.64
69
Dan kini kita telah berhasil dibuat, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 2.66
70
BAB 3
EDITING POINT LIST
Point yang sudah kita buat bisa kita lakukan pengeditan koordi-
natnya. Kali ini akan dicoba untuk mengedit point langsung pada tabel point.
Adapun langkah-langkahnya adalajh sebagai berikut :
Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah melakukan klik atau memilih point atau point group pada pada tab Prospector , sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 3.1
72
Selanjutnya pada Tabel Point bisa kita lakukan double klik pada masing masing cell untuk langsung mengetikkan angka-angka koordinatnya
baik untuk Northing, Easting, Elevasi maupun yang lainnya sehingga
point tersebut juga akan bergeser pada layar sesai dengan perubahan
koordinatnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.2 hingga
Gambar 3.3
73
Untuk memperbesar tampilan salah satu point maka kita cukup memilih
point, lakukan klik kanan dan pilih zoom to, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.4
74
75
76
Pengeditan point juga bisa kita lakukan langsung pada layar dengan
Memindah point bisa dilakukan satu persatu dan bisa juga dilakukan serentak berdasarkan point group. Dan untuk contoh kali ini diberikan dua buah
point group yaitu :
GPS Data : Sejumlah point yang didapat dari pengamatan GPS, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.9
77
Dan apabila kedua data ditampilkan ke dalam satu layar, maka akan terlihat bahwa kedua point group memiliki perbedaan lokasi yang sangat
jauh (koordinat lokal vs koordinat UTM), sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 3.10
78
Selanjutnya kita akan menjadikan titik 10002 BM2 - GPS, sebagai titik
acuan pertama dan titik 2 BM02 dari Total tation akan mengikuti, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.11 dan Gambar 3.12
79
Selanjutnya ketikkan perintah Move atau M untuk memindah seluruh point group Data TS , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
3.14
80
81
Dan kini seluruh point dalam point group Data TS telah berpindah
mengikuti perpindahan BM 02 dari data TS menuju BM 02 dari data
GPS , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.16
82
83
84
85
3.2.2
Station (ETS), maka langkah berikutny adalah melakukan pemutaran (rotasi) data menyesuaikan dengan data dari GPS sebagai berikut :
Kita tentukan base point dari rotasi yaitu pada BM 02, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 3.22
86
87
88
Dan kini kita telah berhasil menyelesaikan seluruh tahapan rotasi. Dan
kini seluruh koordinat lokal telah mengikuti koordinat UTM, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.27
89
akan kita bandingkan antara TS Data dan GPS Data dengan dengan hasil
sebagai berikut :
Selisih jarak antara GPS Data dan TS Data untuk BM 03 adalah sebesar
0.0285 m ~ 2.85 cm, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.28
Selisih jarak antara GPS Data dan TS Data untuk BM 04 adalah sebesar
0.0219 m ~ 2.19 cm, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.29
90
Selisih jarak antara GPS Data dan TS Data untuk BM 01 adalah sebesar
0.0226 m ~ 2.26 cm, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.30
91
Dan secara umum selisih jarak antar pengukuran dengan GPS dan Total
Statiion memberikan nilai yang sangat kecil yaitu antara 2.19 cm - 2.85
cm. sehingga nilai-nilai tersebut bisa dikatakan cukup akurat.
92
dahkan point atau mendelete point, kita juga bisa melakukan lock / un lock
point. Point yang sudah kita lock secara otomatis tidak akan bisa dilakukan
perubahan. Untuk melakukan lock point maka langkah-langkah yang perlu
ditempuh adalah sebagai berikut :
Pilih point group yang akan kita lock dan lakukan klik kanan, selanjutny
akita pilih lock, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.10
Dan kini seluruh point telah terkunci dan tidak bisa dilakukan perubahan kecuali kita melakukan unlock, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 3.11
93
94
95
BAB 4
POINT GROUP
Point group adalah sekumpulan data point yang dibuat untuk kemu-
dahan pengorganisasian point, kontrol tampilan point dan berbagai keperluan lain. Pada Civil 3D daftar atau kumpulan point group akan terlihat dan
muncul pada Prospector tab pada bagian Point Group.
mengelola data point. Pada versi 2011 - 2012 maximum point yang bisa di
tangani adalah 1.5 juta. Versi 2013-2014 maximum point 10 juta (64 byte)
dan 1.5 juta (32 byte). Versi 2015 maximum point 20 juta (RCS format) dan
10 Juta (Point Cloud Format).
Ada banyak cara untuk membuat point group dan berikut beberapa
cara yang bisa kita pergunakan untuk membuat point group. Dan berikut
akan di bahas mengenai pembuatan point group dengan beberapa metode
antara lain sebagai berikut :
Untuk contoh pertama kita akan melakukan import point dan seka-
ligus menjadikannya sebagai point group. Langkah pertama kita tekan tab
Insert > Points From File, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.1
98
Selanjutnya kita tambahkan file dan menentukan format file yang sesuai
dengan data, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.2
Selanjutnya kita pilih file yang akan kita lakukan insert, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4.3
99
Selanjutnya kita berikan check box pada Add Points to Point Group
untuk menjadikannya sebagai group, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 4.4
Selanjutnya kita berikan check box pada Add Points to Point Group
dan memberikan nama group dan terakhir kita tekan tombol OK, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
100
101
Dan kini kita telah memiliki satu point Group dengan nama Field Data,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.7
102
Selanjutnya kita lakukan klik kanan pada All Points > New untuk membuka jendela Point Group Properties, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 4.9
103
Selanjutnya pada bagian name kita berikan nama group misalnya Muka
Air Laut, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.10
104
Selanjutnya kita klik pada tab Include dan kita berikan check box pada
With numbers matching dan kita klik pula tombol Selection Set in
Drawing, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.11
Selanjutnya kita pilih satu persatu poit yang ada di dalam layar yang
nantinya akan kita jadikan satu group tersendiri yaitu Muka Air Laut,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.12
105
106
Dan terakhir kita sudah mendapati point yang sudah kita pilih menjadi
satu grup tersendiri dengan nama grup Muka Ai Laut, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4.15
107
Contoh lain pembuatan point group dengan metode numbers matching adalah untuk pembuatan point group baru yaitu sebuah pad building, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.16 sampai dengan Gambar 4.20
108
109
110
tions Matching yaitu dengan memanfaatkan data elevasi yang sama. Dan
berikut langkah-langkah pembuatannya :
Kembali kita berikan nama untuk point group yang baru dan kali ini
misalnya kita akan berikan nama Retaining Wall, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.22
111
Selanjutnya kita aktifkan check box point With Elevation Matching dan
menuliskan elevasinya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.23
112
113
114
4.3.4
Kembali kita berikan nama untuk point group yang baru dan kali ini
misalnya kita akan berikan nama Sea Wall, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 4.27
115
Selanjutnya kita aktifkan check box point With Raw Description Matching dan menuliskan deskripsi Sea Wall, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 4.28
116
117
118
BAB 5
POINT GROUP PROPERTIES
style yang bisa kita pergunakan yaitu Point Style dan Point Label Style.
Point Style mengatur parameter point sedangkan Point Label style mengatur
tampilan keterangan (label) daripada point.
Kita pilih nama groupnya dan lakukan klik kanan > Properties, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.1
120
Dan selanjutnya akan muncul jendela Point Group Properties, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.2
Point group properties memiliki beberapa tab yang antara lain ada-
lah : Information, Point Groups, Raw Description Matching, Include, Exclude, Query Builder, Overrides, Point List, dan Summary.
121
5.1
Information
Pada tab Information ini kita bisa memberikan nama dan deskripsi
dari pada point group untuk lebih mudah mengidentifikasi. Selanjutnya pada
tab ini pula kita bisa memberikan pengaturan Point Style dan Point Label
Style.
5.1.1
Point Style
point. Dan untuk mengubah atau mengganti bentuk point maka langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :
Pada Point Style kita klik drop down menu dan kita pilih style yang paling sesuai, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.3
Dan berikut point-point default atau bawaan dari Civil 3D sebagai berikut: Catch Basin, Drill Hole, Gas Valve, Guy Pole, Horizontal Curve
Point, Hidrant (existing), Hydrant (proposed), Iron Pin, Sanitary
Sewer Manhole, Shrub -1.5m, Sign (Single Pole), STA, Standard,
Storm Sewer Manhole, Test Pit, Tree, Utility Pole, Vertical Curve
Point, Water Shutoff, Water Valve, Well dan X-Mark.
122
123
Misal pada point style kita telah memilih Gas Valve, selanjutnya kita
klik drop down menu dan kita pilih Edit Current Selection, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.4
Selanjutnya akan muncul jendela baru yang berisikan beberapa tab antara lain : Information, Marker, 3D Geometry, Display dan Summary,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.5
124
Pada tab Information kita bisa memberikan nama dan keterangan dari
point, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.5
Pada tab Marker kita bisa mengganti Marker style dengan memilih radio
button yang salah satu pilihannya adalah autocad block symbol, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.6
Ukuran dari marker juga bisa kita pilih settingannya yaitu : Use drawing
scale, Use fixed scale, Use size in absolute units dan Use size reative to
screen, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.7
Pada tab 3D Geometry kita bisa memberikan elevasi point dan faktor
skala, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.8
Pada tab Display kita bisa memberikan setting visibility markernya akan
di tampakkan atau tidak baik untuk marker maupun labelnya, begitupun
juga dengan layer dan warnanya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.9 sampai dengan Gambar 5.10
125
126
127
128
129
130
5.1.2
atau keterangan dari pada point. Dan untuk mengubah atau mengganti bentuk point maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Pada Point Style kita klik drop down menu dan kita pilih style yang sesuai
dengan kebutuhan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.4
Dan berikut point label default dari Civil 3D sebagai berikut: Descrition
Only, Elevation and Description, Elevation Only, Northing and Easting, Point Number Only, Point # Elevation-Description, dan Point #
and Description.
131
Selanjutnya akan kita coba membuat setting point group dengan point
style Drill Hole dan Point Label Style Northing and Easting, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.15
Sesaat setelah kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir maka point
akan berubah sesuai dengan style yang telah kita berikan, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.16
132
133
Selanjutnya akan kita coba membuat setting point group dengan point
style Test Pit dan Point Label Style Point # Elevation-Description, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.17
Sesaat setelah kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir maka point
akan berubah sesuai dengan style yang telah kita berikan, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.18
134
135
Selanjutnya akan kita coba membuat setting point group dengan point
style Tree dan Point Label Style Description Only, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.19
Sesaat setelah kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir maka point
akan berubah sesuai dengan style yang telah kita berikan, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.20
136
137
Selain mempergunakan point label style standard, kita bisa juga mel-
akukan pengeditan point label style. Adapun langkah-langkah pengeditannya adalah sebagai berikut :
Misal pada point label style kita telah memilih Gas Valve, selanjutnya
kita klik drop down menu dan kita pilih Edit Current Selection, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.21
Selanjutnya akan muncul jendela baru yang berisikan beberapa tab antara lain : Information, General, Lay Out, Dragged State dan Summary,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.22
138
Pada tab Information kita bisa memberikan nama dan keterangan dari
label style, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.12
Pada tab General kita bisa mengganti Text Style, Label Visibility, Layer dan lain sebagaianya. Hasil akhir tampilan bisa dilihat pada tampilan Preview di kolom sebelah kanan, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 5.13
Pada tab Lay Out kita bisa banyak melakukan perubahan seperti mengubah ketinggian text, sudut rotasi, warna layer, border visibility dengan
pilihan circular, rectangular, rounded rectangular, ketebalan garis (line
weight) sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.14 sampai dengan
Gambar 5.14
139
140
5.2
Untuk setting tab lainnya yaitu Include Tab, Point List Tab, Summary
Tab dan lainnya bisa dibaca bersama-sama dengan topik pada Bab 4 terdahulu. Dan berturut-turut ditampilkan tab-tab tersebut sebagaimana pada
Gambar 5.15 sampai dengan Gambar 5.20
141
142
143
144
BAB 6
POINT TABLE
6.1 Apa Itu Point Table ?
Point table adalah informasi point yang disajikan dalam format tabel-
tabel untuk kemudahan pembacaan point drawing. Autocad Civil 3D memberikan kemudahan untuk menampilkan point-point tertentu yang menjadi
fokus dalam sebuah design. Ilustrasi point table sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 6.1
146
Cgsplus.com
kan seluruh point menjadi sebuah tabel pada layar sehingga lebih mudah
untuk dibaca koordinatnya. Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh
adalah sebagai berikut :
Asumsi kita telah memiliki beberapa point hasil survey atau point yang
telah dibuat sebelumnya.
Lakukan klik pada tab Annotate > Add Table > Add Point Table, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.2
147
148
Selanjutnya terakhir kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.5
149
Selanjutnya kita tentukan penempatan tabel pada layar yang kosong. Titik yang kita tentukan nantinya merupakan sudut kiri atas daripada tabel, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.6
Sesaat setelah kita menekan tombol OK maka tabel point list akan terbentuk, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6.7
150
151
BAB 7
EXPORT POINTS
export point. Ada banyak metode untuk melakukan export point. Dan berikut beberapa metode tersebut sebagai berikut:
7.1 Metode 1
Pertama kita pilih point group yang akan kita export dan selanjutnya
lakukan klik kanan dan kita pilih Export Points, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.1
Selain cara diatas kita juga bisa melakukan klik pada tombol Export
Points, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.2
153
Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana kita bisa menentukan format point, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.3 dan Gambar
7.4
154
Selanjutnya kita tekan tombol folder dimana bisa kita tentukan lokasi
penyimpanan file, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.5
155
Sesaat setelah kita menekan tombol OK, maka software akan membuat
sebuah file csv yang bisa kita buka dengan program spreadsheet semacam
Microsoft Excell atau Notepad, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.7 dan Gambar 7.8
156
7.2 Metode 2
Pertama kita pilih point group yang akan kita export dan selanjutnya
lakukan klik kanan dan kita pilih Export Points, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.8
157
Pada toolspace sisi bawah akan muncul point list dan kita seleksi seluruhnya dengan menekan keyboard Controll + A dan selanjutnya kita
lakukan klik kanan dan kita pilih Copy to Clipboard, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 7.9
158
7.3 Metode 3
Pertama kita pilih point group yang akan kita export dan selanjutnya
pada sisi bawah Toolspace kita pilih se;uruh point, lakukan klik kanan
dan kita pilih Export, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.11
159
Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana kita bisa menentukan format point, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.3 dan Gambar
7.4
Selanjutnya kita tekan tombol folder dimana bisa kita tentukan lokasi
penyimpanan file, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.14
160
161
Sesaat setelah kita menekan tombol OK, maka software akan membuat sebuah file *txt yang bisa kita buka dengan program spreadsheet
semacam Microsoft Excell atau Notepad, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 7.16 dan Gambar 7.17
162
163
7.4 Metode 4
Pertama kita pilih point group yang akan kita export dan selanjutnya
pada sisi bawah Toolspace kita pilih seluruh point, lakukan klik kanan
dan kita pilih Export, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.18
Selanjutnya akan muncul point list dan kita seleksi seluruhnya dengan
menekan keyboard Controll + A dan selanjutnya kita lakukan klik
kanan dan kita pilih Copy to Clipboard, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 7.19
164
165
166
BAB 8
TIN SURFACE CREATION
8.1
Surface pada Civil 3D terbentuk atas komputasi geometrik yang didasarkan pada konsep TIN (Triangulated Irregular Network) yang dikenal
dengan Triangulasi Delaunay. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai konsep ini bisa di baca pada seri buku sebelumnya yaitu Earthwork Volumes
yang ditulis oleh penulis yang sama. Dan ilustrasi TIN surface bisa di lihat
pada ilustrasi Gambar 8.1
Autodesk.com
168
8.2
Point file hasil survey mempunyai banyak ekstensi, dan berikut ek-
pada buku seri sebelumnya yaitu Civil 3D To The Point yang ditulis oleh
penulis yang sama.
169
Pada toolsapace tab prospector kita pilih Surface dan lakukan klik
kanan dan kita pilih kembali Create Surface, sebagaimana diperlihatkan pada pada ilustrasi Gambar 8.2
Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana bisa kita berikan nama
surface dalam hal ini sebagai contoh kita berikan nama Existing Ground
serta memberikan setting surface style, sebagaimana diperlihatkan pada
pada ilustrasi Gambar 8.3
170
Surface Existing Ground kini sudah kita buat dan kita tinggal menambahkan data. Untuk menambahkan data point makan kita pilih Point
File dan lakukan klik kanan selanjutnya kita pilih kembali Add, sebagaimana diperlihatkan pada pada ilustrasi Gambar 8.4
171
Selanjutnya kita lakukan browse file dan sekaligus menentukan file foratnya, sebagaimana diperlihatkan pada pada ilustrasi Gambar 8.5 dan
Gambar 8.6
172
Dan sampai dengan tahapan ini surface belum muncul pada layar. Untuk memunculkan surface pada layar maka kita ketikkan perintah pada
command line yaitu Z yang berarti kita akan melakukan zoom, dan
selanjutya ketikkan A untuk memunculkan seluruhnya (All) sehingga
surface bisa dimunculkan pada layar, sebagaimana diperlihatkan pada
pada ilustrasi Gambar 8.8 hingga Gambar 8.10
173
174
8.3
Dan kali ini akan dicoba pembuatan surface dengan metode lain
yaitu dari Point Group. Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
Asumsi kita telah mempunyai sebuah point group dengan nama Data
Electronic Electronic Total Station (ETS) (ETS) yang langkah-langkah
import point menjadi point group telah dibahas pada bab sebelumnya,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.11
175
Selanjutnya kita lakukan klik kanan pada point group dan kita pilih Create Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.12
176
Selanjutnya pada bagian name kita berikan nama surface, dalam hal ini
kita misalkan Existing Ground. Pada bagian Style kita bisa mengatur interval kontur dan terakhir kita tekan tombol OK untuk konfirmasi
akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.13
Sampai dengan tahapan ini kita baru mendefiniskan surface saja, maka
langkah selanjutnya adalah menambahkan data.
Pada point group kita lakukaan klik kanan dan pilih Add, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.14
177
Selanjutnya kita pilih point group yang telah kita buat sebelumnya yaitu
Data Electronic Total Station (ETS) dan terakhir kita tekan tombol OK
untuk konfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.15
178
Dan kini kita telah berhasil membuat surface dari sebuah point group
dengan ditandai adanya garis hijau yang merupakan border dari surface
tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.16
179
8.4
Pada dua sub bab sebelumnya kita telah berhasil membuat surface
yang pertama dari point file dan yang kedua dari point group. Dan kali ini
akan dicoba pembuatan surface dengan metode lain yaitu dari data contour.
Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
Asumsi kita telah mempunyai sebuah data contour (polyline 2D) dalam
format Autocad *dwg., sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.16
lah klik icon Civil 3D pada pojok kiri atas, pilih menu Open dan selanjutnya kita pilih Drawing, sebagaimana terlihat pada Gambar 8.17
180
Selanjutnya pilih file dan lokasinya yang akan kita buka dan
181
File telah berhasil kita buka pada software Civil 3D dan tampilannya
sama persis dengan tampilan pada program Autocad yaitu masih berupa polyline 2D dan bukan merupakan surface, sebagaimana terlihat pada Gambar
8.19
face lalu klik kanan dan pilih Create Surface, sebagaimana terlihat pada
Gambar 8.20
182
Dan selanjutnya akan muncul jendela baru dan pada bagian Name
isikan namanya lalu klik tombol OK untuk melakukan konfirmasi, sebagaimana terlihat pada Gambar 8.21
183
dalam list surface pada jendela prospector. Selanjutnya kita akan menambahkan kontur dengan cara lakukan klik kanan pada Contour dan selanjutnya kita pilih Add, sebagaimana terlihat pada Gambar 8.22
Pada bagian description data kontur kita ketikkan penjelasan apa saja
mengenai surface yang kita buat, kemudian kita tekan tombol OK dengan menerima seluruh nilai default dari program, sebagaimana terlihat
pada Gambar 8.23
184
Setelah itu kita pilih satu persatu polyline yang ada di layar uta-
185
polyline telah dipilih, maka selanjutya kita tekan tombol enter untuk
mengahiri perintah, sebagaimana terlihat pada Gambar 8.25
Maka kini kita telah berhasil membuat surface dari data kontur, se-
bagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.26 hingga Gambar 8.28 pada berbagai style tampilan pada object viewer.
186
187
188
BAB 9
SURFACE PROPERTIES
9.1
Pada Autocad Civil 3D, surface property mengontrol data apa saja
yang termasuk (included) kedalam surface. Pada surface dialog box terdapat
4 tab yaitu Information Tab, Definition Tab, Analysis Tab dan Statistics
Tab. Dan berikut akan di bahas mengenai tab-tab tersebut (tidak seluruhnya)
sebagai berikut :
190
Selanjutnya akan muncul jendela surface properties dimana terdapat beberapa tab yaitu Information, Definition, Analysis, dan Statistic, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.2
9.2 Information
Tab Information dipergunakan untuk menampilkan (view) atau
mengganti (change) informasi umum dari sebuah surface dan secara default
tab inilah yang akan muncul pertama kali. Di sini kita bisa memberikan nama
surface dan memberikan keterangan, memberikan surfcae style contour dan
material render, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.3 dan Gambar
9.4
191
192
9.3 Analysis
Tab Analysis dipergunakan untuk melakukan analisis sebuah surface. Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut :
Apabila kita aktifkan tab Analysis, maka kita diberikan beberapa pilihan analisa yang antara lain : Slopes, Contours, Directions, Elevations,
Slopes, Slope Arrows, User-defined contours, dan Watersheds, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.5
Dan berikut akan diberikan contoh pengaturan tampilan Elevations, dimana kita pilih Elevations pada drop down menu dan selanjutnya kita
isikan number of range dan terakhir kita tekan tanda panah ke bawah
untuk menampilkan color scheme, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.6
193
Dan terakhir kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir. Maka kini
seluruh surface memunculkan elevation dengan color scheme yang berbeda-beda mengikuti ketinggian di area masing-masing, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.7
194
Apabila kita menghendaki color scheme yang berbeda kita bisa mengganti tampilannya dengan melakukan klik pada kotak warna dan menggantinya satu persatu, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.8 sampai dengan Gambar 9.10
195
196
197
9.3.1
dipahami, maka sebaiknya kita menapilkan juga Legend Table yang langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
9.3.1.1 Elevation Legend Table
Kita akses tab menu Annotate > Add Surface Legend Table, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.11
198
Selanjutnya kita pilih Dynamic agar table legend yang akan bersifat
dinamis dan mengikuti segala perubahan pada surface, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.13
199
Selanjutnya kita tentukan posisi table legend pada layar dengan cara melakukan klik pada layar yang kosong, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.14
Maka sesaat setelah kita menekan atau menentukan posisi tabel pada
layar, maka secara otomatis software membuatkan legend table, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.15 dan Gambar 9.16
200
201
Kita akses tab menu Annotate > Add Surface Legend Table, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.17
202
Selanjutnya kita pilih Dynamic agar table legend yang akan bersifat
dinamis dan mengikuti segala perubahan pada surface, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.19
Selanjutnya kita tentukan posisi table legend pada layar dengan cara melakukan klik pada layar yang kosong, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.20
203
Maka sesaat setelah kita menekan atau menentukan posisi tabel pada
layar, maka secara otomatis software membuatkan legend table, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.21
204
205
Kita akses tab menu Annotate > Add Surface Legend Table, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.22
206
Selanjutnya kita pilih Dynamic agar table legend yang akan bersifat
dinamis dan mengikuti segala perubahan pada surface, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.24
Selanjutnya kita tentukan posisi table legend pada layar dengan cara melakukan klik pada layar yang kosong, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.25
207
Maka sesaat setelah kita menekan atau menentukan posisi tabel pada
layar, maka secara otomatis software membuatkan legend table, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.26
208
209
Kita akses tab menu Annotate > Add Surface Legend Table, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.27
210
Selanjutnya kita pilih Dynamic agar table legend yang akan bersifat
dinamis dan mengikuti segala perubahan pada surface, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9.29
Selanjutnya kita tentukan posisi table legend pada layar dengan cara melakukan klik pada layar yang kosong, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.30
211
Maka sesaat setelah kita menekan atau menentukan posisi tabel pada
layar, maka secara otomatis software membuatkan legend table, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.31
212
Dan apabila kita aktifkan tab Statistics maka akan menampilkan tampilan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.32
213
BAB 10
EDIT SURFACE STYLE
Surface style adalah suatu setting gambar bagaimana gambar dari se-
Pertama kita pilis surface yang akan kita edit lalu kita lakukan klik kanan
dan kita pilih Edit Surface Style, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.1
215
10.1 Information
tion. Dimana kita bsa memberikan nama dan keterangan sebagaimana, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10. Dan berikut beberap tab yang
bisa dipilih untuk pengeditan antara lain : Information, Borders, Contours,
Grid, Points, Triangles, Watersheds, Analysis, Display dan Summary.
10.2 Border
Selanjutnya apabila kita aktifkan tab Border maka akan kita dapatkan
Border Property yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Border Type dan Datum, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.3
216
10.3 Contours
Selanjutnya apabila kita aktifkan tab Contours maka akan kita dapatkan Property yang bisa kita berikan perubahan diantaranya Contour
Ranges, 3D Geometry, Legend, Contour Intervals, Contour Depressions
dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.4
217
10.4 Grid
Selanjutnya apabila kita aktifkan tab Grid maka akan kita dapat-
kan Grid Property yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Primary Grid, dan Secondary Grid, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 10.5
10.5 Points
Selanjutnya apabila kita aktifkan tab Points maka akan kita dapatkan
Points Property yang bisa kita berikan perubahan diantaranya 3D Geometry, Point Size, dan Point Display, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 10.6
218
Sebagai contoh, pada tab ini kita bisa melakukan beberapa perubahan
misalnya point size (ukuran point), point display-data point symbol,
data point color (warna point), dan lain sebagainya sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.7 sampai dengan Gambar 10.9
219
220
221
10.6 Triangles
222
10.7 Watersheds
223
10.8 Analysis
224
10.9 Display
Display sebaagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.13. Komponenkomponen yang akan ditampilkan cukup dengan mengaktifkannya dengan cara meng klik icon lampu hingga terlihat menyala. Apabila icon
lampu menyala berarti akan dimunculkan komponen tersebut, yang
meliputi: Points, Triangles, Border, Major Contour, Minor Contours,
Directions, Elevations, Slopes, Slope Arrows, Watersheds dan lain sebagainya.
225
226
Selanjutnya akan kita coba untuk mengaktifan komponen Major dan Minor Contour maka akan ditampilkan komponen tersebut pada tampilan
surface pada layar, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 10.16 dan
Gambar 10.17
227
228
229
230
231
232
233
234
10.10 Summary
235
BAB 11
EDIT SURFACE
banyak surface dalam suatu file drawing. Sebagai contoh misal : surface existing ground, surface pad building, dan lain sebagainya.
Line, Swap Edge, Add Point, Delete Point, Modify Point, Move Point,
Minimize Flat Areas, Raise/Lower Surface, Paste Surface, dan Simply Surface. sebagaimana diperliahtkan pada Gambar 11.1
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh penggunaan tool tersebut untuk
pengeditan surface
237
11.1
Delete Line
dibentuk oleh TIN (Triangulated Irregular Network). Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut :
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Delete Line, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.1
238
Maka selanjutnya untuk bisa melakukan editing Delete Line, maka kita
lakukan perubahan pada surface style nya terlebih dahulu. Kita lakukan
klik kanan pada Existing Ground > Edit Surface Style, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.3
239
Maka sesaat setelah kita tekan tombol OK, maka komponen Triangle
akan diaktifkan pada layar, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.5
240
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih salah satu garis atau edge pada sebuah surface yang
akan kita hapus, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.7
241
Sesaat setelah kita menekan tombol Enter maka TIN surface berubah
dan bisa kita lanjutkan ke garis berikutnya apabila kita masih akan meneruskan pengeditan, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.8
242
Selain dengan memilih satu persatu garis, pemilihan juga bisa dilakukan
dengan cara menjaring sekaligus, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.9 dan Gambar 11.10
243
Sesaat setelah kita menekan tombol Enter maka surface akan berubah
dengan menghapus garis-garis yag telah kita pilih sebelumnya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.11
244
11.2
Delete Point
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Delete Point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.12
Selanjutnya kita pilih point atau titik yang akan kita hapus, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.13 dan Gambar 11.14
245
246
Selanjutnya sesaat setelah kita tekan tombol Enter maka surface aka di
edit dengan mengabaikan data point yang sebelumnya kita hapus, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.15
247
11.3
Add Point
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Add
Point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.16
Selanjutnya kita point atau titik yang akan kita tambahkan, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.17
248
249
250
11.4
Modify Point
titik yang membentuk sebuah TIN (Triangulated Irregular Network). Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut :
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Add
Point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.20
Selanjutnya kita pilih point yang akan kita lakukan modifikasi, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.21
251
Selanjutnya kita berikan elevasi point yang baru, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.22
252
Sesaat setelah menekan tombol Enter maka surface telah teredit mengikuti perubahan elevasi point yang baru. Dan untuk melanjutkan point
yang lain tinggal mengulang kembali perintah sebelumnya, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.23
253
11.4
Move Point
buah surface dengan cara memindah point atau titik yang membentuk sebuah TIN (Triangulated Irregular Network). Adapun langkah-langkah yang
bisa ditempuh adalah sebagai berikut :
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Add
Point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.24
Selanjutnya kita tentukan point atau titik yang akan di pindah, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.25
254
Selanjutnya kita tentukan lokasi perpindahan point atau titik, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.26
255
Sesaat setelah kita menentukan lokasi perpindahan, maka secara otomatis TIN surface akan menyesuaikan bentuknya dengan posisi perpindahan titik atau point tersebut. Dan apabila ingin melanjuutkan dengan
titik yang lain maka kita tinggal mengulang perintah sebelumnya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.27
256
11.5
rubahan elevasi pada sebuah surface. Apabila kita memberikan nilai positif
maka akan menaikkan elevasi surface dan sebaliknya apabila kita memberikan nilai negatif maka akan menurunkan elevasi daripada surface. Adapun
langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut :
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih Add
Point, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.28
257
Sesaat setelah kita menentukan lokasi perpindahan, maka secara otomatis TIN surface akan menyesuaikan bentuknya dengan posisi perpindahan titik atau point tersebut. Dan apabila ingin melanjuutkan dengan
titik yang lain maka kita tinggal mengulang perintah sebelumnya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.29
258
259
260
11.6
Smooth Surface
dari sebuah surface. Adapun langkah-langkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut:
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih
Smooth Surface, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.32
262
Dan kali ini akan diberikan contoh smooth surface dengan mempergunakan Metode Natural Neighbour Interpolation (NNI), dengan output
location Grid Based, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.36
263
Selanjutnya kita pilih select output region dan kita pilih surface nya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.36 dan Gambar 11.37
Selanjutnya kita isikan grid spasinya untuk arah X dan arah Y, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.38
264
Selanjutnya kita pilih select output region dan kita pilih surface nya dan
terakhir kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir sehingga software
akan melakukan pekerjaan smoothing surface dengan hasil final surface
kontur, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.39
265
266
Selanjutnya kita pilih select output region dan kita pilih surface nya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.41
267
Selanjutnya kita berikan jumlah point dalam hal ini kita coba ketikkan
10.000, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.42
268
Dan terakhir kita tekan tombol OK untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.44
269
Selanjutnya kita seleksi edge dengan cara menjaring TIN surface, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.47
270
271
272
11.7
Simpifly Surface
kan atau untuk mengurangi sejumlah surface point atau triangle pada sebuah
TIN surface. memperhalus kontur dari sebuah surface. Adapun langkahlangkah yang bisa ditempuh adalah sebagai berikut:
Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surface yang akan kita lakukan
pengeditan untuk memunculkan icon Edit Surface.
Selanjutnya kita pilih drop down menu Edit Surface dan kita pilih
Simpifly Surface, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.50
Selanjutnya akan muncul wizard yang tinggal kita ikuti langkah-langkahnya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.51
273
Pada tahapan Simpifly Method ada beberapa metode yang bisa dipilih
yaitu Edge Contraction dan Point Removal dan apabila kita telah
memilih salah satu metode tersebut dengan cara memberikan pilihan
pada salah satu radio button dan terakhir menekan tombol Next untuk
melanjutkan ke tahapan berikutnya.
274
Tahap berikutnya adalah Region Options dimana ada tiga pilihan radio button yang bisa kita pilih untuk menentukan region, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.53 dan Gambar 11.54
275
Pada tahapan berikutnya yaitu Reduction Options kita tinggal menggeser slide untuk menentukan berapa persen point yang akan di hilangkan, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.55
276
Dan sesaat seteah kita tekan tombol Apply maka software akan melakukan pengurangan sejumlah point dengan hasil akhir, sebagaimana
diperlihatan pada Gambar 11.56
11.7
Add Breakline
face namun mengingat pentingnya topik ini maka ditambahkan pada bagian akhir bab ini. Breakline dipergunakan untuk mendefinisikan fitur seperti
retaining wall, curbs, dan lain sebagainya. Dengan adanya breakline maka
akan memaksa triangulasi surface untuk tidak melewati breakline. Dan berikut langkah-langkah yang bisa ditempuh :
Sebagai contoh kita asumsikan kita telah memiliki sebuah kotak garis
yaitu kolam anaerobik, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.57
Untuk menambahkan breakline, kita lakukan klik kanan pada Breakline dan kta pilih Add
277
278
Sesaat setelah kita tekan tombol OK, maka surface akan berubah yang
apabila kita berikan section pada lokasi tersebut akan memberikan hasil
yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 11.59
279
BAB 12
PROFILE VIEW
12.1
tong sebuah existing surface(permukaan). Ilustrasi dari sebuah profile diperlihatkan pada Gambar 12.1
Carleton.edu
12.2
Pada software Civil 3D banyak tool yang telah disediakn untuk pembuatan profile ini. Dan kali ini akan diberikan contoh yang paling sederhana
di dalam pembuatan profile view yaitu dengan mempergunakan tool Quick
Profile. Untuk tool yang lain bisa dibaca pada buku seri sebelumnya yaitu
281
yaitu Autocad Civil 3D Untuk Survey dan Perencanaan Jalan Raya. Adapun
langkah-langkah penggunaan tool Quick Profile adalah sebagai berikut :
Kali ini sebagai contoh kita akan membuat sebuah profile memanjang
untuk melihat elevasi sebuah jalur kabel listrik.
282
283
Selanjutnya akan muncul jendela profile style baru dimana kita bisa langsung menekan tombol OK untuk konfirmasi setting atau meng klik drop
down menu pada profile view style untuk melakukan pengeditan default
style, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.5
Selanjutnya akan muncul jendela profile view style dimana terdapat banyak tab yang antara lain : Information Graph, Grid, Tittle Annotation,
Horizontal Axes, Vertical Axes, Display dan Summary.
Apabila kita klik tab Information, kita bisa memberikan nama profile
beserta deskripsi profile, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.6
284
Apabila kita klik tab Graph, kita bisa memberikan pengaturan terhadap skala vertikal dengan cara menekan tombol drop down menu atau
menuliskan nilai pada custom scale. Hal yang sama bisa dilakukan untuk
skala horisontal beserta arah dari profile view, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.6
285
Untuk tab yang lain bisa dilakukan uji coba sendiri untuk menampilkan
tapilan profile view yang professional dan mudah untuk dibaca dan dipahami, , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.7 sampai dengan
Gambar 12.11
286
287
288
289
290
Untuk profile view yang lain bisa di coba ke arah memendek yang tahapannya adalah kurang lebih sama dengan profile view memanjang, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.15 sampai dengan Gambar
12.15
291
292
293
Sehingga hasi akhir kurang lebih akan terlihat sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.22 dan Gambar 12.23
294
295
BAB 13
KONEKTIFITAS DENGAN GOOGLE EARTH
juga disebut juga sebagai Earth Viewer. Program ini memetakan bumi dari
superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi
udara dan globe GIS 3D.
khsusunya Civil 3D versi 2012 menambahkan satu fitur khusus dimana kita
bisa melakukan import image dan surface kedalam program Civil 3D untuk
kemudian dilakukan data processing lebih lanjut sebagaimana bisa dibaca
pada buku Civil 3D seri-seri sebelumnya yang ditulis oleh penulis yang sama.
297
298
Google Earth juga mempunyai sistem koordinat yang bisa kita ubah-
Minutes and Second. Dan kali ini akan dicoba untuk mengubahnya
menjadi UTM (Universal Transverse Mercator maka langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
Klik menu Tools > Options, sehingga memunculkan jendela
Google Earth Options, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
13.3 dan Gambar 13.4
299
Dan kini Google Earth telah berubah settingannya menjadi koordinat UTM (Universal Transverse Mercator), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 13.5
300
301
BAB 14
INSERT GOOGLE EARTH
14.1 Insert Dengan Koordinat System
Perencanaan Jalan Raya dan Autocad Civil 3D & Hydraflow Express yang
di tulis oleh penulis yang sama telah di bahas mengenai Google Earth Insert
Image, Google Earth Surface, Google Earth Image and Surface, dan Google
Earth Mesh dengan masih mengabaikan sistem koordinat.
Pastikan sebelumnya telah melakukan Drawing Setting pada file Autocad Civil 3D sebagaimana dibahas pada Bab sebelumnya.
Selanjutnya kita akses menu Google Earth > Google Earth Image and
Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 14.1
303
304
305
Pada file Civil 3D kita buat satu buah titik yang posisinya pada puncak
museum Bajra Sandi yang ditandai dengan point berwarna merah yang
menghasilkan Easthing = 305664.449 dan Northing = 9040987.540 , se-
Dan pada Google Earth kita tambahkan sebuah place mark yang penempatannya mendekai dengan Civil 3D dan menghasilkan koordinat
Easting 305666.77 dan Northing = 9040987.38, sebagaimana di perli-
306
307
BAB 15
PUBBLISH GOOGLE EARTH
15.1 Publish Google Earth
Google Earth. File yang terbentuk adalah berupa file dengan format *kmz.
Dengan melakukan publish ke program Google Earth maka akan dengan
mudah kita untuk mendeteksi apabila terjadi penyimpangan yang diakibatkan oleh kesalahan di dalam melakukan survey.
309
310
311
312
313
314
315
316
BAB 16
SURVEY BIOGAS
16.1 Apa Itu Biogas ?
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau
setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Dimana
kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbondioksida (Wikipedia).
untuk menghasilkan energi listrik. Dan salah satu sumber bahan baku biogas
yang potensial untuk dimanfaatkan adalah limbah cair sawit. Pembangkit
Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) mengolah limbah cair sawit Palm Oil Mill
Effluent (POME) menjadi energi listrik. Listrik dari biogas ini dapat menaikkan rasio elektrifikasi sekaligus mengurangi subsidi energi-energi fosil yang
masih banyak digunakan di Indonesia. PLTBG ini memanfaatkan gas metan
dari limbah sawit dengan biaya produksi listrik lebih murah ketimbang pembangkit listrik diesel PLN (Hexamitra.co,id). Ilustrasi Pembangkit Listrik
Tenaga Bio Gas sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 16.1
318
Itn.rs
Maka sebaiknya kita telah disiapkan draft drawing untuk lebih memudahkan
proses drafting selanjutnya.
Dari informasi awal diketahui bahwa area untuk Bio Gas Plant ada-
lah berukuran 100m x 100 m dan dengan jalur kabel untuk distribusi listrik
adalah sepanjang 3.000 meter atau 3 kilometer.
gan standard ukuran kertas 0.59 x 0.48 meter maka setidaknya kita harus
menyiapkan 3 buah draft drawing dengan berbagai skala gambar antara lain
sebagai berikut :
319
1 : 300
- Cable Route
1 : 6.000
- Overall Drawing
1 : 7.000
320
kondisi site. Beberapa hal yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :
building, road existing, pond, jalur trench dan lain yang lainnya.
- Jumlah titik soil investigasi berupa uji sondir atau uji boring.
321
Wrongfulconvictionsblog.org
322
kan data koordinat dengan akurasi yang cukup teliti yaitu sekitar 3 meter.
Pengambilan data mempergunakan aplikasi GPS Android bisa dilakukan
pada saat orientasi lapangan untuk memberikan gambaran awal situasi lapangan yang sebenarnya sebelum mempergunakan alat Electronic Total Station
(ETS) dan Geodetik GPS.
drawing yang nantinya bisa dijadikan referensi awal dan bisa sekaligus sebagai data pembanding dari alat Electronic Total Station (ETS) maupun GPS
Geodetik. Ilustrasi penggunaan GPS Android sebgaimana di perlihatkan
pada Gambar 16.5
323
324
koordinat dari peralatan alat Electronic Total Station (ETS) dan peralatan
GPS, maka kita tinggal melakukan penyesuaian saja dengan mentransformasikan koordinat lokal menjadi UTM, sebagai mana telah di bahas pada
bab sebelumnya.
Apabila dari hasil observasi awal diketahui bahwa lay out design
325
326
sebuah titik atau point di lapangan. Stake out point mempergunakan prinsip
terbalik dari pengambilan data lapangan. Dimana stake out adalah kita menentukan koordinat titik atau point dilapangan dari suatu desain atau drawing.
16.6.1 Stake Out Titik Soil Investigasi (Sondir dan Boring)
bih dahulu oleh Geotek Engineer. Untuk di Indonesia biasanya populer dengan pengujian sondir dan boring. Pengujian sondir merupakan salah satu
pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah
pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu
lapisan tanah keras. Sedangkan pengujian boring bertujuan untuk menentukan jenis dan sifat-sifat tanah (soil properties) dan biasanya dilakukan pula
uji SPT test bersamaan.
sondir dan boring yang telah ditentukan oleh seorang Geotech Engineer di
lapangan.
327
Untuk keperluan stake out ini sebaiknya kita buatkan satu point
328
329
330
pekerja dalam membuat setting out grid-grid bangunan serta sebagai acuan
di dalam memulai penggalian pondasi. Sebagaimana contoh sebelumnya,
kita bisa juga membuatkan table untuk seluruh koordinatnya. Ilustrasi stake
out power house sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 16.13 sampai
dengan Gambar 16.15
331
332
Youtube.com
Stake Out electrical poles atau bisa juga disebut sebagi survey jalur
333
morelia.anunciosya.com
334
tuk mendapatkan koordinat dengan ketelitian yang presisi. Dimana perangkat memeperoleh data lokasi dengan bantuan satelit. GPS geodetik mempunyai kemampuan untuk merekam Raw data yang secara umum mempunyai
format RINEX.
335
nat ke sistem koordinat yang lain. Untuk kasus transformasi dari koordinat
lokal menjadi UTM maka hanya terdapat unsur perpindahan (translation)
dan perputaran (rotation) saja.
Seluruh data yang kita peroleh dari Electronic Total Station (ETS)
akan kita sesuaikan dengan data yang kita peroleh dari pengamatan GPS
dengan cara memindah, selanjutnya memutar seluruh data point dan yang
terakhir adalah menaik atau menurunkan elevasinya (raise /lower), sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya.
Station (ETS) dan GPS seharusnya tidak terlalu jauh. Dan dalam contoh kali
ini selisihnya mempunyai rentang antara 2.19 cm - 2.85 cm yang berarti nilai
tersebut cukup akurat.
336
BAB 17
EXPORT DRAWING
Format Autocad DWG saat ini hampir telah menjadi standard dalam
Klik icon Civil 3D pada pojok kiri atas, selanjutnya pilih Export dan
kembali pilih Export Civil 3D Drawing , sebagaimana terlihat pada
Gambar 17.1
338
Selanjutnya akan muncul jendela dialog box dimana kita bisa tentukan
folder tujuan, prefix name filenya, file yang akan diexport (dengan mencentang check box file), type file yang akan di export (Autocad DWG
atau Microstation DGN), sebagaimana terlihat pada Gambar 17.2
Apabila kita memilih Autocad DWG untuk type filenya kita juga bisa
memberikan setting lebih terperinci mau di export ke versi berapa dengan cukup menekan tombol Export Setting, sebagaimana terlihat pada
Gambar 17.3
339
Setelah progress bar mencapai 100 persen, maka kita bisa mendapati file
Autocad DWG telah berhasil kita buat, sebagaimana terlihat pada Gambar 17.5 dan Gambar 17.6
340
341
Selanjutnya kita buka file tersebut dengan mempergunakan software Autocad, sebagaimana terlihat pada Gambar 17.7 sampai dengan Gambar
17.9
342
343
kita juga bisa melakukan export ke format yang lain seperti Autocad DXF
dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 17.10
344
Edi Supriyanto
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah dan selanjutnya menyelesaikan studinya
pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Udayana Bali. Semenjak itu
penulis telah banyak berkecimpung di dalam dunia konstruksi baik untuk
pembangunan gedung maupun pembangunan infrastruktur, baik pada tahap
desain maupun tahap supervisi lapangan.
Mempunyai minat yang besar terhadap dunia survey serta penguasaan software-software populer teknik sipil.
Kecintaannya untuk berbagi dituangkan dalam bentuk penulisan beberapa
buku teknik, training software, baik untuk pribadi maupun perusahaan.
Penulis bisa dihubungi melalui :
Email
: edi@supriyanto.web.id
Mobile
: +6281338718071
: +6281338718071
346
Catata Penulis
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur kepada Alloh SWT yang
telah memudahkan penulis untuk kembali menghadirkan buku seri 5 dar
Autocad Civil 3D. Setelah terbit 4 seri pendahulunya yang telah tersebar
secara luas dalam berbagai format digital dan buku. Dari Aceh ke Papua,
hingga menyeberang ke Timorleste.
Buku ini kami susun dari catatan catatan-catatan kecil yang berserak
dalam bentuk lembaran kertas, file dalam komputer dan dari Internet. Software Civil 3D yang kami pergunakan adalah versi 2012 dan 2017 dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada pada saat lembaran demi lembaran di
tulis. Jadi bagi pembaca dipersilahkan untuk menyesuaikan.
Pada buku seri 5 ini lebih banyak membahas mengenai pekerjaan
land survey dengan menambahkan satu contoh project survey yang pernah
kami lakukan di Muaro Jambi Sumatera, yaitu survey perencanaan Biogas
Plant pada salah satu perkebunan kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton per
jam. Survey yang kami lakukan mempergunakan peralatan GPS Geodetik
dan Electronic Total Station (ETS).
Seluruh tulisan ini dibuat sesuai dengan pengetahuan yang penulis ketahui pada saat penulisan buku dilakukan dan mungkin akan berubah
seiring dengan pengetahuan baru yang diperoleh. Dan semoga dari berbagi
catatan kecil ini bisa bermanfaat luas bagi pembaca.
Edi Supriyanto
edi@supriyanto.web.id
Denpasar Bali Indonesia
348
350
351
352
353
354
355
356
357
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
375
376
377
378
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
401